PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa hakekat manusia sebagai obyek dan subyek lingkungan ?
2. Apa hubungan manusia, lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya ?
3. Bagai mana pengaruh timbal balik antara kondisi lingkungan alam dan lingkungan social
budaya
4. Apa yang dimaksud dengan demografi dan problematikanya dalam meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia ?
5. Apa pengaruh pertambahan dan pertumbuhan penduduk Indonesia terhadap lingkungan ?
6. Bagaimana analisis dampak lingkungan dan analisis resiko lingkungan ?
2
BAB 2. PEMBAHASAN
3
Manusia hidup, tumbuh dan berkembang dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial
budayanya. Dalam lingkungan alam manusia hidup dalam sebuah ekosistem, yakni suatu unit
atau satuan fungsional dari mahluk-mahluk hidup dengan lingkungannya.
Dengan kemampuan yang dimilikinya, manusia tidak hanya dapat menyesuaikan diri.
Manusia juga dapat memanfaatkan potensi lingkungan untuk lebih mengembangkan kualitas
kehidupannya. Bagi manusia, selain sebagai tempat tinggalnya, lingkungan hidup juga dapat
dimanfaatkan sebagai :
1. Media penghasil bahan kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan).
2. Wahana bersosialisasi dan berinteraksi dengan makhluk hidup atau manusia lainnya.
3. Sumber energy.
4. Sumber bahan mineral yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kelangsungan hidup
manusia.
5. Media ekosistem dan pelestarian flora dan fauna serta sumber alam lain yang dapat dilindungi
untuk dilestarikan.
2.3 Pengaruh Timbal Balik Antara Kondisi Lingkungan Alam dan Lingkungan Sosial Budaya
2.3.1 Pengaruh Timbal Balik Antara Manusia dan Lingkungan Alam
Manusia sedikit demi sedikit menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya. Manusia
memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginan. Manusia
bergulat dan bersaing dengan spesies lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
memanfaatkan sumber alam yang ada di lingkungan hidupnya. Sumber alam dapat digolongkan
kedalam dua bagian, yakni:
- Sumber alam yang dapat diperbarui (renewble resources) atau disebut pula sumber-sumber
alam biotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam ini adalah semua mahluk hidup, hutan,
hewan-hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
- Sumber alam yang tidak dapat diperbarui (nonrenewble resourches) atau disebut pula sebagai
golongan sumber alam abiotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam abiotik adalah tanah, air,
bahan-bahan galian, mineral, dan bahan-bahan tambang lainnya.
Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan
keinginan. Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan organisme
4
lainnya terutama pada penggunaan sumber-sumber alamnya seperti pertanian dan tanah, hutan,
air, serta bahan tambang.
Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif maupun
negatif. Berpengaruh baik bagi hidup dan kehidupan manusia karena manusia mendapatkan
keuntungan dari perubahan tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat mengurangi
kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya. Dengan kata lain ada
hubungan interdepedensi (ketergantungan)yang saling mempengaruhi secara timbal balik antara
manusia dan kondisi lingkungan alam.
Dalam memanfaatkan alam, manusia terkadang tidak memerhatikan dampak yang akan
ditimbulkan. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia,
antara lain, meliputi hal-hal berikut ini :
a. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan pencemar
(polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar tersebut
pada umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan.
Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat :
1. Pencemaran udara
Disebabkan oleh asap sisa hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu
bara) yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin pesawat
terbang atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, antara lain, berkurangnya
kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila bersenyawa dengan air
hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak dan mencemari air, tanah, atau
tumbuhan.
2. Pencemaran tanah
Disebabkan karena sampah plastik ataupun sampah anorganik lain yang tidak dapat
diuraikan di dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk atau
obat-obatan kimia yang digunakan secara berlebihan dalam pertanian, sehingga tanah kelebihan
zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun bagi tanaman. Dampaknya adalah semakin
berkurangnya tingkat kesuburan tanah sehingga lambat laun tanah tersebut akan menjadi tanah
kritis yang tidak dapat diolah atau dimanfaatkan.
3. Pencemaran air
5
Terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam air, seperti
deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya, selain itu, tersumbatnya aliran
sungai oleh tumpukan sampah juga dapat menimbulkan polusi atau pencemaran. Dampak yang
ditimbulkan dari pencemaran air adalah rusaknya ekosistem perairan, seperti sungai, danau atau
waduk, tercemarnya air tanah, air permukaan, dan air laut.
