Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
1.2Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3Tujuan Pembahasan........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1 Pentingnya Jurnal Penyesuaian...................................................... 3
2.2 Penyesuaian Piutang Pendapatan................................................... 4
2.3 Penyesuaian Utang Biaya.............................................................. 6
2.4 Penyesuaian Pendapatan Diterima Dimuka................................... 8
2.5 Penyesuaian Beban Dibayar Dimuka........................................... 10
2.6 Penyesuaian Kerugian Piutang..................................................... 12
2.7 Penyesuaian Depresiasi................................................................. 12
2.8 Penyesuaian Pemakaian Perlengkapan......................................... 14
BAB III PENUTUP........................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 15
3.2 Saran.............................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keseimbangan neraca saldo antara sisi debit dan sisi kredit belum menjamin
bahwa kegiatan akuntansi telah dilakukan dengan benar. Oleh karena itu, agar
neraca saldo menunjukkan keadaan yang sebenarnya, perlu diadakan penyesuaian
dan perbaikan. Bagaimana cara melakukannya? Penyesuaian dan perbaikan
dilakukan melalui jurnal penyesuaian (adjusting journal entry).
Pada kondisi seperti apakah jurnal penyesuaian diperlukan ? jurnal
penyesuaian diperlukan untuk hal-hal sebagai berikut, seperti : jurnal penyesuaian
piutang pendapatan, jurnal penyesuaian utang biaya, jurnal penyesuaian
pendapatan diterima dimuka, jurnal penyesuaian beban dibayar dimuka, jurnal
penyesuaian kerugian piutang, jurnal penyesuaian depresiasi dan jurnal
penyesuaian pemakaian perlengkapan.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas, maka
penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Mengapa Jurnal Penyesuaian Itu Penting ?
2. Bagaimana Membuat Jurnal Penyesuaian Piutang Pendapatan ?
3. Bagaimana Membuat Jurnal Penyesuaian Utang Biaya ?
4. Bagaimana Membuat Jurnal Penyesuaian Pendapatan Diterima Dimuka ?
5. Bagaimana Membuat Jurnal Penyesuaian Beban Dibayar Dimuka ?
6. Bagaimana Proses Penyesuaian Kerugian Piutang ?
7. Bagaimana Proses Penyesuaian Depresiasi ?
8. Bagaimana Memahami Jurnal Penyesuaian Pemakaian Perlengkapan ?

1.3 Tujuan Pembahasan


Sehubungan dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, penulis
melakukan pembahasan dengan maksud :
1. Untuk Mengetahui Pentingnya Jurnal Penyesuaian.
2. Untuk Mengetahui Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Piutang Pendapatan.
3. Untuk Mengetahui Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Utang Biaya.
4. Untuk Mengetahui Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Pendapatan Diterima
Dimuka.
5. Untuk Mengetahui Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Beban Dibayar
Dimuka.
6. Untuk Mengetahui Proses Penyesuaian Kerugian Piutang.
7. Untuk Mengetahui Proses Penyesuaian Depresiasi.
8. Untuk Memahami Jurnal Penyesuaian Pemakaian Perlengkapan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Jurnal Penyesuaian


Jurnal penyesuaian merupakan jurnal penting dalam pencatatan akuntansi.
Secara garis besar Jurnal Penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir
periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun) agar menunjukkan
keadaan sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan. Dikenal juga sebagai
jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo rekening-rekening ke saldo yang
sebenarnya sampai dengan periode akuntansi, atau untuk memisahkan antara
pendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode yang lain.
Saldo-saldo dalam neraca saldo biasanya memerlukan penyesuaian untuk
mengakui hal-hal sebagai berikut:
1. Piutang Pendapatan : yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak
perusahaan tetapi belum dicatat.
2. Utang Biaya : yaitu biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban
perusahaan tetapi belum dicatat.
3. Pendapatan Diterima Dimuka : yaitu pendapatan yang sudah diterima,
tetapi sebenarnya merupakan pendapatan untuk periode yang akan datang.
4. Biaya Dibayar Dimuka : yaitu biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi
sebenarnya harus dibebankan pada periode yang akan datang.
5. Kerugian Piutang : yaitu taksiran kerugian yang timbul karena adanya
piutang yang tak tertagih.
6. Depresiasi (Penyusutan): yaitu penyusutan aktiva tetap yang harus
dibebankan pada suatu periode akuntansi.
7. Biaya Pemakaian Perlengkapan: yaitu bagian dari harga beli perlengkapan
yang telah dikonsumsi selama periode akuntansi.
Hal tersebut diatas perlu dilakukan karena tujuan pembuatan jurnal
penyesuaian adalah supaya pada akhir periode akun riil yaitu harta, kewajiban dan
modal menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Tujuan lainnya agar akun-akun

