Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

JURNAL PENYESUAIAN DAN


NERACA LAJUR SERTA JURNAL
PENUTUP PERUSAHAAN JASA

Disusun oleh:
Dea Anugrah Putri
C1B021224
R003 Manajemen

Dosen:
Wirmie Eka Putra,S.E.,M.si
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah


memberikan kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini.
Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Jurnal Penyesuaian dan neraca lajur serta jurnal penutup
perusahaan Jasa tepat waktu. Makalah Jurnal Penyesuaian dan neraca
lajur serta jurnal penutup perusahaan Jasa disusun guna memenuhi tugas
Bapak,S.E.,M.si. pada mata kuliah Pengantar Akuntansi di Universitas
Jambi. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Akuntansi

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Wirmie


Eka Putra,S.E.,M.si. selaku dosen mata kuliah Pengantar Akuntansi Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni saya. Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Dea Anugrah Putri


Jambi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................................................................1.1
Rumusan Masalah.......................................................................................................................1.2
Tujuan.....................................................................................................................................................1.3
BAB 11
PEMBAHASAN
JURNAL PENYESUAIAN DAN NERACA LAJUR SERTA
JURNAK PENUTUP PERUSAHAAN
JASA.......................................................................................................................................................III
A.Jurnal Penyesuaian..........................................................................................................1
B.Neraca Lajur...........................................................................................................................2
C.Jurnal Penutup.....................................................................................................................3

PENUTUP
Kesimpulan....................................................................... 1.4
Daftar Pustaka.................................................................. 1.5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Keuangan tak pernah lepas dari kehidupan kita sehari


hari kita akan melakukan transaksi baik itu langsung maupun
langsung .Keuangan atau finansial ini sangat
penting,jika tidak dipahami atau transaksi belum direncanakan
dengan baik maka kita bisa saja mengalami kerugian yang
bahkan mungkin kita kita mengetahuinya
.Maka dirasa penting untuk mengetahui pengetahua yang
dapat mengolah keuangan dengan baik. hari ,Setiap tidak n
Akuntansi umumnya diterapkan pada berbagai organisasi
seperti organisasi bisnis,organisasi pemerintahan dan
organisasi sosial,oleh karena itu akuntansi dapat
digolongkan kedalam berbagai bidang.Tidak hanya diterapkan
pada berbagai organisasi besar saja,organisasi kecil juga
menerapkan akuntansi sehingga bisa dikatakan ruang lingkup
akuntansi cukup besar dalam bidang perekonomian.Dilandasi
dengan latar belakang tersebut maka dirasa penting untuk
mengkaji leb ih dalam mengenai Jurnal penyesuaian,neraca
lajur,dan Jurnal Penutup.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.Apa itu jurnal penyesuaian?
2.Apa itu neraca lajur?
3.Bagaimana pembuatan jurnal penutup?
1.3.TUJUAN
1.Mengetahui apa itu Jurnal penyesuaian
2.Mengetahui apa itu neraca lajur
3.Memahami Bagaimana pembuatan Jurnal penutup

BAB II
PEMBAHASAN

B.Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat ketika ada


perubahan saldo pada suatu akun.

Setiap pencatatan terjadinya perubahan saldo pada suatu akun tertentu pada
akhirnya dapat menunjukkan saldo sebenarnya. Nah, jumlah inilah yang
kemudian menjadi saldo riil yang diketahui pada penghujung suatu periode
pembukuan yang juga dapat menentukan pencatatan pendapatan maupun beban
bersih suatu perusahaan.

Jurnal Penyesuaian juga merupakan bagian dari akutansi dasar dan yang terpenting
dari jurnal penyesuaian adalah penggunaan logika, yang sering dianggap sulit.
Pada buku berjudul Mudah Memahami Jurnal Penyesuaian yang dibuat oleh
Despaten R. Purba ini hal tersebut akan dikupas sehingga

pemahaman jurnal penyesuaian akan lebih mudah untuk dipelajari . Karena


disusun untuk mengetahui saldo sesungguhnya pada akhir dari sebuah periode,
maka jurnal penyesuaian pun akan disusun pada
penghujung periode itu pula. Tepatnya, jurnal Ini dibuat sebelum penyusunan
kertas kerja (worksheet) dan setelah menentukan hasil neraca saldo. Inilah yang
kemudian membuat jurnal penyesuaian digunakan dalam rangka untuk menetapkan
saldo akhir yang umumnya dimasukkan di catatan buku besar.

Dapat disimpulkan pula bahwa jurnal penyesuaian adalah jurnal yang disusun
untuk mencatat perubahan saldo pada akun tertentu yang nantinya memperlihatkan
jumlah saldo yang sebenarnya di akhir periode. Dengan demikian faktor yang
mendasari kebutuhan akan jurnal penyesuaian adalah adanya transaksi yang sudah
terjadi namun belum tercatat informasinya, dan transaksi yang sudah terjadi dan
sudah dicatat namun masih memerlukan penyesuaian saldo perkiraan.

