Disusun Oleh:
DIKI PRATAMA
15210018
PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
STIPER DHARMA WACANA METRO
2017
PENCATATAN DEPRESIASI
DEPRESIASI MESIN
Di atas teiah dijelaskan bahwa depresiasi adalah proses pengalokasian
beban perolehan aset tetap secara sistematis selama masa manfaat
(umur) aset tetap tersebut. Proses pengalokasian biasanya dilakukan
setiap akhir periode (setiap akhir bulan atau akhir tahun, tergantung
periodeakuntansi perusahaan).
Misalkan Budi memperkirakan bahwa kedua mesin cetak yang
dimiliki
percetakan akan dapat digunakan secara ekonomis selama 4 tahun.
Salah
satu cara untuk menghitung beban depresiasi adalah dengan membagi
beban perolehan aset (Rp4.800.000,00) dengan taksiran umur (4 tahun
atau 48 buian). Berhubung Percetakan Rapih menetapkan periode
akuntansi selama 1 bulan (penyusunan iaporan keuangan dilakukan
secara bulanan): maka depresiasi dihitung untuk jangka waktu satu
bulan.
AKUN AKUMULASI DEPRESIASI
Pembebanan depresiasi adalah proses pengalokasian beban perolehan
aset tetap. Dalam hal depresiasi mesin di atas, yang diaiokasikan
adalah beban perolehan mesin sebesar Rp4.800.000,00 selama 4 tahun
atau 48 bulan. Kalau yang diaiokasikan (Rp4.800.000,00) berada
dalam akun Mesin, mengapa bukan akun Mesin yang dikredit.
Mengapa yang dikredit justru akun Akumulasi Depresiasi?
Sebenarnya tidaklah salah kalau kita mengkredit akun Mesin, namun
informasi yang dihasilkan akan berbeda. Manajemen biasanya
berkeinginan agar beban perolehan aset tetap selalu nampak dalam
neraca. Apabila akun Mesin dikredit setiap bulan sebesar depresiasi
bulanan, maka saldo akun Mesin yang dilaporkan di neraca akan
semakin menurun dan beban perolehan aslinya menjadi tidak
kelihatan lagi. Informasi tentang beban perolehan (cost) aset tetap
berguna bagi manajemen, misalnya dalam rangka mengambil
keputusan untuk membeli mesin baru.
Dengan membuat ayat jurnal penyesuaian seperti di atas, akun
mesin tidak dikredit melainkan tetap menunjukkan saldo beban
perolehannya. Akun Akumulasi Depresiasi menghimpun
(mengakumulasi) beban depresiasi bulanan sehingga akan selalu
nampak jumlah depresiasi yang telah dibukukan. Saldo akun
Akumulasi Depresiasi pada suatu saat tertentu adalah kumpulan
depresiasi bulanan yang telah dilakukan sampai saatitu.
Akumulasi depresiasi adalah sebuah aset kontra, artinya akun ini
merupakan aset yang bersaldo normal kredit. Sebuah akun kontra
memiliki dua karakteristik pokok, yaitu:
o Sebuah akun kontra selalu berpasangan dengan dan mengikuti
akun pasangannya.
o Saldo normal sebuah akun kontra (debit atau kredit) adalah
kebalikan dari saldo akun pasangannya. Sebagai contoh, akun
Akumulasi Depresiasi Mesin adalah akun kontra yang selalu
mengikuti akun Mesin. Akun Mesin adalah akun bersaldo debet,
sedangkan Akumulasi Depresiasi yang merupakan kontra aset, selalu
bersaldo kredit.
Perusahaan biasanya menggunakan akun akumulasi depresiasi
untuk setiap aset tetap yang dimilikinya. Dengan demikian
Percetakan Rapih akan memiliki dua akun akumulasi depresiasi, yaitu
Akumulasi
Depresiasi Mesin dan akun Akumulasi Depresiasi Gedung
Seandainya perusahaan memiliki aset tetap lain berupa peralatan,
kendaraan, dan mebel, maka perusahaan perlu menyediakan akun
akumulasi depresiasi tersendiri untuk masing-masing aset tetap
tersebut, kecuali dalam perusahaan kecil kadang-kadang hanya
diselenggarakan satu akun akumulasi depresiasi untuk semua
asettetapnya.
Setelah ayat jurnal penyesuaian di atas diposting, maka akun-
akun yang bersangkutan akan nampaksebagai berikut.
ASET
Jelaskan perbedaan akuntansi dasar tunai dengan akuntansi dasar
akrual Apakah pengaruh terhadap aset, beban, dan laba bersih,
seandainya penyesuaian atas beban dibayar di muka tidak dilakukan?
Apakah pengaruh tertiadap kewajiban, pendapatan, dan laba bersih,
seandainya penyesuaian untuk pendapatan diterima di muka tidak
dilakukan?
Jelaskan mengapa perusahaan biasanya membuat jurnal penyesuaian
untuk mencatatdepresiasi periodik?
Beban seperti beban asuransi atau beban sewa biasanya dibayar
perusahaan di muka, artinya jasa belum kita terima tapi kita harus
sudah membayar lebih dahulu. Seperti telah diterangkan di atas,
pembayaran di muka seperti ini termasuk kelompok deferal. Di pihak
lain sejumiah beban tertentu biasa dibayar di beiakang. Artinya jasa
sudah diterima atau dikonsumsl perusahaan, tetapi pembayarannya
baru dilakukan kemudian. Sebagai contoh adalah upah pegawai harian
yang pembayarannya dilakukan pada hari tertentu (misainya hari
Sabtu). Jumiah upah yang telah menjadi kewajiban perusahaan tetapi
sampai dengan akhir periode belum dibayar, merupakan beban dan
kewajiban perusahaan pada periode yang bersangkutan. Atas dasar
itulah akrual sering disebut juga beban masih harus dibayar atau utang
beban.
