Anda di halaman 1dari 15

TRANSPORTASI

Transportasi yang baik :


 Waktu perjalanan cepat
 Frekuensi pelayanan cukup
 Aman dan Nyaman
Faktor pendukung trasortasi yang ideal :
• Kondisi prasarana (jalan)
• Sistem jaringan
• Kondisi sarana (kendaraan)
• Mental pengguna transportasi

Faktor yg mempengaruhi kelancaran dan kenyamanan transportasi:

• Teknik Lalu Lintas

• Jaringan Jalan

• Parkir

• Sarana Angkutan

• Terminal

1. Teknik Perlalulintasan (Traic Engineering)


a. Volume lalu lintas
Variasi LHR (Lalu Lintas Harian Rata-Rata) :
- Karakteristik Harian
- Karakteristik mingguan
- Karakteristik bulanan
b. Kapasitas Jalan
Beberapa faktor yang mempengaruhi kaasitas persimpangan jalan :
a. Adanya kendaraan truk dalam lalu lintas.
b. Jumlah kendaraan yang berbelok ke kanan atau kiri.
c. Apabila di dekat persimpangan diperkenankan berhenti.
d. Apabila di dekat persimpangan diizinkan parkir.
Asal Dan Tujuan Lalu Lintas ( Origin dan Destination)
Asal ialah darimana pengguna lalu lintas itu datang dan tujuan ialah kemana
yang bersangkutan akan berpergian. Pengetahuan tentang asal dan tujuan ini sangat
penting sekali untuk perencanaan transportasi kota yaitu perencanaan sistem
jaringan jalan dan sistem angkutan, oleh karena itu perlu diketahui dengan seksama.
Data tentang asal dan tujuan orang dapat dilakukan dengan melakukan survey,
misalnya survey pada rumah tangga, survey pada ruas jalan dengan cara
menanyakan masing-masing pelaku lalu lintas darimana asal dan kemana
tujuannya. Survey ini dinamakan survey asal dan tujuan atau origin and destination
servey.
Hasil dari survey ini dapat digambarkan dalam suatu bagan yang
menunjukkan pola pergerakan yang terjadi atau garis keinginan dari lalu lintas antar
kawasan-kawasan kota. Selain orang barangpun perlu diketahui asal dan tujuannya
karena sistem angkutan barang juga merupakan bagian dari sistem transportasi kota.
Sumber data untuk pencatatan arus barang dapat dilihat pada jembatan timbang
batas kota disamping dapat juga diadakan survey asal tujuan untuk barang.
Diagram dari arus barang dan kendaraan data dipakai untuk menilai kecenderungan
dari pergerakan lalu lintas yang bermanfaat untuk menyusun program dalam bidang
transportasi. Program dalam bidang transportasi dapat berupa :
a. Pembukaan ruas jalan baru karena garis keinginan antara dua zona
sedemikian rupa sehingga lebih menguntungkan membuka jalur baru.
Dalam mengambil langkah ini masalah pembebasan lahan juga harus
dipertimbangkan dengan cermat dari segi keuangan maupun social budaya.
b. Pelebaran jalan karena volume lalu lintas yang ada belum dapat ditampung
oleh kapasitas jalan yang ada
c. Peningkatan kualitas jalan karena kendaraan berat mempunyai keinginan
pada jalur tertentu. Peningkatan ini diperlukan agar jalan tidak menjadi
lekas rusak.
d. Penyediaan sarana angkutan yang sesuai misalnya bus besar atau mobil
penumpang umum pada jalur-jalur tertentu.

Pembangkit Lalu Lintas Atau Traffic Generator


Pembangkit lalu lintas ialah kawasan-kawasan yang terdiri dari bagian atau
sebagian wilayah kota yang menimbulkan arus lalu lintas, misalnya kawasan
perumahan, kawasan perdagangan, dan kawasan industry.
Pengetahuan tentang sifat-sifat pembangkit lalu lintas ini berguna untuk menaksir
lalu lintas yang mungkin timbul dari kawasan yang sudah dibangun atau yang akan
dibangun dalam kaitannya dengan penyediaan fasilitas transportasi berupa jaringan
jalan dan kendaraan pengangkutan.
Satuan Mobil Penumpang
Untuk menyatakan kepadatan lalu lintas pada suatu ruas jaringan jalan sering
dinyatakan dengan satuan mobil penumpang atau SMP persatuan waktu.
Maksudnya bahwa berbagai jenis kendaraan yang memadati jalan raya akan
dinyatakan dalam satu satuan tersebut.

