Anda di halaman 1dari 46

TUGAS

RESUME DASAR-DASAR AKUNTANSI

Disusun Oleh:

DIKI PRATAMA

15210018

PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
STIPER DHARMA WACANA METRO
2017
PENCATATAN DEPRESIASI
DEPRESIASI MESIN
Di atas teiah dijelaskan bahwa depresiasi adalah proses pengalokasian
beban perolehan aset tetap secara sistematis selama masa manfaat
(umur) aset tetap tersebut. Proses pengalokasian biasanya dilakukan
setiap akhir periode (setiap akhir bulan atau akhir tahun, tergantung
periodeakuntansi perusahaan).
Misalkan Budi memperkirakan bahwa kedua mesin cetak yang
dimiliki
percetakan akan dapat digunakan secara ekonomis selama 4 tahun.
Salah
satu cara untuk menghitung beban depresiasi adalah dengan membagi
beban perolehan aset (Rp4.800.000,00) dengan taksiran umur (4 tahun
atau 48 buian). Berhubung Percetakan Rapih menetapkan periode
akuntansi selama 1 bulan (penyusunan iaporan keuangan dilakukan
secara bulanan): maka depresiasi dihitung untuk jangka waktu satu
bulan.
AKUN AKUMULASI DEPRESIASI
Pembebanan depresiasi adalah proses pengalokasian beban perolehan
aset tetap. Dalam hal depresiasi mesin di atas, yang diaiokasikan
adalah beban perolehan mesin sebesar Rp4.800.000,00 selama 4 tahun
atau 48 bulan. Kalau yang diaiokasikan (Rp4.800.000,00) berada
dalam akun Mesin, mengapa bukan akun Mesin yang dikredit.
Mengapa yang dikredit justru akun Akumulasi Depresiasi?
Sebenarnya tidaklah salah kalau kita mengkredit akun Mesin, namun
informasi yang dihasilkan akan berbeda. Manajemen biasanya
berkeinginan agar beban perolehan aset tetap selalu nampak dalam
neraca. Apabila akun Mesin dikredit setiap bulan sebesar depresiasi
bulanan, maka saldo akun Mesin yang dilaporkan di neraca akan
semakin menurun dan beban perolehan aslinya menjadi tidak
kelihatan lagi. Informasi tentang beban perolehan (cost) aset tetap
berguna bagi manajemen, misalnya dalam rangka mengambil
keputusan untuk membeli mesin baru.
Dengan membuat ayat jurnal penyesuaian seperti di atas, akun
mesin tidak dikredit melainkan tetap menunjukkan saldo beban
perolehannya. Akun Akumulasi Depresiasi menghimpun
(mengakumulasi) beban depresiasi bulanan sehingga akan selalu
nampak jumlah depresiasi yang telah dibukukan. Saldo akun
Akumulasi Depresiasi pada suatu saat tertentu adalah kumpulan
depresiasi bulanan yang telah dilakukan sampai saatitu.
Akumulasi depresiasi adalah sebuah aset kontra, artinya akun ini
merupakan aset yang bersaldo normal kredit. Sebuah akun kontra
memiliki dua karakteristik pokok, yaitu:
o Sebuah akun kontra selalu berpasangan dengan dan mengikuti
akun pasangannya.
o Saldo normal sebuah akun kontra (debit atau kredit) adalah
kebalikan dari saldo akun pasangannya. Sebagai contoh, akun
Akumulasi Depresiasi Mesin adalah akun kontra yang selalu
mengikuti akun Mesin. Akun Mesin adalah akun bersaldo debet,
sedangkan Akumulasi Depresiasi yang merupakan kontra aset, selalu
bersaldo kredit.
Perusahaan biasanya menggunakan akun akumulasi depresiasi
untuk setiap aset tetap yang dimilikinya. Dengan demikian
Percetakan Rapih akan memiliki dua akun akumulasi depresiasi, yaitu
Akumulasi
Depresiasi Mesin dan akun Akumulasi Depresiasi Gedung
Seandainya perusahaan memiliki aset tetap lain berupa peralatan,
kendaraan, dan mebel, maka perusahaan perlu menyediakan akun
akumulasi depresiasi tersendiri untuk masing-masing aset tetap
tersebut, kecuali dalam perusahaan kecil kadang-kadang hanya
diselenggarakan satu akun akumulasi depresiasi untuk semua
asettetapnya.
Setelah ayat jurnal penyesuaian di atas diposting, maka akun-
akun yang bersangkutan akan nampaksebagai berikut.
ASET
Jelaskan perbedaan akuntansi dasar tunai dengan akuntansi dasar
akrual Apakah pengaruh terhadap aset, beban, dan laba bersih,
seandainya penyesuaian atas beban dibayar di muka tidak dilakukan?
Apakah pengaruh tertiadap kewajiban, pendapatan, dan laba bersih,
seandainya penyesuaian untuk pendapatan diterima di muka tidak
dilakukan?
Jelaskan mengapa perusahaan biasanya membuat jurnal penyesuaian
untuk mencatatdepresiasi periodik?
Beban seperti beban asuransi atau beban sewa biasanya dibayar
perusahaan di muka, artinya jasa belum kita terima tapi kita harus
sudah membayar lebih dahulu. Seperti telah diterangkan di atas,
pembayaran di muka seperti ini termasuk kelompok deferal. Di pihak
lain sejumiah beban tertentu biasa dibayar di beiakang. Artinya jasa
sudah diterima atau dikonsumsl perusahaan, tetapi pembayarannya
baru dilakukan kemudian. Sebagai contoh adalah upah pegawai harian
yang pembayarannya dilakukan pada hari tertentu (misainya hari
Sabtu). Jumiah upah yang telah menjadi kewajiban perusahaan tetapi
sampai dengan akhir periode belum dibayar, merupakan beban dan
kewajiban perusahaan pada periode yang bersangkutan. Atas dasar
itulah akrual sering disebut juga beban masih harus dibayar atau utang
beban.
Sebagai contoh, misalkan Percetakan Rapih mempunyai dua orang
pegawai yang upahnya dihitung secara harian dan pembayarannya
dilakukan pada setiap hari Sabtu. Upah pegawai per hari adalah
Rp10.000,00. Tanggal 30 April 2010 (akhir periode) jatuhpada hari
Jumat.
Dengan demikian pada hari tersebut pe aan telah mempunyai
kewajiban untuk membayar upah selama 5 hari yafeu untuk hari
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jum'at. Dalam situasi seperii ini,
perusahaan sudah mempunyai utang kepada pegawainya, fcarena
upah selama 5 hari tersebut baru akan dibayar pada hari Sabtu
rtangga! 1Mei) sebesar 2 (orang) x 5 (hari) x Rp10.000.00 =
Rp100.000,00. Untuk mengakui adanya kewajiban /utang) kepada
pegawai pada akhir periode dan untuk membebankan gaji & upah
yang belum dibayar tersebut maka pada tanggal 30 April 2010,
Percetakan Rapih harus membuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Setelah ayat jurnal penyesuaian di atas diposting ke buku besar, maka
akun Gaji & Upah Pegawai dan akun Utang Gaji & Upah akan
nampak sebagai berikut.
Neraca lajur adalah suatu kertas berkoiom-kolom (berlajur-lajur) yang
dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi yang drbutuhkan
pada saat perusahaan akan menyusun laporan-laporan keuangan
dengan cara yang sistimatis. Sebenarnya neraca lajur lebih tepat
disebut sebagai kertas kerja yang digunakan sebagai alat pembantu
dalam menyusun laporan-laporan keuangan. Neraca lajur tidak
merupakan bagian dari catatan-catatan akuntansi yang formal. Oleh
karena sifatnya tidak formal, maka penyusunannya dapat juga
dilakukan dengan menggunakan pensil, sehingga lebih mudah
dikoreksi apabila terjadi kesalahan.
Neraca lajur sangat bermanfaat untuk memeriksa data yang akan
disajikan dalam laporan keuangan. Dalam neraca iajur.saldo akun-
akun buku besar disesuaikan, diseimbangkan dan disusun menurut
cara-cara yang sesuai dengan penyusunan akun-akun dalam laporan
keuangan. Pemakaian neraca lajur juga dapat menunjukkan bahwa
prosedur-prosedur yang periu dilakukan untuk menyusun laporan
keuangan telah dilaksanakan seluruhnya.
Neraca lajur bukan laporan keuangan. Oleh karena itu neraca lajur
tidak periu dipublikasikan pada pihak luar. Perlu disadari pula bahwa
neraca lajur tidak dapat menggantikan kedudukan catatan-catatan
akuntansi atau laporan-laporan keuangan, melainkan semata-mata
hanya merupakan alat pembantu untuk menyusun laporan keuangan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembuatan neraca
lajur adalah:
1) Untuk memudahkan penyusunan laporan
keuangan.
2) Untuk menggolongkdn dan meringkas informasi
dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga
merupakan persiapan sebelum disusun laporan
keuangan yang formal.
3) Untuk mempermudah menemukan kesalahan
yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal
penyesuaian.
PROSES PENYUSUNAN NERACA LAJUR
Penyusunan neraca lajur merupakan kelanjutan dari pembuatan kertas
kerja untuk menentukan neraca saldo seteiah disesuaikan, seperti telah
dibahas pada Bab 4. Data neraca saldo seteiah disesuaikan selanjutnya
dipisahkan.menjadi dua golongan, yaitu data yang akan dicantumkan
dalam neraca dan data yang akan dicantumkan dalam laporan laba-
rugi. Pembuatan neraca lajur diakhiri dengan menentukan saldo laba
atau rugi yang akan menjadi* penyeimbang neraca lajur. Untuk
memberikan gambaran tentang prosedur penyusunan neraca lajur
marilah kita pergunakan neraca saldo dan data penyesuaian dari Foto
Studio Aneka seperti telah diuraikan dalam Bab4 yang lalu.
Bentuk neraca lajur yang (azim digunakan dalam praktik adalah
sebagai berikut:
Pada bagian atas neraca lajur hendaknya dituliskan nama perusahaan,
tuiisan neraca lajur dan periode neraca lajur tersebut. Neraca lajur
terdiri atas 5 pasang kolom yang masing-masing terdiri atas kolom
debit dan kolom kredit. Kelima pasang kolom tersebut meliputi
koiom-kolom yang disediakan untuk: neraca saldo, penyesuaian.
neraca saldo setelah disesuaikan, rugi-laba, dan neraca. Prosedur
yang harus dilakukan untuk menyusun neraca lajur terdiri atas 5
iangkah berikut:
1) Masukkan saldo-saldo akun buku besar ke dalam kolom neraca
saldo pads formulir neraca lajur
Nama-nama akun dan sakJo-sakk) akun per tanggal 31 Desember
disalin dalam kolom-kolom neraca saldo seperti terlihat dalam contoh
di halaman 252. Dalam praktlk, jumJah-jumlah ini dapat disalin