Sebagai contoh, misalkan Percetakan Rapih mempunyai dua orang
pegawai yang upahnya dihitung secara harian dan pembayarannya
dilakukan pada setiap hari Sabtu. Upah pegawai per hari adalah
Rp10.000,00. Tanggal 30 April 2010 (akhir periode) jatuhpada hari
Jumat.
Dengan demikian pada hari tersebut pe aan telah mempunyai
kewajiban untuk membayar upah selama 5 hari yafeu untuk hari
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jum'at. Dalam situasi seperii ini,
perusahaan sudah mempunyai utang kepada pegawainya, fcarena
upah selama 5 hari tersebut baru akan dibayar pada hari Sabtu
rtangga! 1Mei) sebesar 2 (orang) x 5 (hari) x Rp10.000.00 =
Rp100.000,00. Untuk mengakui adanya kewajiban /utang) kepada
pegawai pada akhir periode dan untuk membebankan gaji & upah
yang belum dibayar tersebut maka pada tanggal 30 April 2010,
Percetakan Rapih harus membuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Setelah ayat jurnal penyesuaian di atas diposting ke buku besar, maka
akun Gaji & Upah Pegawai dan akun Utang Gaji & Upah akan
nampak sebagai berikut.
Neraca lajur adalah suatu kertas berkoiom-kolom (berlajur-lajur) yang
dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi yang drbutuhkan
pada saat perusahaan akan menyusun laporan-laporan keuangan
dengan cara yang sistimatis. Sebenarnya neraca lajur lebih tepat
disebut sebagai kertas kerja yang digunakan sebagai alat pembantu
dalam menyusun laporan-laporan keuangan. Neraca lajur tidak
merupakan bagian dari catatan-catatan akuntansi yang formal. Oleh
karena sifatnya tidak formal, maka penyusunannya dapat juga
dilakukan dengan menggunakan pensil, sehingga lebih mudah
dikoreksi apabila terjadi kesalahan.
Neraca lajur sangat bermanfaat untuk memeriksa data yang akan
disajikan dalam laporan keuangan. Dalam neraca iajur.saldo akun-
akun buku besar disesuaikan, diseimbangkan dan disusun menurut
cara-cara yang sesuai dengan penyusunan akun-akun dalam laporan
keuangan. Pemakaian neraca lajur juga dapat menunjukkan bahwa
prosedur-prosedur yang periu dilakukan untuk menyusun laporan
keuangan telah dilaksanakan seluruhnya.
Neraca lajur bukan laporan keuangan. Oleh karena itu neraca lajur
tidak periu dipublikasikan pada pihak luar. Perlu disadari pula bahwa
neraca lajur tidak dapat menggantikan kedudukan catatan-catatan
akuntansi atau laporan-laporan keuangan, melainkan semata-mata
hanya merupakan alat pembantu untuk menyusun laporan keuangan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembuatan neraca
lajur adalah:
1) Untuk memudahkan penyusunan laporan
keuangan.
2) Untuk menggolongkdn dan meringkas informasi
dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga
merupakan persiapan sebelum disusun laporan
keuangan yang formal.
3) Untuk mempermudah menemukan kesalahan
yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal
penyesuaian.
PROSES PENYUSUNAN NERACA LAJUR
Penyusunan neraca lajur merupakan kelanjutan dari pembuatan kertas
kerja untuk menentukan neraca saldo seteiah disesuaikan, seperti telah
dibahas pada Bab 4. Data neraca saldo seteiah disesuaikan selanjutnya
dipisahkan.menjadi dua golongan, yaitu data yang akan dicantumkan
dalam neraca dan data yang akan dicantumkan dalam laporan laba-
rugi. Pembuatan neraca lajur diakhiri dengan menentukan saldo laba
atau rugi yang akan menjadi* penyeimbang neraca lajur. Untuk
memberikan gambaran tentang prosedur penyusunan neraca lajur
marilah kita pergunakan neraca saldo dan data penyesuaian dari Foto
Studio Aneka seperti telah diuraikan dalam Bab4 yang lalu.
Bentuk neraca lajur yang (azim digunakan dalam praktik adalah
sebagai berikut:
Pada bagian atas neraca lajur hendaknya dituliskan nama perusahaan,
tuiisan neraca lajur dan periode neraca lajur tersebut. Neraca lajur
terdiri atas 5 pasang kolom yang masing-masing terdiri atas kolom
debit dan kolom kredit. Kelima pasang kolom tersebut meliputi
koiom-kolom yang disediakan untuk: neraca saldo, penyesuaian.
neraca saldo setelah disesuaikan, rugi-laba, dan neraca. Prosedur
yang harus dilakukan untuk menyusun neraca lajur terdiri atas 5
iangkah berikut:
1) Masukkan saldo-saldo akun buku besar ke dalam kolom neraca
saldo pads formulir neraca lajur
Nama-nama akun dan sakJo-sakk) akun per tanggal 31 Desember
disalin dalam kolom-kolom neraca saldo seperti terlihat dalam contoh
di halaman 252. Dalam praktlk, jumJah-jumlah ini dapat disalin
langsung dari buku besar, sebab apabila harus disusun dahulu daftar-
daftar saldo dalam bentuk neraca saldo secara khusus, maka akan
lerjadi pekerjaan ulang. Karena keterbatasan lebar kolom dan afasan
teknis pencetakan, dalam contoh neraca lajur berikut ini semua angka
diringkas dalam angka ribuan. Namun demikian, dalam laporan
keuangan yang disusun dari neraca lajur, semua angka rupiah diiuiis
lengkap.
