Anda di halaman 1dari 5

APLIKASI PROSES ELEKTROKIMIA (Updated)

Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari konversi energi kimia dan listrik
melalui reaksi reduksi-oksidasi (redoks). Energi listrik dihasilkan dari reaksi kimia spontan.
Proses elektrokimia yang terjadi pada level molekuler mendasari perkembangan teknologi
khususnya pada teknologi penyimpanan energi, sel surya, dan fuel cell.

1. SEBAGAI PENYIMPAN ENERGI

Salah satu contoh proses elektrokimia sebagai penyimpan energi dapat dijumpai pada baterai.
Baterai merupakan sel elektrokimia (sel Galvani/sel Volta) yang bisa menghasilkan listrik
melalui reaksi redoks spontan dengan memaksa elektron bergerak melewati rangkaian eksternal
berupa kawat. Terdapat dua jenis baterai yaitu, primary cell dan secondary cell.Primary
cell merupakan baterai yang tidak dapat diisi ulang jika energi listriknya sudah habis,
sedangkan secondary cell bisa diisi ulang jika energi listriknya sudah habis. Pada pengisian
baterai (charge), energi listrik diubah menjadi energi kimia, pada saat pemakaian (discharge),
energi kimia yang tersimpan diubah menjadi energi listrik.
Reaksi anoda tembaga menjadi ion Cu2+ menghasilkan warna biru pada larutan
Sebelum membahas lebih jauh mengenai sistem penyimpanan energi, ada baiknya kita
mengulas kembali mengenai Sel Galvani, yang memungkinkan proses penyimpanan energi Dari gambar diatas dapat dilihat (pada gelas beaker sebelah kiri) bahwa lempeng tembaga
melalui proses elektrokimia. dicelupkan kedalam larutan Cu(NO3)2. Sementara itu, di dalam gelas beker di sebelah kiri ,
terdapat lempengan perak yang dicelupkan ke dalam larutan AgNO3. Kawat digunakan untuk
Sel Galvani menghubungkan kedua elektroda melalui suatu rangkaian eksternal, menyediakan jalur bagi
aliran elektron. Konduktor ionik yang menghubungkan kedua elektroda ini disebut jembatan
garam (terbuat dari larutan ionik seperti NaNO3). Tampak bahwa tembaga teroksidasi mejadi
ion Cu2+ (diketahui dari warna biru pada larutan di dalam gelas beaker sebelah kiri) dan ion
Perhatikan persamaan reaksi redoks diatas antara tembaga (Cu) dan Perak (Ag) diatas. Dari perak tereduksi menjadi perak. Ammeter digunakan untuk mengukur kuat arus yang melewati
gambar dapat kita lihat bahwa tembaga mengalami oksidasi (kehilangan elektron) menjadi ion rangkaian eksternal. Pada kasus sel galvani ini, arus elektron mengalir dari tembaga menuju
tembaga, dan ion perak tereduksi menjadi perak (menangkap elektron). Reaksi diatas dapat perak.
dituliskan dalam bentuk persamaan setengah reaksi menjadi
Para ahli elektrokimia telah mendefinisikan istilah bagi kedua elektroda pada sel galvani.
Anoda adalah elektroda dimana reaksi oksidasi terjadi (pelepasan elektron), sedangkan katoda
adalah elektroda dimana reaksi reduksi terjadi (penangkapan elektron). Istilah ini diperkenalkan
pertama kali oleh Michael Faraday, ahli kimia-fisika berkebangsaan Inggris.

Perlu diingat bahwa terdapat 4 mekanisme yang membedakan antara reaksi oksidasi dan
reduksi. Keempat mekanisme tersebut terangkum pada tabel di bawah
Skematik sel galvani

Pada gambar diatas, tampak bahwa elektron mengalir dari elektroda tembaga menuju elektroda
perak melalui rangkaian eksternal dan kuat arus listrik diukur menggunakan ammeter. Anion
(ion-ion negatif) bergerak menuju elektroda tembaga, sedangkan kation bergerak menuju Penampang baterai kering ditinjukkan pada gambar di atas. Kulit luarnya berupa seng (Zn)
elektroda perak melalui jembatan garam. Selain menyediakan jalur bagi pergerakan ion, fungsi yang bertindak sebagai anoda. Katodanya merupakan terminal positif baterai yang tersusun atas
jembatan garam ini yaitu untuk menjaga larutan tetap netral (tidak bermuatan listrik). karbon (grafit) batangan yang dikelilingi oleh pasta dari bubuk grafit, amonium klorida, seng
klorida dan MnO2.
Sel Kering Seng-Karbon
Primary cell yang paling sering digunakan berupa sel kering seng-karbon (Leclanche Pada anoda seng, reaksi oksidasi yang terjadi memenuhi persamaan berikut:
Cell).Leclanche cell merupakan baterai komersial generasi pertama yang biasanya digunakan
pada jam dinding, senter, dan alat elektronik lainnya. Pada sel kering ini, elektrolitnya berupa
bubuk lembab yang mengandung ammonium klorida (NH4Cl), dan seng klorida (ZnCl). Elektrolit yang terdiri dari campuran garam ammonium klorida dan seng klorida bertindak
sebagai jembatan garam pada sel galvani yang memungkinkan terjadinya pertukaran ion antara
anoda dan katoda untuk menjaga agar muatan listrik tetap netral saat elektron mengalir melalui
rangkaian eksternal. Mangan oksida sebagai penerima elektron akan direduksi menjadi
Mn2O3 oleh H2 yang dihasilkan dari reduksi ion ammonium berdasarkan reaksi berikut yang
terjadi di katoda:

Campuran antara bubuk grafit dan bubuk MnO2 mampu meningkatkan luar permukaan efektif
katoda sehingga mengurangi resistansi internal sel. Reaksi sel secara keseluruhan dapat Baterai Nikel Kadmium (NiCad)
dituliskan sebagai:

Potensial yang dihasilkan sebesar 1,5 volt dan arus listrik yang mengalir akan berkurang jika
dipakai. Selain itu kondisi dingin juga mempengaruhi performa baterai.

Kelemahan dari sel Leclanche ini adalah konsentrasi proton (ion NH4+) yang tersedia akan
berkurang seiring waktu sehingga tegangan baterai akan menurun ketika digunakan. Selain itu,
katoda seng juga dapat terkorosi selama reaksi oksidasi terjadi dan juga mudah terjadi
kebocoran pada elektrolit. Untuk mengatasi masalah ini, maka dikembangkanlah sel kering
Baterai ini merupakan baterai sel kering yang menggunakan nikel oksida sebagai elektode
alkaline yang menggunakan kalium hidroksida sebagai elektrolitnya. Reaksi selnya secara
positif (katoda), senyawa kadmium sebagai elektrode negatif (anoda), dan larutan KOH sebagai
keseluruhan adalah sebagai berikut:
elektrolit. Nikel kadmium, merupakan baterai isi ulang pertama dan yang paling murah
sehingga banyak dipakai di mainan anak-anak dan berbagai gadget.

Selain yang telah disebutkan diatas, terdapat satu lagi jenis primary cell yaitu sel seng-raksa Reaksi yang berlangsung saat pemakaian baterai yaitu sebagai berikut:
oksida. Sel ini biasanya dikemas dalam bentuk yang kecil dan simpel dan biasanya digunakan
pada jam tangan dan kalkulator. Anodanya berupa campuran raksa dan seng, sedangkan
katodanya terbuat dari baja yang bersentuhan dengan raksa (II) oksida padat (HgO).
Elektrolitnya merupakanl larutan kalium hidroksida (KOH) 45%. Reaksi selnya secara
keseluruhan adalah sebagai berikut:
Beda potensial yang dihasilkan sebesar 1,2 V. Keunggulan baterai NiCad yaitu ringan, lebih
awet, dan hambatan internal yang kecil. Pengisian ulang dayanya relatif cepat, tetapi memiliki
efek memori. Jika dayanya belum habis saat melakukan isi ulang, akan terbentuk kristal-kristal
besar yang membatasi daya yang disediakan di kali berikutnya. Selain itu kendati tidak dipakai,
baterai akan kehabisan seluruh dayanya setelah sekitar 90 hari.

Accumulator atau Lead-Acid Battery alias Aki

Baterai kering seng-raksa yang digunakan pada jam tangan dan kalkulator
memiliki ruang lingkup yang sangat luas, misalnya lingkungan laut, lingkungan bawah tanah,
lingkungan suhu tinggi, lingkungan mekanik dan lain sebagainya.

Korosi dapat terjadi pada besi dan material dari logam lainnya. Air dan oksigen merupakan
penyebab utama yang dapat menyebabkan besi terkorosi membentuk karat besi (Fe2O3.xH2O),
persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

Sel volta komersial jenis lain yang dapat diisi ulang adalah sel timbal (Pb) atau dikenal
denganaccumulator (aki), terdiri atas timbal oksida (PbO2) sebagai katoda dan logam timbal
(Pb) sebagai anoda. Kedua elektrode ini dicelupkan dalam larutan H2SO4. Reaksi yang terjadi
pada aki selama dipakai (discharge) adalah sebagai berikut:
Persamaan reaksi total:

Potensial sel yang dihasilkan dari reaksi tersebut yaitu sebesar 2 V. Untuk mmeperoleh Salah satu cara untuk mencegah korosi pada besi yaitu dengan metode proteksi katodik
potensial sel sebesar 6 volt, diperlukan 3 buah sel yang disusun seri. Jika aki telah dipakai, aki (pengorbanan anoda). Prinsipnya yaitu, besi dilapisi dengan logam lain yang lebih reaktif (lebih
dapat diisi ulang, reaksi dalam sel merupakan kebalikan dari reaksi pemakaian. Reaksinya mudah teroksidasi). Dengan metode ini, logam-logam yang lebih reaktif ini yang akan
adalah sebagai berikut: mengalami oksidasi, sehingga logam besi terhindar dari peristiwa oksidasi yang menyebabkan
korosi. Oleh karena logam pelindung atau dengan kata lain mengorbankan diri untuk
melindungi besi, maka harus dilakukan penggantian secara berkala agar besi tetap bisa
terlindungi dari proses korosi. Sebagai contoh, perbandingan potensial reduksi antara besi dan
magnesium yaitu:

Jika kedua elektrode telah terlapisi oleh endapan PbSO4 yang terbentuk sebagai hasil reaksi di
dalam sel aki, aliran elektron akan terhenti karena terhalang oleh endapan itu. Dikatakan aki
telah habis sehingga harus diisi ulang (disetrum). Selain itu, selama proses isi ulang, sejumlah
air dalam aki teruarai menjadi H2 dan O2, akibatnya aki kekurangan air. oleh karena itu, aki
yang sering dipakai dan diisi ulang, cairan elektrolitnya harus diganti dengan yang baru

******
Data diatas menunjukkan bahwa potensial reduksi Mg2+ lebih negatif dibandingkan potensial
reduksi Fe2+ , berarti Mg2+ lebih sulit untuk direduksi ketimbang Fe2+, atau dengan kata lain,
2. PERLINDUNGAN KOROSI
magnesium lebih mudah teroksidasi dibangkan besi. Pada metode pengorbanan anoda,
Korosi merupakan proses kerusakan material karena pengaruh lingkungan. Korosi dapat
magnesium dilapiskan pada besi melalui proses elektrolisis. Metode ini biasanya digunakan
mengurangi daya guna material logam. Lingkungan yang dapat menimbulkan proses korosi
untuk melindungi badan kapal, jembatan, dan pipa-pipa air dari proses korosi.

Metode lain yang bisa digunakan untuk mencegah korosi pada besi, hampir sama dengan
metode pengorbanan anoda di atas, namun pada metode ini, besi dilapisi logam inert, yaitu
logam-logam yang kurang reaktif dibandingkan besi (memiliki potensial reduksi lebih besar)
seperti timah dan tembaga. Pelapisan secara sempurna logam inert pada permukaan besi dapat
mencegah kontak antara besi dengan agen penyebab korosi (air, oksigen, asam, gas). Akan
tetapi, jika terjadi cacat pada pelapisannya, akan terjadi percepatan korosi.

Referensi:
Oxtoby, D. W., Gillis, H.P., Campion, A. 2010. Principles of Modern Chemistry Seventh
Edition. California: Brooks/Cole USA

Anda mungkin juga menyukai