4
nominal, yaitu akun pendapatan dan beban dapat diakui dalam suatu periode dan
menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
2.2 Penyesuaian Piutang Pendapatan
Piutang Pendapatan adalah pendapatan yang sudah diperoleh tetapi masih
belum diterima dan belum dicatat dalam rekening-rekening. Oleh karena itu setiap
akhir periode harus dilakukan proses penyesuaian dengan membuat jurnal
penyesuaian sehingga sesuai dengan kondisi riil.
Untuk membuat jurnal penyesuaian utang pendapatan langsung saja
perhatikan contoh berikut ini:
Bunga investasi obligasi yang dimiliki oleh PT Manajemen Network Makmur
diterima tiap tanggal 01 Maret dan 01 September.
Setiap tanggal pembayaran bunga diterima sejumlah Rp. 24.000.
Pada tanggal 31 Desember 2018 bunga yang sudah merupakan pendapatan
dihitung sebagai berikut :
01 September sampai dengan 31 Desember = 4 bulan
Bunga Berjalan : 4/6 x Rp. 24.000 = Rp. 16.000
Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2018 adalah sebagai
berikut :
Piutang bunga obligasi Rp. 16.000 (Debit)
Pendapatan bunga obligasi Rp. 16.000 (Kredit)

Pada tanggal 02 Januari 2019 sebaiknya dibuat jurnal penyesuaian kembali agar
penerimaan bunga tanggal 01 Maret 2019 dapat dicatat dengan cara yang biasa
yaitu debit Kas dan kredit Pendapatan Bunga Obligasi.

Jurnal penyesuaian tanggal 01 Januari 2019 sebagai berikut :

Pendapatan bunga obligasi Rp. 16.000 (Debit)


Piutang bunga obligasi Rp. 16.000 (Kredit)

Apabila tidak dibuat jurnal penyesuaian kembali pada tanggal 02 Januari 2019
maka penerimaan bunga tanggal 01 Maret 2019 akan dicatat sebagai berikut :

5
Perbandingan kedua cara di atas akan lebih jelas bila dilihat dalam rekening-
rekeningnya:

1. Dibuat jurnal penyesuaian kembali

Keterangan :
1. Jurnal Penyesuaian
2. Jurnal penyesuaian kembali

Bila tidak dilakukan proses penyesuaian, maka akan mempengaruhi nilai


laba-rugi perusahaan.

2. Tidak dibuat jurnal penyesuaian kembali

6
Keterangan :
1. Jurnal penyesuaian

2.3 Penyesuaian Utang Biaya


Utang biaya adalah biaya-biaya yang sudah terjadi tapi belum dibayar dan
belum dicatat dalam rekening-rekening. Oleh karena itu setiap akhir periode harus
dibuat proses updating dengan jurnal penyesuaian utang biaya agar biaya-biaya
seperti itu dapat dibebankan dalam periode yang bersangkutan.
Cara membuat jurnal penyesuaian utang biaya, perhatikan contoh berikut ini:
PT. Manajemen Network Prima mempunyai utang obligasi sebesar Rp.
1.000.000,-  bunga 12% per tahun dibayarkan tiap tanggal 01 Mei dan 01
November.
Pada tanggal 31 Desember 2015, bunga yang masih akan dibayar dihitung sebagai
berikut :
01 Nopember 2015 sampai dengan 31 Desember 2015 = 2 bulan
Bunga berjalan 2/12 x  12% x Rp. 1.000.000,- = Rp. 20.000
Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2015
Biaya bunga obligasi Rp. 20.000 (Debit)
Utang bunga obligasi Rp. 20.000 (Kredit)
Pada tanggal 2 Januari 2019 sebaiknya dibuat jurnal penyesuaian kembali agar
pembayaran bunga obligasi  berikutnya dapat dicatat dengan cara yang sama yaitu
dengan mendebit rekening Biaya Bunga Obligasi dan mengkredit Kas.