langsung dari buku besar, sebab apabila harus disusun dahulu daftar-
daftar saldo dalam bentuk neraca saldo secara khusus, maka akan
lerjadi pekerjaan ulang. Karena keterbatasan lebar kolom dan afasan
teknis pencetakan, dalam contoh neraca lajur berikut ini semua angka
diringkas dalam angka ribuan. Namun demikian, dalam laporan
keuangan yang disusun dari neraca lajur, semua angka rupiah diiuiis
lengkap.
2) Masukkan ayat-ayat jurnal penyesuaian ke dalam kolom
"Penyesuaian"
Neraca lajur yang telah berisi data-data penyesuaian dapat dilihat
dalam contoh di halaman 254. C uku ini pembuatan jurnal
penyesuaian telah dibahas sebelum perusahaafi membuat neraca lajur,
dengan maksud agar kita memahami lebih dahulu dan cara
mengerjakan penyesuaian.
Namun dalam praktik pe neraca lajur dapat dilakukan lebih dahulu
dan menuliskan penyesuaian'yang dfperiukan dalam kolom
penyesuaian di neraca lajur. Pembuatan ayat-ayat jurnal penyesuaian
yang formal dalam buku jurnal, justru dibuat dengan penyesuaian
yang telah dibuat dalam neraca lajur. Praktik sepertinya dipandang
lebih menjamin kebenaran pembuatan jurnal penyesuaian. Dalam
menjelaskan cara pembuatan neraca lajur berikut ini akan digunakan
data penyesuaian pada Bab 4 yang lalu.Agar dapat difahami dengan
jeias, maka jurnal penyesuaian tersebut kita bahas kembali satu
persatu.
2) Masukkan ayat-ayat jurnal penyesuaian ke dalam kolom
"Penyesuaian"
Neraca iajur yang telah berisi data-data penyesuaian dapat dilihat
dalam contoh di halaman 254. Daiam buku ini pembuatan jurnal
penyesuaian telah dibahas sebelum perusahaan'rnembuat neraca Iajur,
dengan maksud agar kita memahami lebih dahulu tujuan dan cara
mengerjakan penyesuaian. Namun daiam praktik pembuatan neraca
lajur dapat dilakukan lebih dahulu dan menuliskan penyesuaian yang
diperiukan dalam kolom penyesuaian di neraca iajur. Pembuatan ayat-
ayat jurnal penyesuaian yang formal dalam buku jurnal, justru dibuat
dengan mengutip penyesuaian yang telah dibuat dalam neraca lajur.
Praktik seperti ini biasanya dipandang lebih menjamin kebenaran
pembuatan jurnal penyesuaian. Daiam menjeiaskan cara pembuatan
neraca lajur berikut ini akan digunakan data penyesuaian pada Bab 4
yang faiu.Agar dapat difahami dengan jeias, maka jurnal penyesuaian
tersebut kita bahas kembali satu persatu.
Saldo kredit akun Pendapatan Bunga sebesar Rp350.000,00
menunjukkan jumiah pendapatan bunga yang sudah diterima dalam
tahun 2010. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 masih ada
pendapatan bunga untuk tiga bulan yang beium diterima yaitu bulan
Oktober sampai dengan Desember. Dengan demikian jumiah bunga
yang belum diterima adalah: 3/12 x 6/^00 x Rp10.000.000,00 =
Rp150.000,00. Penyesuaian yang harus diiakukan dalam kolom
penyesuaian adalah mendebit' Piutang Bunga Rp150.000,00 dan
mengkredit Pendapatan Bunga Rp150.000,00. Sebagai petunjuk dan
untuk memudahkan dalam melakukan pemeriksaan kembali, maka di
muka angka-angka penyesuaian tersebut diberi tanda huruf a). Hal
yang sama diiakukan juga untuk jurnal penyesuaian lainnya dengan
kode huruf yang sesuai.
Saldo debit akun Gaji Pegawai Rp22.000.000,00 menunjukkan jumiah
gaji pegawai yang sudah dibayar dalam tahun 2010. Pada tanggal 3t
Desember 2010 masih harus dibayar gaji pegawai untuk bulan
Desember sebanyak Rp2.000.000,00. Ini berarti bahwa dalam
pembukuan harus dicatat adanya utang gaji, dan gaji pegawai masih
harus ditambah Rp2.000.000,00. Hal ini dicatat melalui jurnal
penyesuaian dengan mendebit akun Gaji Pegawai Rp2.000.000,00 dan
mengkredit akun Utang Gaji Rp2.000.000,00.
Saldo akun Pendapatan Sewa Rp36.000.000,00 menunjukkan bahwa
selama tahun 2010 telah diterima pendapatan sewa sebesar
Rp36.000.000,00. Di dalam jumiah tersebut termasuk juga sewa yang
diterima di muka yaitu sewa untuk periode yang akan datang sebesar
Rp6.000.000.00. Oleh karena itu akun Pendapatan Sewa harus
dikurarjgi Rp6.000.000,00 dan jumiah ini merupakan pendapatan
sewa diterima di muka. Untuk mencatat hal ini maka dibuat jurnal
penyesuaian dengan mendebit akun Pendapatan Sewa Rp6,000.000,00
dan rrfengkredit Pendapatan Sewa Diterima di Muka Rp6.000.000.00.
Saldo debit akun Asuransi Dibayar di Muka Rp10.000.000,00
menunjukkan pembayaran premi asuransi yang telah diiakukan
selama tahun 2010. Dalam jumiah tersebut termasuk pula premi
asuransi untuk periode yang akan datang sebesar Rp4.000.000,00. Ini
berarti bahwa beban asuransi dibayar di muka per tanggal 31
Desember 2010 hanya tinggal Rp4.000.000,00 sedangkan yang
Rp6.000.000,00 sudah merupakan beban asuransi untuk periode tahun
2010. Oleh karena.itu akun Asuransi Dibayar di Muka harus dikredit
Rp6.000.000,00 dan akun Beban Asuransi harus didebit
Rp6.000.000,00.
e) Penyusutan peralatan fotografi per tahun adalah 20% dari harga
perolehan peralatan fotografi atau 20% dari Rp480.000.000,00 =
Rp96.000.000,00. Jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk
mencatat hal ini adalah mendebit akun Depresiasi Peralatan
Fotografi dan mengkredit akun Akumulasi Depresiasi Peralatan
Fotografi. Oleh karena kedua akun ini belum tercantum dalam
neraca saldo, maka di dalam neraca lajur akun-akun ini harus
dicantumkan di bawah nama akun-akun yang sudah terdapat
dalam neraca saldo.
f) Penyusutan peralatan kantor ditetapkan 10% setahun, dihitung
dari harga perolehan peralatan kantor atau 10% x
Rp115.000.000,00 = Rp11.500.000,00. Jurnal penyesuaian yang
diperlukan untuk mencatat hal ini adalah mendebit akun
Depresiasi Peralatan Kantor Rp11.500.000,00 dan mengkredit
akun Akumulasi Depresiasi Peralatan Kantor Rp11.500.000,00.
Oleh karena kedua akun tersebut belum tercantum dalam neraca
saldo, maka di dalam neraca lajur akun-akun ini harus
dicantumkan di bawah nama akun-akun yang sudah terdapat
dalam neraca saldo.
g) Penyusutan gedung per tahun adalah 5% dari harga perolehan
gedung atau 5% x Rp1.000.000.000,00 = Rp50.000.000,00. Jurnal
penyesuaian yang diperlukan untuk mencatat hal ini adalah
mendebit akun Depresiasi Gedung Rp50.000.000,00 dan
mengkredit akun Akumulasi Depresiasi Gedung
Rp50.000.000,00. Oleh karena kedua akun ini belum tercantum
dalam neraca saldo, maka di dalam neraca lajur akun-akun ini
harus dicantumkan di bawah nama akun-akun yang sudah terdapat
dalam neraca saldo.
h) Pemakaian perlengkapan fotografi selama tahun 2010 adalah
Rp63.750.000,00. Jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk
mencatat pemakaian perlengkapan ini adalah mendebet akun
Beban Perlengkapan Fotog/afi. Rp63.750.000,00 dan mengkredit
akun Perlengkapan Fotografi Rp63.750,00.000,00 Oleh karena
akun Beban Perlengkapan Fotografi belum tercantum dalam
neraca saldo, maka di dalam neraca lajur akun tersebut harus
ditambahkan di bawah nama akun-akun yang sudah terdapatdalam
neraca saldo.
f) Pemakaian perlengkapan kantor selama tahun 2010 adalah
Rp25.800.000,00. Jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk
mencatat pemakaian perlengkapan ini mendebet akun Beban
Kantor Rp25.800.000,00 dan mengkredit akun Perlengkapan
Kantor Rp25.800.00,0-,00.
Setelah semua penyesuaian dimasukkan ke dalam kolom-
kolom penyesuaian, maka angka-angka yang tercantum pada kedua
kolom itu dijumlahkan. Hasil penjumlahan kedua kolom tersebut
hams sama. Apabila angka hasil penjumiahannya tidak sama,
berarti telah terjadi kekeliruan. Jika hal ini terjadi, maka penyebab
kekeliruan harus ditemukan dan segera dilakukan perbaikan.
3) Mengisi kolom-kolom nersca saldo seteiah disesuaikan
Contoh neraca lajur dengan kolom-kolom neraca saldo seteiah
disesuaikan yang telah diisi dapat dilihat pada halaman 256 Tiap-
tiap saldo akun yang tercantum dalam kolom-kolom neraca saldo,
digabungkan dengan angka-angka yang tercantum dalam kolom
penyesuaian, dan jumlah ini kemudian dicantumkan dalam kolom-
kolom neraca saldo seteiah disesuaikan. Sudah barang tentu
apabila di dalam kolom penyesuaian tidak ada angka yang-perlu
disesuaikan, maka angka dalan kolom neraca saldo dipindahkan ke
dalam kolom neraca saldo seteiah disesuaikan tanpa perubahan.
Sebagai contoh, akun Asuransi Dibayar di Muka dalam neraca
saldo dicantumkan pada slsi . debit sebesar Rp10.000,00. Jumlah debit
Rp10.000.00 digabungkan dengan jumlah kredit Rp6.000,00 pada
baris yang sama dengan kolom penyesuaian. Pengabungan kedua
angka ini * akan menghasilkan jumlah debit Rp4.000,00 yang harus
dicantumkan pada kolom debit neraca saldo seteiah disesuaikan.
Contoh lain misalnya akun Beban Asuransi. Akun ini didalam kolom
neraca saldo tidak mempunyai saldo, tetapi didalam kolom
penyesuaian terdapat jumlah debit sebesar Rp6.000,00. Penggabungan
RpO.OO dengan debit Rp6.000.00 menghasilkan angka debit
Rp6.000,00 dalam kolom neraca saldo seteiah disesuaikan. .
Sebagian besar akun di dalam neraca saldo tidak terpengaruh
oleh penyesuaian yang dilakukan pada akhir periode. Saldo-saldo
akun semacam ini (dalam contoh: Kas, Peralatan, Fotografi,
Peralatan Kantor, Gedung atau Utang usaha) dimasukkan ke dalam
kolom neraca saldo seteiah disesuaikan tanpa perubahan. Seteiah
semua akun dicantumkan dalam kolom neraca saldo seteiah
disesuaikan, maka kedua kolom ini dijumlahkan dan jumlah kedua
kolom tersebut harus sama.
4) Memindahkan jumlah-jumlah di dalam kolom-kolom neraca
