Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Pendahuluan
Pada tahun 2015 di Indonesia dilaporkan kejadian kecelakaan mencapai 23.000 kasus
dalam satu tahun. Kasus kecelakaan mobil dan motor terbanyak menyebabkan cidera kepala.
Pada penderita dengan cidera kepala ringan dan sedang hanya 3 – 5 % yang memerlukan
tindakan operasi kurang lebih 40 % dan sisanya dirawat secara konservatif.3
Cidera kepala adalah kondisi yang umum secara neurologi dan bedah saraf dan
merupakan salah satu penyebab utama kematian di kalangan usia produktif khususnya di negara
berkembang. Hal ini diakibatkan karena mobilitas yang tinggi di kalangan usia produktif
sedangkan kesadaran untuk menjaga keselamatan di jalan masih rendah disamping penanganan
pertama yang belum benar, rujukan yang terlambat.1
Epidural Hematom adalah salah satu jenis perdarahan intra cranial yang paling sering
terjadi karena fraktur tulang tengkorak saat terjadi cidera kepala. Otak ditutupi oleh tulang
tengkorak yang kaku dank eras. Otak juga dikelilingi oleh sesuatu yang berguna sebagai
pembungkus yang disebut dura. Fungsinya untuk melindungi otak, menutupi sinus – sinus vena,
dan membentuk periosteum tubula interna. Ketika seseorang mendapat benturan yang hebat di
kepala kemungkinan akan terbentuk suatu lubang, pergerakan dari otak akan menyebabkan
pengikisan atau robekan dari pembuluh darah yang mengelilingi otak dan dura, ketika pembuluh
darah mengalami robekan maka darah akan terakumulasi dalam ruang antara dura dan tulang
tengkorak, keadaan inilah yang dikenal dengan sebutan epidural hematom.1,2,3
Epidural Hematom sebagai keadaan neruologis yang bersifat emergensi dan biasanya
berhubungan dengan linear fraktur yang memutuskan arteri yang lebih besar, sehingga
menimbulkan perdarahan. Perdarahan yang berlanjut jika tidak segera ditangani akan memaksa
dura untuk terpisah lebih lanjut, dan menyebabkan hematom menjadi massa yang mengisi
ruang.1,3
Daftar pustaka
1. Duus, P. Diagnosis Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Jakarta:
EGC, 1994. p. 329-330
2. Waxman, S.G. Correlative Neuroanatomy. USA: Lange Medical Books, 2000. p. 183-
185
3. PERDOSSI. Konesnsus Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma Spinal.
Jakarta: PERDOSSI Bagian Neurologi FKUI/RSCM, 2006. P. 9-11

Anda mungkin juga menyukai