Tim Pengabdi:
1. Abdullah Taman, M.Si., Ak.
2. Endra Murti Sagoro, M.Sc.
3. Drs. Pardiman
4. Andian Ari Istiningrum, M.Com.
5. Annisa Ratna Sari, M.S.Ed.
6. Indriyani
7. Ririn Sulistyasari
2. Analisis Situasi
Peran pemuda dalam kemajuan perekonomian bangsa sangat dibutuhkan. Pemuda
memegang peran utama sebagai motor penggerak perekonomian di masa depan. Pemuda
harus disiapkan sejak dini agar dapat bersaing dengan individu-individu yang lain,
khususnya yang berasal dari luar negeri. Tantangan barupun muncul dengan adanya
kesepakatan pemimpin-pemimpin anggota ASEAN yaitu adanya Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) pada tahun 2015. Keberadaan Masyarakat Ekonomi ASEAN itu akan
menjadikan arus bebas lalu lintas barang, jasa, investasi, dan modal di kawasan Asia
Tenggara. Padahal dampak ACFTA saja mengacu laporan neraca perdagangan dari
DEPERINDAG terlihat bahwa defisit perdagangan Indonesia-China selama tahun 2010
mencapai lebih dari Rp 50 trilyun. Ketua Umum HIPMI, Erwin Aksa, menyebutkan bahwa
maraknya produk China pasca-ACFTA itu menyebabkan penurunan produksi industri
nasional 25%-50%. Sedangkan pengurangan tenaga kerja mencapai 10%-15% (Suyitno,
2011).
Adanya ACFTA dan MEA membuat persaingan ekonomi dunia semakin ketat.
Indonesia harus mampu menggali sumber ekonomi alternatif bagi kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat. Salah satunya solusinya adalah dengan ekonomi kreatif atau
industri kreatif. Banyaknya sumber daya alam yang ada di Indonesia menjadi faktor utama
untuk meningkatkan perekonomian bangsa melalui industri kreatif. Saat ini dunia telah
memasuki era industri gelombang keempat yaitu industri kreatif yang menempatkan
kreativitas dan inovasi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. Era industri kreatif
merupakan kelanjutan dari era informasi, setelah Alvin Tofler dalam Future Shock (1970)
mengungkapkan bahwa peradaban manusia terdiri dari 3 gelombang, era pertanian, era
industri dan era informasi.
Kegiatan perekonomian di era ekonomi kreatif ini digerakkan oleh industri
kreatif. Di sejumlah negara, industri kreatif mampu mendongkrak perekonomian dan
menciptakan lapangan kerja, selain itu juga memunculkan banyak peluang bisnis baru. Di
beberapa negara maju seperti Inggris, sumbangan industri kreatif terhadap PDB mencapai
7,9%, melampaui pendapatan dari sektor industri manufaktur yang hanya 5%.
Pertumbuhannya rata-rata 9% per tahun, jauh diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi negara
maju yang berkisar 2-3%. Sementara di Australia, industri kreatifnya menyumbang sekitar
3,3% terhadap PDB dengan rata-rata pertumbuhan per tahun mencapai 5,7% (Simatupang,
2008).
Di Indonesia, peran industri kreatif dalam ekonomi Indonesia cukup signifikan
dengan besar kontribusi terhadap PDB rata‐rata tahun 2002‐2006 adalah sebesar
6,3% atau setara dengan 104,6 Triliun rupiah (nilai konstan) dan 152,5 triliun rupiah
(nilai nominal). Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa sumbangan
ekonomi kreatif sekitar 4,75% pada PDB 2006 (sekitar Rp 170 triliun rupiah) dan 7% dari
total ekspor pada 2006. Pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 7,3% pada 2006, atau
lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,6%. Sektor ekonomi itu juga
mampu menyerap sekitar 3,7 juta tenaga kerja setara 4,7% total penyerapan tenaga kerja
baru.