2) Masukkan ayat-ayat jurnal penyesuaian ke dalam kolom
"Penyesuaian"
Neraca lajur yang telah berisi data-data penyesuaian dapat dilihat
dalam contoh di halaman 254. C uku ini pembuatan jurnal
penyesuaian telah dibahas sebelum perusahaafi membuat neraca lajur,
dengan maksud agar kita memahami lebih dahulu dan cara
mengerjakan penyesuaian.
Namun dalam praktik pe neraca lajur dapat dilakukan lebih dahulu
dan menuliskan penyesuaian'yang dfperiukan dalam kolom
penyesuaian di neraca lajur. Pembuatan ayat-ayat jurnal penyesuaian
yang formal dalam buku jurnal, justru dibuat dengan penyesuaian
yang telah dibuat dalam neraca lajur. Praktik sepertinya dipandang
lebih menjamin kebenaran pembuatan jurnal penyesuaian. Dalam
menjelaskan cara pembuatan neraca lajur berikut ini akan digunakan
data penyesuaian pada Bab 4 yang lalu.Agar dapat difahami dengan
jeias, maka jurnal penyesuaian tersebut kita bahas kembali satu
persatu.
2) Masukkan ayat-ayat jurnal penyesuaian ke dalam kolom
"Penyesuaian"
Neraca iajur yang telah berisi data-data penyesuaian dapat dilihat
dalam contoh di halaman 254. Daiam buku ini pembuatan jurnal
penyesuaian telah dibahas sebelum perusahaan'rnembuat neraca Iajur,
dengan maksud agar kita memahami lebih dahulu tujuan dan cara
mengerjakan penyesuaian. Namun daiam praktik pembuatan neraca
lajur dapat dilakukan lebih dahulu dan menuliskan penyesuaian yang
diperiukan dalam kolom penyesuaian di neraca iajur. Pembuatan ayat-
ayat jurnal penyesuaian yang formal dalam buku jurnal, justru dibuat
dengan mengutip penyesuaian yang telah dibuat dalam neraca lajur.
Praktik seperti ini biasanya dipandang lebih menjamin kebenaran
pembuatan jurnal penyesuaian. Daiam menjeiaskan cara pembuatan
neraca lajur berikut ini akan digunakan data penyesuaian pada Bab 4
yang faiu.Agar dapat difahami dengan jeias, maka jurnal penyesuaian
tersebut kita bahas kembali satu persatu.
Saldo kredit akun Pendapatan Bunga sebesar Rp350.000,00
menunjukkan jumiah pendapatan bunga yang sudah diterima dalam
tahun 2010. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 masih ada
pendapatan bunga untuk tiga bulan yang beium diterima yaitu bulan
Oktober sampai dengan Desember. Dengan demikian jumiah bunga
yang belum diterima adalah: 3/12 x 6/^00 x Rp10.000.000,00 =
Rp150.000,00. Penyesuaian yang harus diiakukan dalam kolom
penyesuaian adalah mendebit' Piutang Bunga Rp150.000,00 dan
mengkredit Pendapatan Bunga Rp150.000,00. Sebagai petunjuk dan
untuk memudahkan dalam melakukan pemeriksaan kembali, maka di
muka angka-angka penyesuaian tersebut diberi tanda huruf a). Hal
yang sama diiakukan juga untuk jurnal penyesuaian lainnya dengan
kode huruf yang sesuai.
Saldo debit akun Gaji Pegawai Rp22.000.000,00 menunjukkan jumiah
gaji pegawai yang sudah dibayar dalam tahun 2010. Pada tanggal 3t
Desember 2010 masih harus dibayar gaji pegawai untuk bulan
Desember sebanyak Rp2.000.000,00. Ini berarti bahwa dalam
pembukuan harus dicatat adanya utang gaji, dan gaji pegawai masih
harus ditambah Rp2.000.000,00. Hal ini dicatat melalui jurnal
penyesuaian dengan mendebit akun Gaji Pegawai Rp2.000.000,00 dan
mengkredit akun Utang Gaji Rp2.000.000,00.
Saldo akun Pendapatan Sewa Rp36.000.000,00 menunjukkan bahwa
selama tahun 2010 telah diterima pendapatan sewa sebesar
Rp36.000.000,00. Di dalam jumiah tersebut termasuk juga sewa yang
diterima di muka yaitu sewa untuk periode yang akan datang sebesar
Rp6.000.000.00. Oleh karena itu akun Pendapatan Sewa harus
dikurarjgi Rp6.000.000,00 dan jumiah ini merupakan pendapatan
sewa diterima di muka. Untuk mencatat hal ini maka dibuat jurnal
penyesuaian dengan mendebit akun Pendapatan Sewa Rp6,000.000,00
dan rrfengkredit Pendapatan Sewa Diterima di Muka Rp6.000.000.00.
Saldo debit akun Asuransi Dibayar di Muka Rp10.000.000,00
menunjukkan pembayaran premi asuransi yang telah diiakukan
selama tahun 2010. Dalam jumiah tersebut termasuk pula premi
asuransi untuk periode yang akan datang sebesar Rp4.000.000,00. Ini
berarti bahwa beban asuransi dibayar di muka per tanggal 31
Desember 2010 hanya tinggal Rp4.000.000,00 sedangkan yang
Rp6.000.000,00 sudah merupakan beban asuransi untuk periode tahun
2010. Oleh karena.itu akun Asuransi Dibayar di Muka harus dikredit
Rp6.000.000,00 dan akun Beban Asuransi harus didebit
Rp6.000.000,00.
e) Penyusutan peralatan fotografi per tahun adalah 20% dari harga
perolehan peralatan fotografi atau 20% dari Rp480.000.000,00 =
Rp96.000.000,00. Jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk
mencatat hal ini adalah mendebit akun Depresiasi Peralatan
Fotografi dan mengkredit akun Akumulasi Depresiasi Peralatan
Fotografi. Oleh karena kedua akun ini belum tercantum dalam
neraca saldo, maka di dalam neraca lajur akun-akun ini harus
dicantumkan di bawah nama akun-akun yang sudah terdapat
dalam neraca saldo.
f) Penyusutan peralatan kantor ditetapkan 10% setahun, dihitung
dari harga perolehan peralatan kantor atau 10% x
Rp115.000.000,00 = Rp11.500.000,00. Jurnal penyesuaian yang
diperlukan untuk mencatat hal ini adalah mendebit akun
Depresiasi Peralatan Kantor Rp11.500.000,00 dan mengkredit
akun Akumulasi Depresiasi Peralatan Kantor Rp11.500.000,00.
Oleh karena kedua akun tersebut belum tercantum dalam neraca
saldo, maka di dalam neraca lajur akun-akun ini harus
dicantumkan di bawah nama akun-akun yang sudah terdapat
dalam neraca saldo.
g) Penyusutan gedung per tahun adalah 5% dari harga perolehan
gedung atau 5% x Rp1.000.000.000,00 = Rp50.000.000,00. Jurnal
penyesuaian yang diperlukan untuk mencatat hal ini adalah
mendebit akun Depresiasi Gedung Rp50.000.000,00 dan
mengkredit akun Akumulasi Depresiasi Gedung
Rp50.000.000,00. Oleh karena kedua akun ini belum tercantum
dalam neraca saldo, maka di dalam neraca lajur akun-akun ini
harus dicantumkan di bawah nama akun-akun yang sudah terdapat
dalam neraca saldo.
h) Pemakaian perlengkapan fotografi selama tahun 2010 adalah
Rp63.750.000,00. Jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk
mencatat pemakaian perlengkapan ini adalah mendebet akun
Beban Perlengkapan Fotog/afi. Rp63.750.000,00 dan mengkredit
akun Perlengkapan Fotografi Rp63.750,00.000,00 Oleh karena
akun Beban Perlengkapan Fotografi belum tercantum dalam
neraca saldo, maka di dalam neraca lajur akun tersebut harus
ditambahkan di bawah nama akun-akun yang sudah terdapatdalam
neraca saldo.
f) Pemakaian perlengkapan kantor selama tahun 2010 adalah
Rp25.800.000,00. Jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk
mencatat pemakaian perlengkapan ini mendebet akun Beban
Kantor Rp25.800.000,00 dan mengkredit akun Perlengkapan
Kantor Rp25.800.00,0-,00.
Setelah semua penyesuaian dimasukkan ke dalam kolom-
kolom penyesuaian, maka angka-angka yang tercantum pada kedua
kolom itu dijumlahkan. Hasil penjumlahan kedua kolom tersebut
hams sama. Apabila angka hasil penjumiahannya tidak sama,
berarti telah terjadi kekeliruan. Jika hal ini terjadi, maka penyebab
kekeliruan harus ditemukan dan segera dilakukan perbaikan.
3) Mengisi kolom-kolom nersca saldo seteiah disesuaikan
Contoh neraca lajur dengan kolom-kolom neraca saldo seteiah
disesuaikan yang telah diisi dapat dilihat pada halaman 256 Tiap-
tiap saldo akun yang tercantum dalam kolom-kolom neraca saldo,
digabungkan dengan angka-angka yang tercantum dalam kolom
penyesuaian, dan jumlah ini kemudian dicantumkan dalam kolom-
kolom neraca saldo seteiah disesuaikan. Sudah barang tentu
apabila di dalam kolom penyesuaian tidak ada angka yang-perlu
disesuaikan, maka angka dalan kolom neraca saldo dipindahkan ke
dalam kolom neraca saldo seteiah disesuaikan tanpa perubahan.
Sebagai contoh, akun Asuransi Dibayar di Muka dalam neraca
saldo dicantumkan pada slsi . debit sebesar Rp10.000,00. Jumlah debit
Rp10.000.00 digabungkan dengan jumlah kredit Rp6.000,00 pada
baris yang sama dengan kolom penyesuaian. Pengabungan kedua
angka ini * akan menghasilkan jumlah debit Rp4.000,00 yang harus
dicantumkan pada kolom debit neraca saldo seteiah disesuaikan.
Contoh lain misalnya akun Beban Asuransi. Akun ini didalam kolom
neraca saldo tidak mempunyai saldo, tetapi didalam kolom
penyesuaian terdapat jumlah debit sebesar Rp6.000,00. Penggabungan
RpO.OO dengan debit Rp6.000.00 menghasilkan angka debit
Rp6.000,00 dalam kolom neraca saldo seteiah disesuaikan. .
Sebagian besar akun di dalam neraca saldo tidak terpengaruh
oleh penyesuaian yang dilakukan pada akhir periode. Saldo-saldo
akun semacam ini (dalam contoh: Kas, Peralatan, Fotografi,
Peralatan Kantor, Gedung atau Utang usaha) dimasukkan ke dalam
kolom neraca saldo seteiah disesuaikan tanpa perubahan. Seteiah
semua akun dicantumkan dalam kolom neraca saldo seteiah
disesuaikan, maka kedua kolom ini dijumlahkan dan jumlah kedua
kolom tersebut harus sama.
4) Memindahkan jumlah-jumlah di dalam kolom-kolom neraca
saldo setelah disesuaikan ke dalam kolom-kolom laba & rugi
atau kolom-kolom neraca.
Langkah pembuatan neraca lajur berikutnya adalah
memindahkan saldo-saldo akun aset, utang, moda! dan prive, ke
dalam kolom neraca dan memindahkan saldo-saldo akun beban dan
pendapatan ke dalam kolom laba-rugi 6\ dalam neraca lajur. Proses
pemindahan ini dilakukan mulai dari akun yang dicantumkan
paling atas di dalam neraca lajur. Pada umumnya akun yang
tercantum paling atas adalah akun Kas. Saldo akun Kas
dipindahkan ke dalam sisi debit dari kolom neraca. Setelah itu
akun-akun berikutnya baris demi baris dipindahkan ke dalam sisi
yang tepat dan kolom yang tepat, sesuai dengan jenis akunnya.
Pemindahan baris demi baris seperti diuraikan di atas, akan
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemindahan
ke dalam kolom dan sisi yang tepat.
Proses pemindahan saldo akun ini, sebenarnya merupakan
suatu proses pemilihan atas akun-akun, untuk menentukan akun-
akun mana yang dicantumkan dalam neraca dan akun-akun mana
yang dicantumkan dalam laporan laba-rugi dan pada posisi mana
akun-akun tersebut akan dicantumkan. Contoh neraca lajur yang
telahterisi seiuruh kolomnya dapat dilihatpada halaman258.
, 5) Menjumlahkan kolom-kolom laba-rugi dan kolom-kolom neraca,
memasukkan angka "laba bersih" atau "rugi bersih" sebagai
angka pengimbang ke dalam kedua pasang kolom di atas dan
sekali lagi menjumlahkanikolom-kolom tersebut
Laba bersih atau rugi bersih untuk suatu periode ditentukan dengan
cara menghitung selisih antara 'jumlah sisi kiri (debit) dan jumlah
sisi kanan (kredit) pada kolom-kolom rugi-laba. Contoh neraca
lajur yang sudah selesai dikerjakan dapat dilihat di halaman 260.
Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa jumlah sisi kredit
(pendapatan) lebih besar daripada jumlah sisi debit (beban). Selisih
lebih untuk sisi kredit menunjukkan laba bersih.
Jumlah sisi kredit (pendapatan) Rp 488.150,00
Jumlah sisi debit (beban) . Rp 301.050,00
Selisih: laba bersih . , Rp 187.100,00
Jumiah laba bersih Rp187.100,00 di atas dimasukkan ke dalam
sisi debit kolom rugi-laba sebagai angka pengimbang dan juga pada
baris yang sama dimasukkan ke daiam sisi kredit kolom neraca.
Pada kolom nama akun diberi keterangan Laba Bersih untuk
menjelaskan angka tersebut. Langkah terakhir adalah menjumlahkan
kembali kolom rugi-laba dan kolom-kolom neraca. Jumiah sisi debit
dan jumiah sisi kredit kedua kolom tersebut harus sarr:.;
Atesan dimasukkannya laba bersih Rp187.100,00 dalam sisi
kredit kolom neraca adalah karena laba mengakibatkan modal
bertambah. Apabila jumiah debit kolom neraca tidak sama dengan
jumiah sisi kreditnya, maka hal ini berarti bahwa dalam pembuatan
neraca lajur tersebut telah terjadi kesalahan.
Seandainya jumiah sisi debit kolom rugi laba iebih besar
daripada jumiah sisi kreditnya, maka selisih kedua sisi tersebut
menunjukkan rugi bersih. Jumiah rugi bersih tersebut dimasukkan ke
dalam sisi kredit kolom rugi- laba sebagai angka pengimbang, dan
pada baris yang sama juga dimasukkan pada sisi debit kolom neraca,
sehingga jumiah kedua sisi dari kolom rugi-laba dan kolom neraca
akan seimbang.
SebQliimAtidamel^
:tjntuk merriastikan bahwa andamernahamiapa yang baru saja Anda
peiajarj, ^awab.iah'pe
1. : Sebutkan lima langkah penyusunan neraca lajur.
2. Bagairhana laba bersih ataii rugi bersih ditunjukkan dalam
neraca lajur?
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DARI NERACA LAJUR <
Pada awal bab ini telah diuraikan'bahwa salah satu tujuan
pembuatan neraca lajur adalah untuk mempermudah penyusunan
laporan-laporan keuangan. Dengan telah diselesaikannnya neraca
lajur.maka penyusunan laporan-laporan akan menjadi Iebih mudah
karena semua informasi yang diperlukan untuk menyusun neraca
dan laporan laba-rugi telah tersedia.
PENUTUPAN BUKU DAN PENYESUAIAN KEMBALI
Dalam ada Bab 5 telah diterangkan proses penyusunan laporan
keuangan dengan menggunakan media berupa suatu kertas kerja yang
disebut neraca lajur. Dengan telah selesainya penyusunan laporan
keuangan, maka tujuan penyelenggaraan akuntansi yang utama telah
tercapai. Namun demikian proses kegiatan akuntansi belum seJesai,
karena masih terdapat beberapa tahapan yang barus dikerjakan
sebelum kegiatan akuntansi pada suatu periodedinyatakanselesai.
Di muka telah diterangkan bahwa alat pencatatan akuntansi yang
formal adaiah terdiri atas jurnal dan buku besar. Laporan keuangan
seyogyanya disusun dengan mengutip saldo-saldo akun yang
tercantum dalam buku besar. Namun untuk memudahkan penyusunan
laporan keuangan, digunakan alat-alat bantu yang tidak formal berupa
neraca saldo dan neraca lajur.
Apabila laporan keuangan telah disusun, maka buku besar harus
ditutup karena periode pembukuan telah berakhir. Dalam bagian
pertama bab ini akan'dibahas tentang proses peniitupan pembukuan
sebagai salah satu tahap kegiatan akhir dalam siklus akuntansi.
PENUTUPAN PEMBUKUAN
Buku besar berisi sejumlah akun yang dapat dikelompokkan menjadi
dua golongan, yaitu akun riil dan akun nominal. Akun-akun nil yang
terdiri atas akun aset, kewajiban, dan modal, adalah akun-akun yang
akan dilaporkan dalam neraca. Saldo akhir periode akun- akun riil
akan dibawa ke periode berikutnya. Ini berarti bahwa saldo akhirsuatu
akun riil akan menjadi saldo awal untuk periode akuntansi berikutnya.
Akun-akun riil disebutjuga akun permanen.
Akun nominal yang berupa akun-akun pendapatan dan beban,
merupakan akun pembantu modal. Akun nominal diperiukan untuk
menampung pencatatan transaksP pendapatan dan beban. Kedua
kelompok transaksi ini akan berpengaruh terhadap modal perusahaan.
Akan tetapi, seperti telah diterangkan pada Bab 1 dan Bab 2, apabila
transaksi pendapatan dan beban dicatatlangsuhg pada akun Modal,
maka perusahaan akan kehilangan informasi yang rinci mengenai
penyebab perubahan modal. Sebagaimana kita ketahui, informasi
mengenai pendapatan dan beban sangat diperiukan oleh manajemen
dan para pemakai laporan keuangan lainnya. Itulah sebabnya akun-
akun pendapatan dan beban disebut akun pembantu modal. Selain itu
telah kita kenal pula akun pembantu modal yang lain yaitu akun prive.
Akun ini terutama digunakan untuk mencatat pengambilan prive oleh
pemilik yang juga akan berpengaruh terhadap modal perusahaan.
Akun-akun pendapatan dan beban disebut pula akun sementara.
Disebut demikian karena akun-akun pendapatan dan beban hanya
bersifat Sementara yaitu hanya beriaku untuk satu periode akuntansi.
Oleh karena itu saldo akhir periode akun-akun pendapatan dan beban
yang terdapat dalam buku besar, harus dipindahkan ke akun Modal
agar dapat diketahui pengaruhnya terhadap akun tersebut, dan
sekaligus mengakhiri akun-akun pendapatan dan beban pada periode
yang bersangkutan. Pada awal periode berikutnya akun-akun
pendapatan dan beban akan diawali dengan saldo nol rupiah. Gambar
6-1 berikut ini menunjukkan pengelompokkan akun menjadi dua
kategori tersebut di atas.
JURNALPENUTUP
Jumal yang dibuat untuk memindahkan saldo-saldo akun sementara
(akun-akun nominal dan akun prive) disebut jumal penutup. Tujuan
pembuaian jumal penutup adalah:
1. Untuk menutup saldo yang terdapat dalam semua akun sementara.
Kata menutup berarti mengakhiri ata.u mengurangi saldo akun
sehingga menjadi nol. Dengan demikian pada periode berikutnya
semua akun sementara a^an dimulai dengan saldo nol. Dengan
cara ini pula akan dapat dipisahkan jumlah saldo-saldo akun
sementara untuk periode ini dengan jumlah saldo-saldo akun
sementara pada periode berikutnya.
2. Agar saldo akun Modal menunjukkan jumlah yang sesuai dengan
keadaan pada akhir periode yaitu saldo setelah memperhitungkan
laba atau rugi dan pengambiian prive pada periode yang
bersangkutan." Dengan adanya jurnal ini, maka saldo akun Modal
. akan sama dengan jumlah modal akhir yang dilaporkan dalam
neraca.
Dalam menyelenggarakan penutupan buku, kita menggunakan sebuah
akun sementara yang baru, yaitu akun Rugi-Laba (atau ada pula yang
menyebutnya akun Ikhtisar Rugi-Laba). Akun ini hanya digunakan
dalam penutupan buku pada akhir periode. Dalam akun ini dihimpun
semua saldo akun pendapatan dan beban, sehingga dapat diperoleh
satu angka yang merupakan laba bersih atau rugi bersih untuk
kemudian dipindahkan ke akun Modal pemilik.
Penutupan pembukuan biasanya dilakukan dengan urutan sebagai
berikut:
1. Menutup semua akun pendapatan dengan memindahkan saldo
setiap akun pendapatan ke akun Rugi-Laba.
2. Menutup semua akun beban dengan memindahkan saldo setiap
akun beban ke akun Rugi-Laba.
3. Menutup akun Rugi-Laba dengan memindahkan saldo akun
tersebut ke akun Modal.
4. Menutup akun Prive (jika ada) dengan memindahkan saldo akun
tersebut ke akun Modal.
(2)Keterangan
(1) Penutupan setiap akun pendapatan ke akun Rugi-Laba
(2) Penutupan setiap akun beban ke akun Rugi-Laba
(3) Penutupan akun Rugi-Laba ke akun Modal
(4) Penutupan akun Prive ke akun Modal
Ayat jurnal penutup yang harus dibuat dalam proses penutupan
buku dipengaruhi oleh bentuk badan usaha perusahaan yang
bersangkutan. Struktur modal suatu perusahaan tergantung pada
bentuk badan usaha perusahaan tersebut. Seperti telah disinggung
pada Bab 1, bentuk badan usaha yang banyak dijumpai dalam
masyarakat adalah badan usaha perorangan, persekutuan, dan
perseroan.
