• Jaringan Jalan
• Parkir
• Sarana Angkutan
• Terminal
2. JARINGAN JALAN
Jaringan jalan mempunyai peran yang penting dalam sistem transportasi
kota karena biasanya yang menjadi masalah dalam transportasi kota ialah
kekurangan jaringan jalan. Ditinjau dari fungsi kota terhadap wilayah
pengembangannya maka sistem jaringan jalan ini ada dua macam yaitu sistem
priemer yaitu jaringan jalan yang berkaitan dengan hubungan antar kota dan juga
ada sistem sekunder yaitu jaringan jalan yang berkaitan dengan pergerakan lalu
lintas dan sifat didalam kota saja.
Pembinaan Jalan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1995 tentang jalan
sebagai berikut;
a. Jalan nasinal merupakan wewenang dari pemerintah pusat yaitu ;
(1). Jalan arteri primer
(2). Jalan kolektor primer yang mengubungkan antara ibukota provinsi
(3). Selain dari yang tersebut diatas dapat juga ditetapkan jalan-jalan yang
mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan nasional, misalnya ada jalan
yang menghubungkan dengan lokasi pabrik semen
Satu jalan yang ada dikota akan ditetapkan menjadi suatu jalan nasional melalui
surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
b. Jalan provinsi merupakan wewenang Pemeritah Daerah Tingkat I yaitu ;
(1). Jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota
kabupaten/kotamadya
(2). Jalan kolektor primer yang menghubungkan antara ibukota
kabupaten/kotamadya
(3). Jalan lain yang bersifat strategis
Jalan provinsi ditetapkan melali surat Keputusan Menteri Dalam Negeri atau
usul Gubernur KDH Tingkat I, dan mendapat pertimbangan teknis dari Menteri
Pekerjaan Umum
c. Jalan kabupaten/kotamadya adalah
(1). Jalan kolektor primer
(2). Jalan lokal primer
(3). Jalan sekunder yang berfungsi sebagai arteri, kolektor dan lokal
4. Perparkiran
Perparkiran merupakan merupakan masalah yang rumit bagi seluruh kota
khususnya di Indonesai terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Hal
ini disebabkan karena belum cukupnya sarana parkir pada gedung-gedung
besar sehingga fasilitas jalan telah dimanfaatkan sebagai fasilitas parkir .
Pada prinsipnya studi perpakiran ini menyangkut 3 hal, diantaranya:
a. Ketersedian fasilitas Parkir
b. Sifat-sifat dari penggunaan fasilitas parkir
c. Kebutuhan parkir pada bagian wilayah tersebut
Tersedianya fasilitas parkir dapat diperoleh dengan cara survey langsung ke
lapangan juga dapat diperoleh sifat-sifat penggunaan parkir pada suatu
tempat serta dapat diperoleh jumlah kendaraan yang parkir pada waktu jam
puncak karena hal inilah yang menentukan kebutuhan fasilitas parkir.
Analisa Kebutuhan Parkir
Tabel 5.1 Kebutuhan Parkir
Lokasi dan Luas Bangunan
No Penggunaan Bangunan Daerah
pusat Kota
Pinggiran
1 2 3 4
1 Untuk Perkantoran 60 M² 100 M²
2 Untuk Pergudangan 40 M² 60 M²
3 Untuk Apotek 30 M² 30 M²
4 Untuk Praktik Dokter 15 M² 30 M²
5 Untuk Auditorium 10 M² 30 M²
6 Untuk Restauran 20 M² 30 M²
7 Untuk Club 20 M² 25 M²
8 Untuk Hiburan 20 M² 20 M²
9 Untuk Kolam Renang 40 M² 60 M²
10 Untuk Lapangan Tenis 60 M² 80 M²
11 Untuk Perguruan Tinggi 60 M² 100 M²
12 Untuk Sekolah 60 M² 100 M²
13 Untuk Rumah Ibadah 60 M² 100 M²
14 Untuk Museum 250 M² 250 M²
15 Untuk Perpustakaan 100 M² 150 M²
16 Untuk Bank 40 M² -
17 Untuk Rumah Sakit Umum 75 M² 100 M²
18 Untuk Rumah Sakit Swasta 50 M² 60 M²
19 Untuk Karya Perdagangan 40 M² 50 M²
20 Untuk Swalayan 15 M² 35 M²
21 Utk. Hotel Berbintang 5 60 M² 100 M²
22 Utk. Hotel Berbintang 4 60 M² 100 M²
23 Utk. Hotel Berbintang 3 40 M² 100 M²
24 Utk. Hotel Berbintang 2 30 M² 100 M²
25 Untuk Flat 90 M² 125 M²
26 Untuk Apartement 70 M² 70 M²
27 Untuk Bioskop 60 M² 100 M²
Sumber : Pemda Kotamadya, Medan
Disamping itu juga diatur untuk Bangunan Industri dan Perdangan sebagai
Berikut
a. Luas sampai dengan 2.000/M2 , setiap 300 M2 lantai bruto harus
disediakan tempat parkir 1 truk.
b. Luas 2.000 sampai 5000 M2, setiap 300 M2 lantai bruto harus
disediakan tempat parkir untuk 1 truk dengan minimal harus disediakan
10 parkir truk.