Banyaknya peluang yang diberikan dengan adanya dan bertumbuhnya industri kreatif
harus dimanfaatkan dengan baik. Khususnya untuk generasi muda yang menjadi penggerak
perekonomian bangsa. Namun, saat ini masih banyak pemuda yang belum sadar akan
peran penting yang harus diembannya untuk masa depan bangsa. Jumlah generasi muda
Indonesia yang sangat melimpah adalah potensi terbesar untuk pembangunan bangsa ini ke
depan namun jika generasi muda Indonesia rusak maka hancurlah bangsa ini secara
perlahan di masa depan. Oleh karena itu pembangunan pemuda yang berkarakter tangguh
dan kreatif adalah solusinya, salah satunya melalui pendidikan kewirausahaan dan
mengembangkan industri kreatif. Hal ini dapat dimulai dari pemuda-pemuda yang ada di
daerah pedesaan karena biasanya potensi sumber daya alam yang menjadi bahan industri
kreatif di desa lebih besar daripada di kota.
Desa Triharjo di Kecamatan Pandak merupakan salah satu desa yang memiliki
sumber daya alam potensial yang cukup banyak, khususnya dari sektor perkebunan dan
pertanian. Namun, selama ini hasil bumi tersebut hanya dijual apa adanya tanpa ada upaya
untuk meningkatkan nilai jual. Di sisi lain, pemuda yang ada di desa ini jumlahnya banyak,
namun belum banyak bahkan mungkin belum ada yang menggerakkan pemuda secara luas
untuk meningkatkan perekonomian desa dengan membangun industri kreatif. Banyak
pemuda yang masih melakukan hal-hal negatif, seperti nongkrong atau bahkan tawuran.
Hal ini tentunya sangat disayangkan dan dapat berdampak negatif bagi kemajuan desa ini
untuk menghadapi persaingan di era global.
Belum adanya pengetahuan akan kewirausahaan melalui industri kreatif serta tidak
adanya pendampingan dari pihak-pihak yang kompeten menjadi faktor lain yang
mempengaruhi belum adanya keinginan dari pemuda untuk mendirikan usaha kreatif guna
menghadapi persaingan global. Dibutuhkan sosialisasi, pelatihan, serta pendampingan
yang cukup bagi para pemuda agar mereka dapat membangun usaha kreatif untuk
meningkatkan perekonomian khususnya di Desa Triharjo.
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan pelatihan kewirausahaan bagi
pemuda khususnya usaha kreatif dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang
ada di Desa Triharjo. Pemuda membutuhkan sosialisasi akan persaingan ekonomi global,
peningkatan jiwa kewirausahaan, serta pembuatan rencana usaha kreatif agar mereka dapat
membangun usaha-usaha kreatif guna meningkatkan ekonomi daerah serta mempersiapkan
diri untuk menghadapi persaingan global melalui ekonomi kreatif..
3. Landasan Teori
a. Sejarah Wirausaha
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada
tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di
Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan
kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika,
dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan
atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat
memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru
terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan
perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan
baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang.
Kewirausahaan adalah proses menciptakan nilai dengan mengumpulkan beberapa
sumberdaya yang bersifat unik yang dimiliki oleh seseorang untuk digunakan sebagai
modal untuk mengambil kesempatan bisnis yang ada.
Wirausahawan (entrepreneur) adalah mereka yang selalu mencari perubahan,
berusahaa mengikuti dan menyesuaikan pada perubahan itu, serta memanfaatkannya
sebagai peluang.
b. Tahap-tahap Kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
1. Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah
membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan “ranchising’’. Tahap ini juga
memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi,
kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan,
pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3. Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis
perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4. Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan
atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin
diambil
c. Karakterisitik Wirausahawan
Karakteristik Utama Wirausahawan:
1. Dorongan berprestasi
2. Bekerja keras
3. Memperhatikan kualitas
4. Sangat bertanggung jawab
5. Berorientasi pada imbalan
6. Optimis
7. Berorientasi pada hasil yang baik
8. Mampu mengorganisasikan orang atau masalah
9. Berorientasi pada uang
d. Manfaat Wirausaha
Beberapa manfaat dari wirausaha antara lain adalah sebagai berikut:
1. Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga mengurangi pengganguran’
2. Sebagai generator pembangunan lingkungan di bidang produksi, distribusi,
pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan dsb.
3. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan
kemampuannya.
