Anda di halaman 1dari 6

LAMPIRAN

A. Hasil wawancara
Sumber Topik Hasil
Ibu Irene Kegiatan Penyuluhan gizi perorangan dilakukan setiap
(Kepala penyuluhan kunjungan balita ke puskesmas, baik di BPU, KIA,
Puskesmas mengenai gizi, di atau poli gizi, sedangkan penyuluhan berkelompok
Kelurahan kelurahan lagoa yang rutin dilakukan adalah penyuluhan warga
Lagoa) mengenai topik gizi dilakukan 3-4 kali dalam
setahun. Kegiatan dilakukan bekerjasama dengan
kelurahan, dan kegiatan dilakukan di balai desa,
dengan mengundang petugas puskesmas (Kapuskes,
petugas gizi, bidan, dokter umum puskesmas) sebagai
narasumber. Selain itu dilakukan pertemuan KP-ASI
setidaknya satu kali dalam setahun, untuk penyegaran
mengenai peran KP-ASI, serta materi-materi
berkaitan dengan ASI.
Ibu Ponisih Peran kader dalam Kader sangat membantu terutama pada saat
(Koordinator promosi ASI dilakukannya posyandu, kader berperan untuk
Gizi eksklusif mendata jumlah bayi dan balita yang ada
Puskesmas diwilayahnya dan meningkatkan minat para calon ibu
Kelurahan dan para ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan
Lagoa) kader memantau jumlah ibu yang memberikan ASI
eksklusif dan akan dilaporkan ke puskesmas.
Pelaksanaan Kegiatan yang rutin dilaksanakan adalah pertemuan
Kegiatan Kelompok mengenai ASI setidaknya satu kali setiap tahun.
Pendukung Ibu ( Kegiatan dilakukan dengan mengundang ibu yang
KP-ASI) memiliki bayi 0-6 bulan, dan membahas mengenai
pentingnya pemberian ASI bagi ibu dan anak.
Hambatan saat - Kurangnya minat para calon ibu dan para ibu yang
mempromosikan memiliki bayi berusia 0-6 bulan untuk hadir ke
ASI ekslusif pertemuan yang membahas ASI (KP-ASI) dengan
berbagai alasan, seperti waktu dan banyak
pekerjaan lain yang harus dikerjakan.
- Masih kuatnya pengaruh suami dan ibu mertua
terhadap pengambilan keputusan dalam menyusui.
anggapan bahwa kebutuhan makanan dan gizi anak
kurang jika hanya diberikan ASI selama 6 bulan.
Salah satu Hambatan dalam Kurangnya kesadaran dan pengetahuan para ibu
Kader aktif kegiatan ASI mengenai pentingnya ASI, sehingga walaupun telah
eksklusif dilakukan sharing mengenai pengalaman ASI
eksklusif, penyuluhan kelompok maupun perorangan,
tetap saja para ibu menggunakan atau menambahkan
makanan lain selain ASI.
Ibu-ibu yang Pengertian ASI Beberapa ibu ada yang tepat menyebutkan pengertian
membawa eksklusif dan ASI eksklusif namun ada beberapa ibu pula yang
anaknya ke pendapatnya masih kurang memahami sepenuhnya (kasih ASI
KIA maupun saja, tapi ditambahkan air putih).
BPU Kendala yang Para ibu pada umumnya memiliki kendala bahwa ia
dihadapi dalam sibuk bekerja, sehingga tidak ada waktu untuk
memberikan ASI memberikan ASI dan mereka berpendapat bahwa
eksklusif ASI yang diberikan untuk anaknya tidak dapat
memenuhi seluruh aspek gizi yang dibutuhkan.

