Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, dalam agama Islam terdapat tiga buah aliran
pokok, yaitu Fiqh, Kalam dan Tasawuf. Ilmu yang membahas tentang
Islam adalah fiqh, tentang Iman adalah kalam dan tentang Ihsan adalah
tasawuf. Setiap ilmu tersebut saling berkaitan dan berhubungan antara
satu dengan yang lainnya. Sehingga ketiga hal tersebut menjadi dasar
ilmu dalam agama Islam.
Pada kesempatan ini, penulis hanya membahas mengenai Ilmu
Kalam dan Ilmu Tasawuf. Hal tersebut dikarenakan masih banyak
terdapat orang-orang yang belum memahami tentang hal tersebut.
Sehingga sulit untuk memahami bagaimana hubungan Ilmu Kalam dan Ilmu
Tasawuf tersebut. Padahal Ilmu Kalam dan Ilmu Tasawuf itu sama-sama
membahas tentang Tuhan.
Oleh karena itu, penulis menjadikan hal tersebut sebagai latar
belakang dalam penulisan makalah ini. Sehingga makalah ini berjudul
“Hubungan Ilmu Kalan dan Ilmu Tasawuf”. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dalam memahami Ilmu Kalam dan Ilmu Tasawuf serta
hubungan antarkeduanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Ilmu Kalam dan Tasawuf?
2. Apa titik persamaan dan perbedaan Ilmu Kalam dan Tasawuf?
3. Bagaimana hubungan Ilmu Kalam dan Tasawuf?
C. Tujuan
1. Memahami apa itu Ilmu Kalam dan Tasawuf.
2. Mengetahui titik persamaan dan perbedaan Ilmu Kalam dan Tasawuf.
3. Mampu menggambarkaan hubungan Ilmu Kalam dan Tasawuf.
BAB II
PEMBAHASAN
HUBUNGAN ILMU KALAM DENGAN ILMU TASAWUF
A. Pengertian Ilmu Kalam dan Tasawuf
Dalam mendefinisikan ilmu kalam ini para ulama beragam
pendapat mereka:
1. Menurut Mustafa Raziq:”ilmu ini (ilmu kalam) yang berkaitan dengan
akidah imani, ini sesungguhnya dibangun diatas argument-argumen
rasional, atau ilmu yang berkaitan dengan akidah islam ini bertolak
atas bantuan nalar.
2. Menurut Al-Farabi mendefinisikan ilmu kalam yaitu disiplin ilmu yang
membahas dzat dan sifat Allah beserta eksistensi yang mungkin, mulai
yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang
berlandaskan doktrin islam.
3. Menurut Ibnu Khaldun mendefinisikan sebagai berikut:”ilmu kalam
adalah disiplin ilmu yang mengandung berbagai argumentasi tentang
akidah imani yang diperkuat dali-dalil rasional.1[1]
Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain:
ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh akbar, dan teologi islam. Secara
objektif, ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid, tetapi argumentasi ilmu
kalam lebih dikonsentrasikan pada penguasaan logika.2[2]
Sedangkan pengertian Ilmu Tasawuf dapat dilihat secara lugawi
dan istilah.
1. Secara lugawi
Secara etimologi, pengertian tasawuf terdiri atas beberapa
macam pengertian sebagai beriut:
a. Tasawuf, berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan “ahlu suffah”
yang berarti sekelompok orang pada masa Rasulullah yang hidupnya
diisi dengan banyak berdiam di serambi-serambi masjid, dan mereka
mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah.
b. Ada yang mengatakan tasawuf itu berasal dari kata “shafa”. Kata
“shafa” ini berbentuk fi’il mabni majhul sehingga menjadi isim mulhaq
dengan huruf ya’ nisbah, yang berarti nama bagi orang-orang yang
“bersih” atau “suci”.
c. Ada yang mengatakan istilah tasauf berasal dari kata “ahaf” makna
“shaf” ini dinisbahkan kepada oaring-orang yang ketika shalat selalu
berada di saf yang paling depan.