4. Berusaha mendidik kariawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam
menghadapi pekerjaan.
5. Memberi contoh kepada orang lain, bagaimana harus bekerja keras.
6. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.
e. Risiko Kewirausahaan
Ada suatu pendapat bahwa tidak ada bisnis yang tidak mempunyai risiko, dan orang yang
sukses adalah orang yang berani menghadapi risiko menjadi peluang bisnis.
Risiko utama yang dihadapi oleh wirausahawan :
1. Risiko kegagalan individu, hal ini terjadi karena terlalu cepat berharap akan hasil tanpa
proses lama (instan).
2. Risiko keuangan, karena biaya awal yang sering membengkak dari rencana semula
3. Risiko karier, karena meninggalkan pekerjaan semula untuk mencoba bisnis baru
4. Risiko sosial dan keluarga, karena dalam tahap awal perhatian terhadap keluarga
berkurang dan dicurahkan total kepada bisnis yang sedang ditekuni.
Dalam menghadapi risiko tersebut, wirausahawan harus mampu memilah masalah
dalam kapasitas bisnis yang ditanganinya. Dengan menggunakan kreatifitas dan inovasi,
maka risiko tersebut dapat diperkecil.
f. Cara Menngurangi Risiko Bisnis
Berikut langkah-langkah yang perlu Anda perhatikan, untuk mengurangi risiko.
1. Sebelum memulai usaha, sebaiknya Anda melakukan riset mengenai hambatan-
hambatan yang dimungkinkan muncul ditengah perjalanan usaha. Dengan begitu Anda
dapat menyiapkan strategi sedini mungkin, untuk mengantisipasi hambatan yang
dimungkinkan ada. Misalnya saja risiko persaingan bisnis yang dimungkinkan semakin
meningkat.
2. Pilihlah peluang bisnis sesuai dengan skill dan minat yang Anda miliki, jangan sampai
Anda memulai usaha hanya karena ikut-ikutan trend yang ada. Dengan memulai usaha
sesuai dengan skill dan minat, setidaknya Anda memiliki bekal pengetahuan dan
keahlian untuk mengurangi dan mengatasi segala risiko yang muncul di tengah
perjalanan Anda. Hindari peluang usaha yang tidak Anda kuasai, ini dilakukan agar
Anda tidak kesulitan dalam mengatasi segala risikonya.
3. Carilah informasi mengenai kunci kesuksesan bisnis Anda. Hal tersebut bisa membantu
Anda untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang bisa membuat usaha Anda
berkembang, dan langkah apa saja yang tidak perlu dilakukan untuk mengurangi
munculnya risiko yang tidak diinginkan.
4. Sesuaikan besar modal usaha yang Anda miliki dengan risiko usaha yang Anda ambil.
Jangan terlalu memaksakan diri untuk mengambil peluang usaha yang berisiko besar,
jika modal usaha yang Anda miliki juga masih terbatas.
5. Kesuksesan bisnis bisa dibangun dengan adanya keteguhan hati yang didukung
kreatifitas. Dengan keteguhan hati dalam mencapai kesuksesan serta kreatifitas untuk
mengembangkan usaha dengan ide-ide baru. Maka segala risiko yang muncul bisa
Anda atasi dengan baik.
6. Cari informasi tentang prospek bisnis tersebut sebelum mengambil sebuah risiko. Saat
ini banyak peluang usaha yang tiba-tiba booming, namun prospek bisnisnya tidak bisa
bertahan lama. Hanya dalam hitungan bulan saja, bisnis tersebut surut seiring dengan
bergantinya trend pasar. Sebaiknya Anda menghindari jenis peluang usaha seperti itu,
karena risikonya cukup besar.
7. Ketahui seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat akan produk Anda. Semakin
besar tingkat kebutuhan konsumen akan sebuah produk, maka akan memperkecil risiko
bisnis tersebut. Setidaknya risiko dalam memasarkan produk.
g. Keuntungan dan Kelemahan Wirausaha
Di dalam melakukan suatu hal pasti ada kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Keuntungan dari berwirausaha, diantaranya:
1. Terbuka lebar kesempatan untuk menjadi bos dalam perusahaan.
2. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal.