Sementara bagi sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau layanan,
jurnal penyesuaian ini memiliki urgensi tertentu sehingga harus disusun pada
akhir periode pembukuannya. Nah beberapa faktor penyebab perusahaan jasa
perlu membuat jurnal penyesuaian ini antara lain:

• Perusahaan perlu menyesuaikan pencatatan untuk akun perlengkapan.


Alasannya, dalam operasionalnya, perusahaan selalu menggunakan
perlengkapan yang habis dipakai, dan hal ini pun harus dicatat.

• Perusahaan jasa juga harus mampu menangani penyusutan nilai pada akun
aktiva tetap dengan cara membuatkan catatan tersendiri pada jurnal
penyesuaian. Dengan begitu, beban pada akun ini dapat diketahui saldo
sebenarnya di akhir periode.
• Perusahaan juga harus mampu menangani beban yang sudah lewat jatuh
tempo atau dikategorikan sebagai piutang beban yang harus dibayar di
muka.
• Perusahaan perlu melakukan penyesuaian untuk membayar utang beban
lantaran jasa yang telah terpakai, namun masih belum dibaya

Fungsi Jurnal Penyesuaian


Dari sejumlah penjelasan terkait apa itu jurnal penyesuaian serta berbagai
faktor yang mendasari urgensinya untuk dilakukan oleh akuntan perusahaan,
maka dapat diketahui bahwa fungsi dari pembuatan jurnal penyesuaian di setiap
periode antara lain sebagai berikut;
• Untuk menentukan akun nominal (akun pendapatan beserta bebannya)
selama suatu periode serta mengetahui kondisi yang sebenarnya dari
akun tersebut,
• Untuk memperkirakan nominal (pendapatan beserta beban) yang
sebenarnya dalam satu periode yang dimaksud,
• Untuk menentukan saldo catatan yang dimasukkan dalam akun buku besar
nantinya di akhir periode, sehingga estimasi saldo kewajiban maupun harta
akan memperlihatkan jumlah yang sebenarnya, dan
• Untuk mengetahui situasi sebenarnya dari akun riil (harta, kewajiban dan
modal) di penghujung periode yang dimaksud
Contoh Jurnal Penyesuaian pada Bisnis
Buku berjudul Analisis Laporan Keuangan yang dibuat oleh Dr. Kasmir akan
menjelaskan bagaimana pentingnya bagi sebuah perusahaan dalam memahami
sebuah laporan keuangan yang ada menggunakan rasio keuangan.

Apabila Anda berniat mulai menerapkan jurnal penyesuaian dalam pembukuan,


maka beberapa hal yang mungkin perlu Anda lakukan adalah dengan memahami
aturan dasar tentang alur debet kredit dalam ilmu akuntansi, tentu saja, dan mulai
memperhatikan setiap transaksi yang terjadi dalam akun. Anda bisa melihat
sejumlah contoh penerapan jurnal penyesuaian sesuai akun dalam suatu usaha
berikut ini sebagai referensi

1. Beban Dibayar di Muka


Tak jarang suatu usaha membayar beban untuk periode mendatang, atau yang
disebut sebagai beban dibayar di muka. Dalam kasus ini, Anda mendapati beban
yang harusnya dibayarkan di periode akan datang namun perlu penghitungan
beban yang kemudian harus dilaporkan pada periode saat ini. Contoh pembuatan
jurnal penyesuaian untuk akun ini adalah sebagai berikut:

Di neraca saldo ada Rp 3.800.000,-. Pada akhir periode, saldo akun sisa Rp
3.000.000,-. Artinya, premi asuransi yang menjadi beban adalah Rp
3.800.000,- kemudian dikurangi Rp 3.000.000,- sehingga hasilnya adalah Rp 800.000,-. Nominal Rp
800.000,- ini yang kemudian diakui sebagai beban asuransi dan dapat mengurangi jumlah asuransi yang
harus dibayarkan di awal.
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Desember Beban Rp
2020 asuransi 800.000,-

Asuransi
dibayar Rp
dimuka 800.000,-

2. Piutang Pendapatan atau Pendapatan yang Masih Harus


Diterima
Piutang pendapatan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak
perusahaan, namun masih belum diterima. Hak ini kemudian dicatat
sebagai pendapatan di periode terkait. Contoh pembuatan jurnal
penyesuaian untuk akun ini adalah sebagai berikut:

Sebuah pekerjaan senilai Rp 600.000,- telah diselesaikan, dimana jumlah ini


belum masuk di neraca saldo Rp 15.600.000,- yang menjadi piutang pendapatan
perusahaan. Dengan demikian jurnal penyesuaian memuat pendapatan akan
bertambah dan menjadi Rp 16.200.000,-.