saldo setelah disesuaikan ke dalam kolom-kolom laba & rugi
atau kolom-kolom neraca.
Langkah pembuatan neraca lajur berikutnya adalah
memindahkan saldo-saldo akun aset, utang, moda! dan prive, ke
dalam kolom neraca dan memindahkan saldo-saldo akun beban dan
pendapatan ke dalam kolom laba-rugi 6\ dalam neraca lajur. Proses
pemindahan ini dilakukan mulai dari akun yang dicantumkan
paling atas di dalam neraca lajur. Pada umumnya akun yang
tercantum paling atas adalah akun Kas. Saldo akun Kas
dipindahkan ke dalam sisi debit dari kolom neraca. Setelah itu
akun-akun berikutnya baris demi baris dipindahkan ke dalam sisi
yang tepat dan kolom yang tepat, sesuai dengan jenis akunnya.
Pemindahan baris demi baris seperti diuraikan di atas, akan
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemindahan
ke dalam kolom dan sisi yang tepat.
Proses pemindahan saldo akun ini, sebenarnya merupakan
suatu proses pemilihan atas akun-akun, untuk menentukan akun-
akun mana yang dicantumkan dalam neraca dan akun-akun mana
yang dicantumkan dalam laporan laba-rugi dan pada posisi mana
akun-akun tersebut akan dicantumkan. Contoh neraca lajur yang
telahterisi seiuruh kolomnya dapat dilihatpada halaman258.
, 5) Menjumlahkan kolom-kolom laba-rugi dan kolom-kolom neraca,
memasukkan angka "laba bersih" atau "rugi bersih" sebagai
angka pengimbang ke dalam kedua pasang kolom di atas dan
sekali lagi menjumlahkanikolom-kolom tersebut
Laba bersih atau rugi bersih untuk suatu periode ditentukan dengan
cara menghitung selisih antara 'jumlah sisi kiri (debit) dan jumlah
sisi kanan (kredit) pada kolom-kolom rugi-laba. Contoh neraca
lajur yang sudah selesai dikerjakan dapat dilihat di halaman 260.
Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa jumlah sisi kredit
(pendapatan) lebih besar daripada jumlah sisi debit (beban). Selisih
lebih untuk sisi kredit menunjukkan laba bersih.
Jumlah sisi kredit (pendapatan) Rp 488.150,00
Jumlah sisi debit (beban) . Rp 301.050,00
Selisih: laba bersih . , Rp 187.100,00
Jumiah laba bersih Rp187.100,00 di atas dimasukkan ke dalam
sisi debit kolom rugi-laba sebagai angka pengimbang dan juga pada
baris yang sama dimasukkan ke daiam sisi kredit kolom neraca.
Pada kolom nama akun diberi keterangan Laba Bersih untuk
menjelaskan angka tersebut. Langkah terakhir adalah menjumlahkan
kembali kolom rugi-laba dan kolom-kolom neraca. Jumiah sisi debit
dan jumiah sisi kredit kedua kolom tersebut harus sarr:.;
Atesan dimasukkannya laba bersih Rp187.100,00 dalam sisi
kredit kolom neraca adalah karena laba mengakibatkan modal
bertambah. Apabila jumiah debit kolom neraca tidak sama dengan
jumiah sisi kreditnya, maka hal ini berarti bahwa dalam pembuatan
neraca lajur tersebut telah terjadi kesalahan.
Seandainya jumiah sisi debit kolom rugi laba iebih besar
daripada jumiah sisi kreditnya, maka selisih kedua sisi tersebut
menunjukkan rugi bersih. Jumiah rugi bersih tersebut dimasukkan ke
dalam sisi kredit kolom rugi- laba sebagai angka pengimbang, dan
pada baris yang sama juga dimasukkan pada sisi debit kolom neraca,
sehingga jumiah kedua sisi dari kolom rugi-laba dan kolom neraca
akan seimbang.
SebQliimAtidamel^
:tjntuk merriastikan bahwa andamernahamiapa yang baru saja Anda
peiajarj, ^awab.iah'pe
1. : Sebutkan lima langkah penyusunan neraca lajur.
2. Bagairhana laba bersih ataii rugi bersih ditunjukkan dalam
neraca lajur?
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DARI NERACA LAJUR <
Pada awal bab ini telah diuraikan'bahwa salah satu tujuan
pembuatan neraca lajur adalah untuk mempermudah penyusunan
laporan-laporan keuangan. Dengan telah diselesaikannnya neraca
lajur.maka penyusunan laporan-laporan akan menjadi Iebih mudah
karena semua informasi yang diperlukan untuk menyusun neraca
dan laporan laba-rugi telah tersedia.
PENUTUPAN BUKU DAN PENYESUAIAN KEMBALI
Dalam ada Bab 5 telah diterangkan proses penyusunan laporan
keuangan dengan menggunakan media berupa suatu kertas kerja yang
disebut neraca lajur. Dengan telah selesainya penyusunan laporan
keuangan, maka tujuan penyelenggaraan akuntansi yang utama telah
tercapai. Namun demikian proses kegiatan akuntansi belum seJesai,
karena masih terdapat beberapa tahapan yang barus dikerjakan
sebelum kegiatan akuntansi pada suatu periodedinyatakanselesai.
Di muka telah diterangkan bahwa alat pencatatan akuntansi yang
formal adaiah terdiri atas jurnal dan buku besar. Laporan keuangan
seyogyanya disusun dengan mengutip saldo-saldo akun yang
tercantum dalam buku besar. Namun untuk memudahkan penyusunan
laporan keuangan, digunakan alat-alat bantu yang tidak formal berupa
neraca saldo dan neraca lajur.
Apabila laporan keuangan telah disusun, maka buku besar harus
ditutup karena periode pembukuan telah berakhir. Dalam bagian
pertama bab ini akan'dibahas tentang proses peniitupan pembukuan
sebagai salah satu tahap kegiatan akhir dalam siklus akuntansi.
PENUTUPAN PEMBUKUAN
Buku besar berisi sejumlah akun yang dapat dikelompokkan menjadi
dua golongan, yaitu akun riil dan akun nominal. Akun-akun nil yang
terdiri atas akun aset, kewajiban, dan modal, adalah akun-akun yang
akan dilaporkan dalam neraca. Saldo akhir periode akun- akun riil
akan dibawa ke periode berikutnya. Ini berarti bahwa saldo akhirsuatu
akun riil akan menjadi saldo awal untuk periode akuntansi berikutnya.
Akun-akun riil disebutjuga akun permanen.
Akun nominal yang berupa akun-akun pendapatan dan beban,
merupakan akun pembantu modal. Akun nominal diperiukan untuk
menampung pencatatan transaksP pendapatan dan beban. Kedua
kelompok transaksi ini akan berpengaruh terhadap modal perusahaan.
Akan tetapi, seperti telah diterangkan pada Bab 1 dan Bab 2, apabila
transaksi pendapatan dan beban dicatatlangsuhg pada akun Modal,
maka perusahaan akan kehilangan informasi yang rinci mengenai
penyebab perubahan modal. Sebagaimana kita ketahui, informasi
mengenai pendapatan dan beban sangat diperiukan oleh manajemen
dan para pemakai laporan keuangan lainnya. Itulah sebabnya akun-
akun pendapatan dan beban disebut akun pembantu modal. Selain itu
telah kita kenal pula akun pembantu modal yang lain yaitu akun prive.
Akun ini terutama digunakan untuk mencatat pengambilan prive oleh
pemilik yang juga akan berpengaruh terhadap modal perusahaan.
Akun-akun pendapatan dan beban disebut pula akun sementara.
Disebut demikian karena akun-akun pendapatan dan beban hanya
bersifat Sementara yaitu hanya beriaku untuk satu periode akuntansi.
Oleh karena itu saldo akhir periode akun-akun pendapatan dan beban
yang terdapat dalam buku besar, harus dipindahkan ke akun Modal
agar dapat diketahui pengaruhnya terhadap akun tersebut, dan
sekaligus mengakhiri akun-akun pendapatan dan beban pada periode
yang bersangkutan. Pada awal periode berikutnya akun-akun
pendapatan dan beban akan diawali dengan saldo nol rupiah. Gambar
6-1 berikut ini menunjukkan pengelompokkan akun menjadi dua
kategori tersebut di atas.
JURNALPENUTUP
Jumal yang dibuat untuk memindahkan saldo-saldo akun sementara
(akun-akun nominal dan akun prive) disebut jumal penutup. Tujuan
pembuaian jumal penutup adalah:
1. Untuk menutup saldo yang terdapat dalam semua akun sementara.
Kata menutup berarti mengakhiri ata.u mengurangi saldo akun
sehingga menjadi nol. Dengan demikian pada periode berikutnya
semua akun sementara a^an dimulai dengan saldo nol. Dengan
cara ini pula akan dapat dipisahkan jumlah saldo-saldo akun
sementara untuk periode ini dengan jumlah saldo-saldo akun
sementara pada periode berikutnya.
2. Agar saldo akun Modal menunjukkan jumlah yang sesuai dengan
keadaan pada akhir periode yaitu saldo setelah memperhitungkan
laba atau rugi dan pengambiian prive pada periode yang
bersangkutan." Dengan adanya jurnal ini, maka saldo akun Modal
. akan sama dengan jumlah modal akhir yang dilaporkan dalam
neraca.
Dalam menyelenggarakan penutupan buku, kita menggunakan sebuah
akun sementara yang baru, yaitu akun Rugi-Laba (atau ada pula yang
menyebutnya akun Ikhtisar Rugi-Laba). Akun ini hanya digunakan
dalam penutupan buku pada akhir periode. Dalam akun ini dihimpun
semua saldo akun pendapatan dan beban, sehingga dapat diperoleh
satu angka yang merupakan laba bersih atau rugi bersih untuk
kemudian dipindahkan ke akun Modal pemilik.
Penutupan pembukuan biasanya dilakukan dengan urutan sebagai
berikut:
1. Menutup semua akun pendapatan dengan memindahkan saldo
setiap akun pendapatan ke akun Rugi-Laba.
2. Menutup semua akun beban dengan memindahkan saldo setiap
akun beban ke akun Rugi-Laba.
3. Menutup akun Rugi-Laba dengan memindahkan saldo akun
tersebut ke akun Modal.
4. Menutup akun Prive (jika ada) dengan memindahkan saldo akun
tersebut ke akun Modal.
(2)Keterangan
(1) Penutupan setiap akun pendapatan ke akun Rugi-Laba
(2) Penutupan setiap akun beban ke akun Rugi-Laba
(3) Penutupan akun Rugi-Laba ke akun Modal
(4) Penutupan akun Prive ke akun Modal
Ayat jurnal penutup yang harus dibuat dalam proses penutupan
buku dipengaruhi oleh bentuk badan usaha perusahaan yang
bersangkutan. Struktur modal suatu perusahaan tergantung pada
bentuk badan usaha perusahaan tersebut. Seperti telah disinggung
pada Bab 1, bentuk badan usaha yang banyak dijumpai dalam
masyarakat adalah badan usaha perorangan, persekutuan, dan
perseroan.

JURNAL PENUTUP PADA PERUSAHAAN PERORANGAN


Perusahaan perorangan adalah sebuah badan usaha yang modalnya
berasal dari satu orang pemilik. Oleh karena itu dalam perusahaan
perorangan hanya terdapat satu akun modal. Dalam perusahaan
perorangan, pemilik sering melakukan pengambilan atau pemakaian
kekayaan perusahaan (uang atau barang) untuk keperluan pribadi yang
disebut transaksi prive. Seperti telah diterangkan pada Bab 1 dan Bab
2, transaksi semacam ini akan mengurangi modal pemilik, namun
biasanya tidak dicatat langsung ke akun Modal, melainkan dicatat
lebih dahulu dalam sebuah akun sementara yang disebut akun Prive.
Proses pembuatan jurnal penutup dalam suatu perusahaan
perorangan akan melibatkan akun-akun Pendapatan, Beban *Laba-
Rugi, Prive, dan Modal. Untuk menjelaskan jurnal penutup dalam
suatu perusahaan perorangan, marilah kita gunakan data pada
perusahaan Foto Studio Aneka yang telah digunakan pada bab yang
lalu.
Data untuk melakukan penutupan buku dapat diambil dari kolom
7 dan kolom 8 neraca lajur (kolom Laba-Rugi). Oleh karena itu, mari
kita lihat kembali neraca lajur Fpto Studio Aneka pada halaman 260.
Dalam kolom 8 neraca lajur, kita melihat ada 3 jenis akun pendapatan,
yaitu akun Pendapatan Foto Studio yang merupakan pendapatan
utama dari Foto Studio Aneka, dan akun Pendapatan Bunga serta akun
Pendapatan Sewa yang merupakan pendapatan di luar operasi
perusahaan tersebut. Ketiga akun pendapatan tersebut harus ditutup ke
akun Rugi-Laba dengan jurnal penutup sebagai berikut:
(Penutupan saldo akun- akun pendapatan)
Langkah berikutnya adalah memindahkan saldo akun-akun beban
ke akun Rugi-Laba. Kolom 7 neraca lajur telah menyediakan
informasi yang diperiukan untuk meiaksanakan penutupan'buku atas
akun-akun beban. Jurnai penutup untuk memindahkan saldo akun-
akun beban ke akun Rugi-Laba pada perusahaan Foto Studio Aneka
adalah sebagai berikut:
Sebagaimana telah disinggung di atas, akun Rugi-Laba hanya
digunakan untuk menampung saldo-saldo akun pendapatan dan beban
pada akhir periode. Setelah semua saldo akun pendapatan dan beban
terkumpul dalam akun Rugi-Laba, maka nampaklah bahwa akun
tersebut menunjukkan jumlah sisi kredit sebesar Rp488.150.000,00
dan jumlah sisi debet sebesar Rp301.050.000,00. Apabila dihitung
saldonya, maka akun Rugi-Laba akan menunjukkan saldo kredit
(saldo laba) sebesar Rp187.100.000,00 (Rp488.150.000,00-
Rp301.050.000,00 = Rp187.100.000,00). Jumlah saldo ini sama
dengan saldo laba yang ditunjukkan dalam neraca lajur di halamari-
260 Selanjutnya saldo akun Rugi-Laba tersebut dipindahkan ke akun
Modal dengan jurnal penutup sebagai berikut:
Akun Rugi-Laba setelah ditutup (dipindahkan) saldonya ke akun
Modal, Abubakar setelah menerima pemindahan saldo akun Rugi-
Laba akan nampak sebagai berikut: Pada akhir periode, angka-
angkarupiah yang terdapat pada sisi debet dan sisi kredit semua akun
buku besar dijumlahkan, dan setelah jurnal penutup dibukukan maka
akun-akun nominal akan seimbang. Jumiah-jumlah sisi debet dan sisi
kredit yang teiah seimbang tersebut kemudian diberi garis dobel yang
menunjukk, n bahwa penggunaan akun tersebut pada periode yang
bersangkutan teiah berakhir dan siap digunakan kembali dalam
periode berikutnya. Sebagai contoh, akun Gaji Pegawai yang teiah
ditutup akan nampak sebagai berikut:
Seperti halnya akun nominal, pada akhir periode angka- angka
yang terdapat pada kedua sisi akun nil harus dijumlahkan. Namun
berbeda dengan akun nominal, akun riil tidakperlu ditutup, karena
saldo akun'riil akan dibawa ke periode berikutnya. Pada akhir periode
akuntansi, saldo akun riil digunakan untuk menyeimbangkan akun,
dan pada awal periode berikutnya selisih tersebut akan dipakai untuk
menunjukkan saldo awal akun riil yang bersangkutan.
Berikut ini adalah gambaran akun-akun yang terdapat dalam
buku besar Foto Studio Aneka setelah tutup buku. Untuk
menyederhanakan contoh ini, maka akun-akun tidak menggambarkan
data-data secara lengkap selama tahun 2010, tetapi hanya
menggambarkan saldonya pada akhir tahun buku.
Penutupan buku dalam suatu perusahaan yang berbentuk persekutuan
pada dasarnya sama dengan penutupan akun-akun beban dan
pendapatan ke akun Modal seperti yang dilakukan pada perusahaan
perorangan. Namun terdapat sedlkit perbedaah dalam pemindahan
saldo akun Rugi-Laba ke akun Modal. Seperti kita ketahui, dalam
suatu persekutuan terdapat. ieblh dari satu orang pemiiik yang disebut
para sekutu. Oleh karena itu, iaba atau rugi perusahaan harus
dibagikan kepada para sekutu dengan cara pembagian yang telah
diatur daiam anggaran dasar perusahaan.
Persekutuan biasanya memiliki beberapa buah akun modal yang
disesuaikan dengan jumlah sekutunya. Seperti halnya dalam
perusahaan perorangan, para sekutu daiam suatu persekutuan biasanya
diperboiehkan untuk melakukan pengambilan prive dalam batas
tertentu. Akun prive disediakan untuk tiap sekutu sehingga dalam
suatu persekutuan akan dijumpai beberapa buah akun prive. Hasi!
pembagian Iaba atau rugi persekutuan dipindahkan dari akun Rugi-
Laba ke akun modal melalui akun prive masing-masing sekutu.
Untuk memahami prosedur penutupan buku dalam - suatu
persekutuan, marilah kita ikuti contoh berikut ini: misalkan CV
Permata selama periode tahun 2010 memperoleh Iaba bersih sebesar
Rp300.000:00. Perjanjian yang beriaku dalam perusahaan tersebut
menetapkan bahwa Iaba bersih akan dibagi rata di antara para'sekutu
yang terdiri dari Tuan A, Tuan B, dan Tuan C. Saldo akun prive para
sekutu per 31 Desember 2010 (sebelum tutup buku) menunjukkan
sebagai berikut:
Prive, A (debet) ............ ..Rp 45.625,00
Prive, B (debet).. ............. Rp 24.800,00
Prive, C (debet) ................Rp 10.000,00
Seperti telah diterangkan di atas, prosedur penutupan akun-akun
beban dan pendapatan ke akun Laba-Rugi pada suatu persekutuan
tidaklah berbeda dengan penutupan pembukuan yang beriaku pada
perusahaan perorangan. Setelah akun-akun beban dan pendapatan
dipindahkan ke akun Laba-Rugi, maka saldo akun Laba-Rugi sebesar
Rp300.000.00 dipindahkan ke akun prive masing-masing sekutu
dengan jurnal penutup sebagai berikut:Setelah jurnal penutupan
di.atas dibukukan ke akun prive masing-masing sekutu, maka akun
Prive, A menunjukkan saldo kredit Rp54.375,00, saido akun Prive, B
menunjukkan saldo kredit Rp75.200,00, sedangkan saldo akun Prive,
C menunjukkan saldo kredit Rp90.000,00.
Saldo akun-akun prive pada perusahaan yang berbentuk persekutuan
kadang-kadang tidak dipindahkan ke akun modal para sekutu,
melainkan tetap dibiarkan dalam akun prive sebagai akun riil dan di-
cantumkan dalam neraca pada bagian modal (lihathalaman 306)