3. Terbuka peluang untuk memperlihatkan potensi wirausaha secara penuh.
4. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dalam usaha.
5. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan usaha yang dikehendaki.
Sedangkan kelemahan dari wirausaha diantaranya:
1. Tanggung jawab sangat besar dan berat di dalam menghadapi permasalahan bisnis.
2. Bekerja keras dan waktunya sangat panjang.
3. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti dan memiliki risiko yang sangat besar.
h. Cara menjadi Wirausahawan Sukses
Jika Anda ingin meningkatkan karir Anda serta ingin menjadi seorang pengusaha yang
sukses, beberapa hal inilah yang harus Anda lakukan setiap harinya.
1. Make Others Feel Safe to Speak-Up
Seorang pengusaha sukses mampu untuk mengalihkan perhatian orang ke diri mereka dan
mampu mendorong orang lain untuk menyuarakan pendapat mereka. Pengusaha sukses
merupakan orang-orang yang ahli untuk membuat orang lain merasa nyaman untuk
berbicara dan memiliki percaya diri untuk memberikan pendapat mereka.
2. Make Decisions
Pengusaha sukses merupakan ahli dalam membuat keputusan. Mereka memfokuskan diri
pada keputusan terbaik yang akan membawa progress bagi perusahaan.
3. Communicate Expectations
Pengusaha sukses merupakan komunikator yang handal. Mereka mampu
mengkomunikasikan harapan, visi, misi perusahaan ke bawahan atau partner mereka
dengan sukses.
4. Challenge People to Think
Pengusaha sukses memahami pikiran rekan kerja dan bawahan mereka, kemampuan serta
hal-hal yang bisa dikembangkan. Mereka menggunakan skill serta pengetahuan mereka
untuk menantang bawahan serta tim mereka untuk berpikir serta mencapai kesuksesan.
5. Be Accountable to Others
Pengusaha sukses membiarkan rekan atau bawahan mereka untuk mengontrol mereka.
Pengusaha sukses mau untuk tergantung kepada orang lain untuk menyakinkan bahwa
mereka cukup proaktif terhadap kebutuhan bawahan atau rekan kerja mereka. Mau untuk
bergantung terhadap orang lain merupakan tanda bahwa pemimpin anda juga fokus pada
kesuksesan anda tak hanya kesuksesan mereka sendiri.
6. Lead by Example
Memberikan contoh yang baik tidaklah mudah namun beberapa pemimpin atau pengusaha
sukses cukup konsisten dengan hal ini. Kehebatan pengusaha sukses adalah
mempraktekkan kebiasaan dan sikap-sikap yang baik. Mereka mengetahui bahwa setiap
orang mengawasi mereka dan akan mencontohnya.
7. Measure and Reward Performance
Pengusaha sukses akan mampu menilai dan memberikan reward yang sesuai dengan hasil
kerja bawahan atau rekan kerja mereka. Mereka mampu melihat siapa saja yang pantas
untuk diberi reward terbaik.
8. Provide Continuous Feedback
Setiap karyawan menginginkan pemimpin mereka untuk mengetahui bahwa pemimpin
mereka memberikan perhatian yang cukup untuk karyawan dan menghargai hasil kerjanya.
Pengusaha yang sukses selalu memberikan feedback dan mereka juga menerima feedback
dari karyawan mereka.
5. Tujuan Kegiatan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan
pemahaman tentang ekonomi global dan peran penting pemuda bagi ekonomi Indonesia di
masa depan, memberikan pelatihan kewirausahaan, serta meberikan pelatihan membuat
rencana usaha kreatif bagi pemuda di Desa Triharjo. Tujuan pelatihan ini khususnya adalah
dalam hal-hal sebagai berikut.
1. Kesadaran peserta akan ekonomi global dan peran pemuda dalam ekonomi Indonesia di
masa depan dapat meningkat.