4. Pencemaran suara
Tingkat kebisingan yang sangat mengganggu kehidupan manusia. Pencemaran suara dapat
ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin kereta api, mesin jet pesawat, mesin-mesin
pabrik, dan instrumen musik. Dampak pencemaran suara menimbulkan efek psikologis dan
kesehatan bagi manusia, antara lain, meningkatkan detak jantung, penurunan pendengaran
karena kebisingan (noise induced hearing damaged), susah tidur, meningkatkan tekanan darah,
dan dapat menimbulkan stres.
b. Degradasi Lahan
Degradasi lahan adalah proses berkurangnya daya dukung lahan terhadap kehidupan.
Degradasi lahan merupakan bentuk kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan oleh
manusia yang tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan. Bentuk degradasi lahan :
1. Lahan kritis dapat terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena eksploitasi
penambangan yang besar-besaran.
2. Rusaknya ekosistem laut terjadi karena bentuk eksploitasi hasil-hasil laut secara besar-besaran,
misalnya menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat, penggunaan bom, atau menggunakan
racun untuk menangkap ikan atau terumbu karang. Rusaknya terumbu karang berarti rusaknya
habitat ikan, sehingga kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu daerah dapat berkurang.
3. Kerusakan hutan pada umumnya terjadi karena ulah manusia, antara lain, karena penebangan
pohon secara besar-besaran, kebakaran hutan, dan praktik peladangan berpindah. Kerugian yang
ditimbulkan dari kerusakan hutan, misalnya punahnya habitat hewan dan tumbuhan, keringnya
mata air, serta dapat menimbulkan bahaya banjir dan tanah longsor.
2.3.1 Pengaruh Timbal Balik Antara Manusia dan Lingkungan Sosial Budaya.
Keserdasan manusia sebagai mahluk yang ada di alam ini ternyata mengalami evolusi
dan juga perkembangan. Evolusi terjadi dalam pengertian perubahan sebagai kelompok manusia,
baik dalam kelompok masyarakat tertentu, maupun manusia secara keseluruhan. Sedangkan
6
perkembangan kecerdasan dimaksudkan adalah proses kecerdasan yang terjadi pada setiap
manusia secara individual. Ternyata evolusi dan perkembangan kecerdasan ini erat kaitannya
dengan hubungan manusia (stimulus maupun respons) terhadap lingkungan baik hubungannya
dengan lingkungan alam, lingkungan budaya, maupun lingkungan sosial. Kecerdasan manusia
dalam mengolah lingkungnnya menentukan tingkat peradaban yang dicapainya, jadi semakin
cerdas manusia maka akan semakin maju peradabannya.
Lingkungan sosial yaitu merupakan lingkungan masyarakat dimana terjadi interaksi
antara individu yang satu dengan yang lainnya. Kondisi masyarakat ini akan memberikan
pengaruh terhadap perkembangan individu. Lingkungan sosial dapat dibedakan:
1. Lingkungan sosial primer
Lingkungan sosial primer adalah lingkungan sosial dimana terdapat hubungan yang erat
antara anggota yang satu dengan anggota yang lain, antar anggota saling mengenal dengan baik,
dan memiliki hubungan yang erat. Sehingga pengaruh lingkungan sosial primer ini akan lebih
kuat.
2. Lingkungan sosial sekunder
Lingkungan sosial sekunder adalah lingkungan sosial dimana hubungan antara anggota yang
satu dengan anggota yang lain agak longgar. Pada umumnya antar anggota kurang atau tidak
saling kenal dengan baik. Karena itu pengaruh lingkungan sosial sekunder ini tidak kuat.
7
mempelajari secara statistik dan mathematik tentang besar komposisi dan distribusi penduduk
dan perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui kelahiran (fertalitas), kematian
(mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Didalam teori kependudukan digunakan untuk menerangkan data, meramal data masa
sekarang dan masa lampau. Ada dua sudut pandang dalam teori kependudukan ini, yaitu dari segi
sosial dan segi naturalistik.
Sudut pandang dari segi sosial dimulai oleh Thomas Robert Maltus dari Inggris (1766-
1804), yang menyatakan bahwa “kemeralatan disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan
antara pertambahan penduduk dengan pertambahan pangan adalah:
1. Bahan makanan dibutuhkan untuk hidup;
2. Nafsu antara pria dan wanita dibutuhkan, dan tetap keadaanya seperti itu.
Apabila tidak ada hambatan, menurut Malthus penduduk bertambah menurut deret ukur, dan
bahan makanan bertambah menurut deret hitung. Contoh pertambahan penduduk: 1-2-4-8-16-32-
64; bahan makanan bertambah: 1-2-3-4-5-6 dan seterusnya.