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Desember Piutang Rp
2020 Pendapatan 600.000,-

Pendapatan Rp
Jasa 600.000,-

3. Beban Sewa Gedung Dibayar Dimuka


Untuk beban ini, maka pencatatannya pun hampir sama dengan contoh beban
dibayar dimuka. Contoh pembuatan jurnal penyesuaian untuk akun ini adalah
sebagai berikut:

Saldo untuk akun sewa gedung yang dibayar di awal bernilai Rp


19.200.000,- dimana angka ini masih belum memperlihatkan situasi
sebenarnya karena sewa sudah digunakan senilai Rp 4.200.000,-. Hal ini
membuat beban sewa bertambah sementara sewa dibayar dimuka mengalami
pengurangan senilai Rp 4.200.000,-.

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Desember Beban Rp
2020 sewa 4.200.000,-

Sewa
dibayar di Rp
muka 4.200.000,-

4. Penyusutan Peralatan
Masih ada hal lain yang juga harus dicatat ke dalam jurnal penyesuaian
sebagai beban depresiasi atau beban penyusutan peralatan. Contoh pembuatan
jurnal penyesuaian untuk akun ini adalah sebagai berikut:

Periode Desember 2020, beban penyusutan (depresiasi) tercatat senilai Rp


2.400.000,- yang kemudian menambah beban penyusutan dan akumulasi
penyusutan senilai Rp 2.400.000,-.

Anda dapat membuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Beban
Desember Penyusutan Rp
2020 Peralatan 2.400.000,-

Akumulasi
Penyusutan Rp
Peralatan 2.400.000,-
5. Pendapatan Diterima di muka
Ketika sebuah perusahaan menerima pendapatan diterima di muka, maka
pendapatan tersebut tidak bisa langsung dicatat sebagai pendapatan, melainkan
dicatatkan sebagai utang terlebih dahulu. Alasannya karena belum ada realisasi
pendapatan yang artinya masih belum menjadi hak perusahaan. Contoh
pembuatan jurnal penyesuaian untuk akun ini adalah sebagai berikut:

Pendapatan diterima di muka bersaldo Rp 5.000.000,-. Namun perusahaan masih


mengerjakan senilai Rp 2.000.000,- saja, artinya masih ada Rp 3.000.000,- yang
menjadi utang pendapatan.

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Pendapatan
Desember diterima di Rp
2020 muka 3.000.000,-

Pendapatan Rp
Sewa 3.000.000,-

6 Perlengkapan yang Tersisa atau Pemakaian


Perlengkapan
Perlengkapan adalah bahan yang dibeli untuk kepentingan operasional perusahaan
dan tidak untuk dijual kembali, yang artinya perusahaan harus melakukan
pencatatan terhadap pemakaian perlengkapan ini. Biasanya pencatatan ini juga
dilakukan dengan cara menghitung fisik jumlah perlengkapan yang tersisa.
Contoh pembuatan jurnal penyesuaian untuk akun ini adalah sebagai berikut:

Akun perlengkapan bersaldo Rp 4.500.000,-. Pada akhir periode, informasi sisa


perlengkapan senilai Rp 2.700.000,- atau dengan kata lain perusahaan
menggunakan perlengkapan senilai Rp 4.500.000,- yang dikurangi dengan Rp
2.700.000,- yaitu senilai Rp 1.700.000,- dengan pencatatan di jurnal penyesuaian
seperti berikut

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


Desember Beban Rp
2020 Perlengkapan 1.800.000,-

Rp
Perlengkapan 1.800.000,-

7. Menyelesaikan Jurnal Penyesuaian


Dalam menyelesaikan jurnal penyesuaian, silakan Anda lihat tabel ini
sebagai tambahan referensi
Tujuan Jurnal Penyesuaian
Setelah Anda menyimak tentang pengertian, fungsi dan contoh dari
beberapa akun dalam jurnal penyesuaian yang telah dijelaskan di atas, maka
tujuan dari penyusunan jurnal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Jurnal penyesuaian dibuat dengan tujuan untuk memilah akun-akun yang
masih bercampur sehingga menjadi akun riil dan akun nominal. Pada akhir
periode tertentu, akan ada beberapa akun riil yang menunjukan jumlah
pasti. Hal ini utamanya pada akun riil yang berjenis hutang dan aktiva di
dalam sebuah neraca.
• Jurnal penyesuaian dibuat dengan tujuan agar dapat memberikan
gambaran secara menyeluruh tentang pendapatan yang ada di dalam akun-
akun nominal di akhir periode yang juga dapat diartikan bahwa jurnal
penyesuaian akan memberikan gambaran terkait jumlah beban serta
jumlah pendapatan secara valid.
• Jurnal penyesuaian juga dibuat dengan tujuan untuk menekan setiap potensi
kesalahan yang mungkin terjadi yang dikarenakan oleh beberapa pos
antisipasi.
• Jurnal penyesuaian juga bisa dibuat dengan tujuan untuk mempertahankan
konsistensi yang telah ditetapkan dalam akuntansi sebuah perusahaan
sesuai pedoman yang telah ditentukan.
Akun yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian
Pada umumnya, akan ada beberapa hal atau akun yang perlu dibuatkan
penyesuaian di akhir suatu periode pembukuan perusahaan. Hal-hal ini bisa
meliputi:

1. Persediaan Barang dan Jasa


Jurnal penyesuaian digunakan dalam menghilangkan persediaan barang (awal)
yang ada di neraca saldo serta mencatat persediaan barang (akhir) berdasar
informasi dari Stok Opname dalam periode. Jurnal penyesuaian persediaan
barang dapat disusun menggunakan metode Ikhtisar Rugi-Laba sebagai berikut:

Ikhtisar Rugi- Rp.


