c. Parenteral nutrition ( PN )
1. Pengertian
Pada saat terjadi gangguan intestinal secara partial ataupun total dan dukungan
nutrisis melalui oral maupun enteral tube feeding (ETF)tidak dapat dilaksanakan, PN
dapat menjadi alternatif akhir bagi pemenuhan nutrisi pasien (Stratton &
smith).Parenteral nutrition merupakan metode pemberian nutrisi secara intra vena dan
dapat dipilih bila status perubahan metabolik atau bila abnormalitas mekanik atau
fungsi dari saluran GI tidak dapat menerima pemberian makanan secara interal (
Doenges, 2003 ).
Pada umumnya PN hanya digunakan selama beberapa hari atau minggu.
Namun pada kondisi tertentu, penggunaan PN dalam jangka waktu lama juga dapat
dilakukan.
PN adalah bentuk dukungan nutrisi yang khusus yaitu pemberian nutrient
melalui rute intravena.
Tujuannya tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan energy basal dan
pemeliharaan kerja organ, tetapi jg menambah nutrisi untuk kondisi tertentu, seperti
keadaan stress ( sakit berat , troma ), untuk perkembangan dan pertumbuhan. Terapi
nutrisi parenteral di bagi menjadi 2 kategori :
a. Terapi nutrisi parenteral parsial ( supportive atau suplemen ) di berikan bila :
1) dalam waktu 5 sampai 7 hari, pasien diharapkan mampu menerima
nutrisi enteral kembali.
2) masih ada nutrisi enteral yang dapat diterima pasien. PN parsial ini
diberikan dengan indikasi relative
b. terapi nutrisi parenteral total , diberikan jika batasan jumlah kalori ataupun
batasan waktu tidak terpenuhi. PN total ini diberikan atas indikasi absolut.
2. Indikasi
Secara umum PN di indikasikan pada pasien yang mengalami kesulitan
mencukupi kebutuhan nutrisi untuk waktu tertentu.Tanpa bantuan nutrisi, tubuh
memenuhi kebutuhan energy basal rata – rata 25 kkal /kg BB / hari. Jika cadangan
habis, kebutuhan glukosa selanjutnya dipenuhi melalui proses gluconeogenesis, antara
lain dengan lipolysis dan proteolysis 125-150 g/hari. Puasa lebih dari 24 jam
menghabiskan glukosa darah (20 g), cadangan glikogen di hati (70 g) dan otot (400
g). sedangkan cadangan energy lainnya, lemak (12.000 g) dan protein (6.000 g) habis
dalam waktu kira-kira 60 hari.
Keadaan yang memerlukan PN adalah sebagai berikut:
1. pasien tidak dapat makan ( obstruksi saluran pencernaan seperti stiktur atau
keganasan esophagus, atau gangguan absorbsi makanan)
2. pasien tidak boleh makan ( seperti fistula intestinal dan pangkreatitis)
3. pasien tidak mau makan (akibat pemberian kemoterapi)
Metode pemberian
Berbagai metode dan rute digunakan untuk memberikan larutan NPT pada praktuk
klinis :perifer,sentral,dan atrial.Metode ini tergantung pada kondisi pasien dan
lamanya antisipasi terapi.
1. Perifer
Larutan NPT digunakan sebagai masukan suplemen per oral bila larutan yang
digunakan kurang hipertonik dibanding larutan yang digunakan untuk
NPT.Konsentrasi dekstrosa diatas 10% tidak boleh diberikan melalui vena perifer
karena dapat mengiritasi intma vena kecil(dinding paling dalam ).lamanya terapi NPP
kurang dari 2 minggu.
2. Sentral
Karena larutan NPT mempunyai lima atau enam kali konsentrasi darah dan melebihi
tekanan osmotic kira-kira 2000 mOsm/1 .maka larutan ini berbahaya untuk intima
perifer. Kerenanya untuk mencegah flebitis dan komplikasi vena lainnya larutan ini
diberikan ke dalam system sirkulasi melalui kateter yang di masukan ke dalam
pembuluh darah besar beraliran tinggi ( sering vena subklavia). Larutan pekat
kemudia diencerkan dengan sangat cepat sampai ke tingkat isotonic oleh darah
didalam pembuluh ini.
3. Atrial
Dua alat yang digunakan untuk terapi IV jangka panjang di rumah adalah :
a. Kateter atrial kanan eksternal ini dipasang melalui pembedahan. Kateter ini
dijahit di bawah kulit pada vena subklavia
b. Lubang subkutan ujung kateter dilekatkan pada serambi kecil yang ditempatkan
di kantung subkutan baik di dinding dada anterior atau pada lengan.
Rawat
inap
Edukasi
Rawat
Konseling
jalan
4. Kebutuhan gizi dan faktor yang mempengaruhinya
5. Diet nutrisi pada stres metabolik
b. Metabolisme karbohidrat
Produksi glukosa hepatik meningkat dan menyebar ke jaringan perifer meskipun protein
dan lemak digunakan untuk energi. Level insulin dan penggunaan glukosa faktanya meningkat,
tetapi timbul hiperglikemia yang tidak terselesaikan dengan penggunaan insulin eksogen. Hal
ini terjadi karena peningkatan rasio glukagon dan insulin.
c. Metabolisme lemak
Untuk mendukung hipermetabolisme dan meningkatkan glukoneogenesis, lemak diambil
dari simpanan adiposa untuk menyediakan energi (lipolisis) sebagai hasil dari peningkatan
level katekolamin sejalan dengan penurunan produksi insulin. Jika pasien hipermetabolik tidak
diberi makan selama periode ini, penyimpanan lemak dan protein secara cepat berkurang.
Keadaan malnutrisi ini meningkatkan risiko infeksi dan berkontribusi untuk terjadinya sindrom
disfungsi multipel organ (MODS), sepsis dan kematian.
6. Pemeriksaan nutrisi
7. Pemeriksaan penunjang kelainan gizi
8. Monitoring terapi nutrisi