Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hiv
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hiv
IMMUNODEFICIENCY VIRUS-ACQUIRED
IMMUNODEFICIENCY SYNDROM)
MAKALAH
Oleh
Kelompok 11
UNIVERSITAS JEMBER
2017
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIV-AIDS (HUMAN
IMMUNODEFICIENCY VIRUS-ACQUIRED
IMMUNODEFICIENCY SYNDROM)
MAKALAH
Oleh
UNIVERSITAS JEMBER
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah ini disusun dengan pemikiran sendiri, bukan hasil jiplakan atau
reproduksi ulang makalah yang telah ada.
Penyusun,
Ketua Kelompok
Devi Saputri
NIM 152310101016
Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah Dosen Pembimbing
Ns. Jon Hafan S., M.Kep., Sp.Kep.MB. Ns. Baskoro Setioputro, S.Kep., M.Kep.
NIP. 198401022015041002 NIP. 198305052008121004
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Klien dengan HIV AIDS”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ns. Jon Hafan Sutawardana, M.Kep., Sp.Kep.MB. selaku dosen penanggung
jawab mata kuliah Keperawatan Medikal
2. Ns. Baskoro Setioputro, S.Kep., M.Kep. selaku dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Medikal
3. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Penulis
Halaman
HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
1.3 Tujuan ....................................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum ..............................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ...................................................................................................
2.2 Morfologi ...............................................................................................
2.3 Epidemiologi ..........................................................................................
2.4 Etiologi ...................................................................................................
2.5 Klasifikasi ..............................................................................................
2.6 Patofisiologi ...........................................................................................
2.7 Pathway..................................................................................................
2.8 Manifestasi Klinis .................................................................................
2.9 Komplikasi .............................................................................................
2.10Pemeriksaan Penunjang .......................................................................
2.11Penatalaksanaan ..................................................................................
BAB 3. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HIV AIDS
3.1 Pengkajian .............................................................................................
3.2 Diagnosa ................................................................................................
3.3 Intervensi ..............................................................................................
3.4 Implementasi .........................................................................................
3.5 Evaluasi Keperawatan ..........................................................................
BAB 4. APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN HIV AIDS
4.1 Pengkajian .............................................................................................
4.2 Diagnosa ................................................................................................
4.3 Intervensi ..............................................................................................
4.4 Implementasi ........................................................................................
4.5 Evaluasi .................................................................................................
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan..............................................................................................
5.2 Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................
LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN
Penularan HIV dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayinya juga cenderung
meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah perempuan HIV positif yang
tertular baik dari pasangan maupun akibat perilaku yang berisiko. Meskipun
angka prevalensi dan penularan HIV dari ibu ke bayi masih terbatas, jumlah
ibu hamil yang terinfeksi HIV cenderung meningkat. Prevalensi HIV pada ibu
hamil diproyeksikan meningkat dari 0,38% (2012) menjadi 0,49% (2016), dan
jumlah ibu hamil HIV positif yang memerlukan layanan Pencegahan
Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) juga akan meningkat dari 13.189
orang pada tahun 2012 menjadi 16.191 orang pada tahun 2016. Demikian pula
jumlah anak berusia di bawah 15 tahun yang tertular HIV dari ibunya pada
saat dilahirkan ataupun saat menyusui akan meningkat dari 4.361 (2012)
menjadi 5.565 (2016), yang berarti terjadi peningkatan angka kematian anak
akibat AIDS.
Penyebab penyakit AIDS adalah virus HIV dan saat ini telah diketahui
dua tipe yaitu tipe HIV-1 dan HIV-2. Infeksi yang terjadi sebagian besar
disebabkan oleh HIV-1, sedangkan HIV-2 benyak terdapat di Afrika Barat.
Gambaran klinis dari HIV-1 dan HIV-2 relatif sama, hanya infeksi oleh HIV-1
jauh lebih mudah ditularkan dan masa inkubasi sejak mulai infeksi sampai
timbulnya penyakit lebih pendek (Martono, 2006). HIV yang dahulu disebut
virus Limpotrofik sel T manusia atau virus limfadenopati (LAV), adalah suatu
retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah asam
ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk
ke dalam sel penjamu. HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan
HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS di seluruh dunia (Sylvia & Wilson,
2005).
