Anda di halaman 1dari 7

BAB III

ANALISIS SITUASI

3.1 DATA UMUM


A. DATA GEOGRAFIS
Kelurahan Lagoa termasuk dalam wilayah Kecamatan Koja Kota administrasi Jakarta
Utara. Luas wilayah sebesar 157,99 Ha yang terdiri dari 18 RW dan 222 RT.8
Puskesmas Lagoa cukup strategis karena berada di tengah-tengah pemukiman
penduduk. Jalan menuju puskesmas juga cukup baik dan sudah beraspal. Puskesmas
dapat diakses dengan mudah menggunakan kendaraan roda dua, roda empat atau
berjalan kaki. Fasilitas transportasi umum pun banyak yang melewati Puskesmas
berupa ojek motor dan angkutan kota. Puskesmas mengalami banjir yang biasa terjadi
satu kali setiap tahunnya meskipun air tidak sampai memasuki ruangan puskesmas,
tetapi banjir mengganggu akses masyarakat ke puskesmas. Puskesmas tetap buka
meskipun banjir.

B. DATA DEMOGRAFIS
Berdasarkan Laporan Gizi Bulanan Desember 2015, Kelurahan Lagoa memiliki
jumlah penduduk balita (0-59 bulan 29 hari) sebanyak 2.881 jiwa ( 4% ). Proporsi
penduduk balita di Kelurahan Lagoa lebih rendah dibandingkan dengan proporsi
penduduk balita di Jakarta Utara yaitu, 143.740 balita dari 1.645.659 total penduduk
(8,7 %).

Tabel 3.1. Jumlah Bayi dan Balita Di Wilayah Kerja


Puskesmas Kelurahan Lagoa hingga Desember 2015
Usia Jumlah (jiwa) Persentase
0-5 bulan 29 hari 286 10
6 bulan – 11 bulan 29 hari 405 14
12 bulan – 23 bulan 29 hari 686 23.8
24 bulan – 59 bulan 29 hari 1504 52.2
Jumlah 2881 100

Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kelurahan Lagoa sampai dengan bulan Desember 2015
C. Data Lingkungan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Puskesmas, daerah kelurahan
Lagoa merupakan daerah yang rawan bencana banjir, banjir terjadi ketika musim
hujan dan dalam 2 tahun terakhir terjadi 1 kali banjir yaitu pada akhir tahun 2014.
Saat banjir terjadi ketinggian air bias mencapai 30-60cm, dan cukup mengganggu
aktifitas sehari-hari penduduk.

D. Keadaan Sosial Ekonomi


Berdasarkan diskusi dengan pemegang program gizi di Puskesmas
Kecamatan Penjaringan, keadaan sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap
keadaan gizi masyarakat. Sekitar 35% masyarakat Penjaringan merupakan keluarga
miskin dan sekitar 80% penderita gizi buruk tersebut merupakan keluarga miskin
(gakin). Sebagian besar orang tua juga bekerja, sehingga seringkali lupa untuk
memberikan ASI eksklusif.

3. 2 DATA KHUSUS
Berikut ini merupakan data-data yang berkaitan dengan program Gizi diwilayah kerja
puskesmas Lagoa pada periode Juli 2015 – Desember 2015.

3.2.1. Data Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Lagoa


Tabel 3.2 Sarana Kesehatan di wilayah Kelurahan Lagoa
Jenis Jumlah
Rumah Sakit 3
Puskesmas 1
Posyandu 25
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kelurahan Lagoa Tahun 2015

3.2.2. Jumlah Tenaga Kerja, Posyandu dan Kader


Puskesmas Lagoa memiliki tenaga kerja sebanyak 7 orang untuk menjalankan
program gizi, yaitu 1 dokter, 2 bidan, 2 perawat, 1 penanggung jawab program gizi,
dan 1 petugas administrasi. Posyandu sebanyak 25 unit, dengan 207 kader posyandu
yang terdiri dari 195 (97%) kader aktif.
3.2.4 Angka kejadian TB paru, Xeroftalmia, Marasmus, Kwashiorkor, Serta
Bencana Kelaparan
Selama periode Juli hingga Desember 2015, ditemukan adanya kasus balita yang
menderita penyakit TBC yaitu sebanyak 4 kasus, dan keseluruhannya merupakan
kasus baru. Tidak terdapat balita yang menderita penyakit xeroftalmia, marasmus,
dan kwashiorkor dalam periode yang telah ditentukan.

