- Pernapasan : 28 kali/menit
- Temperature : 37°C
D. Inspeksi/Observasi
a. Statis
- Mimik wajah pasien terlihat meringis kesakitan.
- Pasien dalam posisi tidur telentang.
- Tampak ada deformitas pada kedua lutut
- Genu valgum pada kedua lutut.
b. Dinamis
- Pasien tidak bisa melakukan fleksi dan ekstensi knee.
- Pasien tidak mampu untuk memutar badan dari posisi telentang ke tidur
miring.
- Pasien tidak mampu untuk bangun ke duduk.
E. Tes Orientasi
Pasien merasakan nyeri dan keterbatasan gerak saat melakukan fleksi dan ekstensi
knee.
21
Pasien tidak mampu melawan tahanan dan ada rasa nyeri pada sisi medial
lutut kiri dan kanan.
3) MMT
Otot Dextra Sinistra
Fleksor knee 3 3
Ekstensor knee 3 3
a. Gerak Aktif
5) Knee sinistra : S : 20° – 0°– 100°
6) Knee Dextra : S : 30° – 0°– 60°
b. Gerak Pasif
7) Knee sinistra : S : 10° – 0°– 110°
8) Knee Dextra : S : 20° – 0°– 105°
22
9) Anterior dan Posterior drawer test : posisi pasien tidur terlentang dengan satu
tungkai lurus dan satu tungkai yang dites dalam keadaan fleksi lutut, dimana
telapak kaki masih menapak pada bidang. Kedua tangan terapis memfiksasi
pada bagian distal sendi lutut kemudian memberikan tarikan dan dorongan.
Hasil : tidak terdapat instabilitas.
23
5. Membungkuk ke lantai 0 1 2 3 4
6. Berjalan di atas permukaan datar 0 1 2 3 4
7. Masuk / keluar dari mobil 0 1 2 3 4
8. Pergi berbelanja 0 1 2 3 4
9. Memakai kaos kaki 0 1 2 3 4
10. Berbaring di tempat tidur 0 1 2 3 4
11. Melepas kaos kaki 0 1 2 3 4
12. Bangkit dari tempat tidur 0 1 2 3 4
13. Masuk / keluar dari kamar mandi 0 1 2 3 4
14. Duduk 0 1 2 3 4
15. Masuk / keluar dari toilet 0 1 2 3 4
16. Tugas rumah tangga yang berat 0 1 2 3 4
17. Tugas rumah tangga yang ringan 0 1 2 3 4
86
Total score: × 100% = 89.3 %
96
24
F. Diagnosa dan Problematik Fisioterapi
Problematik :
25
- Teknik : instruksikan pasien untuk menarik napas melalui hidung
kemudian mengeluarkan napas melalui mulut sambil memonyongkan mulut.
- Dosis : setiap hari
2. Positioning
- Tujuan : mencegah decubitus
- Teknik : Dalam posisi tidur telentang. Fisioterapis membantu pasien untuk
merubah posisi pasien dari terlentang ke tidur miring dengan menyanggah
tulang belakang dengan bantal.
- Dosis : dilakukan setiap hari (minimal posisi dirubah setiap 2 jam sekali)
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteoarthritis adalah suatu penyakit yang dapat menyerang semua sendi synovial,
ditandai dengan adanya kerusakan progresif pada cartilago sendi dan formasi tulang
pada tepi sendi. Sampai saat ini, etiologi yang pasti dari osteoarthritis ini belum
diketahui dengan jelas, ternyata tidak ada satu faktor pun yang jelas sebagai proses
destruksi rawan sendi, akan tetapi beberapa faktor predoposisi terjadinya
osteoarthritis telah diketahui. Beberapa faktor resiko penyebab terjadinya
osteoarthritis knee dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor predisposisi dan faktor
biomekanik (Maharani, 2007). Dimana faktor predisposisi merupakan faktor yang
dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami osteoartritis knee sedangkan faktor
biomekanik ditinjau dari pembebanan oleh pergerakan tubuh yang menyebabkan
terjadinya osteoarthritis
Tanda dan gejala pada pasien osteoarthritis knee yaitu adanya nyeri, menurunnya
kekuatan otot knee, dan keterbatasan gera pada lutut. Fisioterapis memiliki peran
yang sangat besar dalam meningkatkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional
dari pasien melalu beberapa intervensi seperti Passive ROM Exercise.
B.Saran
1. Bagi fisioterapis : sebelum melakukan tindakan terapi hendaknya melakukan
pemeriksaan yang teliti, sistematis dan terarah sehingga diperoleh informasi yang
lengkap mengenai permasalahan yang dihadapi pasien.
2. Bagi keluarga pasien : perlunya keterlibatan dan dukungan dari pasien serta
keluarganya selama proses terapi / penyembuhan.
3. Bagi pasien : pasien dianjurkan melakukan latihan di rumah seperti yang telah
diajarkan oleh fisioterapis dan mengurangi aktivitas yang membebani lutut secara
berlebihan.
27
DAFTAR PUSTAKA
28