Insiden HIV/AIDS lebih sering pada jenis kelamin laki-laki dari pada
perempuan. Sering terjadi pada kelompok usia produktif (20-49 tahun),
dimana penularan lebih banyak melalui hubungan seksual yang berganti-ganti
pasangan dengan rendahnya pemakain kondom dan pemakaian jarum suntik
dikalangan pemakai narkoba(Martono, 2006).
a. Stadium klinis I
1. Sejak virus masuk sampai terbentuk anti body (berlangsung 15 hari –3
bulan).
2. Keluhan yang sering muncul seperti sakit flu biasa dan bila diberi obat
akan berkurang atau sembuh, kadang terdapat limfadenopati
generalisata.
3. Hasil tes negatif, namun orang yang sudah terinfeksi ini sudah dapat
menularkan pada orang lain
4. CD4-nya 500 –1000.
b. Stadium klinis II
1. Waktunya antara 3 bulan s/d 5-10 tahun.
2. Hasil tes positif.
3. Tidak ada keluhan.
4. CD4-nya 500 –750.
c. Stadium klinis III (pra AIDS)
1. Sudah tampak gejala tetapi masih umum seperti penyakit lainnya.
2. Keluhan yang sering muncul : sariawan, kandidiasis mulut persisten,
selera makan hilang, demam berkepanjangan >1 bulan, diare kronis >
1 bulan, kehilangan BB > 10%, timbul bercak-bercak merah di bawah
kulit, TB paru, anemia yang tidak diketahui sebabnya,
trombositopenia, limfisitopenia,
pneumobakterial.
3. CD4-nya 100 –500
d. Stadium klinis IV
1. Penderita tampak sangat lemah.
2. Daya tahan tubuh menurun.
3. Munculnya beberapa penyakit yang sangat fatal seperti pneumonia
bacterial berulang, herpes simpleks kronis, toksoplasmosis otak, cito
megalo virus, mikobakteriosis, tuberkolosis luar paru, ensefalopati
HIV, timbul tumor atau kanker (limfoma dan sarkoma kaposi).
2.6 Patofisiologi HIV/ AIDS
1. Infeksi Akut
Terjadi infeksi imun yang aktif terhadap masuknya HIV ke dalam
darah. HIV masih negatif. Gejala lainnya seperti demam, mual, muntah,
berkeringat malam, batuk, nyeri saat menelan dan faringitis.
2. Infeksi kronik
Terjadi bertahun-tahun dan tidak ada gejala (asimtomatik), terjadi
refleksi lambat pada sel-sel tertentu dan laten pada sel-sel lainnya.
3. Pembengkakan kelenjar limfe
Gejala menunjukkan hiperaktivitas sel limfosit B dalam kelenjar limfe
dapat persisten selama bertahun-tahun dan pasien tetap merasa sehat. Pada
masa ini terjadi progresi terhadap dari adanya hiperplasia folikel dalam
kelenjar limfe sampai dengan timbulnya involusi dengan tubuh untuk
menghancurkan sel dendritik pada otak juga sering terjadi, pembesaran
kelenjar limfa sampai dua tahun atau lebih dari nodus limfa pada daerah
inguinal selama tiga bulan atau lebih. HIV banyak berkonsentrasi pada
liquor serebrospinal
4. Penyakit lain akan timbul antara lain :
a. Penyakit kontitusional
Gejala dengan keluhan yang disebakan oleh hal-hal yang tidak
langsung berhubungan dengan HIV seperti diare, demam lebih dari 1
bulan, berkeringat malam, terasa lelah yang berlebih, berat badan yang
menurun sampai dengan 10% yang mengindikasikan AIDS (slim
disease)
b. Gejala langsung akibat HIV/Kompleks Demensia AIDS (AIDS
demensia complex)
Muncul penyakit-penyakit yang menyerang sistem syaraf antara
lain mielopati, neuropati perifer, penyakit susunan syaraf otak,
kehilangan memori secara fluktoatik, bingung, kesulitan konsentrasi,
apatis dan terbatasnya kecepatan motorik. Demensia penuh dengan
adanya gangguan kognitif, verbalisasi, kemampuan motorik, penyakit
kontitusional.