2. JARINGAN JALAN
Jaringan jalan mempunyai peran yang penting dalam sistem transportasi
kota karena biasanya yang menjadi masalah dalam transportasi kota ialah
kekurangan jaringan jalan. Ditinjau dari fungsi kota terhadap wilayah
pengembangannya maka sistem jaringan jalan ini ada dua macam yaitu sistem
priemer yaitu jaringan jalan yang berkaitan dengan hubungan antar kota dan juga
ada sistem sekunder yaitu jaringan jalan yang berkaitan dengan pergerakan lalu
lintas dan sifat didalam kota saja.

Bagian Bagian Jalan


Untuk jalan raya sesuai dengan PP No.26 thn 1985 telah diuraikan bagian-bagian
dari jalan yaitu daerah manfaat jalan, daerah milik jalan, dan daerah pengawasan
jalan.

Jalan Bebas Hambatan


 Berfungsi untuk menampung pergerakan lalullintas yang sangat besar dari
suatu wilayah ke wilayah yang lain yang melewati kota untuk mengurangi
kemacetan lalulintas dan terletak di kota-kota metropolitan
Jalan Arteri
 Berfungsi sama dengan jalan bebas hambatan, tetapi ada di setiap kota
 Jalan arteri dibagi menjadi arteri primer dan arteri sekunder
 Arteri primer berfungsi menghubungkan kota orde pertama dengan kota
orde kedua
Persyaratan jalan arteri primer adalah :
 Arteri Sekunder berfungsi menghubungkan pusat kota dengan pusat bagian
wilayah kota, pusat bagian wilayah kota dengan bagian wilayah kota lainnya
dan menghubungkan pusat kota dengan kawasan primer
Persyaratan jalan arteri sekunder :

Sistem Jaringan Jalan Kolektor


 Jalan yang melayani angkutan pengumpulan/pembagian dengan ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi.
 Kolektor primer adalah jalan yang menghubungkan kota orde kedua dengan
kota orde kedua dan jalan yang menghubungkan kota orde kedua dengan
kota orde ketiga
Persyaratan jalan kolektor primer :

 Kolektor Sekunder adalah jalan yang menghubungkan pusat bagian wilayah


kota dengan pusat sub bagian wilayah kota.

Sistem Jaringan Jalan Lokal


Dalam sistem primer, jalan lokal primer adala jalan-jalan yang
menghubungka pusat kota dari orde 1, orde 2, dengan persil-persil yang pada
kaasan yang berfungsi regional yang didesain berdasarkan kecepatan rencana
paling renda 20 km/jam dengan lebar paling kurang 6 m.
Dalam sistem sekunder, jalan lokal sekunder adalah jalan yang
menghubungkan pusat kota dengan perumahan yang didesain berdasarkan kegiatan
rencana paling rendah 10 km/jam dan lebar jalan tidak kurang dari 5 m.

Pembinaan Jalan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1995 tentang jalan
sebagai berikut;
a. Jalan nasinal merupakan wewenang dari pemerintah pusat yaitu ;
(1). Jalan arteri primer
(2). Jalan kolektor primer yang mengubungkan antara ibukota provinsi
(3). Selain dari yang tersebut diatas dapat juga ditetapkan jalan-jalan yang
mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan nasional, misalnya ada jalan
yang menghubungkan dengan lokasi pabrik semen
Satu jalan yang ada dikota akan ditetapkan menjadi suatu jalan nasional melalui
surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
b. Jalan provinsi merupakan wewenang Pemeritah Daerah Tingkat I yaitu ;
(1). Jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota
kabupaten/kotamadya
(2). Jalan kolektor primer yang menghubungkan antara ibukota
kabupaten/kotamadya
(3). Jalan lain yang bersifat strategis
Jalan provinsi ditetapkan melali surat Keputusan Menteri Dalam Negeri atau
usul Gubernur KDH Tingkat I, dan mendapat pertimbangan teknis dari Menteri
Pekerjaan Umum
c. Jalan kabupaten/kotamadya adalah
(1). Jalan kolektor primer
(2). Jalan lokal primer
(3). Jalan sekunder yang berfungsi sebagai arteri, kolektor dan lokal

