STROKE HEMORAGIK
Oleh:
Muhammad Arif
1408465664
Pembimbing :
dr. Amsar AT, Sp.S
STATUS PASIEN
Nama Koass : Muhammad Arif
NIM/NUK : 1408465664
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Ny. N
Umur 63
Jenis kelamin Perempuan
Alamat Rumbai Pekanbaru
Agama Islam
Status perkawinan Kawin
Pekerjaan IRT
Tanggal Masuk RS 5 Januari 2016
Medical Record 85 14 50
II. ANAMNESIS (Tanggal: 5 Januari 2016)
Alloanamnesis dengan anak kandung pasien
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
Riwayat Kebiasaan
- Merokok (-)
- Kebiasaan makan makanan berlemak (+)
RESUME ANAMNESIS
Ny. N, 63 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 5 Januari 2016. pasien Datang
dengan keluhan penurunan kesadaran, muntah, lemah anggota gerak kanan, tidak
mau bicara, nyeri kepala, pasien nampak mengantuk dan malas berespon. Riwayat
hipertensi tidak terkontrol,. Pasien memiliki riwayat keluarga stroke dan
hipertensi
B. STATUS NEUROLOGIK
1) KESADARAN : Somnolen GCS : (E3M5Vafasia)
2) FUNGSI LUHUR : Afasia global
3) KAKU KUDUK : Tidak ditemukan
4) SARAF KRANIAL :
1. N. I (Olfactorius )
Kanan Kiri Keterangan
Daya pembau Sdn sdn Sulit dinilai
2. N.II (Opticus)
Kanan Kiri Keterangan
Daya penglihatan sdn sdn
Lapang pandang sdn sdn Sulit dinilai
Pengenalan warna sdn sdn
Funduskopi - -
3. N.III (Oculomotorius)
Kanan Kiri Keterangan
Ptosis - -
Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran Ø 2 mm Ø 2 mm
Gerak bola mata Normal Normal Normal
Posisi bola mata Simetris Simetris
Refleks pupil + +
Langsung + +
Tidak langsung + +
Refleks okulosefalik
4. N. IV (Trokhlearis)
Kanan Kiri Keterangan
Gerak bola mata Normal Normal Normal
5. N. V (Trigeminus)
Kanan Kiri Keterangan
Motorik sdn sdn Sulit dinilai
Sensibilitas sdn sdn
Refleks kornea sdn sdn
6. N. VI (Abduscens)
Kanan Kiri Keterangan
Gerak bola mata Normal Normal
Strabismus - - Normal
Deviasi - -
7. N. VII (Facialis)
Kanan Kiri Keterangan
Tic - - Tic tidak ditemukan
Motorik :
- mengerutkan sdn sdn
dahi
- mengangkat alis sdn sdn
- menutup mata normal normal
- sudut mulut simetris simetris Sulit dinilai
- lipatan normal normal
nasolabial
Daya perasa sulit dinilai sulit dinilai
Tanda chvostek - -
8. N. VIII (Akustikus)
Kanan Kiri Keterangan
Pendengaran sdn sdn Sulit dinilai
9. N. IX (Glossofaringeus)
Kanan Kiri Keterangan
Arkus faring sdn sdn
Daya perasa sdn sdn Sulit dinilai
Refleks muntah sdn sdn
10. N. X (Vagus)
Kanan Kiri Keterangan
Arkus faring sdn sdn Sulit dinilai
Disfonia sdn sdn
11. N. XI (Assesorius)
Kanan Kiri Keterangan
Motorik Normal Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi
Badan
Trofi Eutrofi Eutrofi
Ger. involunter - -
Ref.dinding perut - -
V. SISTEM SENSORIK
Sensasi Kanan Kiri Keterangan
Raba sdn sdn
Nyeri sdn sdn Sulit dinilai
Suhu sdn sdn
Propioseptif sdn sdn
VI. REFLEKS
Kanan Kiri Keterangan
Fisiologis
Biseps + +
Triseps + + Refleks fisiologi +
KPR + +
APR + +
Patologis
Babinski + -
Chaddock - - Reflek patologis (+) dekstra
Hoffman Tromer - -
Reflek primitif :
Palmomental - -
Snout - -
X. RESUME PEMERIKSAAN
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Somnolen, GCS : E3M5Vafasia
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Pernafasan : 24 x/menit, teratur
Nadi : 84 x/menit
Fungsi luhur : Afasia global
Rangsang meningeal : (-)
Saraf kranial : DBN
Motorik : Hemiparesis dextra
Sensorik : sulit dinilai
Koordinasi : Sulit dinilai
Otonom : BAK (+) dengan kateter, BAB (-) selama 4
hari
Refleks
- Fisiologis : Normal
- Patologis : babinsky +/-
C. DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS KLINIS : Stroke + hipertensi
DIAGNOSIS TOPIK : Sistem carotis
DIAGNOSIS ETIOLOGIK : Stroke hemoragik
DIAGNOSIS BANDING : Stroke emboli
E. RENCANA TERAPI
a. Umum
- Tirah baring dengan posisi kepala ditinggikan 30
- Kontrol vital sign
- Mobilisasi dan rehabilitasi medik
- IVFD (30cc/kgbb/hari)
b. Khusus
- Citicolin 2 x 125 mg
- Asam traneksamat 3 x 1 gr
- Ranitidine 2 x 1 amp
- Ceftriaxon 2 x 1 amp
F. HASIL PEMERIKSAAN
Darah rutin (5 Januari 2016)
Hb : 10,8 gr/dl
Ht : 35,7 vol%
Leukosit : 9.300 /mm3
Trombosit : 310 .000/mm3
Expertise:
5 Januari 2016
Tampak gambaran hiperdens intracerebral pada regio temporoparietal sinistra.