c. Infeksi akibat penyakit yang di sebabkan parasit :
Pneumonia carinii protozoa (PCP), cryptosporidictis (etero colitis),
toxoplasmosis (CNS dissemminated desease), dan isoporiasis
(coccodiosis), bakteri (infeksi mikrobakteri, bakteriemi, salmonella,
tubercullosis), virus sitomegelovirus : hati, retinaparu-paru, kolon;
herpes simplek) dan fungus (candidiasis pada oral, esofagus,
intestinum)
d. Kanker sekunder
Muncul penyakit seperti sarcoma kaposi.
e. Penyakit lain
Infeksi sekunder atau neoplasma lain yang berakibat pada kematian
dimana sistem imunitas tubuh sudah pada batas minimal atau mugkin
habis sehingga HIV menguasai tubuh
2.7 PATHWAY Menyerang T Limfosit,
sel saraf, makrofag,
monosit, limfosit B
Virus HIV Merusak seluler Immunocompromise
HIV- positif ?
Invasi kuman patogen Flora normal patogen
Lesi mulut Kompleks Ensepalopati akut Diare Hepatitis Disfungsi Penyakit Infek Gatal, sepsis, Gangguan
demensia biliari anorektal si nyeri penglihatan
dan
pendengara
n
Cairan berkurang
Nutrisi inadekuat
Gangguan sensori
Cairan berkurang
Nutrisi inadekuat
jalan napas
hipertermi
nyeri
nyeri
2.8 Manifestasi Klinis
Menurut Sylvia & Wilson (2005) AIDS memiliki beragam manifestasi klinis
meliputi:
a. Keganasan
Sarkoma Kaposi (SK) adalah jenis keganasan yang tersering di jumpai
pada laki-laki homoseks atau biseks yang terinfeksi oleh HIV (20%),
tetapi jarang pada orang dewasa lain (kurang dari 2%) dan sangat
jarang pada anak. Tanda lesi berupa bercak-bercak merah kekuningan
di kulit,tetapi warna juga mungkin bervariasi dari ungu tua, merah
muda, sampai merah coklat. Gejala demam, penurunan berat badan,
dan keringat malam
b. Sistem Syaraf Pusat (SSP)
Gejala tanda awal limfoma sistem syaraf pusat (SSP) primer mencakup
nyeri kepala, berkurangnya ingatan jangka pendek,kelumpuhan syaraf
kranialis, hemiparesis, dan perubahan kepribadian
c. Respiratorius
Pneumonia pneumocystis carini, gejala: demam, batuk kering non
produktif, rasa lemah, dan sesak nafas.
d. Gastro Intestinal
Manifestasi gastrointestinal penyakit AIDS mencakup hilangnya selera
makan, mual, vomitus, kandidiasis oral serta esophagus dan diare
kronis
e. Neurologik
Manifestasi dini nerologik penyakit AIDS ensefalopati HIV mencakup
gangguan daya ingat, sakit kepala, kesulitan berkonsentrasi, konfusi
progresif, pelambatan psikomotorik, apatis dan ataksia.
f. Integumen
Manifestasi kulit menyertai infeksi HIV dan infeksi oportunis serta
malignasi. Infeksi oportunistik seperti herpes zoster dan herpes
simpleks akan disertai dengan pembentukan vesikel yang nyeri dan
merusak integritas kulit. Dermatitis seboreika akan disertai ruam yang
difus, bersisik dengan indurasi yang mengenai kulit kepala serta wajah.
Penderita AIDS juga dapat memperlihatkan folikulitis menyeluruh
yang disertai dengan kulit yang kering dan mengelupas atau dengan
dermatitis atopik seperti exzema atau psoriasis.
2.9 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderit HIV/AIDS adalah:
a. Pneumonia pneumocystis (PCP)
Pneumocystis pneumonia (PCP) merupakan penyakit oportunistik pada
infeksi HIV (human immunodefi ciency virus) yang disebabkan oleh
Pneumocystis jiroveci. Infeksi Pneumocystis pneumonia terjadi bila
kadar CD4 penderita kurang dari 200 sel/mm3.
b. Tuberculosis (TBC)
Bila sistem kekebalan seorang ODHA harus melawan infeksi lain,
serangannya terhadap HIV berkurang. Tetapi penyakit akibat TB dapat
muncul dengan jumlah CD4 yang tinggi termasuk pada orang dengan
HIV.
c. Esofagitis
Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus), yaitu jalur
makanan dari mulut ke lambung. Pada individu yang terinfeksi HIV,
penyakit ini terjadi karena infeksi jamur (jamurkandidiasis) atau virus
(herpes simpleks-1 atau virus sitomegalo).
d. Diare
Diare kronis yang tidak dapat dijelaskan pada infeksi HIV dapat terjadi
karena berbagai penyebab; antara lain infeksi bakteri dan parasit yang
umum (seperti Salmonella, Shigella, Listeria, Kampilobakter, dan
Escherichia coli), serta infeksi oportunistik yang tidak umum dan virus
(seperti kriptosporidiosis, mikrosporidiosis, Mycobacterium avium
complex, dan virus sitomegalo (CMV) yang merupakan penyebab
kolitis).