Laba XXX

Persediaan Rp.
Barang Awal XXX
Persediaan Rp.
Barang Akhir XXX

Ikhtisar Rp.
Rugi-Laba XXX

2. Persediaan Perlengkapan
Sejumlah perlengkapan yang telah terpakai selama periode dalam kegiatan
perusahaan juga memerlukan jurnal penyesuaian yang dapat disusun dengan cara
sebagai berikut:

Beban Rp.
Perlengkapan XXX

Perlengkapan
(senilai
perlengkapan Rp.
yg terpakai) XXX

3. Penyusutan Aset Tetap


Aktiva tetap berwujud atau aset tetap dalam satu periode juga memerlukan jurnal
penyesuaian yang bisa dibuat menggunakan metode seperti:

Beban
Penyusutan Rp.
… XXX

Akumulasi
Penyusutan Rp.
… XXX
4. Biaya YMH Dibayar
Biaya yang menjadi hak (YMH) namun masih belum dibayarkan tunainya juga
perlu dibuatkan jurnal penyesuaian di akhir periode. Contoh pembuatan akun ini
dapat menggunakan metode sebagai berikut:

Beban Rp.
… XXX

… YMH Rp.
Dibayar XXX

5. Biaya Dibayar di Muka


Biaya yang sudah digunakan bisa dibuatkan jurnal penyesuaian saat
melakukan pembayaran dan dicatatkan sebagai biaya dibayar di muka pada
akhir periode. Penyusunan jurnal untuk akun bisa dibuat sebagai berikut:

Beban Rp.
… XXX

…YMH Dibayar Rp.


di Muka XXX

6. Penaksiran Piutang tak Tertagih

Kerugian piutang yang tak tertagih dapat dibuat jurnal penyesuaian untuk
mengetahui nilai sebenarnya pada akhir periode. Jurnal penyesuaian untuk akun ini
dapat disusun melalui metode seperti:

Kerugian
Piutang tak Rp.
Tertagih XXX
Cadangan
Piutang tak Rp.
Tertagih XXX

7. Penyesuaian Saldo Kas di Bank dengan Laporan


Rekening Koran
Apabila terdapat selisih antara saldo kas di bank yang dicatat oleh perusahaan
dengan saldo di rekening koran bank, maka koreksi di akhir periode dapat
dilakukan menggunakan jurnal penyesuaian. Nah, jurnal penyesuaian untuk akun
seperti ini dapat disusun dengan metode seperti:

Kas di Rp.
Bank XXX

Beban Adm
Bank Rp. XXX

Pendapatan Rp.
Bunga XXX

8. Pendapatan YMH Diterima


Pendapatan yang menjadi hak (YMH) akan tetapi masih belum diterima
tunainya juga perlu dibuatkan jurnal penyesuaian hingga di akhir periode.
Sementara penulisannya dapat menggunakan metode sebagai berikut:

… YMH Rp.
Diterima XXX

Pendapatan Rp.
… XXX
9. Penyesuaian Saldo Kas di Bank dengan Rekening
Koran dari Bank
Jurnal penyesuaian juga dapat digunakan untuk memeriksa kesesuaian antara saldo
rekening yang dicatat perusahaan dan saldo yang dicatat oleh pihak bank.
Sementara contoh dari jurnal penyesuaian ini, misalnya, bisa disusun sebagai
berikut:

Keterangan Debit Kredit

Biaya Adm Bank

Utang Usaha

Piutang Usaha

Piutang Wesel

B.Neraca Lajur

Pengertian Neraca Lajur


Neraca lajur merupakan suatu lembar kertas berlajur atau yang dikenal kolom yang digunakan dalam
kegiatan akuntansi secara manual. Neraca lajur ini berisikan informasi seperti saldo, perkiraan jurnal
penyesuaian, dan lain sebagainya.

Neraca lajur juga dapat didefinisikan menjadi suatu kertas atau daftar transaksi yang digunakan untuk
mencatat, menyesuaikan, menggolongkan semua rekening yang terdapat di neraca saldo yang nantinya
akan digunakan untuk laporan keuangan.

Neraca lajur dapat disebut juga sebagai kertas kerja atau worksheet yang merupakan lembaran kertas
dengan kolom yang memiliki format tertentu sebagai alat untuk mencatat semua data akuntansi yang
dibutuhkan oleh perusahaan.