2. Jiwa kewirausahaan peserta dapat meningkat.
3. Peserta mampu memilih usaha kreatif.
4. Peserta mampu menyusun rencana usaha kreatif.
6. Manfaat Kegiatan
Kegiatan PPM ini diharapkan dapat memberi bekal kepada para pemuda di Desa
Triharjo sebagai generasi penggerak perekonomian Indonesia di masa depan dengan
membentuk ekonomi kreatif, yaitu berbagai industri kreatif dengan memanfaatkan potensi
sumber daya alam. Pelatihan kewirausahaan khususnya untuk meningkatkan motivasi dan
jiwa kewirausahaan bagi para pemuda serta penyajian berbagai jenis industri kreatif yang
dilanjutkan dengan pembuatan rencana usaha diharapkan akan memberikan pengetahuan,
pemahaman, serta keterampilan bagi pemuda untuk merencanakan usaha kreatif. Pendirian
berbagai usaha kreatif ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi di Desa Triharjo.
8. Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran yang dipilih adalah para pemuda anggota Karang Taruna Desa
Triharjo Pandak Bantul sebanyak 25 orang. Penetapan sasaran ini merupakan suatu upaya
untuk membentuk ekonomi kreatif di Desa Triharjo dengan diawali pembuatan rencana-
rencana usaha kreatif oleh pemuda. Lebih jauh dari itu, harapannya peserta pelatihan dapat
menularkan ilmu yang didapatkan kepada pemuda lain yang tidak tergabung dalam Karang
Taruna sehingga para pemuda di Desa Triharjo dapat mendirikan dan mengembangkan
berbagai usaha kreatif dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal.
9. Metoda Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini dilakukan dengan
menggunakan metoda ceramah, tutorial, dan diskusi. Adapun sistematika pelaksanaan
kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut:
Langkah 1 (Metoda Ceramah):
Peserta diberikan pengetahuan tentang perekonomian global serta peran pemuda dalam
membangun perekonomian Indonesia di masa depan. Peserta juga diberikan motivasi agar
memiliki kesadaran akan pentingnya kewirausahaan bagi ekonomi Indonesia, khususnya
Desa Triharjo sehingga jiwa wirausaha setiap peserta dapat meningkat dan memiliki
keinginan untuk mendirikan dan membangun usaha kreatif. Langkah pertama
diselenggarakan selama 2 jam.
Langkah 2 (Metoda Tutorial):
Peserta pelatihan diberikan materi tentang perencanaan usaha kreatif dengan pemanfaatan
sumber daya alam, mulai dari menganalisis peluang usaha sampai dengan penentuan
produk, pengelolaan keuangan, serta pemasarannya. Langkah kedua diselenggarakan
selama 5 jam.
Langkah 3 (Metoda Diskusi):
Peserta pelatihan diberikan kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan yang berkaitan
dengan pembuatan rencana usaha yang dihadapi oleh peserta sehingga peserta mampu
membuat rencana usaha yang baik. Langkah ketiga diselenggarakan selama 1 jam.
10. Rancangan Evaluasi
Kegiatan PPM ini akan dievaluasi agar diketahui seberapa jauh keberhasilan dari
kegiatan PPM ini. Berikut disajikan tabel evaluasi PPM.
Tabel 1. Rancangan Evaluasi
Tujuan Indikator Ketercapaian Tolok Ukur
Peserta termotivasi Peserta memiliki keinginan Peserta memilih jenis-
untuk berwirausaha. untuk berwirausaha dengan jenis usaha kreatif yang
memanfaatkan sumber daya mungkin didirikan
alam lokal. dengan pemanfaatan
sumber daya alam lokal.
Peserta mengetahui Peserta memahami Peserta menyelesaikan
dan memahami kewirausahaan dan mampu rencana usaha kreatif.
kewirausahaan serta menyusun rencana usaha
mampu menyusun dengan memanfaatkan sumber
rencana usaha. daya alam lokal.
Peserta Peserta mampu mendirikan Peserta dapat mendirikan
mengaplikasikan usaha kreatif yang baru dengan usaha baru secara
rencana usaha memanfaatkan sumber daya individu atau kelompok.
menjadi usaha alam lokal.
kreatif di lokasi
masing-masing
peserta
a. Penyusunan proposal kegiatan dilakukan sebagai tahap pertama pengajuan program pengabdian masyarakat.
b. Persiapan pelatihan yang dilakukan meliputi pengumpulan materi-materi pelatihan.
c. Pelatihan yang akan dilakukan meliputi metode ceramah, tutorial, dan diskusi.
d. Pelaporan hasil kegiatan akan dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kegiatan.