Fasilitas Parkir
Penyediaan fasilitas parkir pada umumnya dapat dikategorikan 2 jenis, yaitu
a. Di jalan (Street Parking), ialah fasilitas yang langsung tersedia pada
jalur jalan tertentu tetapi tidak mengurangi jalur lalu lintas.
b. Di luar Jalan (Off Street Parking), ialah fasilitas parkir di luar jalur lalu
lintas jalan, dapat berbentuk areal parkir atau gedung parkir.
Parkir di Jalan
Parkir dijalan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
a. Parkir sejajar, ini tidak membutuhkan lebar yang luas, hanya kurang
lebih 2.4m dan cocok untuk jalan yang tidak terlalu lebar tetapi
kenyamanan pengemudi untuk mengadakan parkir kurang
b. Parkir menyudut 450 , menggunakan areal jalan yang lebih luas, yaitu
4,5 m dan hanya cocok untuk jalan yang cukup lebar, namun memberi
kenyamatan yang tinggi bagi pengemudi untuk parkir.
5. SARANA TRANSPORTASI
Kegiatan transportasi umum pada prinsipnya dapat dibagi atas beberapa kegiatan
yaitu :
a. Pengumpulan manusia dari kawasan pemukiman atau kawasan tempat
bekerja dan kawasan perbelanjaan.
b. Pengangkutan antara kawasan pemukiman, kawasan tempat bekerja atau
kawasan perdagangan
c. Distribusi ditempat-tempat kawasan pemukiman, perdangan atau tempat
seperti bekerja
A. Perjalanan ulang-alik
Perjalanan ulang-alik adalah perjalanan yang setiap hari yang dilaksanakan oleh
pengguna jasa pada waktu dan lintasan yang tetap. Kegiatan yang termasuk dalam
perjalanan ulang-alik ini adalah perjalanan ketempat bekerja, perjalanan pelajar
atau mahasiswa ketempat lokasi fasilitas pendidikan.
B. Perjalanan insidentil
Perjalanan insidentil ini tidak dilakukan setiap hari dan tidak selamanya mengikuti
lintasan yang sama.
C. Perjalanan santai
Perjalanan santai dikota-kota banyak terjadi terutama untuk golongan atau seperti
pergi arisan.
D. Perjalanan liburan
Perjalanan liburan akan menjadi kepadatan dijalur yang dilewati maka dari itu
perjalan liburan dilakukan dengan bus atau mobil pribadi.
E. Perjalanan wisata
Perjalanan wisata yaitu perjalanan dikota untuk mengunjungi tempat objek wisata.
Umumnya rutenya tetap asal dan tujuannya juga tetap.
6. TERMINAL
Fungsi terminal yang merupakan salah satu bagian dari sarana transportasi
anta lain:
a. Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan moda angkutan.
b. Menyediakan sarana untuk simpul lalu lintas.
c. Menyediakan tempat untuk menyiapkan kendaraan.
Lokasi Terminal dipilih untuk memenuhi fungsi dari terminal itu sendiri.
Beberapa kemungkinan lokasi terminal:
a. Di kawasan pemukiman.
b. Di pusat kota.
c. Di tempat-tempat pusat pekerjaan
d. Di batas kota kearah menuju ke luar kota
e. Terminal-terminal moda angkutan udara dan angkutan laut dan angkutan
kereta api, biasanya harus digabung dengan terminal angkutan darat.
Terminal angkutan kota adalah terminal yang merupakan simpul lalu
lintas atau lokasi pengangkutan moda untuk angkutan kota saja. Terminal
pengumpul dan distribusi biasanya berbentuk halte atau terminal kecil pada
kawasan pemukiman. Terminal angkutan kota yang agak besar berada di pusat kota.
Terminal terpadu adalah terminal yang merupakan pergantian angkutan
dalam kota menjadi angkutan luar kota dan sebaliknya, biasanya letaknya ada di
pinggir kota. Contoh: terminal pada pelabuhan laut dan pelabuhan udara. Ungsi
terminal terpadu:
a. Tempat menyimpan atau mangkal kendaraan luar kota.
b. Tempat perusahaan jas angkutan untuk memasarkan pelayanan
angkutannya dan menjual tiket.
c. Tempat penginapan kru angkutan luar kota.