Manfaat Neraca Lajur


Neraca lajur ini memiliki berbagai manfaat bagi perusahaan sebagai sumber data dan informasi berkaitan
dengan keuangan perusahaan. Adapun manfaat dari neraca lajur adalah :

1. Sebagai alat untuk meringkas data dalam catatan keuangan yang disediakan dalam bentuk
pengelompokan data

2. Data dan informasi yang disediakan dapat mempermudah pembuatan laporan keuangan

3. Membantu pengecekan atau menghindari kesalahan yang terjadi pada pembuatan ayat penyesuaian
4. Dapat dilakukan penyesuaian laporan keuangan sementara tanpa harus melalui proses penyelenggaraan
jurnal penyesuaian secara formal

5. Dengan menggunakan neraca lajur ini dapat menjadi salah satu prosedur yang dijalankan dalam
membuat neraca akhir

Unsur-Unsur Neraca Lajur


Neraca lajur memiliki empat bagian pokok yang pasti ada di dalamnya. Unsur-unsur ini dapat ditemui
dalam buku besar yang telah dicatat. Empat pokok unsur neraca lajur tersebut diantaranya adalah :

1. Kolom nama rekening perkiraan


Kolom ini berisi tentang kode akun perkiraan yang telah disusun di buku besar. Data akun pada kolom ini
nantinya akan dikelompokkan menjadi akun bernilai debit atau akun yang bernilai kredit pada neraca lajur.

2. Kolom neraca saldo


Informasi dan data yang tercantum dalam lajur neraca saldo akan dipindahkan ke jurnal laporan neraca
saldo sehingga sama persis. Neraca lajur dan neraca saldo ini dibuat secara bersamaan dan tidak
dipisahkan.

3. Kolom penyesuaian
Isi kolom ini berkaitan dengan jurnal-jurnal penyesuaian yang dibuat sesuai dengan perkiraan neraca
saldo yang telah ditulis. Jika terdapat perkiraan baru, maka perkiraan baru tersebut akan dituliskan
setelah neraca saldo.

4. Kolom neraca saldo setelah penyesuaian


Setelah dilakukan jurnal penyesuaian, neraca saldo ini harus dihitung dan saldo perkiraan harus sesuai
dengan pencatatan. Dalam hal ini, ketelitian akan sangat dibutuhkan untuk menghasilkan kebenaran data.

5. Kolom neraca
Kolom neraca memiliki fungsi sebagai penyesuaian saldo untuk meneliti kembali apakah sudah benar
atau masih ada yang harus diperbaiki kembali dalam menyusun neraca saldo.

6. Kolom rugi laba


Kolom ini berisi tentang perkiraan jumlah saldo yang dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu laba dan rugi.
Laba berada dalam kolom debit sedangkan rugi berada dalam kolom kredit. Kedua kolom ini harus
memiliki jumlah yang sama.

Proses Penyusunan Neraca Lajur


Dalam penyusunan neraca lajur tentu membutuhkan proses yang harus dilakukan. Beberapa proses
tersebut dikemas dalam bentuk langkah-langkah seperti yang disebutkan dalam poin-poin dibawah ini.

1. Pindahkan saldo rekening yang terdapat di buku besar ke dalam neraca lajur pada formulir yang telah
disediakan

2. Pindahkan ayat jurnal penyesuaian ke dalam kolom penyesuaian secara sistematis

3. Isi kolom neraca saldo setelah dilakukan penyesuaian, lakukan dengan teliti dan secara rinci

4. Sesuaikan kolom laba dan rugi kemudian pindahkan jumlah di dalam kolom neraca saldo

5. Jumlahkan kolom laba dan kolom rugi pada neraca lajur, jika hasilnya sama maka penjumlahan neraca
lajur sudah benar.

Contoh Neraca Lajur pada Perusahaan


Setiap perusahaan memiliki format neraca lajur perusahaan yang berbeda seperti perusahaan di bidang
jasa, dagang dan manufaktur. Berikut ini contoh lengkap neraca lajur pada perusahaan secara lengkap.
Contoh Neraca Lajur Perusahaan Jasa
Neraca lajur perusahaan manufaktur adalah yang paling sederhana. Tidak cukup banyak rekening akun
yang ada disana. Berikut ini contoh neracara lajur perusahaan jasa.

Contoh Neraca Lajur Perusahaan Dagang


Neraca lajur perusahaan dagang memiliki penambahan akun rekening seperti akun rekening persediaan
barang yang tersedia untuk dijual, pembelia dan penjualan, retur penjualan dan pembelian, biaya angkut
pembelian dan penjualan, retur dan diskon serta HPP. Berikut contoh neraca lajur perusahaan dagang.

Contoh Neraca Lajur Perusahaan Manufaktur


Neraca lajur perusahaan manufaktur adalah yang paling banyak akun rekeningnya. Karena mereka
memiliki persediaan barang jadi, barang dalam proses dan bahan baku. Serta biaya-biaya langsung, tidak
langsung dan overhead. Mereka juga memiliki akun rekening Harga Pokok Produksi. Berikut ini contoh
neraca lajur perusahaan manufaktur.
C.Jurnal Penutup

Tujuan dan Fungsi Pembuatan Jurnal


Penutup
Closing entries journal atau jurnal penutup dibuat pada akhir periode
akuntansi setelah penyusunan laporan keuangan perusahaan. Jurnal ini perlu
dibuat karena ada akun yang saldonya harus masih disesuaikan hingga
jumlahnya nol, agar tidak mempengaruhi transaksi periode berikutnya.

Penyusunan jurnal penutup ini disesuaikan dengan bentuk perusahaan, baik


CV, firma, maupun PT. Penyusunan jurnal penutup yang dibuat fleksibel ini
bertujuan untuk mempermudah pihak berkepentingan untuk mempelajarinya.

Tujuan utama dari pembuatan jurnal penutup adalah untuk menutup semua akun
yang berada pada perkiraan sementara, sehingga saldonya menjadi nol. Hal ini
dilakukan agar saldo pada akun modal menunjukkan kondisi yang sesungguhnya
pada saat akhir periode.
Penutupan akun yang berada pada saldo sementara tersebut akan membuat saldo
modal perusahaan mempunyai jumlah sama dengan neraca akhir periode. Saldo
modal tersebut akan digunakan sebagai salah patokan untuk membuka
pembukuan periode berikutnya.
Fungsi dari jurnal penutup berikutnya adalah memisahkan akun pendapatan dan
beban. Hal ini agar kedua akun tersebut tidak bercampur dengan saldo pada
periode pembukuan berikutnya. Setelah pemisahan kedua akun tersebut, maka
perusahaan bisa mulai menyusun periode berikutnya.

Jurnal penutup juga berguna untuk memudahkan proses auditing karena setiap
transaksi antar periode sudah dipisahkan. Pihak auditor perusahaan akan dengan
mudah transaksi yang berada dalam beberapa periode akuntansi sekaligus.

Kegunaan terakhir dari jurnal penutup adalah untuk membantu menyajikan


laporan keuangan secara riil dari perusahaan setelah penutupan pembukuan dalam
satu periode. Laporan keuangan yang disajikan pada akhir periode tersebut hanya
memuat aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan.

Selanjutnya, ada beberapa komponen yang nantinya akan ditutup, yaitu akun
nominal dan pembantu modal. Jenis akun tersebut akan ditutup agar saldonya
menjadi nol, sehingga tidak berpengaruh pada transaksi keuangan perusahaan
pada periode selanjutnya.
2. Cara Membuat Jurnal Penutup
Format laporan penutupan keuangan perusahaan ini susunannya sama dengan
jurnal umum. Entri jurnal yang disusun pada akhir periode ini
digunakan untuk mentransfer saldo ke akun permanen. Saldo yang ditransfer
tersebut berasal dari akun nominal di dalam buku besar. Pembuatan jurnal penutup
dilakukan ketika penyusunan laporan keuangan tahunan perusahaan sudah selesai
dilakukan. Setiap akun nominal akan dipastikan saldonya kembali berjumlah nol
agar perusahaan bisa memulai siklus akuntansi pada periode berikutnya.

Penyusunan jurnal penutup ini sebenarnya didasarkan pada laporan laba rugi
milik perusahaan. Pihak akuntan perusahaan tidak perlu bingung lagi untuk
membuka laporan keuangan lainnya, karena pada laba rugi sudah dipaparkan
angka nominalnya secara rinci.
Format jurnal umum yang dibuat sama seperti general journal juga mempunyai
tujuan utama untuk mempercepat proses pengerjaan. Di samping itu, format
tersebut juga dianggap akan memudahkan pihak auditing untuk memeriksa akun
apa saja yang ada dalam jurnal penutup.

Komponen yang ada di dalam jurnal penutup antara lain adalah akun pendapatan,
beban, ikhtisar laba/rugi, dan prive. Berikut adalah ulasan lengkap terkait semua
komponen akun yang harus disusun di dalam jurnal penutup pada akhir periode.

2.1.1 Akun Pendapatan


Akun pendapatan berisi setiap transaksi terkait penghasilan yang diterima oleh
perusahaan dalam satu periode. Pada umumnya penghasilan perusahaan
dibedakan menjadi dua macam, yaitu akibat adanya kegiatan operasional
perusahaan dan pendapatan lainnya.
Pendapatan yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan contohnya
adalah pemasukan perusahaan saat berhasil melakukan penjualan barang atau
jasa. Jenis pendapatan yang satu ini dipengaruhi oleh faktor produksi
perusahaan.
Jenis pendapatan lainnya di perusahaan berhubungan dengan penghasilan di luar
kegiatan operasional utama, misalnya seperti karena adanya penjualan mesin.
Seluruh penghasilan tersebut akan di posting di dalam buku besar khusus akun
pendapatan
Pada proses pembuatan laporan keuangan, setiap akun penghasilan di dalam buku
besar akan ditutup dan dipindahkan saldonya ke dalam ikhtisar laba rugi pada saat
entry jurnal di akhir. Penutupan akun penghasilan tersebut cukup mudah, yaitu
dengan membalik posisi saldonya.
Pasangan akun penghasilan perusahaan saat entri jurnal penutup adalah ikhtisar
laba/rugi. Akun pendapatan direkam pada posisi debet, sementara ikhtisar laba
rugi menempati kredit. Berikut adalah contoh cara mengentri jurnal penutup
untuk akun pendapatan.
Nama
Akun Debet Kredit