Ade Suyitno, Fitranty. 2011. Mengembangkan Industri Kreatif Berbasis Local Wisdom
dengan Pendekatan Triple Helix. Bandung: IPB.
http://blog.sribu.com/2013/05/07/15-hal-pengusaha-sukses/
http://bisnisukm.com/bagaimana-cara-mengatasi-resiko-bisnis.html
Rini, Puspa. 2010. Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Oleh Pemuda
Dalam Rangka Menjawab Tantangan Ekonomi Global. Jakarta: Jurnal UI untuk
Bangsa
Simatupang, TM. 2008. Perkembangan Industri Kreatif. Paper. Bandung: SMB ITB
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CV)
Nama : Abdullah Taman, M.Si., Ak.
NIP : 196306241990011001
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Tapan-Karanglo RT 06 RW 01 No. 30, Purwomartani, Kalasan, Sleman 57771,
Yogyakarta
Keahlian : Akuntansi
Riwayat Pendidikan :
No Jenjang Bidang Asal Sekolah Tahun Lulus
1 S1 Akuntansi FE UGM 1988
2 S2 Akuntansi FE UGM 1999
3
Jurusan : Pendidikan Akuntansi
Golongan : III/C
Jabatan : Lektor
Daftar Pengajaran:
Memberi kuliah dan membimbing mahasiswa semester genap 2012/2013 untuk mata kuliah:
1. Akuntansi Internasional, klas program kelanjutan studi (PKS)
2. Teori Akuntansi, klas internasional
3. Akuntansi Sektor Publik, klas D3
4. Micro Teaching
5. KKN-PPL (Kuliah Kerja Nyata - Praktik Pengalaman Lapangan)
Daftar Pengabdian:
1. Pembina OSN (Olimpiade Sains Nasional) Bidang Ekonomi, Provinsi DIY
2. Pembina OSN di beberapa kabupaten di Jateng dan DIY
3. Pelatihan Akuntansi untuk guru-guru, karyawan, dan mahasiswa
Lain-lain:
Sekretaris Jurusan Pendidikan Akuntansi 2011-2015
Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya tulis ini menerangkan keadaan, kualifikasi, dan
pengalaman saya dengan sesungguhnya.
CURRICULUM VITAE
A. Identitas
1. Nama, Gelar, dan NIP : Andian Ari Istiningrum, M.Com
NIP 19800902 200501 2 001
2. Tempat & Tanggal lahir : Yogyakarta & 2 September 1980
3. Jabatan fungsional : Lektor 300
4. Pangkat,Gol/Ruang : Penata, III/c
5. Mata Kuliah/bidang Ilmu : Akuntansi Pengantar
6. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Akuntansi/Ekonomi
7. Kantor/Telp./Fax/Email : Jurusan Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Yogyakarta, Karangmalang, Yogyakarta, 55281 Telp.
