HIPERTENSI
Disusun Oleh :
dr. Diska Astarini
Pendamping :
dr. Miraz Hedi Kusumah
I. LATAR BELAKANG
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan masalah kesehatan
yang sering ditemukan pada negara berkembang. Prevalensi tekanan darah
tinggi meningkat seiring dengan peningkatan usia. Secara umum, hipertensi
tidak bergejala, mudah dideteksi, biasanya mudah diobati dan sering
menyebabkan komplikasi kematian bila tidak ditangani. Komplikasi
hipertensi menyebabkan sekitar 9,4 kematian di seluruh dunia setiap
tahunnya. Hipertensi menyebabkan setidaknya 45% kematian karena
penyakit jantung dan 51% kematian karena penyakit stroke.1,2
Data WHO (World Health Organization) di seluruh dunia sekitar 972
juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi, dari 972 juta
pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada
di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Hipertensi juga
menempati peringkat ke-2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan
di rumah sakit di Indonesia pada tahun 2006 dengan prevalensi sebesar
4,67% dan pada tahun 2013 prevalensi hipertensi meningkat menjadi 9,5%.
Berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan dan atau minum obat,
prevalensi kejadian hipertensi tertinggi didapatkan di Sulawesi Utara, yaitu
11,4%.3
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di
Indonesia. Betapa tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan
pada pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah
kesehatan dengan prevalensi yang tinggi berdasarkan hasil pengukuran pada
umur ≥18 tahun sebesar 25,8% sesuai dengan data Riskesdas 2013. Jadi
cakupan nakes hanya 36,8 persen, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di
masyarakat tidak terdiagnosis. Data secara nasional yang belum lengkap,
sebagian besar penderita hipertensi di Indonesia tidak terdeteksi, sementara
mereka yang terdeteksi umumnya tidak menyadari kondisi penyakitnya.1
Data menunjukkan hampir 90% penderita hipertensi tidak diketahui,
namun para ahli telah mengungkapkan, bahwa terdapat dua faktor yang
memudahkan seseorang terkena hipertensi, yakni faktor yang tidak dapat
dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol. Beberapa faktor resiko yang
termasuk dalam faktor yang tidak dapat dikontrol seperti genetik,usia, jenis
kelamin, dan ras. Sedangkan faktor resiko yang dapat dikontrol berupa
perilaku atau gaya hidup seperti obesitas, kurang aktivitas, stres dan
konsumsi makanan.3
Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan
jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik
dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta
maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan. Masalah
yang sering ditemukan di masyarakat adalah kurangnya pengetahuan pasien
mengenai terapi farmakologi yang harus rutin dikomsumsi, selain itu
penyakit penyerta yang perlu untuk diperhatikan serta perubahan pola hidup
sehat seperti diet rendah garam dan kolesterol dan olah raga yang teratur
sebagai terapi non-farmakologi.4
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan peserta posyandu
mengetahui mengenai penyakit hipertensi sehingga mereka dapat
memberitahukan anggota keluarga yang lain agar memeriksakan tekanan
darah dan mengontrolnya dengan baik.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan peserta penyuluhan dapat :
a. Mengetahui apa itu hipertensi.
b. Mengetahui apa saja faktor risiko dari hipertensi.
c. Mengetahui apa gejala dari hipertensi.
d. Mengetahui apa komplikasi dari hipertensi.
e. Mengetahui bagaimana caranya menurunkan tekanan darah.
Keterangan :
: Pemberi materi
: Moderator
: Peserta
VI. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta menghadiri penyuluhan
b. Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana
c. Peran dan tugas sesuai perencanaan
2. Evaluasi Proses
a. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
b. Peserta berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan dengan
bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat
c. Peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mampu :
a. Mengetahui apa itu penyakit hipertensi.
b. Mengetahui apa saja faktor risiko penyakit hipertensi.
c. Mengetahui apa gejala dari penyakit hipertensi.
d. Mengetahui apa komplikasi penyakit hipertensi.
e. Mengetahui bagaimana caranya menurunkan tekanan darah.
LAMPIRAN MATERI
I. PENGERTIAN HIPERTENSI
Saat ini untuk orang dewasa, hipertensi didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih tinggi dan
atau peningkatan tekanan darah diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih
tinggi.5
Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita
adalah:
1) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru,
minyak kelapa, gajih).
2) .Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
crackers, keripik dan makanan kering yang asin).
3) Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4) Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5) Susu full cream, mentega, margarine, keju, mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6) Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung
garam natrium.
7) Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.