Sedangkan sudut pandang dari segi naturalistik menyatakan, bahwa pertumbuahan
penduduk ditentukan oleh bahan makanan yang tergantung pada lingkungan, sehingga dikenal
adanya teori ekonomi lingkungan, sperti:
a. Teori Pearl: menyatakan bahwa manusia itu tumbuh berdasarkan kurva norma, yaitu mula-
mula sedikit, bertambah, menjadi maksimum, dan akhirnya berkurang lagi.
b. Teori Gini: menyatakan bahwa penduduk berkembang cepat pada tingkat permulaan. Hal ini
dipengaruhi oleh hukum biologis.
c. Teori Kapilaritas Sosial: yaitu seperti gejala naiknya air atau minyak di dalam pembuluh
sempit, seperti minyak naik dalam sumbu kompor. Setiap orang cendrung untuk memperoleh
status sosial yang lebih tinggi. Untu tujuan itu mereka malah tidak suka memproduksi anak.
d. Teori Transisi Demografi: teori ini beranggapan bahwa perubahan penduduk terjadi sebagai
akibat kondisi sosial-ekonomi penduduk yang bersangkutan. Teori ini menyatakan bahwa setiap
masyarakat dimulai dengan fase angka kelahiran dan kematian tinggi, kemudian disusul oleh
fase keadaan angka kematian turun, sementara angka kelahiran tetap tinggi, baru kemudian
disusul oleh fase dimana angka kelahiran mulai turun secara perlahansampai berada pada
keadaan angka kelahiran dan kematian rendah.
8
2.5 Pertambahan dan Pertumbuahan Penduduk Indonesia
Aneka persoalan demografi di Indonesia adalah Tingginya jumlah penduduk,
pengangguran, penyebaran penduduk yang tidak merata dan lainnya.
Masalah demografi di Indonesia, terpusatnya jumlah penduduk Indonesia di Pulau Jawa
yang luasnya hanya 6,9 persen dari luas keseluruhan daratan negara Indonesia dengan penduduk
lebih dari 107 juta jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar New York. Dalam waktu yang
relatif singkat ini, populasi masyarakat Indonesia telah berlipat dua kali lebih banyak yakni dari
97,02 juta jiwa hasil pada Sensus 1961, menjadi 201,242 juta jiwa pada Sensus 2000.
Selain masalah terpusatnya jumlah penduduk Indonesia di Pulau Jawa, persoalan
pengangguran memang menjadi problem yang belum tuntas hingga sekarang. Berdasarkan data
Sensus Ketenagakerjaan Nasional (Sakemas) 2008, angka pengangguran mencapai 9,43 juta jiwa
atau 8,46 persen. Ironisnya setiap tahun terjadi pertumbuhan angkatan kerja, yaitu ada 2,5 juta
angkatan kerja baru dari lulusan sekolah dan perguruan tinggi.
Penyebaran penduduk yang tidak merata juga menjadi masalah. Di satu sisi, Pulau Jawa
mengalami kepadatan yang luar biasa, sedangkan di sisi lainnya banyak pulau yang
penduduknya relatif jarang. Jika dihitung kepadatan Pulau Jawa pada Sensus Penduduk 2000
sudah sangat padat. Kepadatan di pulau Jawa telah mencapai 870 jiwa per km persegi sedangkan
di luar Pulau lawa kepadatannya baru mencapai 47 jiwa per km persegi. Pada Sensus 1961
hingga 2000, penduduk Jawa mengalami penurunan dari 64,9 persen menjadi 59,3 persen.
Namun penurunan ini tidaklah terlalu banyak dalam rangka mendukung pemerataan
pembangunan.
2.5.1 Pertumbuhan Penduduk di Indonesia dan Permasalahannya
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung
sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit"
untuk pengukuran.
Pertumbuhan penduduk di suatu daerah/negara disebabkan oleh faktor-faktor :
1. Angka kelahiran (Natalitas)
2. Angka kematian (Mortalitas)
3. Migrasi masuk (imigrasi) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of
destination)
9
4. Migrasi keluar (emigrasi) yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of
origin)
Permasalahan pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah rata-rata laju pertumbuhan
penduduk di Indonesia masih cukup tinggi. Indonesia harus mengerem laju pertumbuhan
penduduk. Saat ini laju pertumbuhan penduduk Indonesia yakni 2,6 juta jiwa per tahun. Jika ini
tidak diatasi, maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk.