0274-586168 psw. 296
B. Riwayat Pendidikan.
No. Universitas/Institut Program Bidang Ilmu Tahun
(S1, S2, S3) lulus
1. Universitas Gadjah Mada S1 Akuntansi 2004
2. Universitas Negeri Yogyakarta S1 Pendidikan 2006
Matematika
3. University of Queensland S2 Commerce in 2010
Professional
Accounting
PELATIHAN PROFESIONAL
Tahun Jenis Pelatihan (Dalam/Luar Negeri) Penyelenggara Jangka Waktu
2004 Kuliah Non Kurikuler Ekonomi Islam FE UGM 4 bulan
(Dalam Negeri)
2004 Bahasa Jepang Level 1 (Dalam Negeri) Lembaga Indonesia 3 bulan
Jepang
2004 TOEFL Preparation (Dalam Negeri) P3B UNY 2 bulan
2006 IELTS Preparation (Dalam Negeri) P3B UNY 5 bulan
2008 English as a Second Language (Luar Negeri) MCCSC Adult 1 tahun
Education di Amerika
Serikat
2010 Pelatihan MS. Access 2010 IT Training IUB USA 4 hari
PENGALAMAN MENGAJAR
Mata Kuliah Program Institusi/Jurusan/Program Studi Sem./Tahun
Akademik
Komputer Akuntansi S1 UNY/P. Akuntansi/P. Akuntansi Gasal/2005-2007
Pengantar Aplikasi Komputer S1 UNY/P. Akuntansi/P. Akuntansi Gasal/2005-2007
Pengantar Aplikasi Komputer S1 UNY/P. Akuntansi/Akuntansi Genap/2005-2007
Komputer I D3 UNY/P. Akuntansi/P. Akuntansi Gasal/2005-2007
Perencanaan Pengajaran S1 UNY/P. Akuntansi/P. Akuntansi Gasal/2005-2007
Akuntansi
Sistem Akuntansi S1 UNY/P. Akuntansi/Akuntansi Gasal/2007-2008
Sistem Manajemen Basis Data S1 UNY/P. Akuntansi/Akuntansi Gasal/2007-2008
Perencanaan Pembelajaran S1 UNY/P. Akuntansi/P. Akuntansi Gasal/2011-2012
Akuntansi
Komputer Akuntansi S1 UNY/P. Akuntansi/Akuntansi Gasal/2011-2012
Komputer Akuntansi S1 UNY/P. Akuntansi/P. Akuntansi Gasal/2011-2012
Komputer I D3 UNY/P. Akuntansi/P. Akuntansi Genap/2011-2012
Pengantar Aplikasi Komputer S1 UNY/P. Akuntansi/P. Akuntansi Genap/2011-2012
Strategi Belajar Mengajar S1 UNY/P. Akuntansi/P. Akuntansi Genap/2011-2012
Akuntansi
Evaluasi Pembelajaran Akuntansi S1 UNY/P. Akuntansi/P. Akuntansi Genap/2011-2012
PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Ketua/Anggota Sumber Dana
2004 Analisis Sistem Akuntansi Pembelian Pada - Mandiri
Quality Hotel Yogyakarta
2007 Evaluasi Struktur Pendanaan Perusahaan Go Anggota DIPA FISE
Publik di BEJ pada Masa Kepemimpinan UNY
Megawati dan SBY
2010 Needs Analysis Report: Communication in the Anggota Mandiri
School of Education IST Distance Program at IU
2011 The Evaluation of IST Residential Master's Ketua Mandiri
Graduation Process
KARYA ILMIAH
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
2005 Moralitas dan Profesionalisme Guru Dalam JPAI
Kependidikan di Indonesia
2005 Six Sigma As A Means To Enhance Quality Of The JEP
Company
2006 Pengembangan Software Aplikasi Komputer Berbasis JPAI
Expert System Technology dalam Pembelajaran Akuntansi
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara Panitia/Peserta/Penyaji
2006 Simposium On Education Development Alumni Univ Kyushu Peserta
2006 Semnas Pendidikan Profesi dan FISE UNY Peserta
Sertifikasi Guru
2005 Seminar On The European Union Uni-Eropa Peserta
2005 Seminar Aplikasi WLAN & E-Learning UNY Peserta
2006 Seminar -Lokakarya Metodologi Lemlit UNY Peserta
Penelitian
2011 11th Annual IST Conference Departemen IST Indana Penyaji
University Bloomington
Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya tulis ini menerangkan keadaan, kualifikasi, dan
pengalaman saya dengan sesungguhnya.