Pada beberapa kasus, diare terjadi sebagai efek samping dari obat-obatan
yang digunakan untuk menangani HIV, atau efek samping dari infeksi
utama (primer) dari HIV itu sendiri.
e. Toksoplasmositis
Toksoplasmositis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel-
satu, yang disebut Toxoplasma gondii. Parasit ini biasanya menginfeksi
otak dan menyebabkan radang otak akut (toksoplasma ensefalitis),
namun ia juga dapat menginfeksi dan menyebabkan penyakit pada mata
dan paru-paru. Meningitis kriptokokal adalah infeksi meninges
(membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang) oleh jamur
Cryptococcus neoformans.
f. Leukoensefalopati multifocal prigesif
Leukoensefalopati multifocal prigesif adalah penyakit demielinasi, yaitu
penyakit yang menghancurkan selubung syaraf (mielin) yang menutupi
serabut sel syaraf (akson). sehingga merusak penghantaran impuls syaraf.
Ia disebabkan oleh virus JC. yang 70Vo populasinya terdapat di tubuh
manusia dalam kondisi laten. dan menyebabkan penyakit hanya ketika
sistem kekebalan sangat lemah. Sebagaimana yang teriadi pada pasien
AIDS.
g. Sarcoma Kaposi
Sarcoma Sarkoma Kaposi adalah tumor yang paling umum menyerang
pasien yang terinfeksi HIV. Kemunculan tumor ini pada sejumlah
pemuda homoseksual tahun l98l adalah salah satu pertanda pertama
wabah AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari subfamily
gammaherpesvirinae, yaitu virus herpes manusia-8 yang.iuga.disebut
virus herpes Sarkoma Kaposi (KSHV). Penyakit ini sering muncnl di
kulit dalam bentuk bintik keungu-unguan. tetapi dapat menverang organ
lain. terutama mulut. saluran pencemaan. dan paru-paru.
h. Kanker getah bening
Kanker getah bening adalah kanker yang menverang sel darah putih dan
terkumpul dalam kelenjar getah bening. misalnya seperti limfbda Burkitt
(Burkitt'.s lymphomct) atau sejenisnya (Burkitt'.s-like lymphoma).
difussi large B-cell Ivmphoma (DLBCL), dan limfoma sistem syaraf
pusat primer, lebih sering muncul pada pasien yang terinfeksi HIV.
Kanker ini seringkali merupakan perkiraan kondisi (prognosis) yang
buruk. Pada beberapa kasus. limfoma adalah tanda utama AIDS.
i. Kanker leher rahim (pada wanita yang terkena HIV).
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita.
Hampir seluruh kanker Rahim sdisebabkan oleh infeksi Hman Papillona
Virus( HPV).
2. 11 Penatalaksanaan HIV/AIDS
3.1 PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama klien, umur (semua umur bisa terserang penyakit HIV AIDS karena
bersifat menular, tetapi dalam kasusnya lebih banyak pada usia produktif
20-45 tahun), jenis kelamin (kasus lebih banyak pada laki-laki), alamat,
suku, agama, pekerjaan, No. Registrasi, MRS.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu, flu, pusing,
dan diare
2) Riwayat Penyakit Sekarang
3) Riwayat Penyakit Terdahulu
4) Riwayat Kesehatan Keluarga (perlu pengkajian lebih lanjut)
c. Pengkajian Keperawatan
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas
biasanya, progresi kelelaha/malaise. Perubahan pola tidur.
Tanda : kelelahan otot, menurunya masa otot. Respon fisiologis
terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi
jantung, pernafasan.
2) Sirkulasi
Gejala : proses penyembuhan luka yang lambat; perdarahan lama
pada cedera.