7
Jurnal penyesuaian kembali tanggal 2 Januari 2016, sebagai berikut :
Utang bunga obligasi Rp. 20.000 (Debit)
Biaya bunga obligasi Rp. 20.000 (Kredit)
Bila pada tanggal 02 Januari 2019 tidak dibuat jurnal penyesuaian kembali maka
pembayaran bunga tanggal 01 Mei 2019 tidak dapat dicatat dengan cara biasa tapi
harus memperhitungkan rekening Utang Bunga Obligasi.

Jurnal pembayaran bunga obligasi tanggal 01 Mei 2019 bila tidak dibuat jurnal
penyesuaian kembali tanggal 2 Januari 2016 adalah sebagai berikut:

Perbandingan kedua cara di atas akan lebih jelas jika dilihat dalam rekening-
rekeningnya.
1. Dibuat jurnal penyesuaian kembali

Ketera
ngan:
1. Jurnal Penyesuaian
2. Jurnal penyesuaian kembali

2. Tidak dibuat jurnal penyesuaian kembali

8
Keterangan :
1. Jurnal penyesuaian

2.4 Penyesuaian Pendapatan Diterima Dimuka


Pendapatan diterima di muka adalah penerimaan dari pendapatan tapi bukan
merupakan pendapatan untuk periode tersebut. Atau dengan kata lain merupakan
pendapatan periode yang akan datang yang diterima dalam periode sekarang.
Istilah umumnya ‘terima uang dulu’ entah itu sebagai ‘panjer’, ‘tanda jadi’, atau
‘bayar dulu, barangnya kemudian’. Penerimaan dana dengan model yang seperti
itu tidak dapat diakui sebagai pendapatan periode sekarang. Pendapatan tersebut
dicatat dalam rekening Pendapatan atau rekening Utang.
Contoh jurnal penyesuaian pendapatan diterima dimuka, sebagai berikut :
Misalnya: pada tanggal 01 Nopember 2017 diterima uang sewa sebesar Rp.
600.000 untuk jangka waktu satu tahun dimulai pada tanggal 01 Nopember 2017.
Karena jangka waktu satu tahun itu yang dua bulan masuk dalam tahun 2017 dan
yang 10 bulan masuk tahun 2018, maka pendapatan sewanya juga harus dibagi
untuk tahun 2017 dan 2018.

Pendapatan sewa tahun 2017 adalah sebagai berikut :

= 2/12 x Rp. 600.000 = Rp. 100.000

9
Pendapatan sewa tahun 2016 adalah sebagai berikut :

= 10/12 x Rp. 600.000 = Rp. 500.000

Bila penerimaan uang sewa pada tanggal 01 Nopember 2017 dicatat dalam
rekening Pendapatan Sewa maka jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2017
adalah sebagai berikut :

Pendapatan sewa Rp. 500.000 (Debit)


Sewa diterima dimuka Rp. 500.000 (Kredit)

Pada tanggal 2 Januari 2018 akan dibuat jurnal penyesuaian kembali untuk
mengembalikan sewa dibayar di muka Rp. 500.000 ke rekening Pendapatan Sewa.

Hal ini dilakukan karena penerimaan sewa tahun berikutnya akan dicatat dalam
rekening Pendapatan Sewa.

Jurnal penyesuaian kembali tanggal 02 Januari 2016 sebagai berikut :

Sewa diterima dimuka Rp. 500.00 (Debit)


Pendapatan sewa Rp. 500.000 (Kredit)

Untuk urut-urutan pencatatan di atas bisa dilihat dalam rekening berikut ini :

10
Keterangan :
1. Jurnal Penyesuaian
2. Jurnal penyesuaian kembali

Bila penerimaan uang sewa pada tanggal 01 Nopember 2015 dicatat dalam
rekening Sewa Diterima Di Muka, maka jurnal penyesuaian yang dibuat pada
tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut :

Sewa diterima dimuka Rp. 100.000 (Debit)


Pendapatan sewa Rp. 100.000 (Kredit)

Pada tanggal 02 Januari 2016 tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian kembali
karena penerimaan yang belum diakui sebagai pendapatan masih tercantum dalam
rekening Sewa Diterima di Muka.

