Makalah Ketahanan Nasional Lt-1a
Makalah Ketahanan Nasional Lt-1a
PENDAHULUAN
Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak diantara dua Benua dan dua
Samudra. Kondisi geografis seperti itu menyebabkan negara Indonesia didiami
berbagai macam flora dan fauna dan sumber daya alam yang melimpah. Dari
Sabang membentang luas sampai ke Merauke, menunjukkan betapa luasnya
negeri ini. Terdiri dari berbagai keanekaragaman suku , bahasa , dan budaya itu
sebagai bukti betapa kayanya tanah Indonesia.
Semua aspek yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia sendiri tapi juga
sebagai ancaman bagi keutuhan ketahanan Nasional. Kekayaan alam dan
keanekaragaman budaya yang melimpah menyebabkan banyak kepentingan
yang sangat menginginkan hal tersebut.
Masyarakat masih rendah tingkat kesadarannya mengenai Ketahanan
Nasional, mereka banyak yang berpandangan bahwa menjaga ketahanan
nasional itu hanya tugas TNI, Polri, dan Pemerintah. Padahal ketika masyarakat
berpandangan seperti itu maka kultur dan kebudayaan yang selalu hadir di
tengah dan menjadi bagian kehidupan sehari – hari akan terlupakan. Dampaknya
banyak kebudayaan bangsa yang akan diklaim oleh Negara lain dan berbagai
macam ideologi yang tidak sesuai dengan jatidiri bangsa Indonesia akan mudah
berkembang di masyarakat.
Saat ini isu penting dalam berbagai diskusi adalah mengenai ISIS ( Islamic
State of Iraq and Syria ). Ideologi radikal yang mengatasnamakan islam ini,
tengah berkembang di Indonesia dan mengancam keutuhan serta Ketahanan
Nasional. Oleh karena itu kami tertarik membahas mengenai ancaman ISIS (
Islamic State of Iraq and Syria ) , agar kita dapat mengetahui sekaligus
meminimalisir bahaya organisasi tersebut terhadap Ketahanan Negara
Indonesia.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Asas – asas ketahanan nasional
Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang disadari nilai-nilai yang
tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara.
Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
a. Asas kesejahteraan dan keamanan
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib
dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Didalam
kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan
dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya
ketahanan nasional.
b. Asas komprehensif/menyeluruh terpadu
Artinya, ketahanan nasioanal mencakup seluruh aspek kehidupan.
Aspek-aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan
perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.
c. Asas kekeluargaan
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong
royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini hidup dengan
asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini
dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga
dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.
d. Asas mawas ke dalam dan ke luar
Setiap bangsa suatu negara pasti saling berinterksi, baik interaksi
antar sesama warga negara itu sendiri ataupun interaksi antar negara.
Untuk menjaga ketahanan nasional maka diperlukan sikap mawas
(menjaga diri) ke dalam dan mawas ke luar.
1. Mawas ke dalam
2. Mawas ke luar
4
Mawas ke luar bertujuan untuk menjaga ketahanan negara dari
ancaman negara lain. Dengan adanya kerjasama dari internal
bangsa negara tersebut maka dengan mudah suatu negara dapat
mejaga negaranya dari ancaman negara lain.
2.4.2 Fungsi :
a. Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar
nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir,
pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah
bangsa yang bersifat inter–regional (wilayah), inter–sektoral maupun
multidisiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir
yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila
penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga
dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional.
b. Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai pola dasar
pembangunan, pada hakekatnya merupakam arah dan pedoman
dalam pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang secara
terpadu dan dilakukan sesuai rencana program .
c. Konsepsi Ketahan Nasional dalam fungsi sebagai pembinaan
Kehidupan Nasional pada hakekatnya merupakan suatu metode
integral yang mencakup seluruh aspek yang terdiri dari aspek alamiah
dan aspek sosial.
