Anda di halaman 1dari 3

1.

Jaringan Jalan Kereta Api


 Di Indonesia, rel kereta lebih sering disebut dengan istilah kereta apa, karena dalam
pengalaman sejarah kereta rel selalu dioperasikan dengan bahan bakar batu bara atau kayu
sehingga saat kereta rel tersebut melaju selalu mengeluarkan percikan api. Sampai sekarang
istilah Kereta Api tetap digunakan meski mesin penggerak sudah diganti dengan mesin
diesel.
 Fungsi angkutan kerata api untuk mengangkut penduduk/barang dari satu daerah ke daerah
lain.
 Angkutan kereta api ini mempunyai frekuensi pelayanan yang cukup tinggi yang dapat
mengganggu lalu lintas jalan raya, karena angkutan kereta api merupakan angkutan yang
bebas hambatan.
 Salah satu yang dapat dilakukan untuk hambatan tersebut yaitu dengan membuat
konstruksi rel dengan jembatan layang atau konstruksi rel bawah tanah.
 Konstruksi seperti itu akan meningkatkan kelancaran lalu lintas, tetapi membutuhkan biaya
konstruksi yang sangat mahal. Oleh karena itu sebelum membuat konstruksi seperti itu
maka haru dikaji kelayakan ekonomisnya.
 Sebagai keperluan angkutan dalam kota maka stasiun kereta api harus berdekatan dengan
terminal, agar perpindahan moda angkutan dapat dilaksanakan dengan mudah, karena tidak
mungkin kereta api dapat mencapai seluruh pelosok kota.

2. Perparkiran
 Perparkiran merupakan merupakan masalah yang rumit bagi seluruh kota khususnya di
Indonesai terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Hal ini disebabkan karena belum
cukupnya sarana parkir pada gedung-gedung besar sehingga fasilitas jalan telah
dimanfaatkan sebagai fasilitas parkir .
 Pada prinsipnya studi perpakiran ini menyangkut 3 hal, diantaranya:
a. Ketersedian fasilitas Parkir
b. Sifat-sifat dari penggunaan fasilitas parkir
c. Kebutuhan parkir pada bagian wilayah tersebut
 Tersedianya fasilitas parkir dapat diperoleh dengan cara survey langsung ke lapangan juga
dapat diperoleh sifat-sifat penggunaan parkir pada suatu tempat serta dapat diperoleh
jumlah kendaraan yang parkir pada waktu jam puncak karena hal inilah yang menentukan
kebutuhan fasilitas parkir.

Analisa Kebutuhan Parkir


Tabel 5.1 Kebutuhan Parkir
Lokasi dan Luas Bangunan
No Penggunaan Bangunan Daerah
pusat Kota
Pinggiran

1 2 3 4
1 Untuk Perkantoran 60 M² 100 M²
2 Untuk Pergudangan 40 M² 60 M²
3 Untuk Apotek 30 M² 30 M²
4 Untuk Praktik Dokter 15 M² 30 M²
5 Untuk Auditorium 10 M² 30 M²
6 Untuk Restauran 20 M² 30 M²
7 Untuk Club 20 M² 25 M²
8 Untuk Hiburan 20 M² 20 M²
9 Untuk Kolam Renang 40 M² 60 M²
10 Untuk Lapangan Tenis 60 M² 80 M²
11 Untuk Perguruan Tinggi 60 M² 100 M²
12 Untuk Sekolah 60 M² 100 M²
13 Untuk Rumah Ibadah 60 M² 100 M²
14 Untuk Museum 250 M² 250 M²
15 Untuk Perpustakaan 100 M² 150 M²
16 Untuk Bank 40 M² -
17 Untuk Rumah Sakit Umum 75 M² 100 M²
18 Untuk Rumah Sakit Swasta 50 M² 60 M²
19 Untuk Karya Perdagangan 40 M² 50 M²
20 Untuk Swalayan 15 M² 35 M²
21 Utk. Hotel Berbintang 5 60 M² 100 M²
22 Utk. Hotel Berbintang 4 60 M² 100 M²
23 Utk. Hotel Berbintang 3 40 M² 100 M²
24 Utk. Hotel Berbintang 2 30 M² 100 M²
25 Untuk Flat 90 M² 125 M²
26 Untuk Apartement 70 M² 70 M²
27 Untuk Bioskop 60 M² 100 M²
Sumber : Pemda Kotamadya, Medan
 Disamping itu juga diatur untuk Bangunan Industri dan Perdangan sebagai Berikut
a. Luas sampai dengan 2.000/M2 , setiap 300 M2 lantai bruto harus disediakan tempat
parkir 1 truk.
b. Luas 2.000 sampai 5000 M2, setiap 300 M2 lantai bruto harus disediakan tempat parkir
untuk 1 truk dengan minimal harus disediakan 10 parkir truk.

Fasilitas Parkir
 Penyediaan fasilitas parkir pada umumnya dapat dikategorikan 2 jenis, yaitu
a. Di jalan (Street Parking), ialah fasilitas yang langsung tersedia pada jalur jalan tertentu
tetapi tidak mengurangi jalur lalu lintas.
b. Di luar Jalan (Off Street Parking), ialah fasilitas parkir di luar jalur lalu lintas jalan,
dapat berbentuk areal parkir atau gedung parkir.

Parkir di Jalan
 Parkir dijalan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
a. Parkir sejajar, ini tidak membutuhkan lebar yang luas, hanya kurang lebih 2.4m dan
cocok untuk jalan yang tidak terlalu lebar tetapi kenyamanan pengemudi untuk
mengadakan parkir kurang
b. Parkir menyudut 450 , menggunakan areal jalan yang lebih luas, yaitu 4,5 m dan hanya
cocok untuk jalan yang cukup lebar, namun memberi kenyamatan yang tinggi bagi
pengemudi untuk parkir.

Gedung Parkir dan Jalan


 Gedung Parkir terdiri dari beberapa lapis lantai parkir sedangkan areal parkir hanya 1 lapis
saja. Tetapi yang jelasnya keduanya merupakan fasilitas parkir di luar jalan .
 Di Negara Maju, Gedung parkir dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Di atur oleh pengemudi, dimana pengemudi langsung membawa dan mengadakan
parkir kendaraannya pada gedung parkir.
b. Gudung Mekanik, yaitu diatur secara mekanik oleh petugas parkir dan proses
meletakan kendaraan pada suatu tempat diatur dan secara mekanik.

Anda mungkin juga menyukai