3.2.5. Program Gizi di Kelurahan Lagoa


Pada Puskesmas Kelurahan Lagoa dilakukan empat program gizi yang terintegrasi
dengan program KIA. Program yang dijalankan ialah :
 Program perbaikan gizi buruk
o Penimbangan dan pemantauan status gizi bayi dan balita setiap bulan
o Pemberian MP-ASI dan PMT bagi balita dengan status gizi miskin dan di
bawah garis merah (BGM).
o Rujuk ke Puskesmas dengan fasilitas rawat inap / Rumah Sakit bagi balita
dengan gizi buruk yang butuh perawatan
 Pemberian vitamin A pada balita dan ibu hamil
 Pemberian tablet besi pada ibu hamil
 Konseling ASI Eksklusif
Pada laporan ini akan dibahas program gizi yang dikhususkan bagi bayi dan balita
yaitu perbaikan gizi buruk, pemberian vitamin A dan ASI eksklusif. Hal ini
dikarenakan masa bayi dan balita merupakan masa atau periode emas pertumbuhan
dan perkembangan seorang anak sehingga perlu diperhatikan pemenuhan gizi dan
terus dipantau pertumbuhan serta perkembangannya.
5.4 Pohon Masalah

Bayi usia 0 – 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif < 80%

Penyuluhan ASI KP – ASI belum berjalan


Informasi tentang ASI secara optimal
eksklusif belum
ekslusif belum optimal
(banyak pemahaman optimal
yang keliru mengenai
ASI)
Keterbatasan waktu Petugas KP ASI masih
untuk pelaksanaan mengandalkan petugas
penyuluhan KP ASI kesehatan untuk
secara rutin oleh pendampingan kegiatan
petugas kesehatan

Jumlah media
Penyuluhan ASI promosi (poster,
eksklusif hanya Materi Belum ada Keterbatasan
spanduk, leaflet, Pelatihan dan pembekalan
ditujukan bagi ibu penyuluhan jadwal tetap waktu yang
brosur) tentang kepada KP ASI masih
hamil dan menyusui belum untuk dimiliki
ASI eksklusif kurang
disesuaikan melakukan petugas untuk
belum memadai dengan kebutuhan penyuluhan melakukan
ibu secara rutin penyuluhan

Meningkatkan frekuensi pelatihan dan


Ajakan bagi masyarakat umum selain bimbingan KP ASI oleh petugas
ibu hamil dan menyusui untuk mengikuti Menyebarkan undangan pertemuan Banyak tugas pelayanan
kesehatan untuk menambah
penyuluhan tentang ASI eksklusif, bagi ibu hamil, ibu menyusui dan (tugas rangkap) yang
anggota KP-ASI untuk : keterampilan dan pengetahuan petugas
dengan cara: harus dikerjakan petugas
- mengetahui pemahaman ibu tentang KP ASI
- pengumuman di tempat ibadah kesehatan
- membagi brosur dan leaflet ASI eksklusif
- mengetahui persoalan dan kesulitan
dalam memberikan ASI eksklusif
- dapat menyiapkan materi
penyuluhan sesuai kebutuhan ibu
Pengadaan media promosi berupa poster, Mengumpulkan tenaga Memberdayakan masyarakat
spanduk, brosur dan leaflet untuk menambah kesehatan dan pihak yang atau pihak yang dinilai dapat
jumlah media promosi. dilakukan dengan cara : terlibat dalam penyuluhan melakukan penyuluhan seperi :
- Tenaga pelaksana : bekerjasama dengan untuk menetapkan tempat  KP-ASI
dokter muda FK-UAJ sebagai pelaksana dan tanggal pelaksanaan  Ibu – ibu PKK
- Dana dan materi : pengajuan proposal penyuluhan.  Kader kesehatan
kerjasama dengan berbagai pihak yang  Bidan praktek yang ada
memiliki ketertarikan tentang ASI eksklusif setelah menentukan didalam wilayah kerja
antara lain : tempat dan tanggal puskesmas
1. Ikatan konselor menyusui pelaksanaan penyuluhan,  Mahasiswa kedokteran
Indonesia(IKMI) maka diumumkan secara  Dokter muda FK-UAJ
2. Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) berkala agar diketahui oleh  Mahasiswa kebidanan
3. Ayah Peduli ASI (Ayah ASI) seluruh sasaran
4. Majalah kesehatan dan perusahaan
farmasi

Anda mungkin juga menyukai