2.4.3 Tujuan :
5
a. Mampu menetralisir pengaruh ideologi yang datang dari luar
b. Mampu menjabarkan nilai – nilai Pancasila dan UUD 1945, sehingga
dapat mewujudkan sistem politik yang mampu menetralisir pengaruh
negatif dari pengaruh lingkungan strategis yang dihadapi.
c. Mampu mewujudkan kondisi ekonomi yang tidak mudah goyang oleh
perkembangan – perkembangan lingkungan strategis yang dihadapi.
d. Mampu mewujudkan sosial budaya yang tidak terpengaruh oleh
budaya negatif yang datang dari luar
e. Mampu mewujudkan kekuatan pangkal dan penyangga, sehingga
mampu mencegah keinginan pihak lain yang secara fisik berusaha
mengganggu integrasi Nasional Indonesia
f. Mampu melakukan tindakan – tindakan represif terhadap segala
gangguan – gangguan yang terjadi.
6
2.6 Sifat Ketahanan Nasional
a. Mandiri
Percaya kepada kemampuan dan kekuatan diri sendiri, keuletan dan
ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta
bertumpu pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian
merupakan syarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan
dalam perkembangan global.
b. Dinamis
Ketahanan nasional dapat meningkat atau menurun tergantung pada
situasi dan kondisi bangsa dan negara serta lingkungan strateginya. Hal
ini sesuai dengan hakekat dan pengertian bahwa yang ada di dunia ini
selalu berubah dan perubahan itu sendiri senantiasa berubah pula. Upaya
peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan kemasa
depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan
nasional yang baik.
c. Wibawa
Keberhasilan pembinaan nasional secara berlanjut dan
berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan
bangsa. Makin tinggi tingkat ketahanan nasional Indonesia berarti makin
tinggi daya tangkap yang dimiliki bangsa dan Negara Indonesia.
d. Konsultasi dan kerjasama
Konsultasi dan kerjasama berarti tidak mengutamakan sifat
konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan
fisik semata, tetapi lebih bersikap konsultatif dan kerjasama serta saling
menghargai dan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian
bangsa.
2.7 Demokrasi merupakan Faktor Penting dalam Ketahanan Nasional
7
menggunakan otoritarianisme untuk menjaga ketahanan nasional namun
hasilnya mengecewakan karena ancaman disintegrasi di zaman
demokratis ini. Bahkan, ancaman disintegrasi Aceh dapat diselesaikan
dengan baik di era demokratis.
a. Geografi
b. Kekayaan Alam
8
optimal. Adapun pemanfaatan kekayaan alam tersebut sebaiknya
dimanfaatkan berdasarkan asas maksimal, lestari, dan berdaya
saing. Maksimal memiliki arti memberi manfaat yang optimal untuk
pembangunan dan menjaga ketimpangan antar daerah. Lestari berarti
pemanfaatan kekayaan alam harus didasari kebijakan yang
memperhatikan aspek kelestarian alam demi kepentingan generasi
yang akan datang dan kesinambungan pembangunan.
c. Kependudukan
9
2.8.2 Aspek Sosial
a. Ideologi
b. Politik
c. Ekonomi
10
pembuatan peraturan perundang-undangan. Penataan itu baik
menyangkut cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup
orang banyak, maupun sehubungan dengan pemanfaatan bumi, air,
dan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Tujuannya
adalah untuk menjamin agar kemakmuran masyarakat senantiasa
lebih diutamakan daripada kemakmuran orang seorang, dan agar
tampuk produksi tidak jatuh ke tangan orang seorang yang
memungkinkan ditindasnya rakyat banyak oleh segelintir orang yang
berkuasa.
d. Sosial Budaya
e. Pertahanan Keamanan
11
seluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan
terkoordinasi.
12
c. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air dengan berperan
secara aktif dalam pembangunan bangsa dan negara.
13
Ketahanan nasional dalam aspek politik diartikan sebagai
kondisi dinamik kehidupan politik bangsa yang berisi keuletan,
ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan,
ancaman, hambatan serta gangguan yang datang dari luar
maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung
untuk menjamin kelangsungan hidup politik bangsa dan negara
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
14
a. Dalam rangka menghadapi globalisasi, maka perlu diambil
langkah-langkah untuk mengadakan proses perubahan atau
modernisasi. Peningkatan kompetensi diplomat diperlukan
dalam rangka menghadapi berbagai perundingan
internasional seperti ASEAN, AFTA, APEC, PBB, dan WTO,
sehingga Indonesia memperoleh keuntungan. Modernisasi
juga menyangkut sumber daya manusia (SDM) melalui
pendidikan sehingga kompetensinya sama dengan SDM luar
negeri, membangun watak bangsa, serta modernisasi
sarana pertahanan nasional untuk mempertahankan wilayah
NKRI, Dan mengembangkan paradigma baru dalam TNI
atau reformasi TNI. Peningkatan anggaran dalam bidang
pendidikan dan pertahanan merupakan salah satu
implementasi dalam bidang politik.
b. Mengembangkan politik luar negeri yang bebas dan aktif.