Pembangunan Jaringan Jalan


Pembangunan Jaringan Jalan merupakan kegiaatn yang membutuhkan
biaya yang sangat besar atau bahkan anggaran terbesar dari seluruh sektor
pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, karena memerlkan persiapan yang
teliti agar dana pembangunan dapat dimanfaatkan secara berdaya guna dan berhasil
guna.
Masalah umum yang sering dihadapi pemerintah kota dalam pembangunan
jalan adalah masalah kekurangan dana pembangunan dan pembebasan lahan.
Masalah yang terjadi pada jalan-jalan arteri dimana pelebaran dan pembangunan
jalannya lebih dirasakan pentingya oleh pemerintah dibanding dengan masyarakat
sedangkan pembangunan jalan lokal dimana masyarakat lebih merasakan
kepentingan pembangunan jalan tersebut.

3. Jaringan Jalan Kereta Api


 Di Indonesia, rel kereta lebih sering disebut dengan istilah kereta apa, karena
dalam pengalaman sejarah kereta rel selalu dioperasikan dengan bahan
bakar batu bara atau kayu sehingga saat kereta rel tersebut melaju selalu
mengeluarkan percikan api. Sampai sekarang istilah Kereta Api tetap
digunakan meski mesin penggerak sudah diganti dengan mesin diesel.
 Fungsi angkutan kerata api untuk mengangkut penduduk/barang dari satu
daerah ke daerah lain.
 Angkutan kereta api ini mempunyai frekuensi pelayanan yang cukup tinggi
yang dapat mengganggu lalu lintas jalan raya, karena angkutan kereta api
merupakan angkutan yang bebas hambatan.
 Salah satu yang dapat dilakukan untuk hambatan tersebut yaitu dengan
membuat konstruksi rel dengan jembatan layang atau konstruksi rel bawah
tanah.
 Konstruksi seperti itu akan meningkatkan kelancaran lalu lintas, tetapi
membutuhkan biaya konstruksi yang sangat mahal. Oleh karena itu sebelum
membuat konstruksi seperti itu maka haru dikaji kelayakan ekonomisnya.
 Sebagai keperluan angkutan dalam kota maka stasiun kereta api harus
berdekatan dengan terminal, agar perpindahan moda angkutan dapat
dilaksanakan dengan mudah, karena tidak mungkin kereta api dapat
mencapai seluruh pelosok kota.

4. Perparkiran
 Perparkiran merupakan merupakan masalah yang rumit bagi seluruh kota
khususnya di Indonesai terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Hal
ini disebabkan karena belum cukupnya sarana parkir pada gedung-gedung
besar sehingga fasilitas jalan telah dimanfaatkan sebagai fasilitas parkir .
 Pada prinsipnya studi perpakiran ini menyangkut 3 hal, diantaranya:
a. Ketersedian fasilitas Parkir
b. Sifat-sifat dari penggunaan fasilitas parkir
c. Kebutuhan parkir pada bagian wilayah tersebut
 Tersedianya fasilitas parkir dapat diperoleh dengan cara survey langsung ke
lapangan juga dapat diperoleh sifat-sifat penggunaan parkir pada suatu
tempat serta dapat diperoleh jumlah kendaraan yang parkir pada waktu jam
puncak karena hal inilah yang menentukan kebutuhan fasilitas parkir.
Analisa Kebutuhan Parkir
Tabel 5.1 Kebutuhan Parkir
Lokasi dan Luas Bangunan
No Penggunaan Bangunan Daerah
pusat Kota
Pinggiran