Tanda : takikardia, perubahan TD postural, menurunnya volume nadi
perifer, pucat atau sianosis; parpanjangan pengisian kapiler.
3) Integritas ego
Gejala : faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan
(keluarga, pekerjan, gaya hidup,dll), mengkuatirkan
penampilan (menurunya berat badan), mengingkari
diagnosa, merasa tidak berdaya,putus asa, tidak berguna,
rasa bersalah, dan depresi.
Tanda : mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri.perilaku
marah, menangis, kontak mata yang kurang.
4) Eliminasi
Gejala : diare yang terus menerus, sering atau tanpa disertai kram
abdominal. Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
Tanda : feses encer atau tanpa disertai mucus atau darah. Diare pekat
yang sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal,
perianal. Perubahan dalam jumlah, warna, sdan karakteristik
urine.
5) Makanan/cairan
Gejala : tidak nafsu makan, perubahan dalam mengenali makanan,
mual/muntah. Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan.
penurunan berat badan yang progresif.
Tanda : Penurunan berat badan, dapat menunjukkan adanya bising
usus hiperaktif, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut,
adanya selaput puih dan perubahan warna, edema.
6) Hygiene
Gejala : tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : memperlihatkan penampilan yang tidak rapih. Kekurangan
dalam banyak atau semua perawatan diri, aktivitas
perawatan diri.
7) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, perubahan status mental, kehilangan ketajaman/
kemampuan diri untuk mengawasi masalah, tidak mampu
mrngingat/ konsentrasi menurun, kelemahan otot, tremor,
dan perubahan ketajaman penglihatan, kebas, kasemutan
pada ekstremitas (kaki menunjukkan perubahan paling
awal).
Tanda : perubahan status mental dengan rentang antara kacau mental
sampai demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kasadaran
menurun, apatis, retardasi psikomotor/respon lambat. Ide
paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang
tidak realistis. Timbul reflek tidak normal, menurunnya
kekuatan otot, dan gaya berjalan ataksia, tremor pada
motorik kasar/halus, menurunnya motorik fokalis. Hemoragi
retina dan eksudat.
8) Seksualitas
Gejala : riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan
hubungan seksual deang pasangan yang positif HIV,
pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak
terlindung, dan seks anal, menurunnya libido, penggunaan
kondom yang tidak konsisten.
Tanda : kehamilan atau resiko terhadap hamil. Genetalia (kutil,
herpes)
9) Interaksi social
Gejala : kehilangan kerabat/orang terdekat, teman, pendukung.rasa
takut untuk mengungkapkannya pada orang lain, takut akan
penolakan/kehilangan pendapatan, isolasi, kesepian, teman
dekat ataupun pasangan yang meninggal karena AIDS.
Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak
mampu membuat rencana.
Tanda : perubahan pada interaksi keluarga/ orang terdekat, aktivitas
yang tak terorganisasi.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum :
a) Kesadaran : dapat terjadi penurunan kesadaran hingga koma
b) Nadi : penurunan/ peningkatan nadi
c) Pernafasan : penurunan/ peningkatan RR
d) Suhu : demam menetap > 4 minggu
e) BB : pada stadium awal-akhir akan mengalami
penurunan berat badan secara progressive
2) Pemeriksaan fisik head to toe :
1) Kepala :
sebhorroic dermatitis, gejala pneumocystis cranii, nyeri kepala
menetap
2) Kulit :
infeksi kulit umum, herpes simplex, Papular pruritic eruption
(PPE) pada lengan, tungkai dan bokong, turgor kulit tidak elastis,
sarkoma kaposi
3) Mata :
Retinitis, gejala floaters, penglihatan kabur, atau kehilangan
penglihatan.