Hal ini dilakukan dengan berperan serta dalam proses
perdamaian di dunia internasional dan berpartisipasi aktif
dalam peristiwa yang bersifat global.
15
d. Penataan sistem politik yang menjamin kestabilan
pemerintahan. Pengembangan demokrasi berupa pemilihan
umum langsung ternyata berjalan dalam, baik DPR,
Presiden, maupun Kepala Daerah. Hal ini menunjukkan
bahwa kedewasaan warga negara semakin tinggi dan
merupakan kekuatan bangsa di masa depan. Dalam bidang
politik juga perlu dilakukan pengembangan sistem yang
terbuka dan demokratis
a. Stabilitas ekonomi
16
b. Tenaga kerja.
c. Faktor modal.
d. Faktor teknologi.
g. Faktor manajemen.
17
masyarkat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, maju, dan sejahtera dalam
kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta mampu
menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan
kebudayaan nasional. Kebudayaan Indonesia yang terdiri dari
Kepercayaan, kesenian dan adat istiadat tidak akan gampang dijaga.
Di daerah Aceh sampai dengan daerah Irian Jaya kebudayaan itu
bertabur lebih dari 100 jenis. Bagaimana menjaganya sementara
setiap orang memiliki cara dan tujuan yang berbeda-beda tiap-tiap
hari. Tetapi itulah perlunya sebuah strategi yang harus ditanamkan
oleh setiap warga negara untuk keberlangsungan kebudayaan itu.
Setiap warga negara diperlukan peranannya dalam menjaga
kebudayaan, dengan cara menghargai kebudayaan dan mencintai
untuk menimbulkan rasa ingin tahu.
18
kebudayaan yang perlu terus ditumbuhkembangkan, mulai dari diri
sendiri, lingkungan, sampai pada tatanan nasional.
19
rangka menghadapi segala ancaman, gangguan, hambatan
dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari dalam
untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan
nasional.
b) Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul
pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan sehingga setiap WNI baik secara
individu maupun kelompok dapat mengeliminir pengaruh
tersebut, karena bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi
lebih cinta kemerdekaan . Hal tersebut tercermin akan
adanya kesadaran bela negara dan cinta tanah air.
20
Berita seputar aktifitas ISIS menjadi salah satu trending topicdi
sejumlah media internasional dan nasional baik media elektronik,
media cetak serta sosial media. Beberapa berita yang
dihubungkan dengan ISIS adalah perihal kekejaman yang
dilakukan terhadap lawan dan masyarakat sipil serta penganut
agama yang berbeda. Koran Kompas mengulas, “NIIS terkenal
sadis ketika bertempur di Suriah. Mereka membunuh atau
membantai dengan cara-cara keji melampaui rasa kemanusiaan.
Tindakan yang sama kini mereka lakukan terhadap pasukan Irak
warga ulama atau tokoh masyarakat tertentu. Tujuh hari lalu,
mereka mengeksekusi 12 ulama di Mosul. Selain itu, mereka juga
mengeksekusi 170 tentara Irak.
Penjelasan Pascal S. Bin Saju di atas tentu saja kurang
lengkap karena penyiksaan, pemerkosaan dan pembunuhan
terhadap umat Kristen begitu masif di Mosul, ibukota Niniveh.