G. DIAGNOSIS AKHIR
Stroke hemoragik (perdarahan intraserebral) + Hipertensi
H. FOLLOW UP
1. Stroke
1.1. Definisi
Stroke adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan perkembangan
manifestasi klinis gangguan fungsi serebral baik fokal maupun global (untuk
pasien dalam keadaan koma), yang berlangsung dengan cepat dan lebih dari 24
jam atau berakhir dengan kematian tanpa ditemukan penyebab selain dari
gangguan vaskuler. Definisi ini meliputi stroke akibat infark serebri (stroke
iskemik), perdarahan intraserebral nontraumatik, perdarahan intraventrikuler dan
beberapa kasus perdarahan subarachnoid.1
1.2. Epidemiologi
Meningkatnya usia harapan hidup akan cenderung meningkatkan risiko
terjadinya penyakit vaskuler (penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit arteri
perifer). Data di Indonesia menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus stroke
baik dalam hal kematian, kejadian, maupun kecacatan. Angka kematian
berdasarkan umur adalah: sebesar 15,9% (umur 45-55 tahun) dan 26,8% (umur
55-64 tahun) dan 23,5% (umur 65 tahun). Kejadian stroke (insiden) sebesar
51,6/100.000 penduduk. Penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan
profil usia dibawah 45 tahun sebesar 11,8%, usia 45-64 tahun 54,2%, dan usia
diatas 65 tahun sebesar 33,5%. Stroke menyerang usia produktif dan usia lanjut
yang berpotensi menimbulkan masalah baru dalam pembangunan kesehatan
secara nasional di kemudian hari.2
Pembagian stroke juga dapat dibedakan dengan lebih rinci antara iskemia
dan hemoragik. Stroke iskemia dapat terjadi secara fokal maupun global dan
stroke hemoragik dapat terjadi di subaraknoid maupun interserebral karena
beberapa hal, seperti pada gambar 1 berikut ini:
Gagal pompa jantung
Global Hipotensi sistemik (syok)
Peningkatan tekanan
intrakranial
Iskemia
Arteri Penebalan dinding
pembuluh darah
Stroke Fokal Obstruksi luminal
tromboemboli
spasme
Kompresi eksternal
Vena Trombus
Hemoragik
Ruptur Arteri/ intra
Interserebral serebral artriol
(Ebrahim and Lammie 2003)
Tidak dapat
Dapat dimodifikasi
dimodifikasi
1. Usia 1. Riwayat stroke 10. Merokok
2. Jenis kelamin 2. Hipertensi 11. Alkoholik
3. Genetik 3. Penyakit jantung 12. Penggunaan narkotik
4. Ras 4. Diabetes melitus 13. Hiperhomosisteinemia
5. Stenosis karotis 14. Antibodi anti fosfolipid
6. TIA 15. Hiperurisemia
7. Hiperkolesterol 16. Peninggian hematokrit
8. Penggunaan kontrasepsi oral 17. Peninggian kadar fibrinogen
9. Obesitas
1. Penurunan kesadaran
2. Sakit kepala
Penderita Stroke Akut 3. Refleks patologi
Keterangan :
S = Kesadaran (komposmentis = 0, somnolen = 1, sopor/koma = 2)
M = Muntah (tidak ada = 0, ada = 1)
N = Nyeri kepala (tidak ada = 0, ada = 1)
D = Tekanan darah diastolik
A = Ateroma (tidak ada tanda ateroma = 0, ada tanda ateroma satu atau lebih:
DM, Angina, penyakit pembuluh darah)
SSS DIAGNOSIS
>1 Stroke hemoragik
<-1 Stroke infark
-1 to 1 Meragukan
1.5 Tatalaksana
Pasien stroke sebaiknya ditangani oleh tim multidisiplin dalam melakukan
tatalaksana.2,9 Tatalaksana stroke dilakukan dengan memperbaiki keadaan umum
pasien, mengobati penyakit yang menjadi faktor risiko, serta mencegah
komplikasi.4
1.5.1 Stadium Hiperakut
Tindakan pada stadium ini dilakukan di Instalasi Rawat Darurat dan
merupakan tindakan resusitasi serebro-kardio-pulmonal bertujuan agar kerusakan
jaringan otak tidak meluas. Pada stadium ini, pasien diberi oksigen 2 L/menit dan
cairan kristaloid/koloid; hindari pemberian cairan dekstrosa atau salin dalam H2O.