PENUTUPAN BUKU PADA PERUSAHAAN PERSE ROAN


Proses penutupan saldo akun-akun beban dan pendapatan dalam
perusahaan yang berbentuk perseroan hampir tidak berbeda dengan
penutupan akun beban dan pendapatan yang berlaku pada perusahaan
perorangan atau.persekutuan. Perbedaannya terletak pada penutupan
akun Rugi-Laba karena struktur modal perseroan berbeda dengan.
NERACA SALPO SETELAH PENUTUPAN BUKU
Dalam proses pembuatan jurnal penutup dan pembukuannya ke akun-
akun buku besar, kemungkinan terjadinya kesaiahan cukup besar,
terutama dalam menyeimbangkan (menutup saldo akhir) akun-akun
nil. Setelah penutupan buku, semua akun di buku besar harus
seimbang. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam proses penutupan
buku pada suatu akhir periode akan menimbulkan kesaiahan pada
saldo awal periode berikutnya. Oleh karena itu setelah selesai
penutupan buku, perlu diadakan pengujian untuk memeriksa
kebenaran dan keseimbangan jumlah debet dan jumlah kredit.
Pengujian tersebut dilakukan dengan cara membuat neraca saldo
setelah penutupan buku, yaitu suatu daftaryang berisi saldo-saldo akun
buku besar setelah perusahaan melakukan penutupan buku.
Seperti telah diuraikan di atas, setelah perusahaan melakukan
penutupan buku, maka semua akun nominal akan bersaldo nol, dan
yang
masih mempunyai saido hanyalah akun-akun riil (aset, kewajiban,
dan modal). Oleh karena itu neraca saldo yang disusun setelah
penutupan buku hanya berisi akun-akun riil. Pengujian dilakukan
dengan membandingkan data yang tercantum dalam neraca saldo
setelah penutupan buku dengan neraca yang disusun dari neraca lajur.
Akun dan jumlah saldo yang tercantum dalam neraca harus sama
dengan akun dan jumlah saldo yang tercantum dalam neraca saldo
setelah penutupan buku. Apabiia ti-dak sama, berarti telah terjadi
kesalahan yang harus dicari penyebabnya, dan diadakan koreksi yang
diperiukan. Neraca saldo setelah penutupan buku pada Foto Studio
Aneka per 31 Desember 2010 yang disusun dari buku besar
perusahaan tersebut setelah ayat-ayat jurnal penutup dibukukan ke
daiamnya (halaman 297 s/d 303) adaiah sebagai berikut:

JURNAL PENYESUAIAN KEMBALI


Setelah laporan keuangan disusun dan jurnal penutup dicatat serta
dibukukan, pada awal tahun buku berikutnya (sebelum mulai dengan
p'encatatan transaksi pada tahun buku yang baru) perusahaan kadang-
kadang merasa perlu untuk melakukan penyesuaian kembali atas
beberap.a jurnaljsenyesuaian yang telah dibuatnya pada akhir tahun
yang lalu. Jurnal. yang dibuat untuk tujuan ini disebut jurnal
penyesuaian kembali atau jurnalpembalikan karena pendebetan dan
pengkreditannya merupakan kebalikan dari jurnal penyesuaian yang
telah dibuat sebelumnya. Jurnal penyesuaian kembali berisi nama
akun dan jumlah rupiah yang sama dengan jurnal penyesuaian yang
bersangkutan, akan tetapi posisinya terbalik.
Gambar 6-2 Tahapan dalam Siklus AkuntansiPembuatan jurnal
penyesuaian kembali tidak merupakan keharusan. Tujuan pembuatan
jurnal ini hanyalah sekadar untuk menyederhanakan pembuatan jurnal
yang bersangkutan padatahun berikutnya. Pembuatan jurnal
penyesuaian kemb'ali hanya akan bermanfaat, jika perusahaan
membuat jurnal penyesuaian yang banyak jumlahnya.

PENCATATAN JURNAL PENYESUAIAN KEMBALI


Dalam uraian berikut ini akan diberikan contoh yang akan
menjelaskan alasan dan mekanisme pembuatan jumai penyesuaian
kembali dengan mengambil dua buah jurnal penyesuaian yang telah
dibuat oleh Foto Studio Aneka pada Bab 4 yang lalu.
Contoh 1 -Penyesuaian Kembali Utang Gaji
Pada tanggai 31 Desember 2010, Foto Studio Aneka mempunyai
utang gaji kepada karyawannya sebesar Rp2.000.000,00. Jumlah
tersebut telah menjadi kewajiban perusahaan, tetapi belum dibayar
dan jug'a belum dicatat. Oleh karena itu pada tanggai 31 Desember
2010, Foto Studio Aneka telah membuat jurnal penyesuaian sebagai
berikut:
Misalkan Foto Studio Aneka membayar gaji pegawainya pada tanggai
15 Januari 2011 sebesar Rp3.000.000,00 dengan perincian
Rp2.000.000,00 untuk membayar gajrbulan Desember 2010 dan Rpi
.000.000,00 untuk membayar gaji selama dua minggu pertama bulan
Januari 2011. Seandainya jurnal penyesuaian yang dibuat tanggai 31
Desember 2010 tidak disesuaikan kembali, maka jurnal yang harus
dibuat pada tanggai 15 Januari 2011 (pada waktu membayar gaji)
adalah sebagai berikut:
Jurnal yang dibuat pada tanggal 15 Januari 2011 di atas memerlukan
dua buah pendebetan yaitu satu untuk menghilangkan akun utang, dan
satu lagi untuk mencatat beban gaji,bulan Januari. Meskipun jurnal di
atas tidak begitu rumit, namun pencatatan pembayaran gaji dapat lebih
disederhanakan dan kesalahan dapat dihindari, seandainya setiap
transaksi pembayaran gaji dicatat dengan cara yang sama, yakni
dengan cara mendebet akun Gaji Pegawai dan mengkredit akun Kas.
Untuk mencapai hal tersebut, maka pada hari pertama tahun buku
yang baru (tanggal 2 Januari 2011, karena tanggal 1 Januari biasanya
semua perusahaan libur) diperlukan suatu jurnal penyesuaian kembali
untuk menghilangkan pengaruh jurnal penyesuaian yang dibuat pada
tanggal 31 Desember. Jurnal penyesuaian untuk mencatat utang gaji
per 31 Desember 2010 harus disesuaikan kembali (dibalik) dengan
cara sebagai berikut:
OPERASI PERUSAHAAN DAGANG
Anda pasti pernah mendengar nama-nama perusahaan seperti Hero
Supermarket, Ramayana Department Store, atau Carefour.
Perusahaan-perusahaan ini disebut perusahaan dagang karena
aktivitasnya adalah membeli dan menjual barang dagangan, bukan
menjual atau mengerjakan jasa untuk pihak lain. Dalam skala kecil,
anda juga pasti mengenai perusahaan dagang seperti toko-toko bahan
bangunan, toko-toko kelontong, atau toko-toko serba ada yang
bertebaran di mana-mana. Sumber utama pendapatan toko-toko
semacam itu adalah hasil penjualan barang dagangan yang
sebelumnya mefeka beli dari pihak lain. Perusahaan dagang yang
membeli dan menjual langsung kepada konsumen disebut pengecer.
Perusahaan yang menjual barang dalam partai besar kepada pengecer
disebut pedagang besar.

SIKLUS OPERASI
Siklus operasi perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
1. Dimulai ketika perusahaan membeli barang dagangan dari
penjual.
2. Perusahaan menjual persediaan barangnya kepada konsumen.
3. Akirnya perusahaan menerima kas dari konsumen.
Siklus operasi perusahaan dagang biasanya lebih panjang daripada
perusahaan jasa. Tahapan yang memperpanjang siklus ini adalah
pembelian barang dagangan yang harus dilakukan perusahaan
sebelum perusahaan tersebut menjualnya kepada konsumen. Hal ini
tidak kita jumpai dalam perusahaan jasa, karena penjualan jasa dapat
dilakukan perusahaan tanpa harus membelinya lebih dahulu. Cobalah
bandingkan operasi perusahaan jasa dengan perusahaan dagang,
Dengan membandingkan kedua gambar di'atas teriihat bahwa dalam
perusahaan dagang terdapat sebuah akun aset tambahan yang disebut
akun Persediaan Barang Dagangan.
Sumber pendapatan utama sebuah perusahaan dagang adalah
penjualan barang dagangan yang disebut pendapatan penjualan atau
disingkat penjualan. Dalam hal beban, perusahaan dagang mempunyai
dua kelompok beban yang disebut beban pokok penjualan dan beban
operasi.
Beban Pokok Penjualan adalah jumlah harga pokok semua barang
yang terjual sepanjang periode. Beban ini langsung berkaitan dengan
pendapatan yang diakui dari hasil penjualan barang. Gambar 7-2
berikut ini melukiskan proses pengukuran laba bersih sebuah
perusahaan dagang.
Dengan adanya perbedaan aktivitas operasi yang mengakibatkan
perbedaan dalam sumber pendapatan dan beban di atas, maka
iaporan keuangan (khususnya neraca dan Iaporan laba-rugi)
Dalam gambar di atas nampak bahwa beberapa akun dalam
perusahaan dagang tidak dijumpai dalam perusahaan jasa, yaitu akun
Persediaan barang Dagangan (di neraca) dan akun Beban Pokok
Penjualan (di laporan laba-rugi), sedangkan akun-akun lainnya tidak
berbeda.
Kedua akun di.atas sangat menentukan besarnya laba atau rugi
sebuah perusahaan dagang. Mengapa demikian? Karena kedua akun
itu berkaitan'langsung dengan aliran harga pokok atau biaya
peroiehan barang yang dibeli yang pada gilirannya (ketika persediaan
itudijual) akan menjadi beban pokok barang yang dijual. Aliran biaya
peroiehan suatu-perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
Persediaan awal barang dagangan ditambah biaya peroiehan barang
yang dibeli akan membentuk biaya prolehan barang tersedia untuk
dijual. Selanjutnya biaya peroiehan barang tersedia untuk dijual akan
menjadi biaya peroiehan barang yang terjual (untuk barang yang telah
terjual periode ini) atau biasa disebut beban pokok penjualan dan
sebagai persediaan akhir (barang yang tersisa di akhir periode dan
akan dijual pada periode berikutnya). Aliran beban perolehan tersebut
terlihat dalam Gambar 7-4 berikut ini.