SIKLUS OPERASI
Siklus operasi perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
1. Dimulai ketika perusahaan membeli barang dagangan dari
penjual.
2. Perusahaan menjual persediaan barangnya kepada konsumen.
3. Akirnya perusahaan menerima kas dari konsumen.
Siklus operasi perusahaan dagang biasanya lebih panjang daripada
perusahaan jasa. Tahapan yang memperpanjang siklus ini adalah
pembelian barang dagangan yang harus dilakukan perusahaan
sebelum perusahaan tersebut menjualnya kepada konsumen. Hal ini
tidak kita jumpai dalam perusahaan jasa, karena penjualan jasa dapat
dilakukan perusahaan tanpa harus membelinya lebih dahulu. Cobalah
bandingkan operasi perusahaan jasa dengan perusahaan dagang,
Dengan membandingkan kedua gambar di'atas teriihat bahwa dalam
perusahaan dagang terdapat sebuah akun aset tambahan yang disebut
akun Persediaan Barang Dagangan.
Sumber pendapatan utama sebuah perusahaan dagang adalah
penjualan barang dagangan yang disebut pendapatan penjualan atau
disingkat penjualan. Dalam hal beban, perusahaan dagang mempunyai
dua kelompok beban yang disebut beban pokok penjualan dan beban
operasi.
Beban Pokok Penjualan adalah jumlah harga pokok semua barang
yang terjual sepanjang periode. Beban ini langsung berkaitan dengan
pendapatan yang diakui dari hasil penjualan barang. Gambar 7-2
berikut ini melukiskan proses pengukuran laba bersih sebuah
perusahaan dagang.
Dengan adanya perbedaan aktivitas operasi yang mengakibatkan
perbedaan dalam sumber pendapatan dan beban di atas, maka
iaporan keuangan (khususnya neraca dan Iaporan laba-rugi)
Dalam gambar di atas nampak bahwa beberapa akun dalam
perusahaan dagang tidak dijumpai dalam perusahaan jasa, yaitu akun
Persediaan barang Dagangan (di neraca) dan akun Beban Pokok
Penjualan (di laporan laba-rugi), sedangkan akun-akun lainnya tidak
berbeda.
Kedua akun di.atas sangat menentukan besarnya laba atau rugi
sebuah perusahaan dagang. Mengapa demikian? Karena kedua akun
itu berkaitan'langsung dengan aliran harga pokok atau biaya
peroiehan barang yang dibeli yang pada gilirannya (ketika persediaan
itudijual) akan menjadi beban pokok barang yang dijual. Aliran biaya
peroiehan suatu-perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
Persediaan awal barang dagangan ditambah biaya peroiehan barang
yang dibeli akan membentuk biaya prolehan barang tersedia untuk
dijual. Selanjutnya biaya peroiehan barang tersedia untuk dijual akan
menjadi biaya peroiehan barang yang terjual (untuk barang yang telah
terjual periode ini) atau biasa disebut beban pokok penjualan dan
sebagai persediaan akhir (barang yang tersisa di akhir periode dan
akan dijual pada periode berikutnya). Aliran beban perolehan tersebut
terlihat dalam Gambar 7-4 berikut ini.
POTONGAN PEMBELIAN
Banyak perusahaan menawarkan suatu potongan kepada para
konsumennya jika pembayaran dilakukan lebih cepat. Bagi pembeli,
potongan tersebut disebut potongan pembelian. Sebagai contoh,
misalkan dalam faktur yang diterbitkan oleh PT Nada Kencana di
atas, tertulis termjn kredit yang berbunyi 3/15,n/30. Ini berarti bahwa
jika perusahaan Mustika Ratu membayar dalam waktu 15 hari setelah
tanggal faktur, maka perusahaan tersebut akan mendapat potongan
sebesar 3% dari jumlah total yang tertulis di faktur. Jika lewat dari 15
hari, pembeli harus membayar penuh dalam jangka waktu 30 hari
setelah tanggal faktur. Apabila termin kredit berbunyi "n/30", hal itu
berarti tidak ada tawaran potongan, dan faktur harus dibayar dalam
waktu 30 hari setelah tanggal faktur Termin kredit yang berbunyi
EOM (singkatan dari end of month) berarti bahwa faktur harus
dibayar paling lambat akhir bulan ini.
Seandainya perusahaan Mustika Ratu membayar dalam periode
potongan, maka ayat jurnaf^untuk mencatat pengeluaran kas ini akan
berbunyi sebagai berikut:
Potongan pembelian dikreditkan (dikurangkan) terhadap Persediaan
karena potongan sebagai akibat membayar lebih cepat mehyebabkan
berkurarignya biaya perolehan persediaan yang sesungguhnya
sebagaimana nampak dalm akun T berikut ini.
Perhatikan bahwa saldo Persediaan sebesar Rp679.000,90 adalah
harga yang sesungguhnya dibayar untuk membeli persediaan pada
tanggai 13 Juni 2011. Akan tetapi, jika misalnya perusahaan Mustika
Ratu baru membayar tanggai 24 Juni (berarti sudah lewat dari 15
hari), maka Mustika Ratu harus membayar penuh. Jurnal untuk
mencatatnya adalah sebagai berikut:
BIAYA PENGANGKUTAN
Dalam transaksi perdagangan barang, pengangkutan barang dari
tempat penjual ke tempat pembeli kerapkali harus dilakukan dengan
menggunakan alat transportasi tertentu. Bermacam-macam alat
transportasi tersedia untuk disewa, baik berupa angkutan darat (truk
atau kereta api), laut, mau pun udara. Siapa yang berkewajiban
menanggung biaya transportasi, tergantung pada kesepakatan di
antara penjual dan pembeli yang biasanya dituangkan dalam suatu
perjanjian penjualan. Pihak pengangkut akan mengajukan tagihan
biaya angkut kepada penjual atau pembeli tergantung pada isi
perjanjian tersebut.
Ketentuan atau syarat pengangkutan bisa berupa FOB Shipping
Point atau FOB Destination. FOB adalah singkatan dari free on board.
Syarat FOB shipping point berarti bahwa penjual menanggung
pengangkutan dan menyerahkan barang kepada pihak pengangkut dan
pembeli dibebaskan dari beban yang timbul hingga ke tempat pihak
pengangkut. Selanjutnya beban angkutan dari tempat pengangkut ke
tempat pembeli menjadi tanggungan si pembeli. Sebagai contoh,
penjual mengangkut barang dari lokasi si penjual"ke stasiun kereta
api dengan biaya angkut yang ditanggung si penjual tersebut, tetapi
biaya angkut yang dibebankan PJKA untuk mengangkut barang
tersebut ke tempat pembeli, harus dibayar oleh pihak. pembeli.
Sebaliknya dalam syarat FOB destination, penjual mengantarkan
barang ke tempat pembeli dengan biaya transportasi yang sepenuhnya
menjadi tanggungan si penjual.
Lembar asli faktur dikirimkan kepada pembeli, sedangkan
tembusannya disimpan oleh penjuai sebagai dasar untuk melakukan
pencatatan transaksi di bagian akuntansi.
Jumlah penghasilan yang diperoleh perusahaan dari penjualan
barang dagangan disebut pendapatan penjualan (atau sering disingkat:
penjualan). Setiap transaksi penjualan menimbulkan beban karena
perusahaan harus menyerahkan barang miliknya kepada pembeli.
Beban ini disebut beban pokok penjualan, yaitu harga perolehan
persediaan barang dagangan yang dijual kepada konsumen. Beban
pokok penjualan biasanya merupakan beban terbesar dalam sebuah
perusahaan dagang.
Setelah melakukan suatu transaksi penjualan secara kredit,
perusahaan Mustika Ratu menghadapi rentetan kejadian sebagai
berikut:
Retur penjualan: pembeli mungkin mengembalikan barang
kepada Mustika Ratu.
Pengurangan harga penjualan: Mustika Ratu mungkin memberi
pengurangan harga kepada pembeli karena barang yang dikirim
tidak sesuai dengan pesanan. Pengurangan harga ini akan
mengurangi jumlah kas yang diterima perusahaan dari pembeli.
Potongan penjualan: apabila pembeli membayar dalam periode
potongan sesuai dengan termin kredit yang diberikan, maka
Mustika Ratu hanya akan menerima kas setelah dikurangi
potongan.
Beban angkut penjualan: Mustika Ratu mungkin harus
i membayar sejumlah beban pengangkutan untuk mengirim
barang ketempat pembeli.
PENJUALAN TUNAI
Penjualan yang dilakukan oleh pedagang pengecer seperti halnya
perusahaan Mustika Ratu seringkali dilakukan secara tunai. Misalkan
Mustika Ratu menjuai barang secara tunai seharga Rp3.000.000,00,
Untuk itu Mustika Ratu menerbitkan faktur.
KOLOM PENYESUAIAN
Sebagaimana telah disinggung di atas, penyesuaian yang diperlukan
dalam sebuah perusahaan dagang pada umumnya hampir sama dengan
penyesuaian yang sering dijumpai pada perusahaan jasa. Sebagaimana
teriihat pada kolom penyesuaian dalam neraca lajur di atas,
penyesuaian (b) diperlukan untuk mencatat beban asuransi tahun
2011. Demikian pula penyesuaian (c) dan (d), masing-masing untuk
mencatat pemakaian perlengkapan dan depresiasi mebel yang menjadi
beban tahun 2011. Penyesuaian (e) untuk mencatat gaji yang sudah
menjadi beban tahun 2011, tetapi masih terutang ( belum dibayar);
sedangkan penyesuaian (f) adalah untuk memindahkan pendapatan
yang sudah menjadi pendapatan tahun 2011 dari akun Pendapatan
Diterima di Muka. Semua penyesuaian tersebut (b sampai dengan f)
dijumpai jug dalam perusahaan jasa, seperti dibahas pada Bab 4. Satu-
satunya penyesuaian yang berbeda adalah penyesuaian (a), yang
diperlukan untuk menyesuaikan saldo'persediaan menurut catatan
perpetual (Rp40.500.000,00) agar menjadi sama dengan saldo
menurut hasil perhitungan fisik (Rp40.200.000,00). Dalam kasus
perusahaan Natfa Kencana, akun Persediaan dikredit Rp300.000,00
dan akun Beban Pokok Penjualan didebet Rp300.000,00.
Setelah semua penyesuaian dimasukkan ke dalam kolom
penyesuaian di neraca lajur, maka kolom tersebut hams dijumlahkan
untuk memastikan bahwa pendebetan dan pengkreditan dalam kolom
penyesuaian menunjukkan jumiah yang sama. Apabila sesuai, maka
kita bisa melanjutkan ke tahapan berikutnya, yaitu mengisi kolom
neraca saldo setelah disesuaikan.