Samer Kamil Yacub memberikan kesaksian bahwa akhir
Kekristenan tengah berjalan di Mosul dimana eksistensi gereja
dan umat Kristen yang telah ada 2000 tahun lampau dimusnahkan
begitu saja, Patriarch Louis Sako melaporkan kepada situs berita
AFP bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah Mosul kosong
dan bersih dari umat Kristen. Hal tersebut berkaitan dengan
ultimatum yang dikeluarkan ISIS kepada orang-orang Kristen di
Mosul untuk memilih 3 opsi yaitu: Membayar pajak, masuk Islam
atau meninggalkan Mosul. Ada 50-an mesjid dan gereja kuno
seperti St. Ephrem’s Cathedral, yang merupakan bagian dari
Tahta Kepatriakan Gererja Ortodox Syria di Mosul dihancurkan.
Salib diturunkan dari kubah gereja. Bahkan makam Nabi Yunus
yang disakralkan baik oleh penganut Yudaisme, Kristen dan Islam
pun dimusnahkan. Sejumlah kota penting di Propinsi Niniveh yaitu
Sinjar, Mosul dan Zumar telah jatuh ke tangan kelompok ISIS.
Dan beberapa kota penting di Suriah pun telah dikuasai seperti
Propinsi Deir al Zour dan Propinsi Homs serta Propinsi
Raqqah,Hasakah,Aleppo.
21
Kekejaman ISIS bukan representasi Islam. Kekejaman ISIS
yang melampaui batas kemanusiaan pun menuai protes dari umat
Islam di Baghdad yang memprotes tindakan ISIS yang membunuh
dan mengusir umat Kristiani di Mosul.
Sebelumnya, diberitakan ISIS melancarkan urat syaraf dengan
membuat intimidasi untuk menghancurkan Mekkah dan
menaklukan Vatikan di Roma. ISIS mengklaim memiliki sejumlah
pasukan yang berasal dari Inggris, Prancis, Jerman dan negara-
negara Eropa lainnya, serta Amerika Serikat, dunia Arab dan
Kaukasus. Bahkan di Indonesia sendiri dikabarkan sudah ada 30-
an orang Indonesia yang terlibat dalam milisi ISIS, sebagaimana
dilaporkan kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT), Ansyaad Mbai. Mereka menargetkan Indonesia sebagai
negara Islam terbesar hingga Andalusia Spanyol menjadi wilayah
yang dikuasai dan menjadi bagian dari khilafah. Belum lama ini
beredar video yang diunggah di You Tube dengan judul “Join the
Rank” dimana berisikan sejumlah wajah orang Indonesia yang
tergabung dalam ISIS dan membuat pernyataan untuk mengajak
orang-orang Indonesia bergabung dalam perjuangan mereka. Di
situs berita pendukung ISIS, Al-mustaqbal.net, pada Jumat, 7 Juli
2014, dilaporkan tentang pembaitan ratusan orang untuk
mendukung Baghdadi dan ISIS di auditorium Syahida Inn,
Kampus II UIN Ciputat. Mereka datang dari berbagai daerah yakni
Jabodetabek, Banten, Sukabumi, Cianjur, Lampung, Riau, dan
Batam. Bahkan menurut beberapa pengamat terorisme, ISIS
sudah membaiat sejumlah 2 juta orang sebagai pengikutnya di
Indonesia. Dukungan spiritualpun dikumandangkan oleh Ustadz
Abu Bakar Ba’asyir dari penjara Nusakambangan, Cilacap.
2.10.2. Analisis
Isu-isu yang berkembang luas di masyarakat saat ini adalah
adanya pengaruh kekuatan baru yang mengancam keamanan
nasional. Isu yang berkembang saat ini adalah pengaruh ISIS
(Islamic State in Iraq and Syria) yang menghebohkan masyarakat
22
dunia. Pengaruh ISIS sangatlah unik, mereka menjadi kasus baru
dalam mendalami masalah teroris. Mereka menyebarkan paham-
paham mereka ke seluruh dunia termasuk Indonesia.
Sejatinya, teroris jarang mengklaim sebuah daerah tertentu,
adanya teroris adalah pertentangan dari perbedaan idiologi,
sehingga para teroris tidak pernah mengklaim sebuah daerah
tertentu. ISIS menjadi kasus yang menarik untuk diteliti karena
mereka telah mengklaim daerah tertentu dan kekuatannya bersifat
internasional.
ISIS termasuk Non State Actors, mereka sudah menjadi aktor
yang diperhitungkan di dunia. Pengaruhnya tidak hanya di Iraq
dan Suriah, melainkan dunia. Selayaknya seperti Al Qaeda,
mereka termasuk bagian dari NGO (Non-Governmental
Organizations). ISIS mendeklarasikan pemerintahan mereka
adalah kekhalifaan. Ini menjadi basis kekuatan mereka dalam
melancarkan pengaruh-pengaruh mereka terhadap dunia.
Apa yang menyebabkan peran NGO berkembang di dunia?
Kekuatan NGO lebih ke dalam soft power, meaning credible
information, expertise, and the moral authority that attracts the
atteintion and administration of governments and the public. ISIS
menjadi basis kekuatan baru islam, mereka ingin membuat
pemerintahan yang hukum-hukumnya dari agama. Asumsi mereka
adalah Negara lebih baik diatur oleh hukum-hukum yang sudah
ada, yaitu hukum agama.
ISIS atau banyaknya aktor bukan Negara yang ingin
menjalankan pemerintahan berdasarkan Al-Qur’an menentang
pemerintahan yang sekularis. Pemerintahan sekularis dating dari
perjanjian Westphalia di Eropa. Perjanjian Westphalia menandai
berakhirnya tiga puluh tahun perang di Eropa. Perjanjian
Westphalia ditandai dengan berakhirnya pemerintahan yang
berdasarkan agama di Eropa dan masuknya pemerintahan yang
sekularis.
Banyak Negara menginginkan pemerintahan yang sekularis,
terlebih lagi Negara yang idiologinya liberal. Menurut penulis.
23
Pemerintahan yang sekularis dapat mengatur negaranya
sedemikian rupa. Agama menjadi jalan hidup masing-masing dan
Negara tidak ikut campur dalam kehidupan masyarakatnya.
ISIS berencana ingin mendirikan kembali Negara yang
berdasarkan hukum-hukum agama. Mereka menjalankan cita-cita
mereka dengan jalan perang yang banyak menelan korban.
Mereka menjalankan aksi-aksinya dengan konsep yang sangat
unik melalui perantara agama. Agama menjadi dasar dalam aksi-
aksi mereka.
Konsep mereka dalam menjalankan aksi-aksi mereka
berdasarkan konsep Jihad. Jihad dalam pandangan Barat
dianggap sangat radikalisme, kejam, dan biadab. Mereka
menganggap Jihad sebagai “perang suci” yang artinya sama di
dalam kaum Kristiani. Pemikiran barat akan Jihad tidak ada yang
positif. Kita bisa lihat dalam media-media Amerika yang
menyiarkan bentuk pelecehan dengan cara membuat filem yang
menyinggung Islam. Bahkan jika ada manusia berkebangsaan
Arab dengan jenggot yang tebal, maka didentikan dengan teroris
yang siap untuk bom bunuh diri.
Pemikiran Jihad dalam barat selalu dikatikan dengan perang.
Tapi, Definisi jihad secara syariat yang paling komperehensif
diutarakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, “Jihad adalah
mengerahkan segala upaya demi mencapai kebenaran yang
diinginkan.” Di tempat lain, beliau mengatakan, “Hakikat jihad
adalah upaya yang sungguh-sungguh untuk mencapai hal-hal
yang diridhai oleh Allah seperti iman dan amal saleh, sekaligus
untuk menolak hal-hal yang dibenci-Nya seperti kekufuran,
kefasikan, dan kemaksiatan. Disini kita bisa lihat jika Jihad tidak
selalu dikaitkan oleh peperangan. Jihad dalam pandangan yang
benar bisa berarti melawan nafsu secara bersungguh-sungguh.
Jihad dalam pengertian yang sebelumnya adalah benar
karena “jihad” yang digencar-gencarkan ISIS sangatlah
bertentangan dengan pengertian jihad yang sesungguhnya.
Menurut penulis, jihad yang dilakukan ISIS sudah melewati batas
24
dan keluar jalur untuk perang di jalan Allah SWT. Mereka bahkan
membunuh kaumnya sendiri yaitu Islam dan banyak membunuh
tanpa alasan. Jauh sekali dari pengertian jihad yang
sesungguhnya. Jihad perang itu adalah berperang, bukan
membunuh.