Pendapatan
Jasa Rp.15.000.000

Ikhtisar
Laba/Rugi Rp.15.000.000

Akun penghasilan mempunyai saldo normal berada di sebelah debet, sehingga


pada saat entri jurnal penutup saldonya akan dipindahkan menjadi pasangan.
Setelah jurnal penutup selesai dibuat, maka saldo di dalam akun pendapatan
akan berjumlah nol.
Perlu diketahui juga bahwa pada perusahaan dagang, terdapat sedikit perbedaan
dengan bidang jasa terkait akun pendapatannya. Pada perusahaan jasa biasanya
pemasukan perusahaan akan dicatat ke dalam pendapatan usaha, semetara pada
usaha dagang akan diposting pada akun penjualan

2.2.2 Akun Beban


Beban merupakan bentuk pengeluaran perusahaan selama satu periode untuk
menjalankan kegiatan operasional agar bisa mendapatkan keuntungan. Sama
halnya seperti penghasilan, beban dibedakan menjadi dua jenis, yaitu beban
usaha dan beban lainnya.
Akun beban usaha mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan operasional
perusahaan. Contoh dari beban usaha ini antara lain adalah, penyusutan
peralatan, pembayaran gaji karyawan, dan biaya listrik perusahaan.

Jenis pengeluaran yang berikutnya yaitu beban lain-lain dalam hal ini tidak lain
adalah pengeluaran yang tidak berkaitan secara langsung dengan kegiatan
operasional perusahaan. Bentuk pengeluaran lain-lain yang dibebankan pada
perusahaan ini salah satunya adalah beban bunga dari pinjaman bank.

Cara penutupan beban ini dilakukan dengan memindahkan akun yang berkaitan
ke dalam jurnal. Akun beban ini diletakkan pada sisi kredit pada jurnal penutup,
sebab saldo aslinya berada di debet, sehingga harus dibalik.

Pasangan dari akun beban saat dicatat ke dalam jurnal penutup adalah ikhtisar
laba/rugi. Fungsi dari akun ikhtisar laba/rugi adalah untuk mengetahui jumlah
total beban perusahaan untuk menghitung profit perusahaan. Berikut adalah
contoh untuk mengentri jurnal penutup akun beban.
Pada perusahaan dagang jenis pengeluaran dibedakan menjadi beban
operasional dan administrasi umum. Beban operasional merupakan
pengeluaran langsung milik perusahaan yang berkaitan dengan proses
penyelenggaraan dan penjualan barang dagang.
Beban administrasi umum adalah bentuk pengeluaran perusahaan untuk aktivitas
perkantoran manajerial yang bertindak untuk membuat perencanaan dan konsep
penjualan. Kedua beban ini diselenggarakan di 2 tempat berbeda, yaitu area kantor
dan pusat pergudangan.

Nama Akun Debet Kredit

Ikhtisar
Laba/Rugi Rp.7.500.000

Beban
Perlengkapan Rp.1.000.000

Beban
Penyusutan Rp.
Mesin 2.400.000

Rp.
Beban Gaji 3.600.000

Beban
Bunga Rp. 500.000

2.3.3 Ikhtisar Laba/Rugi


Komponen berikutnya yang harus dicantumkan di dalam jurnal penutup adalah
akun ikhtisar laba rugi. Cara yang digunakan untuk menutup ikhtisar laba rugi
mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan akun beban dan
pendapatan/.
Akun ikhtisar laba rugi ditutup setelah penyusunan laporan keuangan dengan cara
memindahkan saldonya ke dalam rekening modal. Ada dua jenis cara yang bisa
dilakukan untuk membuat jurnal penutup akun ikhtisar laba/rugi. Ini tergantung
kondisi perusahaan, apakah kemungkinannya menjadi profit atau resiko.

Apabila perusahaan mengalami laba, dimana pendapatan lebih besar


dibandingkan dengan beban, maka akun ikhtisar laba rugi akan dicatat
pada posisi debet. Berikut adalah contoh penutupan akun ikhtisar laba rugi saat
perusahaan mengalami profit.

Nama
Akun Debet Kredit

Ikhtisar Rp.
laba/rugi 17.000.000

Modal Rp.17.000.000

Ada pula kemungkinan lain yang juga bisa terjadi berkaitan dengan keuangan
perusahaan, yakni timbulnya kerugian. Ketika perusahaan mengalami kerugian
tersebut, maka saat menyusun jurnal penutupan akun ikhtisar laba/rugi akan
diposting pada sisi kredit, dengan contoh sebagai berikut.