Dilakukan pemeriksaan CT scan otak, elektrokardiografi, foto toraks, darah
perifer lengkap dan jumlah trombosit, protrombin time/INR, APTT, glukosa
darah, kimia darah (termasuk elektrolit); jika hipoksia, dilakukan analisis gas
darah. Tindakan lain di Instalasi Rawat Darurat adalah memberikan dukungan
mental kepada pasien serta memberikan penjelasan pada keluarganya agar tetap
tenang.10
Terapi khusus:
Ditujukan untuk reperfusi dengan pemberian anti platelet seperti
aspirin dan anti koagulan, atau yang dianjurkan dengan trombolitik rt-PA
(recombinant tissue Plasminogen Activator). Dapat juga diberi agen
neuroproteksi, yaitu sitikolin atau pirasetam (jika didapatkan afasia).10
2. Stroke Hemoragik
Terapi umum:
Pasien stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika volume hematoma
>30 mL, perdarahan intraventrikuler dengan hidrosefalus, dan keadaan
klinis cenderung memburuk. Tekanan darah harus diturunkan sampai
tekanan darah premorbid atau 15-20% bila tekanan sistolik >180 mmHg,
diastolik >120 mmHg, MAP >130 mmHg, dan volume hematoma
bertambah. Bila terdapat gagal jantung, tekanan darah harus segera
diturunkan dengan labetalol iv 10 mg (pemberian dalam 2 menit) sampai 20
mg (pemberian dalam 10 menit) maksimum 300 mg; enalapril iv 0,625-1.25
mg per 6 jam; kaptopril 3 kali 6,25-25 mg per oral. Jika didapatkan tanda
tekanan intrakranial meningkat, posisi kepala dinaikkan 300, posisi kepala
dan dada di satu bidang, pemberian manitol (lihat penanganan stroke
iskemik), dan hiperventilasi (pCO2 20-35 mmHg). Penatalaksanaan umum
sama dengan pada stroke iskemik, tukak lambung diatasi dengan antagonis
H2 parenteral, sukralfat, atau inhibitor pompa proton; komplikasi saluran
napas dicegah dengan fisioterapi dan diobati dengan antibiotik spektrum
luas.10
Terapi khusus:
Neuroprotektor dapat diberikan kecuali yang bersifat vasodilator.
Tindakan bedah mempertimbangkan usia dan letak perdarahan yaitu pada
pasien yang kondisinya kian memburuk dengan perdarahan serebelum
berdiameter >3 cm3, hidrosefalus akut akibat perdarahan intraventrikel atau
serebelum, dilakukan VP-shunting, dan perdarahan lobar >60 mL dengan
tanda peningkatan tekanan intrakranial akut dan ancaman herniasi.10
Pada perdarahan subaraknoid, dapat digunakan antagonis Kalsium
(nimodipin) atau tindakan bedah (ligasi, embolisasi, ekstirpasi, maupun
gamma knife) jika penyebabnya adalah aneurisma atau malformasi arteri-
vena (arteriovenous malformation, AVM).10
1.6 Komplikasi
Komplikasi sistemik sering terjadi pada hari pertama stroke. Kondisi ini
lima kali lebih banyak menyebabkan kematian dibandingkan akibat lesi. Beberapa
keadaan yang harus selalu dipantau terkait komplikasi sitemik:4
1. Tekanan darah
Kenaikan tekanan darah biasanya merupakan kompensasi tubuh akibat
stroke. Hal ini terjadi karena tubuh mengupayakan mengatasi kekurangan
pasokan darah yang ada di tempat lesi. Namun, kondisi ini akan membaik dalam
2-3 hari. Kenaikan tekanan darah tidak perlu diturunkan, kecuali mencapai nilai
yang sangat tinggi yaitu sistolik >220mmHg/diastolik >130mmHg.