Kita bisa membandingkan pengertian Jihad oleh barat yang
merancukan arti Jihad dengan pengertian Jihad yang
sesungguhnya. Meskipun begitu, nyatanya ISIS sangatlah
bertentangan dengan arti jihad itu sendiri. Mereka ingin membuat
Negara yang berdasarkan hukum islam. Tapi, mereka sendiri tidak
mengerti arti Jihad yang sesungguhnya.
Sangat disayangkan bahwa cita-cita mereka tidak sejalan
dengan perlakuan mereka terhadap kemanusiaan. Mereka
membunuh orang sipil yang berbeda pemahaman terhadap
mereka. Anggota-anggota ISIS banyak yang bukan asli bangsa
Suriah dan Iraq, melainkan banyak dari Negara-negara lain.
Mereka dipersatukan oleh pemahaman yang sama.
Anggota-anggota ISIS sudah mulai memasuki wilayah
Indonesia, target mereka adalah para pemuda. Mereka berencana
untuk menyebarkan paham-paham mereka kepada pemuda
Indonesia. Paham-paham mereka bertentangan dengan idiologi
Pancasila yang kita anut di Indonesia. Mereka mempunyai cita-cita
membuat Negara Islam, tetapi Indonesia bukanlah Negara Islam,
Indonesia mempunyai idiologinya sendiri, yaitu Pancasila.
Para pemuda Indonesia harus menjaga keutuhan bangsa
Indonesia dari paham-paham yang bertentangan dengan idiologi
Pancasila. Indonesia mempunyai motto “Bhineka Tunggal Ika”
berbeda-beda tetapi tetap satu. Motto ini seharusnya menjadi
motto kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu bangsa
Indonesia harus siap terhadap serangan-serangan idiologi yang
tidak sesuai dengan Pancasila dengan cara Konsepsi Ketahanan
Nasional (Tannas), merupakan konsepsi Nasional dalam
Pencapaian Tujuan Nasional, yang pada intinya tercapainya
Keamanan dan Kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, yang
25
menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintahan Negara.
Pembinaan Tannas secara top down, diharapkan dapat
dilaksanakan oleh Pemerintahan Negara yang bersih jujur, berani
dan berwibawa, beriman, bertaqwa, berakhlak, dan bermoral, yang
mampu mengatur dan menyelenggarakan keamanan dan
kesejahteraan secara seimbang, serasi dan selaras, sehingga
tercipta suatu kondisi kehidupan nasional yang berisikan keuletan
dan ketangguhan dalam bentuk ;
1) Kondisi kehidupan Idiologi yang mantap.
2) Kondisi kehidupan Politik yang siap.
3) Kondisi kehidupan Ekonomi yang kuat.
4) Kondisi kehidupan Sosbud yang maju.
5) Kondisi kehidupan Hankam yang siaga.
Diharapkan bangsa Indonesia menjaga keutuhan bangsa ini
dari pengaruh-pengaruh Idiologi-idiologi yang bertentangan
dengan Pancasila. Bangsa Indonesia harus peka dalam masalah
ketahanan Negara. Negara harus dijunjung tinggi karena Negara
telah memberikan pertahanan kepada bangsanya.
Penulis menginginkan pemerintahan yang berdasarkan
idiologi Pancasila, Pancasila sudah menjadi jati diri bangsa
Indonesia. Indonesia mempunyai beragam suku, dan bahasa yang
menjadikan betapa besarnya Indonesia. Bangsa Indonesia
dipersatukan dengan Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetap
satu jua, ini yang menjadi motto bangsa Indonesia. Pemerintahan
sejatinya memang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.
jangan lupa, mantan Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy
pernah mengatakan "ask not what your country can do for you,
ask what you can do for your country".
Penetapan ISIS sebagai bahaya bagi keamanan nasional
bukan terletak pada ada tidaknya aktifitas bersenjata yang
melakukan kekerasan dan aksi-aksi terorisme di wilayah
Indonesia. Dasar penetapan bahwa ISIS adalah berbahaya bagi
keamanan nasional adalah:
26
Pertama, ideologi khilafah dan seruan komando dari
Abubakar Al Baghdadi kepada seluruh wilayah negara termasuk
Indonesia. Seruan jihad internasional itu telah direspon oleh
kelompok-kelompok keagamaan di Indonesia. BNPT sudah
melaporkan bahwa ada 30 orang Indonesia yang terlibat dalam
konflik di Irak. Sementara peneliti lain ada yang mengidentifikasi 2
juta pengikut. Apa yang terjadi jika mereka pergi ke Irak dan
Suriah dan terlibat dalam pertempuran dan kembali ke Indonesia
dengan membawa dan mengembangkan ideologi khilafah
sebagaimana yang dilakukan ISIS di Irak dan Suriah? Apalagi
kelompok-kelompok teroris di beberapa wilayah di Indonesia
sudah menyatakan dukungannya dan mereka bersenjata serta
belum mampu ditumpas sepenuhnya oleh aparat kepolisian
maupun militer.
Kedua, penetapan BNPT bahwa ISIS adalah organisasi
teroris. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT)
Ansyaad Mbai menyatakan Islamic State of Iraq and Syria atau
ISIS termasuk kategori kelompok teroris. Menurut Ansyaad,
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon,
juga mencap ISIS sebagai teroris. “Warga negara kita terlibat aksi
teror, itu melanggar hukum,” kata Ansyaad saat dihubungi Tempo,
Jumat, 1 Agustus 2014[35]. Penetapan oleh BNPT menjadi dasar
bagi masyarakat bagaimana menyikapi dan memperlakukan
kelompok-kelompok ini yaitu mengawasi gerak-gerik mereka dan
melaporkan pada aparat berwenang saat mereka melakukan
berbagai kegiatan yang membahayakan keamanan.
Ketiga, ideologi ISIS yang ekslusif sektarian bertentangan
dengan ideologi Pancasila yang inklusif egaliterian. Konsepsi
membangun khilafah dan meniadakan eksistensi umat agama lain
sebagaimana dipraktekkan ISIS di Irak sehingga mengakibatkan
ribuan umat Kristiani di Mosul meninggalkan negaranya sangat
bertentanga dengan konsepsi Pancasila yang menerima
keragaman sebagai basis kehidupan berbangsa dan bernegara.
27
28
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamik kehidupan nasional
yang terintegrasi yang harus diwujudkan pad suatu saat, yang
mampu menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan, dan gangguan.
2. Landasan ketahanan nasional di Indonesia ada 3 yaitu, landasan idiil
(Pancasila), landasan konstitusional (UUD 1945), dan landasan
konseptual (wawasan nusantara)
3. Asas – asas ketahanan nasional di Indonesia ada 4 yaitu, asas
kesejahteraan dan keamanan, asas konprehensif atau menyeluruh
terpadu, asas kekeluargaan.
4. Kedudukan, fungsi, dan tujuan ketahanan nasional adalah
a. Kedudukan ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang
diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia.
b. Fungsi ketahanan nasional adalah sebagai doktrin dasar nasional
c. Tujuan ketahanan nasional adalah mampu menetralisir pengaruh
ideologi yang datang dari luar
5. Ciri-ciri ketahanan nasional adalah
29
d. Tidak hanya pertahanan, tapi juga menghadapi dan mengatasi
tantangan, ancaman dan hambatan serta gangguan
30
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang
dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
mencapai tujuan nasional.
3.2. SARAN
Dengan adanya ketahanan Nasional , kita dapat mengetahui kondisi
hidup dan kehidupan nasional yang harus senantiasa diwujudkan dalam
membina dan menjaga ketahanan dan keamanan suatu negara serta dapat
mempertahankan suatu konsep yang kita lakukan dalam pengembangan
Ketahanan Nasional Indonesia .
Saran kami untuk sistem ketahanan nasional Indonesia adalah :
1. Sistem ini perlu dikembangkan dan diperkuat lagi.
2. Dalam memperkuat ketahanan nasional dibutuhkan partisipasi
seluruh rakyat Indonesia dapat mendorong tumbuh kembang setiap
lini atau sendi – sendi ketahanan nasional.
3. Salah satu bentuk partisipasi kita sebagai warga negara Indonesia
dan khususnya sebagai generasi muda adalah dengan melestarikan
budaya-budaya di Indonesia.
31
dari dalam maupun dari luar untuk menjamin
identitas,integras,kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
pencapaian tujuan nasional.
32