Nama
Akun Debet Kredit

Rp.
Modal 10.000.000

Ikhtisar
Laba
Rugi Rp.10.000.000

Setiap kondisi akun ikhtisar laba/rugi di dalam jurnal penutup harus


diposting karena mempunyai pengaruh terhadap modal untuk periode
akuntansi yang berikutnya. Modal yang dimiliki perusahaan akan bertambah
atau berkurang sesuai dengan posisinya di jurnal penutup.
2.4.4 Akun Prive
Akun terakhir yang harus ditutup saat menyusun jurnal akhir periode ini adalah
akun prive. Pengertian dari prive merupakan pengeluaran pribadi oleh pemilik
perusahaan yang biasanya mempunyai jumlah minim. Prive tersebut harus
diposting ke dalam buku besar untuk selanjutnya diadakan penutupan dalam
jurnal akhir periode. Pengeluaran perusahaan
berbentuk prive ini akan mempengaruhi posisi modal, meskipun hanya dalam
jumlah kecil.
Prive ini nantinya akan dicatat pada sebelah kredit jurnal penutup, sementara
bagian debet akan diisi dengan modal. Penarikan modal milik pribadi tersebut
akan mempengaruhi nominal dalam saldo modal perusahaan untuk periode
akuntansi berikutnya.
Hal yang harus diperhatikan sebelum membuat jurnal penutup adalah,
sebaiknya pemilik tidak mengambil modal tersebut secara berlebihan.
Pengambilan modal yang dilakukan terlalu sering dan berlebihan harus
dihindari agar kestabilan keuangan tetap bisa dipertahankan.
Pada proses penyusunan jurnal penutup, posisi akun prive berada di sebelah
kredit, sementara pada bagian debitnya akan diisi oleh modal. Berikut adalah
contoh untuk membuat jurnal penutup yang berkaitan dengan laporan
penutupan akun prive.

Nama
Akun Debet Kredit

Rp.
Modal 1.000.000,-

Prive Rp.1.000.000

3. Contoh Kasus Jurnal Penutup


Mempelajari cara untuk menyusun jurnal penutup tidak lengkap rasanya jika
tanpa disertai dengan contoh kasus. Pembuatan jurnal penutup bisa didasarkan
pada neraca dan laporan rugi pada tahun bersangkutan untuk mengetahui poin
apa saja yang ada di dalam laporan keuangan.
Bentuk dari laporan laba rugi dan neraca tersebut dapat didesain dengan model
yang sesederhana mungkin agar memudahkan proses pembalikan.

Dalam hal ini, laporan keuangan perusahaan dagang terbilang lebih


kompleks karena ada akun penjualan yang sebagai pendapatan. Di samping
itu, ada pula akun-akun lain yang terkait dengan penjualan, sehingga
diperlukan kejelian saat menyusunnya.
Akun beban pada perusahaan dagang juga dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
pengeluaran yang dilakukan untuk proses produksi dan penyelenggaraan
pengelolaan kantor. Kedua jenis beban tersebut harus
dimasukkan ke dalam jurnal penutup. Berikut adalah contoh kasus untuk
menyusun jurnal penutup yang ada di suatu perusahaan.

PT Makmur Sentosa
Neraca
Per 31 Desember 2020
Nama Jumlah Nama Jumlah
Rekening (Rp) Rekening (Rp)

Hutang
Kas 28.500.000 usaha 20.650.000

Utang
Piutang 15.750.000 bunga 80.000

Persediaan Utang
Barang 2.100.000 bank 34.800.000

Perlengkapan 500.000

Modal
Gedung 75.000.000 usaha, 71.120.000

Ak Peny.
Gedung 4.000.000

Peralatan 10.000.000

Ak.
Penyusutan
Peralatan 1.200.000

Jumlah 126.650.000 126.650.000


Setiap akun yang ada dalam laporan laba rugi harus dipindahkan semuanya ke
dalam jurnal penutup. Pemindahan akun tersebut dilakukan dengan proses
pembalikan agar saldonya menjadi nol dan tidak perlu lagi dicantumkan
untuk neraca awal periode berikutnya.

Profit milik perusahaan yang didapatkan dari laporan laba rugi akan dimasukkan
ke dalam laba bersih yang ditahan atau tambahan modal. Hal tersebut ditandai
dengan penutupan akun ikhtisar laba rugi dan bertambahnya nominal modal pada
neraca.

PENUTUP

1.4.KESIMPULAN
Demikianlah penjelasan tentang pengertian, cara membuat dan contoh jurnal
penyesuaian,neraca lajur,dan jurnal penutup. Pada intinya,
jurnal penyesuaian ini disusun demi mengetahui jumlah saldo yang sebenarnya,
oleh karenanya pembuatan jurnal ini membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian.
Dengan mengetahui apa yang menjadi tujuan dan fungsi dari pembuatan jurnal
penyesuaian ini, Anda pun dapat melakukan pencatatan akuntansi yang lebih baik.

1.5.DAFTAR PUSTAKA
1.Gramedia.com,”Jurnal penyesuaian dan cara membuat jurnal
penyesuaian”,
https://www.gramedia.com/literasi/contoh-
jurnal-penyesuaian/amp/ ,diakses pada 1 october 2021.

Anda mungkin juga menyukai