1 2 3 4
1 Untuk Perkantoran 60 M² 100 M²
2 Untuk Pergudangan 40 M² 60 M²
3 Untuk Apotek 30 M² 30 M²
4 Untuk Praktik Dokter 15 M² 30 M²
5 Untuk Auditorium 10 M² 30 M²
6 Untuk Restauran 20 M² 30 M²
7 Untuk Club 20 M² 25 M²
8 Untuk Hiburan 20 M² 20 M²
9 Untuk Kolam Renang 40 M² 60 M²
10 Untuk Lapangan Tenis 60 M² 80 M²
11 Untuk Perguruan Tinggi 60 M² 100 M²
12 Untuk Sekolah 60 M² 100 M²
13 Untuk Rumah Ibadah 60 M² 100 M²
14 Untuk Museum 250 M² 250 M²
15 Untuk Perpustakaan 100 M² 150 M²
16 Untuk Bank 40 M² -
17 Untuk Rumah Sakit Umum 75 M² 100 M²
18 Untuk Rumah Sakit Swasta 50 M² 60 M²
19 Untuk Karya Perdagangan 40 M² 50 M²
20 Untuk Swalayan 15 M² 35 M²
21 Utk. Hotel Berbintang 5 60 M² 100 M²
22 Utk. Hotel Berbintang 4 60 M² 100 M²
23 Utk. Hotel Berbintang 3 40 M² 100 M²
24 Utk. Hotel Berbintang 2 30 M² 100 M²
25 Untuk Flat 90 M² 125 M²
26 Untuk Apartement 70 M² 70 M²
27 Untuk Bioskop 60 M² 100 M²
Sumber : Pemda Kotamadya, Medan
 Disamping itu juga diatur untuk Bangunan Industri dan Perdangan sebagai
Berikut
a. Luas sampai dengan 2.000/M2 , setiap 300 M2 lantai bruto harus
disediakan tempat parkir 1 truk.
b. Luas 2.000 sampai 5000 M2, setiap 300 M2 lantai bruto harus
disediakan tempat parkir untuk 1 truk dengan minimal harus disediakan
10 parkir truk.

Fasilitas Parkir
 Penyediaan fasilitas parkir pada umumnya dapat dikategorikan 2 jenis, yaitu
a. Di jalan (Street Parking), ialah fasilitas yang langsung tersedia pada
jalur jalan tertentu tetapi tidak mengurangi jalur lalu lintas.
b. Di luar Jalan (Off Street Parking), ialah fasilitas parkir di luar jalur lalu
lintas jalan, dapat berbentuk areal parkir atau gedung parkir.

Parkir di Jalan
 Parkir dijalan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
a. Parkir sejajar, ini tidak membutuhkan lebar yang luas, hanya kurang
lebih 2.4m dan cocok untuk jalan yang tidak terlalu lebar tetapi
kenyamanan pengemudi untuk mengadakan parkir kurang
b. Parkir menyudut 450 , menggunakan areal jalan yang lebih luas, yaitu
4,5 m dan hanya cocok untuk jalan yang cukup lebar, namun memberi
kenyamatan yang tinggi bagi pengemudi untuk parkir.

Gedung Parkir dan Jalan


 Gedung Parkir terdiri dari beberapa lapis lantai parkir sedangkan areal
parkir hanya 1 lapis saja. Tetapi yang jelasnya keduanya merupakan fasilitas
parkir di luar jalan .
 Di Negara Maju, Gedung parkir dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Di atur oleh pengemudi, dimana pengemudi langsung membawa dan
mengadakan parkir kendaraannya pada gedung parkir.
b. Gudung Mekanik, yaitu diatur secara mekanik oleh petugas parkir dan
proses meletakan kendaraan pada suatu tempat diatur dan secara
mekanik.