SISTEM PERSEDIAAN : PERPETUAL DAN PERIODIK


Mengingat betapa pentingnya psnentuan harga perolehan
persediaan pada perusahaan dagang, di bawah ini akan tiiuraikan dua
system persediaan, yaitu: sistem persediaan perpetual dan sistem
persediaan periodic

SISTEM PERSEDIAAN PERPETUAL


Dalam sistem persediaan perpetual, perusahaan menyeienggarakan
pencatatan yang detil atas biaya perolehan persediaan barang
dagangan yang dibeli maupun dijual. Pencatatan yang beriangsung
terus menerus (perpetually) ini menunjukkan persediaan yang
seharusnya ada untuk
setiap jenis persediaan. Dengan kata lain, dengan sistem ini persediaan
secara terus-menerus dimutahirkan (updated). Sistem ini diyakini
dapat menciptakan pengawasan yang lebih baik atas persediaan.
Meskipun pencatatan persediaan dilakukan terus-menerus,
perhitungan fisik persediaan tetap perlu dilakukan paling kurang
sekali dalam .setahun. Perhitungan fisik diperiukan untuk
mengungkap transaksi persediaan yang tidak tertangkap oleh sistem
elektronik (seperti adanya persediaan yang salah simpan, dicuri, atau
rusak). Dengan adanya perhitungan fisik bisa ditentukan jumlah
persediaan akhiryang benar untuk disajikan dalam laporan keuangan,
dan sekaligus juga memeriksa ketelitian catatan perpetual. Sebagai
contoh, Dealer Mobil ABC, menyelenggarakan catatan persediaan
perpetual untuk setiap mobil yang dijualnya, yang terdiri dari sedan,
jip, truk, dan van. Supermarket Yogyamart menyelenggarakan catatan
perpetual untuk setiap jenis barang yang dijualnya yang terdiri dari
ratusan atau bahkan ribuan jenis barang dagangan.

SISTEM PERSEDIAAN PERIODIK


Dalam suatu sistem persediaan periodik, perusahaan tidak
menyelenggarakan pencatatan detil atas persediaan yang dimilikinya
sepanjang periode. Penentuan beban perolehan barang yang terjual
hanya dilakukan pada setiap akhir periode. Ituiah sebabnya sistem ini
disebut sistem periodik Pada akhir periode, perusahaan melakukan
perhitungan fisik persediaan yang ada dalam persediaan (yang belum
terjual) untuk menentukan besamya biaya perolehan persediaan yang
ada pada akhir tahun (persediaan akhir).
Tahapan yang dilakukan untuk menentukan besamya biaya
perolehan barang yang terjual pada sistem persediaan periodik adalah
sebagai berikut:
1. Tentukan biaya perolehan persediaan yahg ada pada awal periode
(persediaan awal).
2. Tambahkan biaya perolehan barang yang dibeli sepanjang periode
(pembelian) ke biaya perolehan persediaan awal tahun.
3. Kurangi dengan biaya perolehan barang yang ada pada akhir
periode (persediaan akhir).
Sistem persediaan periodik pada umumnya digunakan pada
perusahaan dagang yang menjual barang yang relatif tidak mahal
seperti misalnya di toko-toko penjual bahan makanan. Karena barang
yang dijuai reiatif murah, di toko-toko seperti itu biasanya tidak
digunakan kas register dengan optical scanning sebagaimana banyak
digunakan di department store yang menjual barang-barang berharga
mahal.

KEUNGGULAN SISTEM PERPETUAL


Sistem perpetual pada umumnya digunakan pada perusahaan yang
menjual barang-barang berharga mahai, seperti mobil, mebel,
peralatan rumah-tangga. Sistem ini semakin banyak digunakan sejalan
dengan semakin meningkatnya penggunaan komputer dan electronic
scanners. Sebagaimana telah disebutkan di atas, sistem perpetual
mencatat setiap mutasi persediaan barang dagangan secara terus-
menerus sehingga setiap saat bisa diketahui berapa jumlah barang
yang ada dalam persediaan beserta harga satuan untuk setiap macam
barang.
Sistem persediaan perpetual bisa menjadi alat control persediaan
yang lebih baik dibandingkan dengan sistem periodik. Hal ini terjadi,
karena dalam sistem ini catatan persediaan bisa menunjukkan
persediaan yang ada setiap saat dikehendaki. Dengan demikian,
perusahaan biia perlu dapat melakukan perhitungan atas fisik barang
yang ada untuk dibandingkan dengan data menurut catatan perpetual
tersebut. Seandainya terjadi seiisih, maka perusahaan bisa segera
melakukan penyelidikanimtuk menemukan penyebabnya. Meskipun
sistem perpetual menyebabkan bertambahnya pekerjaan tulis-menulis
dan terkadang juga menyebabkan meningkatnya beban administrasi
(menggunakan banyak kertas untuk menyeienggarakan buku
pembantu persediaan), namun sistem komputer dapat membantu
menekan beban tersebut. Selain itu peningkatan beban ini menjadi
tidak berarti bila dibandingkan dengan keberhasilan perusahaan
mengelola persediaannya berkat bantuan sistem ini.
Mengingat bahwa dewasa ini penggunaan sistem perpetual
semakin populer, maka dalam buku ini sistem persediaan perpetual
akan dibahas lebih dahulu, sedangkan sistem periodik dibahas
sesudahnya.
AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM SISTEM PERPETUAL
Sebagaimana telah ditunjukkan di muka, siklus operasi sebuah
perusahaan dagang dimulai dengan aktivitas membeli barang
dagangan untuk dijadikan persediaan. Untuk memahami proses
pembelian, marilah kita bayangkan perusahaa;,'Musika Ratu" yang
berdagang CD dan DVD. Perusahaan ini antara lain membeli barang
dagangannya dari PT. Nada Kencana sebuah perusahaan pemasok CD
dan DVD dalam partai besar. Selanjutnya perusahaan Musika Ratu
akan menjual CD dan DVD kepada toko-toko pengecer yang lebih
kecil atau langsung kepada konsumen. Kegiatan yangterjadi dalam
proses pembelian ini meliputi hal-hal berikut.
1.PT Nada Kencana mengirimkan beberapa dos CD dan DVD
kepada perusahaan Musika Ratu, dan pada hari yang sama
mengirimkan faktur kepada perusahaan tersebut. Faktur adalah
tagihan dari penjual (PT Nada Kencana) kepada pembeli
(perusahaan Musika Ratu) untuk membayar sejumlah uang atas
barang-barang yang telah dikirim penjual yang rinciannya
tertulis dalam faktur tersebut. Dengan kata lain, faktur
merupakan permintaan agar pembeli membayar kepada si
penerbit faktur (penjual). Contoh faktur dapat dilihat pada
halaman berikut.
2.Setelah barang diterima, perusahaan Musika Ratu membayar
tagihan kepada PT. Nada Kencana.

PEMBELIAN BARANG DAGANGAN


Seandainya perusahaan Musika Ratu menggunakan sistem perpetual
dalam akuntansi untuk persediaannya, dan barang-barang yang dibeli
dan diterima pada tanggal 3 JUni 2011, maka jurnal yang dibuat
perusahaan Musika Ratu atas pembelian secara kredit tersebut adalah
sebagai berikut:
Akun Persediaan (sebuah akun aset), digunakan hanya untuk
mencatat pembelian persediaan barang dagangan, yaitu barang yang
dibeli perusahaan Musika Ratu untuk dijual kembali kepada para
konsumen. Pembelian barang lain, seperti misainya perlengkapan
kantor, peralatan, mobil, dan aset-aset lainnya tidak dicatat dalam
akun ini, melainkan dicatat dalam akun aset yang bersangkutan. Harap
dicatat bahwa akun Persediaan merupakan aset selama persediaan
belum terjual. Kelak, jika barang dagangan sudah laku terjual akan

POTONGAN PEMBELIAN
Banyak perusahaan menawarkan suatu potongan kepada para
konsumennya jika pembayaran dilakukan lebih cepat. Bagi pembeli,
potongan tersebut disebut potongan pembelian. Sebagai contoh,
misalkan dalam faktur yang diterbitkan oleh PT Nada Kencana di
atas, tertulis termjn kredit yang berbunyi 3/15,n/30. Ini berarti bahwa
jika perusahaan Mustika Ratu membayar dalam waktu 15 hari setelah
tanggal faktur, maka perusahaan tersebut akan mendapat potongan
sebesar 3% dari jumlah total yang tertulis di faktur. Jika lewat dari 15
hari, pembeli harus membayar penuh dalam jangka waktu 30 hari
setelah tanggal faktur. Apabila termin kredit berbunyi "n/30", hal itu
berarti tidak ada tawaran potongan, dan faktur harus dibayar dalam
waktu 30 hari setelah tanggal faktur Termin kredit yang berbunyi
EOM (singkatan dari end of month) berarti bahwa faktur harus
dibayar paling lambat akhir bulan ini.
Seandainya perusahaan Mustika Ratu membayar dalam periode
potongan, maka ayat jurnaf^untuk mencatat pengeluaran kas ini akan
berbunyi sebagai berikut:
Potongan pembelian dikreditkan (dikurangkan) terhadap Persediaan
karena potongan sebagai akibat membayar lebih cepat mehyebabkan
berkurarignya biaya perolehan persediaan yang sesungguhnya
sebagaimana nampak dalm akun T berikut ini.
Perhatikan bahwa saldo Persediaan sebesar Rp679.000,90 adalah
harga yang sesungguhnya dibayar untuk membeli persediaan pada
tanggai 13 Juni 2011. Akan tetapi, jika misalnya perusahaan Mustika
Ratu baru membayar tanggai 24 Juni (berarti sudah lewat dari 15
hari), maka Mustika Ratu harus membayar penuh. Jurnal untuk
mencatatnya adalah sebagai berikut:

RETUR DAN PENGURANGAN HARGA PEMBELIAN


Perusahaan pemasok pada umumnya memberi kemungkinan pembeli
untuk mengembalikan barang yang telah dibelinya karena barang
rusak, cacat, atau tidak sesuai dengan pesanan. Hal seperti itu disebut
retur pembelian. Dalam keadaan tertentu, pemasok menawarkan
kepada pembeli untuk t)dak mengembalikan barang yang tidak sesuai
dengan pesanan tersebut, tetapi pemasok memberi pengurangan harga
dari jumlah yang tercantum dalam faktur. Hal semacam itu disebut
pengurangan harga pembelian. Bila situasi di atas terjadi, maka
pembeli akan mencatat kedua hal tersebut yang akan mengurangi
biaya perolehan persediaan dalam pembukuan si pembeli.
Misalkan Mustika Ratu belum membayar tagihan pada tanggai 3
Juni. Keesokan harinya ditemukan sejumlah CD yang rusak dalam
pengiriman yang harganya Rp100.000,00. Barang rusak tersebut
dikembalikan ke PT Nada Kencana (penjual) pada tanggai 4 Juni.
Jumal untuk mencatat transaksi pengembalian barang di atas dicatat
dengan jurnal sebagai berikut:
Jurnal yang sama dibuat jika terjadi pengurangan harga. Perbedaannya
jika dalam hal retur, barang dikembalikan kepada penjual, sedangkan
dalam hal pengurangan harga, barang tetap berada di tangan pembeli
tetapi harganya (biaya perolehannya) berkurang.

BIAYA PENGANGKUTAN
Dalam transaksi perdagangan barang, pengangkutan barang dari
tempat penjual ke tempat pembeli kerapkali harus dilakukan dengan
menggunakan alat transportasi tertentu. Bermacam-macam alat
transportasi tersedia untuk disewa, baik berupa angkutan darat (truk
atau kereta api), laut, mau pun udara. Siapa yang berkewajiban
menanggung biaya transportasi, tergantung pada kesepakatan di
antara penjual dan pembeli yang biasanya dituangkan dalam suatu
perjanjian penjualan. Pihak pengangkut akan mengajukan tagihan
biaya angkut kepada penjual atau pembeli tergantung pada isi
perjanjian tersebut.
Ketentuan atau syarat pengangkutan bisa berupa FOB Shipping
Point atau FOB Destination. FOB adalah singkatan dari free on board.
Syarat FOB shipping point berarti bahwa penjual menanggung
pengangkutan dan menyerahkan barang kepada pihak pengangkut dan
pembeli dibebaskan dari beban yang timbul hingga ke tempat pihak
pengangkut. Selanjutnya beban angkutan dari tempat pengangkut ke
tempat pembeli menjadi tanggungan si pembeli. Sebagai contoh,
penjual mengangkut barang dari lokasi si penjual"ke stasiun kereta
api dengan biaya angkut yang ditanggung si penjual tersebut, tetapi
biaya angkut yang dibebankan PJKA untuk mengangkut barang
tersebut ke tempat pembeli, harus dibayar oleh pihak. pembeli.
Sebaliknya dalam syarat FOB destination, penjual mengantarkan
barang ke tempat pembeli dengan biaya transportasi yang sepenuhnya
menjadi tanggungan si penjual.
Lembar asli faktur dikirimkan kepada pembeli, sedangkan
tembusannya disimpan oleh penjuai sebagai dasar untuk melakukan
pencatatan transaksi di bagian akuntansi.
Jumlah penghasilan yang diperoleh perusahaan dari penjualan
barang dagangan disebut pendapatan penjualan (atau sering disingkat:
penjualan). Setiap transaksi penjualan menimbulkan beban karena
perusahaan harus menyerahkan barang miliknya kepada pembeli.
Beban ini disebut beban pokok penjualan, yaitu harga perolehan
persediaan barang dagangan yang dijual kepada konsumen. Beban
pokok penjualan biasanya merupakan beban terbesar dalam sebuah
perusahaan dagang.
Setelah melakukan suatu transaksi penjualan secara kredit,
perusahaan Mustika Ratu menghadapi rentetan kejadian sebagai
berikut:
Retur penjualan: pembeli mungkin mengembalikan barang
kepada Mustika Ratu.
Pengurangan harga penjualan: Mustika Ratu mungkin memberi
pengurangan harga kepada pembeli karena barang yang dikirim
tidak sesuai dengan pesanan. Pengurangan harga ini akan
mengurangi jumlah kas yang diterima perusahaan dari pembeli.
Potongan penjualan: apabila pembeli membayar dalam periode
potongan sesuai dengan termin kredit yang diberikan, maka
Mustika Ratu hanya akan menerima kas setelah dikurangi
potongan.
Beban angkut penjualan: Mustika Ratu mungkin harus
i membayar sejumlah beban pengangkutan untuk mengirim
barang ketempat pembeli.

PENJUALAN TUNAI
Penjualan yang dilakukan oleh pedagang pengecer seperti halnya
perusahaan Mustika Ratu seringkali dilakukan secara tunai. Misalkan
Mustika Ratu menjuai barang secara tunai seharga Rp3.000.000,00,
Untuk itu Mustika Ratu menerbitkan faktur.

KOLOM NERACA SALDO


Data untuk koiom neraca saldo di neraca lajur diambi! dari neraca
saldo yang disusun perusahaan Nada Kencana pada tanggal 31
Desember. Jumiah yang tercantum pada akun persediaan sebesar
Rp40.500.000,00 adalah jumiah saldo persediaan per 31 Desember
2011 berdasarkan catatan persediaan perpetual.

KOLOM PENYESUAIAN
Sebagaimana telah disinggung di atas, penyesuaian yang diperlukan
dalam sebuah perusahaan dagang pada umumnya hampir sama dengan
penyesuaian yang sering dijumpai pada perusahaan jasa. Sebagaimana
teriihat pada kolom penyesuaian dalam neraca lajur di atas,
penyesuaian (b) diperlukan untuk mencatat beban asuransi tahun
2011. Demikian pula penyesuaian (c) dan (d), masing-masing untuk
mencatat pemakaian perlengkapan dan depresiasi mebel yang menjadi
beban tahun 2011. Penyesuaian (e) untuk mencatat gaji yang sudah
menjadi beban tahun 2011, tetapi masih terutang ( belum dibayar);
sedangkan penyesuaian (f) adalah untuk memindahkan pendapatan
yang sudah menjadi pendapatan tahun 2011 dari akun Pendapatan
Diterima di Muka. Semua penyesuaian tersebut (b sampai dengan f)
dijumpai jug dalam perusahaan jasa, seperti dibahas pada Bab 4. Satu-
satunya penyesuaian yang berbeda adalah penyesuaian (a), yang
diperlukan untuk menyesuaikan saldo'persediaan menurut catatan
perpetual (Rp40.500.000,00) agar menjadi sama dengan saldo
menurut hasil perhitungan fisik (Rp40.200.000,00). Dalam kasus
perusahaan Natfa Kencana, akun Persediaan dikredit Rp300.000,00
dan akun Beban Pokok Penjualan didebet Rp300.000,00.
Setelah semua penyesuaian dimasukkan ke dalam kolom
penyesuaian di neraca lajur, maka kolom tersebut hams dijumlahkan
untuk memastikan bahwa pendebetan dan pengkreditan dalam kolom
penyesuaian menunjukkan jumiah yang sama. Apabila sesuai, maka
kita bisa melanjutkan ke tahapan berikutnya, yaitu mengisi kolom
neraca saldo setelah disesuaikan.

NERACA SALDO SETELAH DISESUAIKAN


Pengerjaan kolom neraca saldo setelah disesuaikan tidak lain adalah
memadukan data dalam kolom neraca saldo dengan data dalam kolom
penyesuaian. Data dalam kolom neraca saldo akan berubah apabila
ada data yang didebet datau dikredit pada kolom penyesuaian.
Sebagian besar data dalam kolom neraca saldo tidak berubah, karena
penyesuaian hanya menyangkut sebagian kecil akun yang ada di buku
besar.

KOLOM LAPORAN LABA-RUGI


Berikutnya, kita pindahkan akun beserta saldo yang tercantum dalam
neraca saldo setelah disesuaikan yang mempengaruhi laporan laba-
rugi ke kolom laba-rugi. Sebagai sebuah perusahaan dagang,
perusahaan Nada Kencana memiliki akun Pendapatan Penjualan yang
bersaldo kredit Rp169.300.000,00, beserta dua akun kontra penjualan
yaitu Retur & Pengurangan Harga Penjualan dan akun Potongan
Penjualan yang masing-masing bersaldo debet Rp2.000.000,00 dan Rp
1.400.000,00.
Akun yang unik lainnya dalam perusahaan dagang adalah Beban
Pokok Penjualan yang dalam kasus perusahaan Nada Kencana
bersaldo debet Rp90.800.000,00. Akun-akun beban lainnya
dipindahkan ke sisi debet pada kolom laporan laba-rugi di neraca
lajur.
Terakhir, kita jumlahkan kedua kolom pada kolom laporan laba-
rugi. Kolom kredit berjumlah Rp169.300.000,00 dan kolom debet
berjumlah Rp116.200.000,00. Selisih Rp53.100.000,00 menunjukkan
laba bersih perusahaan pada tahun 2011. Angka laba bersih tersebut
dicantumkan pada sisi yang kecil (dalam hal ini sisi debet) sehingga
setelah dijumlahkan kembaii, kedua kolom akan menunjukkan jumlah
yang seimbang. (Catatan: apabila perusahaan menderita rugi, maka
cara pencantuman saldo rugi-bersih dalam neraca lajur adalah
kebalikannya).
KOLOM NERACA
Perbedaan utama antara neraca sebuah perusahaan dagang dengan
perusahaan jasa terletak pada akun Persediaan. Pada perusahaan Nada
Kencana, akun Persediaan menunjukkan saldo akhir persediaan
sebesar Rp40.200.000.00. Angka tersebut dicantumkan pada sisi debet
di kolom neraca. Akun-akun lainnya dicantumkan pada sisi yang
sesuai, yaitu sisi debet untuk akun-akun aset, dan sisi kredit untuk
akun-akun kewajiban dan modal. Perlu dicatat bahwa saldo akun
modal yang tercantum di neraca lajur adalah saldo awal tahun. Angka
saldo awal modal ini beserta saldo akun prive (jika ada) akan
digunakan untuk menyusun Laporan Perubahan Modal).

PENUTUPAN BUKU PADA PERUSAHAAN DAGANG


Seperti telah disebutkan di atas, penutupan buku pada perusahaan
dagang tidak berbeda dengan penutupan buku pada perusahaan jasa.
Empat tahapan yang dilakukan dalam membuat jurnal penutupan buku
adalah:
Tahap 1 : Pindahkan saldo akun pendapatan ke akun Rugi-Laba. Ayat
jurnal ini memindahkan saldo akun Penjualan sebesar
Rp169.300.000,00 ke akun Rugi-Laba.
Tahap 2: Pindahkan saldo semua akun beban dan akun kontra ke akun
Rugi-Laba. Ayat jurnal ini memindahkan total beban dan
kontra pendapatan (akun-akun bersaldo debet) ke sisi debet
akun Rugi-Laba sebesar Rp116.200.000,00.
Tahap 3: Akun Rugi-Laba sekarang berisi saldo laba (atau saldo rugi).
Pindahkan saldo akun Rugi-Laba ke akun Modal. Ayat
jurnal ini akan memindahkan saldo laba sebesar
Rp53.100.000,00 ke sisi kredit akun Modal yang berarti
menambah saldo modal.
Tahap 4: Pindahkan saldo akun Prive (jika ada) ke akun Modal. Ayat
jurnal ini akan memindahkan saldo pengambilan prive ke
sisi debet akun Modal yang berarti mengurangi modal.
Berikut adalah contoh jurnal penutupan buku yang dibuat oleh Nada
Kencana untuk tahun 2011.
Laba kotor mencerminkan profitabilitas barang dagangan suatu
perusahaan. Angka ini belum menunjukkan profitabilitas perusahaan
secara keseluruhan, karena angka ini belum dikurangi dengan beban
operasi.Namun demikian, manajemen dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan sangat memperhatikan jumlah serta perkembangan
(trend) laba kotor. Angka ini dibandingkan dengan angka laba kotor
tahun lalu, bahkan dalam hal tertentu dibandingkan dengan persentase
laba kotor perusahaan pesaing serta laba kotor industri, sehingga
dapat dinilai efekti vitas fungsi pembelian dan kebijakan
penetapanhargajual.

OPERASI DAN LABA BERSIH OPERASI


Komponen berikutnya dalam penentuan laba bersih sebuah
perusahaan dagang adalah beban operasi yaitu beban-beban yang
terjadi dalam proses memperoleh pendapatan penjualan. Beban-beban
ini serupa dengan beban operasi dalam perusahaan jasa.
Kebanyakan perusahaan mengelompokkan beban operasi menjadi dua
golongan, yaitu:
Beban penjualan yaitu beban-beban yang berkaitan dengan
pemasaran produk perusahaan, seperti misalnya gaji pegawai
bagian penjualan, iklan/advertensi, depresiasi, sewa gudang,
listrik di bangunan toko & gudang, pajak bumi & bangunan
(atas bangunan yang berhubungan dengan penjualan), dan
beban angkut penjualan.
Beban umum meliputi beban-beban yang tidak berkaitan
dengan pemasaran produk perusahaan seperti misalnya beban
kantor
yang terdiri dari: gaji pimpinan dan pegawai kantor, depresiasi,
sewa kantor, listrik, dan beban-beban lain yang tidak berkaitan
dengan pemasaran.
Laba kotor dikurangi beban operasi disebut laba operasi. Laba operasi
adalah hasii dari operasi normal perusahaan yang sedang berlangsung
Dalam kasus perusahaan dagang Nada Kencana jumlah beban operasi
seluruhnya adalah Rp20.700.000,00. Dengan mengurangkan
total'beban .ini dari laba kotor di atas, dapatlah ditentukan besamya
laba (atau rugi) bersih operasi.

AKTIVITAS NON OPERASI


Aktivitas non-operasi terdiri atas berbagai pendapatan dan beban serta
keuntungan dan kerugian yang tidak berkaitan dengan kegiatan utama
perusahaan. Pendapatan dan beban atau keuntungan dan kerugian
semacam ini harus dipisahkan dari pendapatan dan beban operasi.
Tujuannya adalah agar dapat diketahui kinerja keuangan yang
diperoleh dari kegiatan, utama perusahaan. Untuk menentukan laba
bersih, pendapatan dan keuntungan ditambahkan terhadap laba-bersih
operasi, sedangkan beban dan kerugian dikurangkan terhadap laba
bersih operasi. Dalam laporan keuangan, pendapatan & keuntungan
ini dikategorikan sebagai pendapatan dan keuntungan lain, sedangkan
beban & kerugian yang bersal dari kegiatan nonoperasi dikategorikan
sebagai beban dan kerugian lain.
Jenis-jenis pendapatan & keuntungan dan beban & kerugian yang
berasal dari aktivitas nonoperasi antara lain terlihat dalam diagram
berikut.

SISTEM PERSEDIAAN PERIODIK


Seperti telah disebutkan pada awal bab ini, perusahaan dagang dapat
menerapkan salah satu dari dua sistem persediaan, yaitu (1) sistem
persediaan perpetual, atau (2) sistem persediaan periodik. Da!am
pembahasan di muka telah dijeiaskan sistem persediaan perpetual
yang mengandung banyak keunggulan dibandingkan dengan sistem
periodik. Namun demikian sistem periodik untuk perusahaan-
perusahaan tertentu dianggap lebih cocok, terutama pada perusahaan
dagang yang menjual barang berharga eceran murah, dan sistem
akuntansi tidak berbantuan komputer. Salah satu perbedaan utama
antara kedua sistem ini adalah saat diiakukannya perhitungan beban
pokok penjualan. Sekedar mengingat kembali, silahkan perhatikan
kembali Gambar 7-4 di halaman 346.

PENENTUAN BEBAN POKOK PENJUALAN PADA SISTEM


PERIODIK
Apabila perusahaan menerapkan sistem persediaan perpetual, semua
transaksi yang berhubungan dengan persediaan (seperti pembelian,
biaya angkut pembelian, retur, dan potongan ) langsung dicatat
keakun Persediaan Barang Dagangan. Selain itu, setiap kali terjadi
penjualan, sistem perpetual akan mencatat pengurangar pada akun
Persediaan Barang Dagangan dan pertambahan akun Beban Pokok
Penjualan.
Pada sistem persediaan periodik, perusahaan menggunakan akun
tersendiri untuk mencatat pembelian, biaya angkut pembelian, retur,
dan potongan. Di sisi lain, perusahaan tidak mencatat setiap terjadi
mutasi persediaan secara terus menerus, melainkan melakukan
perhitungan saldo persediaan akhir dan juga beban pokok penjualan
pada akhir periode. Gambar 7-11 melukiskan perhitungan beban
pokok penjualan pada perusahaan dagang Ambasador yang
menerapkan metoda persediaan periodik.
Perusahaan- melaporkan persediaan barang dagangan di neraca
sebagai aset lancar, baik perusahaan menggunakan sistem persediaan
perpetual maupun sistem periodik.
Dalam perusahaan yang menerapkan sistem persediaan periodik,
perusahaan mencatat pendapatan dari penjualan barang dagangan
pada saat penjuaiarr terjadi, sama seperti sistem persediaan perpetual,
Perbedaannya, pada saat perusahaan melakukan penjualan,
perusahaan tidak mencatat beban pokok barang yang dijual. Dalam
metoda ini, perusahaan melakukan perhitungan fisik persediaan pada
akhir psriode untuk menentukan (1) biaya perolehan persediaan yang
ada, dan (2) beban pokok barang yang dijual untuk periode yang
bersangkutan. Seialn itu, dalam perusahaan yang menerapkan sistem
persediaan periodik, perusahaan mencatat pembelian barang dagangan
dalam akun Pembelian, bukan daiam akun Persediaan Barang
Dagangan. Begitu puia perusahaan menyetenggarakan akun tersendiri
untuk retur & pehgurangan pembelian, potongan pembelian, dan
biaya angkut pembelian.
Berikut ini adaiah ayat-ayat jurnal yang dibuat oleh perusahaan
dagang Ambasador selama bulan Mei 2010.
Berdasarkan faktur penjualan yang diterima dari penjua! dan laporan
penerimaan barang yang dipesan dari PT Surya, UD Ambasador
mencatat pembelian barang dagangan seharga Rp3.800.000,00 secara
kredit, sebagai berikut:
Akun Pembelian adaiah akun sementara yang bersaldo normal debet.

SIAYA ANGKUT PEMBELIAN


Apabila pembeli menanggung beban pengangkutan barang yang
dibeli, maka pembeli akan mendebet akun Biaya Angkut Pembelian.
Misalkan untuk barang yang dibeli dari PT Surya di atas, UD
Ambasador membayar biaya angkut barang yang dibeli sebesar
Rp150.000,00 pada tanggal 6 Mei.*Jurnai untuk mencatat
pembayaran biaya angkutan adaiah sebagai berikut:
Seperti halnya akun Pembelian, akun Biaya Angkut Pembelian juga
merupakan akun sementara yang memiliki saldo normal debet. Biaya
Angkut Pembelian merupakan bagian dari biaya pokok barang yang
dibeli. Aiasannya karena biaya pokok barang yang dibeli mencakup
biaya angkut yang diperlukan agar barang sampai ke tempat pembeli.
Biaya Angkut Pembelian tidak mendapat potongan harga. Potongan
pembelian hanya diterapkan pada harga faktur barang yang dibeli.
Pada tanggal 14 Mei, PT Surya menerima pembayaran dari
piutangnya kepada UD Ambasador sebesar Rp3.430.000,00, setetah
dikurangi potongan 2%.
JURNAL PENYESUAIAN DALAM SISTEM PERIODIK
Sebagaimana dalam perusahaan dagang yang menggunakan sistem
persediaan perpetual, jurnal penyesuaian yang berbeda pada
perusahaan yang menggunakan sistem persediaan periodik bila
dibandingkan dengan perusahaan jasa adalah dalam hal yang
berkaitan dengan persediaan barang dagangan. Namun demikian
terdapat perbedaan yang cukup menyolok antara penyesuaian atas
persediaan yang diperlukan dalam sistem perpetual bila dibandingkan
dengan sistem periodik. Dalam sistem persediaan perpetual,
penyesuaian atas persediaan hanya diiakukan apabila pada akhir
periode terdapat perbedaan antara saldo persediaan menurut catatan
perpetual dengan saldo persediaan menurut hasil perhitungan fisik.
Jika tidak terdapat perbedaan, maka tidak diperlukan penyesuaian.

Anda mungkin juga menyukai