2. Gula darah
Kenaikan gula darah pada pasien stroke merupakan kompensasi tubuh atau
merupakan suatu mekanisme stres. Gula darah yang tinggi akan memperburuk
kerusakan otak, sehingga kenaikan gula darah pada hari-hari pertama stroke harus
segera diturunkan.
3. Keadaan kardiorespirasi
Gangguan jantung sering kali terjadi dan memperburuk keadaan stroke.
Selain gangguan jantung, gangguan respirasi juga dapat terjadi, baik akibat infeksi
ataupun terdapatnya penekanan pada pusat pernapasan.
4. Ulcer stres
Ulcer stres merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada
pasien stroke dan perlu diperhatikan. Keadaan ini dapat mengakibatkan
hematemesis dan melena, yang berpengaruh pada kelangsungan hidup pasien.
5. Komplikasi lainnya
Komplikasi lain yang dapat timbul pada keadaan stroke meliputi: infeksi
dan sepsis, gangguan ginjal, gangguan hati, serta emboli paru dan/atau trombosis
vena dalam. Sehingga diperlukan pemantauan dari awal stroke terjadi.
1.7 Prognosis
Stroke dapat menimbulkan berbagai morbiditas, mortalitas, dan
kekambuhan di masa yang akan datang.6 Kematian akibat stroke adalah 41,4%
dari 100.000 populasi.11 Sepertiga pasien yang pernah mengalami stroke, 5-14%
akan mengalami kejadian stroke berulang dalam rentang waktu lima tahun.3
Data stroke statistik oleh Stroke Association Inggris menunjukkan bahwa
42% kecacatan akibat stroke adalah permanen. Tahun 2010, stroke merupakan 7%
dari seluruh penyebab kematian pria dan 10% dari seluruh penyebab kematian
wanita. Kekambuhan stroke meningkat seiring bertambahnya waktu.
Kemungkinan stroke berulang dalam waktu lima tahun adalah 26,4% dan dalam
sepuluh tahun adalah 39,2%.11
2. Hipertensi
JNC 8 telah merilis panduan baru pada manajemen hipertensi orang dewasa
terkait dengan penyakit kardiovaskuler. Bukti diambil dari penelitian terkontrol
secara acak dan diklasifikasikan menjadi:12
A. Rekomendasi kuat, dari evidence base terdapat banyak bukti penting yang
menguntungkan
B. Rekomendasi sedang, dari evidence base terdapat bukti yang menguntungkan
C. Rekomendasi lemah, dari evidence base terdapat sedikit bukti yang
menguntungkan
D. Rekomendasi berlawanan, terbukti tidak menguntungkan dan merusak
(harmful).
E. Opini ahli
N. Tidak direkomendasikan
5. Dasar penatalaksanaan:
- Tirah baring dan posisikan kepala dan badan 20-300 untuk mempertahankan
sirkulasi yang adekuat ke otak.
- Infus RL 25 tetes/menit untuk mempertahankan keadaan euvolumik dan
kebutuhan glukosa.
- Infus Manitol 125 cc/ 6 jam untuk mengurangi edema serebri.
- Injeksi asam traneksamat 2x 250 mg untuk mengendalikan perdarahan.
- Pemberian citicolin bertujuan sebagai neuroprotektor.
- Pemberian ranitidine bertujuan untuk mengurangi nyeri perut
- Pemberian Ceftriaxon bertujuan untuk antibiotic profilaksis
DAFTAR PUSTAKA
3. Ropper AH, Brown RH. Adams and Victor’s Principles of Neurology. 8th
Ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. 2005. Chapter 34,
Cerebrovascular Disease; p.660-770.
11. Hoyert DL, Xu J: NVSS. Deaths: Preliminary Data for 2011. National
Vital Statistics Report. 2012;61(6):1-4.
12. James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC, Dennison C, Handler J,
dkk. Evidence-Based Guideline for The Management of High Blood
Pressure in Adults: Report from the Panel Member Appointed to the Eight
Joint National Committee (JNC 8). JAMA. 2014.