4) Hidung : -
5) Telinga : -
6) Mulut
Lesi pada mulut Kapossi sarkoma
Candida oral plaque putih yang melapisi rongga mulut
dan lidah candidiasis
Candidiasis esofagus
Hairy leukoplakia : lesi/plaque atau seperti proyeksi rambut
bergelombang pada bagian lateral lidah yang tidak nyeri &
tidak dapat hilang dengan menggosokny
Ginggivitis
Angular chelitis
7) Leher
Lymphadenopathy persistent
8) Dada / Pernafasan
Sesak nafas (dispneu, takipneu)
Batuk produktif dan batuk non produktif dengan SaO2 < 80%
(PCP)
Retraksi interkostalis
Infeksi saluran pernafasan atas yang berulang
Batuk menetap > 4 minggu
Gejala tuberculosis paru
9) Abdomen/ Gastrointestinal
Anoreksia, muntah, diare kronis, inkontinen alvi,
hepatosplenomegali
10) Sistem Reproduksi
Adanya lesi atau keluaran dari genital (herpes simpleks)
11) Ekstremitas atas/ bawah
Wasting syndrome, Papular pruritic eruption (PPE) simetris
12) Neurologis
Ataxia, kurang kordinasi (ADC), kehilangan sensori, apasia,
kehilangan konsentrasi, kehilangan memori (ADC= AIDS
Dementia Complex), apatis, depresi, paralysis.
e. Terapi
3.2 DIAGNOSA
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan : kelemahan,kelelahan, efek
samping pengobatan, demam, malnutrisi, gangguan pertukaran gas
(sekunder terhadap paru-paru)
b. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi,
kelelahan, infeksi respirasi, sekresi trakeobronkhial, keganasan paru,
pneumothoraks.
c. Diare yang berhubungan dengan kuman patogen usus dan atau infeksi HIV
d. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan faktor penurunan
respon imun
e. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan faktor : Tidak
adekuatnya pemasukan nutrisi sebagai faktor sekunder AIDS pada sistem
pembuangan (GI), nyeri lesi dimulut.
f. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan infeksi HIV,
ekskoriasi dan diare.
g. Isolasi sosial yang berhubungan dengan stigma penyakit, penarikan diri
dari sistem pendukung, prosedur isolasi dan ketakutan bila dirinya
menulari orang lain
3.3 INTERVENSI
3. Diare yang berhubungan dengan kuman Setelah di lakukan tindakan - Memanajemen Diare
patogen usus dan atau infeksi HIV keperawatan selama..24 jam klien tidak Memonitor elektrolit
menunjukan gejala diare. Memanajemen
Kriteria Hasil: elektrolit/cairan
- Diare tidak terjadi Memonitor cairan
- BAB tidak lebih dari 3 kali - Memanejemen Pengobatan
- Stool berbentuk padat Memanajemen Nutrisi
Intervensi : Melakukan perawatan
- Manajemen Diare
Monitor elektrolit Ostomi
Manajemen elektrolit/cairan - Melakukan pengecekan kulit
Monitor cairan
- Manejemen Pengobatan
Manajemen Nutrisi
Perawatan Ostomi
Pengecekan kulit
4. Risiko tinggi terhadap infeksi Setelah di lakukan tindakan Memantau JDL dan CD4
berhubungan dengan faktor :Penurunan keperawatan selama..24 jam klien tidak Memantau temperatur setiap
respon imun menunjukan infeksi. 4 jam
Kriteria Hasil: Memberikan obat antibiotik
temperature dan SDP kembalikebatas dan evaluasi ke efektifannya .
normal, keringat malam berkurang dan jamin pemasukan cairan
tidak ada batuk, meningkatnya paling sedikit 2-3 liter sehari.
masukan makanan , tercapai Merujuk keahli diet untuk
penyembuhan luka atau lesi pada membantu memilih dan
waktunya. merencanakan makanan
Intervensi : untuk kebutuhan nutrisi.
Pantau JDL dan CD4 Memakai sarung tangan bila
Pantau temperatur setiap 4 jam kontak dengan darah atau
Status umum (apendiks F) setiap 8 cairan tubuh adalah mungkin
jam terjadi.
Berikan obat antibiotik dan evaluasi Mencuci tangan sebelum dan
ke efektifannya . jamin pemasukan sesudah kontak dengan
cairan paling sedikit 2-3 liter sehari. pasien , termasuk sebelum
Rujuk keahli diet untuk membantu dan sesudah memakai sarung
memilih dan merencanakan tangan.
makanan untuk kebutuhan nutrisi. Memasang label katagori
Ikuti prinsip-prinsip kewaspadaan spesifik isolasi pada pintu
umum terhadap darah dan cairan kamar pasien. Jika ada TB
tubuh. Gunakan pencegahan dasar paru, pakai masker dan
yang sesuai untuk mencegah nasehatkan semua anggota
kontaminasi terhadap kulit dan keluarga pasien untuk
mukosa membran, bila kontak skrining TB, jelaskan TB
dengan darah atau cairan tubuh: adalah menular.