Hal ini akan berlaku juga untuk tahun 2016 di mana penerimaan uang sewa
berikutnya akan dicatat dalam rekening Sewa Diterima Di Muka.

Urut-urutan pencatatan di atas bisa dilihat dalam rekening-rekening berikut ini :

Keterangan :
1. Jurnal penyesuaian

11
2.5 Penyesuaian Beban Dibayar Dimuka
Beban dibayar dimuka artinya beban yang telah dibayar tetapi beban tersebut
merupakan beban untuk masa yang akan datang. Penyusunan jurnal penyesuaian
untuk beban dibayar dimuka dapat dilakukan melalui metode pendekatan neraca
dan pendekatan laba rugi. Pendekatan neraca yaitu pembayaran beban dicatat
dalam beban dibayar dimuka yang dicatat sebagai beban. Jumlah yang disesuaikan
sebesar jumlah yang belum terlampaui atau belum kadaluarsa / belum menjadi
beban. Sedangkan pendekatan laba rugi yaitu pembayaran beban dicatat dalam
jumlah beban yang disesuaikan sebesar jumlah yang sudah terlampaui atau sudah
kadaluarsa / sudah menjadi beban.
Contohnya :
Pada tanggal 1 Agustus 2018 membayar premi asuransi untuk satu tahun sebesar
Rp.240.000,00
 Pendekatan Neraca
Transaksi tersebut dicatat dalam rekening :
Debit Kredit

Asuransi Rp.240.000,00
dibayar dimuka

- Kas Rp.240.000,00

Jumlah tersebut akan tetap terlihat pada rekening asuransi dibayar dimuka
di neraca saldo 31 Desember 2018. Sampai dengan tanggal 31 Desember
2018 tersebut sebenarnya asuransi yang sudah dimanfaatkan adalah 8
bulan (1 Mei 2018 – 31 Desember 2018).
Jadi 8/12 x Rp.240.000,00 = Rp.160.000 sudah menjadi beban tahun 2018.
Maka jumlah tersebut harus dipindahkan dari rekening “Asuransi dibayar
dimuka” ke rekening “Beban asuransi”.
Jurnal Penyesuaian :
Debit Kredit

Beban asuransi Rp.160.000,000

12
- Asuransi Rp.160.000,00
dibayar dimuka
 PendekatanLaba Rugi
Transaksi tersebut dicatat dalam rekening :

Debit Kredit

Biaya Asurasi Rp.240.000,000

- Kas Rp.240.000,00

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2018 sebenarnya yang sudah


menjadi beban baru 8 bulan (Rp.160.000,00). Sedangkan sisanya
(Rp.80.000,00) bukan merupakan beban tahun 2018. Maka jumlah yang
belum merupakan beban tersebut harus dipindahkan dari rekening “Biaya
asuransi” ke rekenig “asuransi dibayar dimuka”.

Debit Kredit

Asuransi dibayar Rp.80.000,00


dimuka

- Beban Asuransi Rp.80.000,00

2.6 Kerugian Piutang


Piutang dagang timbul sebagai akibat perusahaan menjual barang atau
jasanya secara kredit. Penjualan kredit ini menimbulkan resiko yaitu tidak
terbayarnya piutang (kredit macet). Apabila perusahaan selalu menghadapi adanya
piutang yang tak tertagih maka perusahaan harus mencadangkan sejumlah tertentu
piutang yang tidak bisa ditagih sebagai kerugian.
Contohnya :
Saldo piutang perusahaan Rp.1.000.000,00 diperkirakan 10% tidak bisa ditagih
Debit Kredit