5. SARANA TRANSPORTASI
Kegiatan transportasi umum pada prinsipnya dapat dibagi atas beberapa kegiatan
yaitu :
a. Pengumpulan manusia dari kawasan pemukiman atau kawasan tempat
bekerja dan kawasan perbelanjaan.
b. Pengangkutan antara kawasan pemukiman, kawasan tempat bekerja atau
kawasan perdagangan
c. Distribusi ditempat-tempat kawasan pemukiman, perdangan atau tempat
seperti bekerja

A. Perjalanan ulang-alik
Perjalanan ulang-alik adalah perjalanan yang setiap hari yang dilaksanakan oleh
pengguna jasa pada waktu dan lintasan yang tetap. Kegiatan yang termasuk dalam
perjalanan ulang-alik ini adalah perjalanan ketempat bekerja, perjalanan pelajar
atau mahasiswa ketempat lokasi fasilitas pendidikan.
B. Perjalanan insidentil
Perjalanan insidentil ini tidak dilakukan setiap hari dan tidak selamanya mengikuti
lintasan yang sama.
C. Perjalanan santai
Perjalanan santai dikota-kota banyak terjadi terutama untuk golongan atau seperti
pergi arisan.
D. Perjalanan liburan
Perjalanan liburan akan menjadi kepadatan dijalur yang dilewati maka dari itu
perjalan liburan dilakukan dengan bus atau mobil pribadi.
E. Perjalanan wisata
Perjalanan wisata yaitu perjalanan dikota untuk mengunjungi tempat objek wisata.
Umumnya rutenya tetap asal dan tujuannya juga tetap.

Moda Angkutan Umum


a. Becak atau helicak
Becak adalah kendaraan untuk jarak dekat misalnya untuk satu lingkungan
pemukiman dan melakukan kegiatan pengumpulan
b. Mobil penumpang umum
Mobil penumpang umum berisi lima sampai tujuh orang penumpang
diperuntukan untuk jarak dekat dan jangkauan layanan maksimum didalam
satu bagian wilayah kota.
c. Taksi
Mobil taksi memiliki kapasitas satu sampai tiga penumpang
d. Mobil Bus
Mobil bus adalah angkutan yang jauh lebih besar dari mobil penumpang
umum dan mempunyai kapasitas 40-50 orang.
e. Train atau kereta listrik
Kereta listrik ini mempunyai kapasitas 100-150 orang penumpang
f. Kereta api
Kereta api termasuk angkutan masal terutama digunakan untuk angkutan
kota metropolitan yaitu antar kota inti dengan kota satelitnya. Kaapasitas
sangat besar dan dapat ditingkatkan frekuensinya diangkut pada jam-jam
sibuk.
g. Kereta bawah tanah
Khususnya untuk kota-kota besar diluar negeri dengan dibangun kereta
bawah tanah, suatu angkutan massal yang mempunyai kapasitas yang sangat
besar dan frekuensi yang cukup tinggi.

6. TERMINAL
Fungsi terminal yang merupakan salah satu bagian dari sarana transportasi
anta lain:
a. Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan moda angkutan.
b. Menyediakan sarana untuk simpul lalu lintas.
c. Menyediakan tempat untuk menyiapkan kendaraan.
Lokasi Terminal dipilih untuk memenuhi fungsi dari terminal itu sendiri.
Beberapa kemungkinan lokasi terminal:
a. Di kawasan pemukiman.
b. Di pusat kota.
c. Di tempat-tempat pusat pekerjaan
d. Di batas kota kearah menuju ke luar kota
e. Terminal-terminal moda angkutan udara dan angkutan laut dan angkutan
kereta api, biasanya harus digabung dengan terminal angkutan darat.
Terminal angkutan kota adalah terminal yang merupakan simpul lalu
lintas atau lokasi pengangkutan moda untuk angkutan kota saja. Terminal
pengumpul dan distribusi biasanya berbentuk halte atau terminal kecil pada
kawasan pemukiman. Terminal angkutan kota yang agak besar berada di pusat kota.
Terminal terpadu adalah terminal yang merupakan pergantian angkutan
dalam kota menjadi angkutan luar kota dan sebaliknya, biasanya letaknya ada di
pinggir kota. Contoh: terminal pada pelabuhan laut dan pelabuhan udara. Ungsi
terminal terpadu:
a. Tempat menyimpan atau mangkal kendaraan luar kota.
b. Tempat perusahaan jas angkutan untuk memasarkan pelayanan
angkutannya dan menjual tiket.
c. Tempat penginapan kru angkutan luar kota.

Anda mungkin juga menyukai