B. Observasi Lapangan
Kerangka Teori Target Tercapai Masalah
Masukan:
1. Tenaga Pengelola dan pelaksana kegiatan pengelola kegiatan +
UPGK harus mempunyai kompetensi UPGK mempunyai
yang sesuai dan telah dilatih kompetensi yang
sesuai dan telah
dilatih namun tidak
semua kader yang
terlatih
2. Dana Dana bersumber dari subsidi Tersedia dari APBD, -
pemerintah (APBN dan APBD) Puskesmas
digunakan untuk peningkatan kecamatan,
kualitas SDM, kegiatan intervensi kelurahan (MP-ASI
serta pengadaan alat, obat, dan bahan PMT penyuluhan),
dalam kegiatan UPGK dan bantuan BOK
Mendokumentasikan penggunaan
anggaran

3. Sarana
a. Medis - Vitamin A, kapsul merah dan biru Tersedia -
b. Non Medis - Gedung Ada, -
- Timbangan dewasa Ada dan akurat -
- Timbangan bayi Ada dan akurat -
- Alat pengukur tinggi badan Ada dan akurat -
- PMT dan MP-ASI Tersedia -
- Ruang tunggu dan ruang Ada dan memadai -
pemeriksaan
- Poster gizi, vitamin A, dan ASI Ada, jumlah kurang +
eksklusif
- Leaflet gizi, vitamin A, dan ASI Tidak ada +
eksklusif -
- Alat transportasi Tersedia
- KMS Tersedia dan Cukup -
- Kartu administrasi Tersedia dan Cukup -
- Formulir laporan bulanan KIA Tersedia dan Cukup -
- Formulir rujukan Tersedia dan Cukup -

4. Metode
a. Medis Buku pedoman yang berisi tentang: Ada -
- Metode penimbangan berat badan
- Metode penilaian status gizi
- metode pemberian vitamin A
- Metode pemberian MP-ASI dan
PMT
- Metode penyuluhan ASI ekslusif

b. Non Medis Buku pedoman mengenai: Ada -


- Metode pencatatan dan pelaporan
- Metode pembinaan posyandu dan
kader

Proses:
1. Perencanaan  Rencana kerja yang tertulis, Ada -
diketahui, dan dipahami oleh
petugas
2.Pengorganisasian  Pengorganisasian Ada -
- Struktur organisasi jelas dan
tertulis
- Pembagian tugas jelas dan tidak
merangkap
3. Pelaksanaan  Pelaksanaan
- Penimbangan berat badan dan Terlaksana -
penilaian status gizi bayi dan
balita saat datang ke KIA, BPU,
serta Posyandu
- Posyandu dilaksanakan setiap Terlaksana -
bulan
- Pemberian vitamin A 2x dalam Terlaksana -
setahun, kapsul biru untuk usia
6-11 bulan dan kapsul merah
untuk usia 12-59 bulan
- Pemberian MP-ASI atau PMT Terlaksana -
untuk bayi atau balita dengan
status gizi kurang -
- Mengadakan penataran dan Tidak terlaksana
penyegaran kader untuk +
meningkatkan pengetahuan ibu
2x per tahun
- Melakukan pencatatan kohort Ada
pemberian ASI eksklusif
- Penyuluhan mengenai Tidak rutin +
pemberian ASI eksklusif
- Diadakannya KP-Ibu pada setiap Tidak rutin, +
Posyandu

4. Pencatatan dan  Pencatatan dan pelaporan Ada -


Pelaporan
- Pencatatan dan pelaporan harian,
bulanan dan tahunan kegiatan
KIA
- Pencatatan dan pelaporan harian,
bulanan dan tahunan Posyandu
5. Pengawasan  Supervisi oleh kepala puskesmas Dilaksanakan -
secara berkala

Lingkungan:
1. Fisik Fisik: lokasi, transportasi, dan kerja Lokasi dekat jalan -
sama antar fasilitas kesehatan raya,dapat dijangkau
dengan kendaraan
maupun jalan kaki

2. Non Fisik Tingkat pendidikan, kebiasaan dan Rata-rata lulus SMP, +


budaya, serta status ekonomi Ibu banyak yang
tidak bekerja,
terdapat beberapa
RW yang mayoritas
kurang mampu
wilayah kerja
Puskesmas
Kelurahan Lagoa
Umpan balik Rapat kerja yang membahas laporan Dilaksanakan -
kegiatan
Rapat kerja yang membahas laporan Dilaksanakan -
dari masyarakat atau instansi lain

Anda mungkin juga menyukai