Anda di halaman 1dari 5

Application of cleaner production as an important sustainable strategy

in the ceramic tile plant - a case study in Guangzhou, China


Penggunaan teknologi bersih sebagai strategi berkelanjutan yang penting dalam pabrik lantai
keramik di Guangzhou, China

Lantai keramik merupakan material penting yang ada hampir diseluruh bangunan. Selain
membawa keuntungan di sisi ekonomi, industry keramik ini juga membawa dampak negative
bagi lingkungan seperti tingginya konsumsi energy dan polusi yang dihasilkan. China merupakan
produsen terbesar lantai keramik di dunia. Guangdong merupakan daerah industry keramik yang
paling berkembang di China. Pada tahun 2009, Kurang lebih 60 juta ton mineral, 12 juta ton
energy digunakan dalam memproduksi keramik. Selain memproduksi keramik industry ini juga
menghasilkan sekitar 0,18 juta ton limbah cair dan 7,8 juta ton gas rumah kaca tiap tahunnya
yang berdampak buruk bagi lingkungan.
Semakin ketatnya peraturan mengenai pencemaran lingkungan membuat pemerintah provinsi
Guangdong mengeluarkan beberapa resolusi yang menyarankan penggunaan teknologi bersih
dalam pabrik keramik. Dalam penggunaan teknologi bersih ada 6 langkah yang harus dilakukan,
yaitu:
1. Organizing and Planning (Mengatur dan merencanakan)
Kelompok auditor teknologi bersih yang terdiri dari konsultan, admin, dan teknisi
dibentuk terlebih dahulu. Kemudian, kelompok tersebut merumuskan rencana yang
memungkinkan dan membantu para pekerja untuk memahami ilmu tentang teknologi
bersih.
2. Pre-auditing and determining the cleaner production objectives (Audit awal dan
menentukan tujuan dari teknologi bersih)
Kelompok auditor melakukan kunjungan ke lokasi dan menyurvei sumber utama dari
sumber daya yang digunakan dan emisi polutannya. Berdasarkan hasil survey tersebut,
prosedur utama audit dan tujuan dari teknologi bersih ditentukan.
3. Auditing the key procedures (Mengaudit prosedur utama)
Berdasarkan pengukuran bahan masukan dan keluaran dalam prosedur utama audit,
neraca material dibuat untuk menginddentifikasi alasan utama darimana terbentuknya
limbah dan munculnya kerugian material.
4. Developing feasible measures (Menentukan baku mutu atau ukuran yang layak)
Ukuran Teknologi bersih, dimana disarankan oleh para ahli, admin, teknisi dan pekerja,
dikelompokan berdasarkan hasil tersebut. Melalui evaluasi dari aspek dukungan teknis,
dampak lingkungan dan keuntungan, maka ukuran teknologi bersih yang layak akan
ditentukan. Selanjutnya, jadwal dirumuskan untuk implementasinya.
5. Evaluating the effect of the cleaner production (Evaluasi efek dari teknologi bersih)
Penggunaan teknologi bersih yang layak dan mengevaluasi efeknya. Efek tersebut terdiri
dari skala pencapaian tujuan dan peningkatan dari indicator detail berdasarkan “Ceramic
Industry Cleaner Production Evaluation System” (NDRC, 2007).
6. Implementing continuous cleaner production (Penggunaan teknologi bersih secara
berkelanjutan)
Menetapkan organisasi teknologi bersih di dalam pabrik dan meningkatkan system
manajemen untuk rencana teknologi bersih yang berkelanjutan
Berdasarkan tahapan-tahapan tersebut dilakukan survey-survey dan audit pada pabrik
keramik di Guangzhou ibukota provinsi Guangdong. Dari hasil survei dan audit tersebut,
didapatkan beberapa kategori yang disarankan untuk dilakukan perubahan, seperti :
1. Penggantian fasilitas
2. Peningkatan teknologi
3. Pengontrolan proses produksi
4. Pemanfaatan kembali bahan mentah dan limbah
5. Manajemen pabrik
6. Pelatihan para pekerja
Yang selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap manfaat dari saran-saran tersebut yang memiliki
biaya sedang sampai tinggi. Dalam mengimplementasikan hasil tersebut, saran perubahan
tersebut dikelompokan berdasarkan biayanya, dimulai dari yang tanpa atau dengan biaya rendah
dilanjutkan sampai dengan biaya tinggi. Hal ini dilakukan karena dengan tanpa biaya atau biaya
rendah akan lebih mudah dilakukan implementasi. Kurang lebih 6-9bulan dibutuhkan dalam
mengimplementasikan rencana dengan biaya menengah dan tinggi. Dan 15 bulan untuk
mengimplementasikan teknologi yang dirasa susah dalam mengimplementasikannya.
Pengimplementasian teknologi bersih di pabrik keramik milik china ini selesai pada tahun 2011
dengan hasil yang memuaskan. Ditandai dengan turunnya angka emisi dan limbah yang
dihasilkan serta meningkatnya angka penggunaan kembali bahan mentah dan limbah.

Dari hasil tersebut menunjukan bahwa penggunaan teknologi bersih dapat mendorong
efektivitsas konversi energy dan menurunkan emisi yang dihasilkan pada pabrik keramik
menengah dengan biaya rendah.
Kesimpulan

Makalah ini telah memberikan gambaran umum tentang pencegahan polusi dan produksi bersih (CP) di
industri pertambangan. Karena operasi penambangan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang
meluas di berbagai bidang, hal ini menjadi penting bahwa teknologi lingkungan berada pada tempat di
lokasi yang bekerja untuk meminimalkan limbah sebelum dibuang. Meskipun sejumlah teknologi dan
strategi bersih yang sangat efisien tersedia, dan telah diimplementasikan di banyak tempat, hambatan
utama - ekonomi, teknologi, dan legislatif - telah mencegah penerapannya di lokasi lain. Hambatan ini
tampaknya sulit untuk diatasi namun diperluas peran pemerintah, pelatihan dan pendidikan karyawan, dan
pilih perubahan internal pada operasi, akan memungkinkan industri pertambangan, sebagai satu kesatuan,
untuk sepenuhnya mengejar jalur pencegahan polusi dan CP.

Anda mungkin juga menyukai