Pengalaman Mengajar
Mata Kuliah Semester Prodi Tahun
Akuntansi Keuangan Menengah II Genap Pendidikan Akuntansi 2010/2011
Akuntansi Keuangan Menengah II Genap Akuntansi 2010/2011
Akuntansi Keuangan Lanjutan I Genap Akuntansi 2010/2011
Akuntansi UMKM dan Koperasi Khusus Pendidikan Akuntansi 2010/2011
Akuntansi Pengantar I Khusus Pendidikan Akuntansi 2010/2011
Bisnis Pengantar Gasal Pendidikan Akuntansi 2011/2012
Akuntansi Keuangan Lanjutan I Gasal Pendidikan Akuntansi 2011/2012
Akuntansi Pengantar I Gasal Pendidikan ADP 2011/2012
Akuntansi UMKM dan Koperasi Gasal Pendidikan Akuntansi 2011/2012
Akuntansi UMKM dan Koperasi Gasal Akuntansi 2011/2012
Mata Kuliah Semester Prodi Tahun
Akuntansi UMKM dan Koperasi Gasal Manajemen 2011/2012
Akuntansi UMKM dan Koperasi Gasal D3 Akuntansi 2011/2012
Akuntansi Keuangan Menengah II Genap Pendidikan Akuntansi 2011/2012
Akuntansi Keuangan Menengah II Genap Akuntansi 2011/2012
Akuntansi Keuangan Menengah II Genap D3 Akuntansi 2011/2012
Akuntansi Keuangan Lanjutan I Genap Akuntansi 2011/2012
Akuntansi Pengantar II Genap Manajemen 2011/2012
Akuntansi UMKM dan Koperasi Genap Pendidikan Ekonomi 2011/2012
Bidang Keahlian
- Akuntansi UMKM dan Koperasi
- Akuntansi Keuangan
- Sistem Informasi Akuntansi
- Bisnis dan Kewirausahaan
Kegiatan Penelitian
No Tahun Judul Penelitian
1. 2007 Pengaruh Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah,
Lingkungan Masyarakat, dan Motivasi Siswa terhadap Kesiapan
Siswa dalam Penggunaan Internet sebagai Media Pembelajaran
Akuntansi pada Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi
SMK YPKK 2 Sleman Tahun Ajaran 2006/2007.
2. 2007 Analisis Sistem Akuntansi Piutang pada PT Bank BTPN
Yogyakarta.
3. 2009 Pengaruh Kecemasan Bahasa, Kecemasan Internet, Efikasi Diri
Bahasa, dan Efikasi Diri Internet terhadap Niat Keperilakuan
untuk Menggunakan Internet sebagai Investasi dengan Variabel
Pemoderasi Toleransi Risiko.
4. 2011 Evaluasi Prestasi Belajar Mahasiswa Program Kelanjutan Studi Jurusan
Pendidikan Akuntansi Ditinjau dari IPK D3 dan Asal Perguruan Tinggi.
Kegiatan Pengabdian
No Tahun Judul Kegiatan
1. 2009 Pelatihan Pembuatan Aplikasi Laporan Keuangan bagi UKM dengan
Microsoft Excel
2. 2009 Pelatihan Pembuatan Aplikasi Laporan Keuangan bagi UKM dengan
Microsoft Excel
3. 2010 Seminar Pembelajaran Akuntansi yang Menarik bagi Mahasiswa
Pendidikan Akuntansi.
4. 2010 Seminar Akuntansi pada Usaha Kecil Menengah
5. 2010 Seminar Pengembangan Usaha bagi Masyarakat untuk Mencapai
Kebebasan Finansial bagi Warga Kecamatan Temon
No Tahun Judul Kegiatan
6. 2011 Penyuluhan Manajemen Keuangan Keluarga bagi Warga Dusun
Sempon
7. 2011 Seminar Strategi Belajar Akuntansi bagi Siswa SMKN 1 Yogyakarta
8. 2011 Pelatihan Kewirausahaan bagi Siswa SMAN 7 Yogyakarta
9. 2011 Pelatihan Strategi Pemulihan Ekonomi Pasca Erupsi Merapi bagi
Warga Kelurahan Argomulyo
10. 2011 Pelatihan Manajemen Keuangan dan Pembuatan Proposal Usaha
untuk Dosen-Dosen Pengampu Mata Kuliah Kewirausahaan UNY
Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya tulis ini menerangkan keadaan, kualifikasi, dan
pengalaman saya dengan sesungguhnya.
menyatakan bersedia hadir dan mengikuti Kegiatan Seminar Awal dan Akhir Program PKM Reguler sejak
awal sampai selesai kegiatan seminar tersebut. Apabila saya tidak menghadiri kegiatan Seminar Awal,
Seminar Akhir, atau kedua-duanya secara penuh sanggup dikenai sanksi administratif dari LPPM.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab demi peningkatan kualitas
PPM UNY.