Jika laju pertumbuhan penduduk meledak maka akan banyak memakan biaya triliunan
rupiah untuk biaya pendidikan dan pelayanan kesehatan. Sehingga target untuk meningkatkan
pendidikan, kesehatan ibu dan anak, pengurangan angka kemiskinan, dan peningkatan
pendapatan per kapitan sulit direalisasikan.
Dari sisi kebutuhan pangan, setiap kenaikan jumlah penduduk akan menaikkan pula
ketersediaan pangan. Begitu juga energi, pertumbuhan penduduk akan menyedot energi besar,
sementara ketersediaan energi makin menipis. Tak terkecuali masalah papan atau perumahan
yang harus disediakan dalam jumlah besar. Masalah ini tentunya akan berujung pada naiknya
tingkat pengangguran, kemiskinan, angka kriminalitas, dll.
Sebenarnya banyak sebab sehingga masalah ini bisa kian membesar. Faktor utama dari
pertumbuhan penduduk yang tinggi adalah karena tidak ada komitmen pemerintah untuk
membatasi pertumbuhan penduduk. Program Keluarga Berencana (KB) yang pada periode 1970
sampai akhir 1990-an berhasil mengerem pertumbuhan penduduk, tidak dilanjutkan.
Pemerintah kurang begitu peduli pada pertumbuhan penduduk.
Sekarang generasi baru yang tidak mengenal program KB, tak sedikit yang
memiliki empat atau lima anak. Bahkan, ada yang mengkampanyekan secara terselubung agar
memiliki anak banyak, terkait dengan pepatah jaman dahulu bahwa ”banyak anak banyak rejeki”
yang tentunya sudah tidak sesuai dengan saat sekarang ini. Tak heran kalau kondisi saat ini
dalam beberapa kasus kembali ke tahun 1960-an, yakni memiliki anak di atas lima orang.
Kurangnya sosialisasi dari pemerintah dan lembaga terkait dan minimnya penyuluhan adalah
penyebab masalah ini terus berlanjut dan kian tidak terkendali.
Sebenarnya banyak cara untuk mengatasi masalah ini. seperti transmigrasi, kembali
menggalakkan program Keluarga Berencana (KB), meningkatkan standar pendidikan bangsa,
serta melakukan pengawasan-pengawasan terkait masalah ini. Pertumbuhan penduduk penting,
tetapi dibatasi. Kita perlu sadar bahwa daya dukung sumber daya alam terbatas, sehingga jika
10
jumlah penduduk tidak terkendali akan menjadi problem besar di masa depan. Prinsipnya.
Pertumbuhan harus dibatasi, dan setiap lapisan masyarakat harus bekerja sama untuk mengatasi
masalah ini. Karena dengan pertumbuhan yang terkendali akan mempermudah pemerintah
mewujudkan masyarakat yang berkualitas dan sejahtera.
11
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Lingkungan bersifat mendukung
atau menyokong kehidupan manusia. Dengan kemampuan yang dimilikinya, manusia tidak
hanya dapat menyesuaikan diri. Manusia juga dapat memanfaatkan potensi lingkungan untuk
lebih mengembangkan kualitas kehidupannya. Manusia mengembangkan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya sehingga tercipta teknologi yang memudahkan kehidupan manusia. Namun ternyata
perkembangan teknologi tesebut menimbulkan dampak negatif yang harus diminimalisirkan agar
bumi ini masih dapat diwariskan untuk anak cucu kita kelak.
Pertumbuhan penduduk merupakan bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di
suatu daerah atau negara dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan penduduk ini akan
mempengaruhi lingkungan alam maupun sosial budaya, semakin padat penduduk pada suatu
daerah semakin beragam kebudayaan yang timbul dan semakin banyak tempat tinggal yang
dibutuhkan yang akan berakibat sempitnya lapangan pekerjaan. Pertumbuhan penduduk di
Negara kita masih termasuk tinggi, jika dibandingkan dengan Negara lainnya. Untuk itu
pemerintah mencanangkan program KB (Keluarga Berencana) untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk.
3.2 Saran
Manusia perlu mengambil kebijakan-kebijakan terhadap lingkungan sebagai usaha untuk
memperoleh efisiensi pemanfaatan sumber alam dan lingkungan. Kita sebagai manusia wajib
menyadari bahwa kita saling terkait dengan lingkungan yang mengitari kita.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan
kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat
membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan.
12