Anda di halaman 1dari 5

 PEMERIKSAAN ABSES PARU Pemeriksaan Fisioterapi

1. Anamnesis
a. Anamnesis umum
Nama : Tuan X
Umur : 40 tahun
Alamat : jln. Pacerakkang, Makassar.
Pekerjaan : Buruh pabrik

b. Anamnesis khusus
 Keluhan utama : Nyeri dada sisi kiri dan sesak nafas.
 Keluhan tambahan : pada saat batuk, susah mengeluarkan dahak.
 Lokasi keluhan : dada sisi kiri.
 Lama keluhan : 3 minggu yang lalu
 Penyebab keluhan : tidak diketahui
 Riwayat penyakit sekarang : abses pasru.
 Riwayat penyakit dahulu : Tidak pernah mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya
 Riwayat penyakit keluarga :tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit
tersebut
 Riwayat medis : pernah memeriksakan ke dokter
 Apakah bapak perokok? : ya
 Bapak merokok berapa batang per hari? : 16 batang.
 Saat batuk, apakah disertai dengan dahak atau sputum? : ada dahak.atau sputum.
2. Pemeriksaan Umum
1) Vital Sign
 Tekanan darah : 130/90 mmHg
 Denyut nadi : 110x/menit
 Pernapasan : 25x/menit
 Suhu : 37°C.
2) Inspeksi
 Statis : bahu tidak simetris, bernapas dengan purs -lip, wajah cemas, postur tubuh sedikit
membungkuk.
 Dinamis : saat berjalan pasien terlihat bungkuk.

3. Pola napas
 Tujuan : untuk mengetahui pola napas pasien.
 Caranya : perhatikan pola napas pasien saat bernapas.

Hasil : Cepat dan dangkal

4. Mobilitas thorax
Tujuan : untuk mengetahui apakah chest simetris atau tidak.
1) Ekspansi upper lobus
2) Ekspansi middle lobus
3) Ekspansi lower lobus

Hasil : pengembangan thorax asimetris. Dada sebelah kanan lebih besar


dibandingkan sebelah kiri karena adanya cairan pada lower lobus dada kiri.

5. Palpasi
1) Palpasi assesori muscle (sternocleidomastoideus).

Hasil : Adanya hypertropi assesori muscle

2) Palpasi tactil fremitus


 Tujuan : untuk merasakan gerakan chest dan kualitas jaringan lunak
 Caranya : Letakkan kedua tangan di Upper , Middle dan Lower Chest lalu
instruksikan pasien untuk inspirasi lalu ekspirasi sambil menyebut 99.
Hasil : tidak ada getaran pada lower lobus sisi kiri karena adanya cairan pada left
lower lobus.
6. Perkusi
 Tujuan : untuk memeriksa adanya udara atau cairan dalam rongga paru-paru.
 Caranya : tempatkan jari-jari pada space intercosta bagian anterior, lalu ketuk pada distal
phalangs. Dengan ujung jari lainnya.
Hasil : Bunyi dull dan datar pada sisi kiri karena adanya cairan pada left lower lobus.

7. Auskultasi
 Tujuan : untuk mendengarkan bunyi napas pasien apakah normal atau abnorma3.
 Caranya : letakkan stetoskop pada titik-titik (sejajar dengan Th2, Th6 danTh12).
Kemudian instruksikan pasien untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi

Hasil : Bunyi nafas abnormal yaitu ronchi.

8. Batuk

Hasil : Lemah, dangkal dan berdahak.

9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
 Leukosit : 12.000/m3
 Sputum 120 cc/hari
b. Pemeriksaan X-foto dada (cari gambar x ray abse paru)

 Problematika fisioterapi

1. Sesak napas
2. Sekresi di dalam paru-paru bagian left lower lobus
3. Gangguan postur

 Diagnosa Fisioterapi
Nyeri dada, sesak napas dan pengembangan thoraks yang asimetris akibat abses paru.
 Intervensi Fisioterapi

1. Postural Drainage (Anterior basal segmen left lower lobus) : memobilisasi


sekresi dalam satu atau lebih segmen paru ke sentral airway dengan memberi variasi
posisi pada pasien dengan bantuan Gravitasi dalam proses pengaliran. Bertujuan
untuk :

 Mencegah akumulasi sekresi pada pasien resiko komplikasi pulmonary


 Mengeluarkan sekresi yang terakumulasi dalam Paru-paru

Teknik Pelaksanaan :

a. Posisi pasien terlentang dengan tungkai dielevasikan setinggi 18-20 inchi.

b. Perkusi dilakukan pada area diatas tulang rusuk sebelah bawah.

2. Diafragma Breathing Exercise : latihan pernafasan yang dilakukan dibagian perut atau
abdominal. Diaphragma BE ditujukan untuk : memperbaiki efisiensi Ventilasi, mengurangi
kerja pernafasan, meningkatkan pengembangan (descent or ascent) diaphragma ,
memperbaiki pertukaran gas dan Oxygenation

Teknik penatalaksanaan :

a. Posisi pasien Rileks dan Comfortable.

b. Tempatkan satu atau kedua tangan diatas rectus abdominis dibawah anterior costal
margin.

c. Anjurkan pasien Deep inspirasi dan perlahan melalui hidung diikuti abdomen
digembungkan . Pasien menjaga shoulder rilek dan upper chest diam

d. Kemudian anjurkan pasien mengeluarkan nafas dengan perlahan dan ekspirasi


terkontrol

e. Pasien mempraktekkan 3 – 4 kali lalu Rest , hindari Hyperventilasi

3. Segmental Breathing Exercise pada bagian posterior basal expansion. Digunakan untuk
memperbaiki gangguan hypoventilasi yang terjadi pada sebagian area paru.
Penatalaksanaan :
a. Posisi pasien sitting dan lean Forward di bantal dengan Hip sedikit bengkok
b. Letakkan kedua tangan diatas permukaan posterior lower costa
c. Instruksikan pasien untuk melakukan inspirasi dan berikan penekanan pada dada
sebelah kanan. Agar udara dapat masuk ke dada kiri.
d. Lalu instruksikan pasien ekspirasi.

4. Batuk efektif : Batuk yang efektif penting untuk eliminasi obstruksi respirasi dan
memelihara paru-paru tetap bersih.

a. Posisi pasien Supine lying. Fisioterapis menempatkan telapak tangan saling menekan
diatas area epigastrik di bawah processus Xyphodeus
b. Instruksikan pasien Deep Inspirasi maksimal lalu Fisioterapis membantu secara manual
dengan menekan Abdomen ke arah dalam dan keatas saat batuk sehingga Diaphragma
terdorong keatas, menyebabkan batuk menjadi lebih kuat dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai