Segala puji dan syukur, kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat
sehat dan kesempatan serta rahmat dan hidayahnya yang senantiasa tercurahkan
kepada kita yang tak terhingga ini. Sholawat serta salam kita panjatkan kepada
junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW dan keluarganya, sahabatnya, beserta
pengikutnya sampai akhir zaman amin ya robal alamin.
Saya menyampaikan terima kasih kepada dosen mata kuliah REKAYASA
LALULINTAS, yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini dan
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga saya
dapat menyelesaikannya makalah ini dengan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya.
LATAR BELAKANG
• Mempermudah transaksi.
Sistem navigasi ITS dapat diklasifikasikan dalam empat tipe yaitu : Autonomous
ITS, Fleet Management ITS, Advisory ITS dan Inventory ITS.Sistem
Autonomous ITS terdiri dari sistem penentuan posisi dan sistem peta elektronik
yang ditempatkan pada kendaraan dan dimaksudkan untuk memberikan
kemampuan navigasi yang lebih baik bagi pengemudi kendaraan yang
bersangkutan. Sarana ini tidak mempunyai komunikasi dengan sistem luar
kendaraan kecuali kalau menggunakan GPS untuk penentuan posisinya dimana
dalam hal ini diperlukan antena untuk menerima sinyal GPS.
Fleet Management ITS berfungsi untuk mengelola kendaraan dari pusat
pengontrol (dispatch center) melalui hubungan komunikasi. Dalam sistem ini,
kendaraan-kendaraan yang bersangkutan dilengkapi dengan sistem penentuan
posisi tetai umumya tidak dilengkapi dengan sistem peta elektronik. Kendaraan-
kendaraan tersebut melaporkan posisinya kepusat pengontrol sehingga pusat
pengontrol mempunyai kemudahan untuk mengelola pergerakan kendaraan.
Disamping memberikan instruksi-instruksi mengenai pengarahan, pusat
pengontrol juga bertanggung jawab memberikan informasi-informasi yang
diperlukan oleh pengemudi kendaraan sepeti informasi cuaca dan keadaan lalu
lintas.
Advisory ITS menggabungkan aspek penentuan posisi dan sistem peta elektronik
dari sistem autonomous ITS dengan aspek komunikasi dari arsitektur sistem fleet
management ITS. Sistem advisory ITS adalah autonomous dalam artian bahwa
sistem ini tidak di kontrol oleh suatu pusat pengontrol (dispatch center), tetapi
pada saat yang sama sistem ini merupakan bagian dari armada kendaraan yang
mendapat pelayanan dari pusat informasi lalu lintas. Pada beberapa sistem
advisory ITS, kendaraan – kendaraan tertentu berdiri sendiri sebagai traffic
probes, yang memberikan kendaraan-kendaraan lainnya (yang tidak terdefinisikan
oleh pusat informasi lalu lintas) informasi-informasi terbaru tentang kondisi lalu
lintas dan cuaca.
Yang terakhir adalah Inventory ITS System. Sistem ini biasanya terdiri atas
kendaraan yang berdiri sendiri dan dilengkapi dengan kamera video digital untuk
mengumpulkan data (lengkap dengan koordinat dan waktu pengambilan) yang
terkait dengan jalan. Sistem ini diperlukan antara lain untuk keperluan
inventarisasi jalan, pemeliharaan jalan, serta penyelidikan objek-objek
pengganggu lalu lintas. Kendaraan – kendaraan yang digunakan dilengkapi
dengan alat penentuan posisi, data logger, serta pendisplay data dalam bentuk peta
elektronik.
Skema ERP di Singapura adalah penarikan biaya secara elektronik terhadap setiap
kendaraan yang melewati jalur tertentu. Hal ini dilakukan untuk menegelola lalu
lintas dengan penarikan biaya penggunaan jalan (road pricing) dan penarikan
biaya di kepadatan tinggi (congestion pricing). Singapura adalah kota pertama di
dunia yang menerapkan penarikan biaya jalan tol secara elektronik. Sejak 2007,
sistem ERP telah diperbaiki dengan penggunaan alat untuk memperkirakan
kepadatan lalu lintas yang disebut Traffic Estimation and Prediction Tool
(TrEPS). Tujuan penggunaan TrEPS adalah untuk menentukan biaya yang lebih
akurat yang berdasarkan pada real-time variable pricing sehingga biaya
penggunaan jalan bisa lebih bervariasi dan lebih adil.
ERP diterapkan dengan penempatan gerbang baja yang dilengkapi alat sensor dan
kamera di setiap jalan yang berhubungan dengan daerah pusat bisnis yang lalu
lintasnya padat. Selain di daerah bisnis, kerangka baja bersensor ini ditempatkan
juga di tempat lain seperti di beberapa jalan tol dan jalan arteri untuk mengurangi
kepadatan pada jam-jam tertentu. Alat yang disebut In-Vehicle Unit (IU)
ditempatkan di setiap mobil yang terdaftar di Singapura. Alat tersebut adalah
untuk pembayaran biaya penggunaan jalan dengan cara mengurangi nilai dari
kartu yang dapat diisi ulang (cash card) saat kendaraan melewati jalan yang
menerapkan ERP. Teknologi ini disinyalir akan digantikan dengan teknologi
berbasis GPS (Global Positioning System), karena penempatan gerbang yang
tidak fleksibel sehingga sulit dipindahkan bila diperlukan. Teknologi yang sama
juga digunakan untuk menentukan harga parkir kendaraan (electronic parking
system/ EPS).
ITS juga dapat diterapkan untuk mengatasi kemacetan karena ITS merupakan
gabungan dari sistem transportasi dengan teknologi informasi demi meningkatkan
aksesibilitas dan efisiensi serta keamanan transportasi. Dengan diterapkannya ITS
di Indonesia maka setiap pengguna jalan akan dapat mengaksesnya secara real
time dan mudah. Hanya dengan menggunakan handphone maka setiap orang bisa
mengetahui kondisi jalan apakah sedang mengalami macet atau lancar. Selain itu,
ITS juga mampu mengatasi kecelakaan yang terjadi di kereta api. Karena bila alat
tersebut terpasang maka kereta yang saling berhadapan akan berhenti dengan
sendirinya.Secara umum ruang lingkup ITS terdiri dari beberapa hal, diantaranya
sistem informasi dan navigasi yang modern. Dengan sistem ini akan memberikan
informasi tentang pilihan rute jalan yang optimal kepada pelaku perjalanan. ITS
juga berperan sebagai sistem manajemen lalulintas yang dapat memberi informasi
real time tentang kondisi lalu lintas yang sedang terjadi.
ITS juga berperan sebagai sistem manajemen kecelakaan yang digunakan untuk
mendeteksi kejadian darurat seperti kecelakaan lalu lintas, kebakaran, banjir,
longsor atau bencana lainnya. Fungsi lainnya, ITS juga berperan sebagai sistem
pengumpulan pembayaran transportasi elektronik dan sistem untuk bantuan
mengemudi seperti jarak dengan kendaraan yang terlalu dekat, berada di lajur
jalan yang salah, kecepatan terlalu tinggi atau terlalu dekat dengan tepi jalan.