13
Kerugian Piutang Rp.100.000,00

Cadangan kerugian Rp.100.000,00


piutang

2.7 Depresiasi
Definisi depresiasi atau penyusutan merupakan proses akuntansi dalam
mengalokasi biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan
rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan
aktiva tersebut.
Penerapan depresiasi akan mempengaruhi laporan keuangan, termasuk
penghasilan kena pajak suatu perusahaan. Pendekatan ini digunakan karena nilai
aktiva dapat berfluktuasi antara pada saat aktiva itu dibeli dan ketika dijual atau
dibesituakan. Usaha untuk mengukur perubahan nilai interim ini belum dapat
diterima oleh akuntan karena nilainya sulit diukur secara objektif.
Oleh karena itu, biaya aktiva dibebankan ke beban penyusutan selama
estimasi umurnya, tanpa berusaha untuk menilai aktiva itu pada nilai pasar wajar
antara tanggal akuisisi dan disposisi.
Pendekatan alokasi biaya digunakan karena penandingan antara biaya dan
pendapatan harus dilakukan dan karena fluktuasi nilai pasar tidak begitu
berpengaruh dan sulit untuk diukur.
Untuk menghitung biaya penyusutan per periode, diperlukan data sebagai
berikut:
Nilai/harga perolehan aktiva tersebut
Umur ekonomis aktiva tersebut
Nilai residu (nilai sisa), yaitu estimasi jumlah yang akan diterima pada saat aktiva
itu dijual atau ditarik dari penggunaannya. Nilai sisa merupakan jumlah di mana
aktiva harus diturunkan nilainya atau disusutkan selama masa manfaatnya. Untuk
mengilustrasikannya, jika suatu aktiva memiliki biaya Rp10.000.000 dan nilai sisa
sebesar Rp1.000.000, maka dasar penyusutannya adalah Rp9.000.000. Dari sudut
pandang praktis, nilai sisa seringkali dianggap sebesar nol karena nilainya sangat
kecil. Akan tetapi, beberapa aktiva jangka panjang memiliki nilai sisa yang
substansial.

14
Metode penyusutan
Apabila aktiva jangka panjang dihapus, maka istilah penyusutan (depreciation)
paling sering digunakan untuk menunjukkan bahwa aktiva tetap berwujud telah
menurun nilainya.
Apabila sumber daya yang terlibat, seperti kayu, batu, minyak, dan batubara,
maka istilah yang digunakan adalah deplesi (depletion). Ketika aktiva tidak
berwujud seperti paten atau goodwill telah habis masa berlakunya, hal tersebut
disebut amortisasi (amortization).
Metode dalam Depresiasi
Profesi akuntan mewajibkan metode penyusutan yang digunakan harus “sistematis
dan rasional”.

2.8 Pemakaian Perlengkapan

Saldo akun perlengkapan dalam neraca saldo pada awal tahun dan akhir tahun
berbeda. Hal tersebut dikarenakan ada pemakaian perlengkapan yang tidak
mengalami proses pencatatan selama periode tahun berjalan. Maka dari itu, jurnal
penyesuaian dibutuhkan untuk menunjukkan saldo akun perlengkapan yang
sebenarnya pada neraca (akhir tahun ).

Contohnya: Pada akhir tahun diketahui nilai perlengkapan yang tersisa sebesar
Rp. 700.000 , sedangkan pada awal tahun diketahui saldo akun perlengkapan
adalah Rp. 1.100.000 .Jadi intuk mengetahui perlengkapan yang terpakai selama
tahun tersebut kita bisa mengurangi saldo awal tahun dengan saldo akhir tahun , di
contoh soal diatas, bisa diketahui saldo perlengkapan yang terpakai berjumlah
Rp.400.000.

Jadi kita bisa tulis di Jurnal penyesuaian pemakaian perlengkapan adalah:


Beban perlengkapan ………………………………………………… Rp. 400.000
Perlengkapan ………………………………………………. Rp. 400.000

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jurnal penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan angka-angka dalam neraca
saldo agar dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya sesuai dengan
tuntutan dalam penyajian laporan keuangan. Atau penyesuaian dilakukan untuk
memperbaiki rekening-rekening tertentu sehingga mencerminkan keadaan harta,
hutang, modal, pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan agar memperlihatkan
kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya, karena selama ini ada anggapan
bahwa semua neraca saldo yang sudah seimbang berarti sudah memperlihatkan
kondisi yang sebenarnya, padahal masih banyak yang perlu disesuaikan atau
diperbaiki.

3.2 Saran
Dalam mempelajari ilmu akuntansi harus dibutuhkan kecermatan dan
ketelitian dalam mengerjakan atau memahami materinya karena akuntansi ini
merupakan seperti halnya matematika, hasilnya butuh kepastian untuk

16
mendapatkan jawaban yang benar atau bisa disebut juga sebagai ilmu pasti,
karena dalam akuntansi apabila terjadi kesalahan maka yang akan timbul adalah
tidak balancenya angka-angka atau nilai dalam suatu akun.

17

Anda mungkin juga menyukai