Oleh:
Kadek Dwika Yundarani
1122003012
Pendahuluan
Cylinder blocks atau yang juga dikenal dengan engine blocks adalah struktur
utama dari mesin yang menjadi tempat untuk silinder mesin, bagian untuk pendingin,
pembuangan, menyalurkan gas dalam mesin, dan sebagai host bagi crankcase dan
cam shafts. Engine block adalah ‘rumah’ utama bagi ratusan komponen dari mesin
modern. Bagian mesin ini juga adalah yang terbesar yaitu sekitar 20% sampai 25%
dari total berat mesin. Kombusi internal pertama yang berhasil dilakukan dan bisa
digunakan pada automobile dibuat oleh Siegfrid Marcus sekitar tahun 1864. Saat itu
menggunakan silinder tunggal, mesin two strokes berbahan bakar bensin.
Dewasa ini, mesin telah sampai pada era perkembangan yang maksimum dan
masih akan terus berkembang. Perkembangan ini telah mengakibatkan peningkatan
power, daya tahan, dan efisiensi mesin. Material yang kini digunakan untuk membuat
engine block memberikan kekuatan yang lebih tinggi dan massa lebih ringan yang
sangat penting untuk power dari mesin itu sendiri. Selama bertahun-tahun engine
block dibuat dengan cast iron alloy, hal ini didasarkan pada kekuatan, factor
ekonomis (murah), dan juga ketahanan pakainya. Tetapi, seiring dengan
perkembangan mesin yang semakin kompleks dan rumit, engineers menemukan
material baru yang bisa mengurangi berat mesin dan sekaligus meningkatkan
kekuatan dan ketahanan pakainya. Campuran logam yang banyak digunakan adalah
campuran logam aluminum (aluminum alloy).
1
Gambar 1 Finished Engine Block
Karena fungsinya sebagai rumah dari berbagai komponen mesin lain, engine
block harus memenuhi beberapa persyaratan agar mesin secara keseluruhan dapat
bekerja dengan baik. Persyaratan terebut meliputi ketahanan pemakaian (tahan aus),
peprawatan, dan tahan terhadap tekanan yang dialami ketika terjadinya pembakaran.
Engine block juga harus memiliki ketahanan terhadap temperature tinggi dan getaran
saat mesin bekerja. Hal inilah yang mempengaruhi jenis material yang dipilih untuk
membuat engine block.
2
castability yang baik untuk mengurangi waktu dan biaya. Material yang digunakan
juga harus mampu menahan getaran yang tinggi yang diakibatkan dari gerakan
komponen internal seperti crank shaft dan piston, maka dari itu material harus dapat
menyerap energi getaran tanpa mengalami fracture.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, material yang banyak digunakan adalah cast
iron dan aluminum alloy. Cast iron dipilih karena memiliki mechanical properties
yang baik, murah, dan ketersediaannya cukup banyak. Aluminum alloys memiliki
sebagian besar sifat-sifat cast iron dengan berat yang lebih rendah. Selain itu,
aluminum alloy juga memberikan surface finish yang baik dan juga machinability
yang lebih tinggi daripada cast iron. Seiring dengan perkembangan teknologi,
material baru pun ditemukan yaitu graphite cast iron yang lebih ringan dan kuat
dibandingkan dengan grey cast iron.
Aluminum Alloys
Aluminum alloy sangat popular digunakan karena massanya yang ringan, hal
ini membuat massa mesin juga berkurang secara signifikan. Tetapi, kelemahan
utamanya adalah harganya yang lebih mahal dibandingkan grey cast iron. Aluminum
alloys memiliki machinability yang lebih baik daripada gray cast iron. Terdapat dua
3
jenis aluminum alloys yang biasa digunakan dalam produksi engine blocks, yaitu 319
dan A356.
Aluminum alloy 319 mengandung 85,8 – 91,5 % aluminum, 5,5 – 6,5 %
silicon, 3 – 4 % copper, 0,35% nikel, 0.25% titanium, 0,5% mangan, 1% iron, 0,2%
magnesium, dan 1% zinc. Campuran logam ini baik untuk proses casting, tahan
korosi, dan memiliki konduktivitas termal yang baik. Di bawah proses heat treatment
T5, diperoleh kekuatan dan kekakuan yang tinggi untuk engine block.
Alumunium alloy A356 mengandung 91.1 - 93.3 % aluminum, 6.5 - 7.5 %
silicon, 0.25 - 0.45 % magnesium, 0.2% copper, 0.2% of titanium, 0.2% iron, and
0.1% zinc. Meskipun memiliki sifat mekanis yang sama dengan 319, jika A356
berada dalam heat treatment T6 akan diperoleh kekuatan yang lebih tinggi daripada
319. Tetapi modulus elastisitasnya (72.4 GPa) lebih rendah dibandingkan dengan 319
(74 GPa).
4
Gambar 2 Cores Gambar 3 Wooden Pattern
5
Gambar 5 Engine Block Hasil Sand Casting Gambar 6 Engine Block Setelah Proses Finishing
6
Setiap cacat pada engine block akan menurunkan kekuatannya. Seiring
dengan kerjanya pada temperature tinggi, cacat kecil dapat menjadi sumber kegagalan
mesin.
Jika pasir yang digunakan saat casti memiliki permeabilitas yang tinggi,
kekuatan dan surface finish dari hasil cetakan dapat menurun.
Jika pasir yang digunakan memiliki stabilitas yang rendah, cetakan dapat
mengalami retak.
Jika pasir yang digunakan memiliki kompresi yang rendah, casting tidak akan
mampu menyusut dan berakhir dengan cracking.
Jika riser memadat sebelum bagian casting lainnya, kekuatan engine block
akan menjadi lebih rendah
Jika molten alloy tidak memenuhi standar, mesin akan mengalami kegagalan
saat kondisi mesin sedang bekerja cepat
Jika ukuran cylinder bores, crank, dan came bearings tidak sesuai standar,
gesekan mesin saat dijlankan dapat meningkat atau bahkan menurun (kinerja
mesin tidak sesuai yang diharapkan)
REFERENSI
http://newengineeringpractice.blogspot.com/
http://wikipedia.com/
http://youtube.com/