2. Secara istilah
Pengertian tasawuf secara istilah telah banyak diformulasikan
pula ahli yang satu dan yang lainnya berbeda, sesuai dengan seleranya
masing-masing, yaitu sebagai berikut:
a. Menurut Al-jurairi. Ketika ditanya tentang tasawuf, Al-jurairi
menjawab, yaitu: “masuk ke dalam segala budi (akhlak) yang mulia dan
keluar dari budi pekerti yang rendah.”
b. Menurut Ali Al-Qassab. “Tasawuf adalah akhlak mulia yang timbul pada
waktu mulia dari seorang mulia di tengah-tangah kaumnya yang mulia
pula.”
c. Menurut Syamnun. Ia menyatakan, “tasawuf adalah hendaklah engkau
memiliki sesuatu dan tidak dimilki sesuatu.”
d. Menurut Ma’ruf Al-Kurkhi. Ia mengungkapkan, tasauf adalah mengambil
hakikat dan tidak berharap terhadap apa yang ada di tangan makhluk.”
e. Menurut Al-Junaidi. Ia mendefinisikan, “tasawuf adalah membersihkan
hati dari apa saja yang mengganggu perasaan makhluk, berjuang
menaggalkan pengaruh budi yang asal kita, memandamkan sifat-sifat
kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan hawa nafsu,
mendekati sifat-sifat suci kerohanian, bergantung pada ilmu-ilmu
hakikat, memakai barang yang penting dan terlebih kekal, menaburkan
semua nasehat kepada semua orang, memegang teguh janji dengan Allah
dalam hal hakikat, dan mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syariat.
B. Titik Persamaan dan Perbedaan Ilmu Kalam dan Tasawuf
1. Titik Persamaan
Ilmu kalam dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek
kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan-Nya. Sementara itu, objek kajian tasawuf adalah Tuhan, yakni
upaya-upaya pendekatan terhadap-Nya. Jadi, dilihat dari aspek
objeknya, kedua ilmu tersebut membahas masalah yang berkaitan dengan
ketuhanan.3[3]
Baik ilmu kalan maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama,
yaitu kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari
kebenaran tentang Tuhan dan yang berkaitan dengan-Nya. Dan tasawuf
juga dengan metodenya yang tipikal berusaha menghampiri kebenaran
yang berkaitan dengan perjalanan spiritual menuju Tuhan.4[4]
2. Titik Perbedaan
Perbedaan di antara kedua ilmu tersebut adalah terletak pada
aspek metodologinya. Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika
di samping argumentasi-argumentasi naqliah berfungsi untuk
mempertahankan keyakinan ajaran agama. Sebagian ilmuwan bahkan
mengatakan bahwa ilmu ini berisi keyakinan-keyakinan kebenaran,
praktek dan pelaksanaan ajaram agama, serta pengalaman keagamaan yang
dijelaskan dengan pendekatan rasional.5[5]
Sedangakan ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa
daripada rasio. Sebagai sebuah ilmu yang prosesnya diperoleh dari
rasa, ilmu tasawuf bersifat subjektif, yakni sangat berkaitan dengan
pengalaman seseorang. Itulah sebabnya, bahasa tasawuf sering tampak
aneh bila dilihat dari aspek rasio. Hal ini karena pengalaman rasa
sangat sulit dibahasakan. Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ilmu
tasawuf adalah intuisi, atau ilham, atau inspirasi yang datang dari
Tuhan. Kebenaran yang dihasilkan ilmu tasawuf dikenal dengan istilah
kebenaran hudhuri.6[6]
C. Hubungan Ilmu Kalam dan Ilmu Tasawuf
Ilmu kalam, sebagaimana telah disebutkan terdahulu, merupakan
disiplin ilmu keislaman yang mengedepankan pembicaraan tentang
persoalan-persoalan kalam Tuhan. Persoalan-persoalan kalam ini
biasanya mengarah pada pembincangan yang mendalam dengan dasar-dasar
argumentasi, baik aqliyah maupun naqliyah.
Pada ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan definisinya,
kekufuran dan manifestasinya, serta kemunafikan dan batasannya.
Sementara pada ilmu tasawuf ditemukan pembahasan jalam atau metode
praktis untuk merasakan keyakinan dan ketentraman, sebagaimana
dijelaskan juga di situ tentang menyelamatkan diri dari kemunafikan.
Semua itu tidak cukup hanya diketahui batasan-batasannya oleh
seseorang. Sebab, terkadang seseorang sudah tahu batasan-batasan
kemunafikan, tetapi tetap saja melaksanakannya.7[7] Allah barfirman:
(#þqä9qè% `Å3»s9ur (#qãZÏB÷sè? öN©9 @è% ( $¨YtB#uä Ü>#{•ôãF{$# ÏMs9$s% *
©!$# (#qãè‹ ÏÜè? bÎ)ur ( öNä3Î/qè=è% ’ Îû ß`»yJƒ M}$# È@äzô‰tƒ $£Js9ur $oYôJn=ó™r&
Ö‘ qàÿxî ©!$# ¨bÎ) 4 $º«ø‹ x© öNä3Î=»yJôãr& ô`ÏiB Nä3÷GÎ=tƒ Ÿw ¼ã&s!qß™u‘ ur
ÇÊÍÈ îLìÏm§‘
Artinya:
“Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami Telah beriman".
Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami Telah tunduk',
Karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat
kepada Allah dan Rasul-Nya, dia tidak akan mengurangi sedikitpun
pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (Al-Hujurat, Ayat 14)
Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf berfungsi
sebagai:
1. Pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam. Penghayatan yang
mendalam lewat hati (dzauq dan widjan) terhadap ilmu tauhid atau ilmu
kalam menjadikan ilmu ini lebih terhayati atau teraplikasikan dalam
prilaku. Dengan demikian ilmu tasawuf merupakan penyempurna ilmu
tauhid jika dilihat bahwa ilmu tasawuf merupakan sisi terapan
rohaniyah dari ilmu tauhid.
2. Ilmu kalam pun berfungsi sebagai pengendali ilmu tasawuf. Oleh karena
itu, jika timbul suatu aliran yang bertentangan dengan akidah, atau
lahir suatu kepercayaan baru yang bertentangan dengan Al-Quran dan
As-Sunnah, hal itu merupakan penyimpangan atau penyelewengan.
3. Ilmu tasawuf mempunyai fungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah
dalam perdebatan-perdebatan ilmu kalam. Sebagaimana disebutkan bahwa
ilmu kalam dalam dunia islam cendrung menjadi sebuah ilmu yang
mengandung muatan rasional di samping muatan naqliyah. Jika tidak
diimbangi oleh kesadaran rohaniah, ilmu kalam dapat bergerak kearah
yang lebih liberal dan bebas. Disinilah ilmu tasawuf berfungsi
memberi muatan rohaniah sehingga ilmu kalam tidak dikesani sebagai
dialektika keislaman belaka, yang kering dari kesadaran pengahayatan
atau sentuhan secara qabliyah (hati).8[8]
Bagaimanapun amalan-amalan tasawuf mempunyai pengaruh yang besar
dalam ketauhidan. Jika rasa sabar tidak ada, misalnya, muncullah
kekufuran. Jika rasa syukur sedikit, lahirlah suatu bentuk kegelapan
sebagai reaksi. Kalau saja manusia tahu kedudukan penghambaan diri,
niscaya tidak akan ada rasa sombong dan membanggakan diri. Kalau saja
manusia sadar bahwa dia betul-betul hamba Allah, niscaya tidak akan
ada perebutan kekuasaan. Kalau saja manusia sadar bahwa Allah-lah
pencipta segala sesuatu, niscaya tidak akan ada sifat ujub dan riya’.
Untuk melihat lebih lanjut hubungan antara ilmu tasawuf dan ilmu
tauhid, alangkah baiknya merujuk paparan Al-Ghazali. Al-Ghazali
menjelaskan dengan baik persoalan tauhid kepada Allah, terutama
ketika menjelaskan nama-nama Allah, materi pokok ilmu tauhid. Nama
Allah Ar-Rahman dan Ar-Rahim, menurutnya, pada aplikasi rohaninya
merupakan sebuah sifat yang harus doteladani. Jika sifat Ar-Rahman
diaplikasikan, seseorang akan memandang orang yang durhaka dengan
kelembutan bukan dengan kekasaran. Melihat orang dengan mata Ar-
Rahim, bukan dengan mata yang menghina, bahkan ia mencurahkan ke-
rahim-annya kepada orang yang durhaka agar dapat diselamatkan. Jika
melihat orang lain yang menderita atau sakit, orang yang rahim akan
segera menolongnya. Dengan ilmu tasawuf, semua persoalan yang berada
dalam kajian ilmu tauhid terasa lebih bermakna, tidak kaku, tetapi
akan lebih dinamis dan aplikatif.9[9]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan ilmu
kalam dengan tasawuf adalah untuk membahas masalah-masalah agama,
ilmu menggunakan dalil-dalil fikiran yang dimasukan kedalam hati
nurani untuk membentuk ibadah manusia. Adapun tasawuf adalah membahas
masalah ibadah lebih banyak menggunakan perasaan dan pelatihan
kejiwaan karna dengan cara ini dapat memperbanyak amal ibadah. Unsur
utama tasauf adalah penyucian diri dan tujuan akhirnya adalah
kebahagian dan keselamatan abadi.
Ilmu kalam pun berfungsi sebagai penghendali ilmu tasauf. Ilmu
tasauf juga berfungsi sebagai pemberi wawasan spiritual dalam
pemahaman kalam.
B. Saran
Kami dari pemakalah, memohon maaf pabila terdapat kesalahan
dalam penyampaian dan dalam penulisan makalah kami ini, kami dari
pemakalah berharap agar para pembaca untuk memberikan kritik dan
sarannya yang sifatnya untuk membangun ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai