Rahma Iryanti
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan
7,00 7,14
6,56 6,18
6,18 % 4,0-5,0 % 4,0-5,0 % 6,14 6,25 5,94
6,00 5,0-5,3
5,00 5,2-5,5
Tk. Kemiskinan
4,00
11,13% 5,0 % 7-8 % 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
4
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Dalam lima tahun terakhir penurunan penduduk miskin
hanya setengah dari periode sebelumnya...
Penduduk miskin
turun sebesar 4,08 Penduduk miskin
36 juta jiwa turun sebesar 2,43
32
35
juta jiwa
34 31
33 35,1
30 31,02
32
31 29
31,02
30 28,59
28
29
28 27
2005 2010 2010 2015
Sumber : BPS
Periode 2005-2010, penduduk miskin berhasil diturunkan dengan rata-rata penurunan per tahun
sebesar 816 ribu jiwa per tahun. Dalam periode ini, investasi pada sektor industri diperkirakan dapat
menurunkan kemiskinan di wilayah perkotaan minimum 0,04%. Demikian juga, investasi pada sektor
pertanian diperkirakan dapat menurunkan kemiskinan di wilayah perdesaan minimum 0,09%
Periode 2010-2015, penduduk miskin berhasil diturunkan dengan rata-rata penurunan per tahun
sebesar 486 ribu jiwa per tahun.
3
Perkembangan Tingkat Kemiskinan Nasional
Tahun 1970-2015
70
60
60
Persentase Penduduk Miskin (%)
laju penurunan
50
kemiskinan signifikan
40 Tingkat kemiskinan
33,3
menurun, namun lajunya
40,1 26,9
30
23,43
melambat
28,6 17,4 17,47 18,41 17,42 16,58 14,15
20 15,97
13,7 12,49
24,2 19,14 11,47 11.13
21,6 18,2 16,66 17,75 15,42
10 15,1 13,33 11,66 10,96
11,3
0
2007
1970
1976
1978
1980
1981
1984
1987
1990
1993
1996
1996
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Tahun
Sumber : BPS
Pada periode 2004-2015,
Pada tahun 1996 dilakukan perubahan Setiap 1% pertumbuhan
metodologi penghitungan kemiskinan ekonomi dapat menurunkan
dengan metode baru yang meliputi 0,27% dari tingkat
perluasan cakupan komoditi dan kemiskinan sebelumnya 4
keterbandingan antar daerah
KONDISI KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN
DESA KOTA 2014
Papua
Papua Barat
Maluku Utara
Maluku
Provinsi Papua Sulawesi Barat
perdesaan memiliki Gorontalo
tingkat kemiskinan Sulawesi Tenggara
paling tinggi namun
Sulawesi Selatan
memiliki tingkat
Sulawesi Tengah
pengangguran yang
Sulawesi Utara
rendah
Kalimantan Utara
Kalimantan Timur
KEMISKINAN PENGANGGURAN
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Banten
Jawa Timur
D.I. Yogyakarta
Jawa Tengah
Provinsi Banten memiliki tingkat Jawa Barat
pengangguran yang tinggi baik di kota dan DKI Jakarta
desa namun memiliki tingkat kemiskinan Kepulauan Riau
yang rendah Bangka Belitung
Lampung
Bengkulu
Sumatera Selatan
Jambi
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
-45 -40 -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 0 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00
5
2014 2014 2014 2014
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
LAJU PERTUMBUHAN
PENGELUARAN RIIL PERKAPITA, 2008-2012
10 10
Perkotaan Perdesaan
8 8
6 5,61 6
3,54
4 4
Pembangunan perdesaan!
PERDESAAN>< PERKOTAAN
konektivitas antara
desa-kota dan • penyediaan layanan ekonomi dan sosial
persebaran pusat dengan desa-desa di sekitarnya;
pertumbuhan
2015 - 2019
Jaminan Sosial
2010 - 2014 Transformasi Bantuan Sosial
Program
Klaster 1
Perlindungan Perlindungan
Sosial Sosial
Klaster 2
Pemberdayaan Sarana dan
STRATEGI Masyarakat Peningkatan Prasarana
Stage Dasarhere
3 text goes
PENANGGULANG Peningkatan
Klaster 3 Pelayanan Dasar
AN KEMISKINAN Pelayanan Publik
KUMKM
Klaster 4 Pengembangan Pengembangan Mata
Program Pro- Penghidupan
Rakyat Berkelanjutan untuk
Pencaharian
masyarakat miskin dan Infrastruktur
rentan Pendukung Ekonomi
Stage 5 text goes here
ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
DAN PENURUNAN KESENJANGAN
Penyelenggaraan Perluasan dan
Penghidupan Berkelanjutan
Perlindungan Sosial yang Peningkatan Pelayanan
melalui Peningkatan
Komprehensif Dasar
kegiatan ekonomi penduduk
Penataan asistensi sosial, Ketersediaan infrastruktur Sektor unggulan dan potensi lokal
melalui perluasan cakupan dan dan sarana pelayanan dasar perlu dikembangkan
perbaikan desain program, a.l:
• Kartu Indonesia Sehat (KIS),
• Kartu Indonesia Pintar (KIP);
• Kartu Keluarga Sejahtera
Cakupan Sistem Jaminan Sosial Penyuluhan penduduk miskin Akses permodalan dan layanan
Nasional bagi penduduk rentan akan hak dasar dan pelayanan keuangan melalui penguatan sistem
dan pekerja informal diperluas dasar layanan keuangan mikro diperluas
Murid dari
Miskin dan Keluarga Miskin dan Miskin dan
SASARAN RT Miskin dan hampir
hampir miskin Sangat Miskin hampir miskin hampir miskin
miskin
• 11.563.606 siswa
SD/MI/sederajat 2,4 juta keluarga 86,4 tahun 2014,
15,5 juta RT
JUMLAH (sd 2013) 88,4 tahun 2015
(2015 dan • 5.715.584 siswa 15,5 juta RT
PENERIMA SLTP sederajad 3,5 juta keluarga (sd dan 96,4 Juta
2016) (2015)
4.401.047 siswa SMA 2015-2016) orang (2016);
sederajad
Maksimum
JUMLAH 15 kg Rp2.800.000/tahun Rp 200.000/bln
Tidak terbatas
BANTUAN beras/bulan Rata-rata untuk 4 bulan
Rp1.800.000/tahun
12
Pencapaian Target Kemiskinan melalui
Dampak Kebijakan antar Program
-1,4%
-0,2%
Raskin
-2,5%
-0,2%
Kupon Makanan
-2,1%
-4,8%
Bantuan Langsung Tunai Bersasaran
Dengan skema raskin saat ini (raskin subsidi) dampak pada penurunan terhadap
tingkat kemiskinan diperkirakan sebesar 0,2% per tahunnya.
Catatan: Bantuan langsung tunai bersasaran menurut penelitian lebih efektif menurunkan
kemiskinan karena memberikan kebebasan kepada penerima manfaat dalam mengatur
konsumsinya, sedangkan kupon makanan lebih efektif menurunkan prevalensi kekurangan gizi
karena hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.
(2). EFEKTIVITAS PERLUASAN LAYANAN DASAR BAGI
MASYARAKAT MISKIN DAN RENTAN
Tujuan
ISU UTAMA
3
1 Peningkatan
akses dan kualitas
Partisipasi aktif
Peningkatan masyarakat miskin dan
tata kelola rentan
PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM:
Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan
• Pendekatan dalam melaksanakan program: Prinsip Pengelolaan Program:
1. Target sasaran kepada rumah tangga
1. Pemahaman mengenai kompleksitas
miskin.
permasalahan kemiskinan dan cara-cara
2. Pendekatan lima aset RTM (manusia,
yang efektif untuk mengatasinya.
ekonomi, fisik, sosial, dan alam).
2. Pengenalan sumber daya atau kekuatan 3. Pendampingan (CO/CD) yang intensif
yang dapat dikerahkan dan disinergikan 4. Financial Institutions yang berbasis
dalam mengatasi kemiskinan secara lebih masyarakat/komunitas.
kompehensif dan berkelanjutan. 5. Kelengkapan usaha/kerja dan
alternatifnya terutama saat terjadinya
shock.
6. Perubahan perilaku RTM
(saving/investasi).
7. Usaha berbasis potensi lokal
8. Livelihood support system (seluruh
kegiatan saling melengkapi)
9. Penguatan kelompok (memperkuat
kapasitas individu/rumah tangga)
10. Pelibatan masyarakat dalam berorganisasi
dan pengambilan keputusan.
PERENCANAAN TERINTEGRASI:
PERKUATAN BASIS PEREKONOMIAN PERDESAAN
Perkuatan Basis
Perekonomian
Penyediaan Perdesaan
Kemen KUKM, sarana/ Lembaga
Kemen PDTT -----------------------K Lembaga
prasarana keuangan
pendudkung egiatan Ekonomi berbasis Keuangan Mikro
kegiatan Produktif komunitas (Non-Bank),
ekonomi Kemen KUKM
80 68,6
57,7 realisasi bantuan sosial
60
40 mengalami peningkatan
20 rata-rata 7,4 persen/ tahun.
0
- Dari Rp 88,8 triliun,
APBNP program yang khusus untuk
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 penanggulangan kemiskinan
sekitar Rp 72,73 Triliyun
ALOKASI 2014
NO NAMA PROGRAM (TRILIUN Rp)
Beras untuk Masyarakat Miskin
1 (Raskin) 18.8
Dari total anggaran Bansos, 2 Bantuan Siswa Miskin (BSM) 11.4
hanya sebesar Rp 72,73 4 Program Keluarga Harapan (PKH) 5.1
Triliyun yang dipergunakan
5 Bantuan Kesehatan PBI 19.93
untuk program
Program pemberdayaan (PNPM
penanggulangan kemiskinan.
6 Mandiri) 14.7
Sisanya sebesar Rp 16,1
7 Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2.8
Triliyun tersebar di K/L dan
TOTAL 72.73
belum jelas peruntukkannya.
PETA JUMLAH RUMAH TANGGA TANPA JAMBAN SECARA
NASIONAL, PROVINSI, KABUPATEN, DAN KECAMATAN
Peta jumlah rumah tangga tanpa Sebaran
kabupaten dalam
jamban, dengan sebaran menurut suatu provinsi,
kabupaten secara nasional. indikator jumlah
rumah tangga
tanpa jamban,
contoh
Kabupaten
Brebes, Provinsi
Jawa Tengah.
Sebaran
kecamatan dalam
suatu kabupaten,
indikator jumlah
rumah tangga
tanpa jamban,
contoh Kecamatan
Larangan,
Kabupaten Brebes,
Provinsi Jawa
Tengah.
Slide - 19
PENUTUP:
MENDORONG EFEKTIVITAS SUMBER DAYA
• Program bantuan sosial semakin meningkat
• Pengalihan Subsidi Program kepada Individu
Alokasi APBN • Pemenuhan amanat UU. 6/2014 tentang Dana,
menggunakan rancangan program yang
cukup besar memberikan dampak luas kepada kehidupan
masyarakat
• Efektifitas Dana DAK (Tranfer ke Daerah)
Swasta/masyarakat
• Swasta/masyarakat yang dapat
yang memiliki Resources
membantu Pemerintah untuk
untuk membantu
mengimplementasikan program-program
mengurangi kemiskinan