Pakai sarung tangan bila kontak Memakai skort dan
dengan darah atau cairan tubuh kacamata untuk
adalah mungkin terjadi. menghindarkan bila ada
Cuci tangan sebelum dan sesudah percikan cairan tubuh yang
kontak dengan pasien , termasuk mungkin terjadi.
sebelum dan sesudah memakai Menghindarkan penggunaan
sarung tangan. jarum yang telah dipakai.
Pasang label katagori spesifik Tempatkan semua benda
isolasi pada pintu kamar pasien. Jika tajam kedalam kontainer
ada TB paru, pakai masker dan pembuangan.
nasehatkan semua anggota keluarga Membersihkan tumpahan
pasien untuk skrining TB, jelaskan darah dengan 1:10 cairan
TB adalah menular. pemutih (natrium
Masker tidak diperlukan untuk PCP hipoklorida)
sebab kemungkinan infeksi Memelihara kenyamanan
disebabkan oleh jamur yang ada suhu kamar. Jaga kebersihan
pada tubuhnya sendiri. dan keringnya kulit.
Pakai skort dan kacamata untuk
menghindarkan bila ada percikan
cairan tubuh yang mungkin terjadi.
Hindarkan penggunaan jarum yang
telah dipakai. Tempatkan semua
benda tajam kedalam kontainer
pembuangan.
Bersihkan tumpahan darah dengan
1:10 cairan pemutih (natrium
hipoklorida)
Tidak untuk dianjurkan untuk
sembarang orang untuk memberikan
perawatan pada pasien yang
mempunyai luka atau lesi berek
sudat dan dermatitis yang luas atau
lesi sembuh.
Pelihara kenyamanan suhu kamar.
Jaga kebersihan dan keringnya kulit.
3.5 EVALUASI
Berikut tiga hal yang dapat mempengaruhi evaluasi hasil evaluasi, antaralain:
4.1 Pengkajian
a. Data Biografi
1) Identitas Klien
Nama : Tn. I/An. I
Umur : 27 Tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Katholik
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Marital : Belum menikah
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Tanggal MRS : 20 September 2017 Jam 08.10
Tanggal Pengkajian : 20 September 2017 Jam 09.50
No. Medrec : 06010150
Diagnosa Medik : Diare Akut pada ODHA
Alamat : Jln. Jember Raya No. 29
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katholik
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan Klien : Anak
Alamat : Jl. Jember Raya No. 29
Genogram
Tn. Ny.
An
.I
Ket: : : laki-laki
: perempuan
: klien
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan saat masuk RS :
Dua minggu sebelum berobat ke RS Sentosa klien mengeluh
pilek, diare dan berat badan dirasakan menurun, tanggal 6
September 2017 klien berobat ke RS Sentosa dan dilakukan
pemeriksaan laboratorium anti HIV. Klien diduga AIDS tapi untuk
memastikan diagnosa terebut dianjurkan dilakukan pemeriksaan
konfirmasi anti HIV Western Blot ke RSUPN Harapan Sehat.
Klien disarankan dirawat di RSU Jember Sehat, 4 hari sebelum
berobat ke RSU Jember Sehat klien mengeluh diare 5x/hari
konsistensi cair tanpa disertai lendir dan darah, perut klien
dirasakan nyeri, badan klien terasa lemas. Tanggal 20 September
2017 klien berobat ke RSU Jember Sehat kemudian dirawat di
ruang 10A.
b) Keluhan saat pengkajian
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 20 September 2017
pukul 09.50 WIB klien mengeluh demam, dan diare 6-7 kali sejak
satu hari yang lalu, dengan konsistensi cair(+), darah (-), lendir (-),
diare dirasakan bertambah ketika mengkonsumsi makanan pedas,
klien mengatakan diare disertai sakit pada daerah perut, klien
mengeluh mual saat makan tanpa muntah dan klien juga
mengatakan sakit pada waktu menelan.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan pernah mengalami diare sampai terjadi
penurunan berat badan, nafsu makan berkurang dan timbul bercak-
bercak putih pada mulut, klien hanya berobat ke dokter praktek dan
klien mendapatkan obat anti diare dan vitamin, klien mengaku sering
mengkonsumsi zat-zat narkoba dan melakukan hubungan seks bebas
tanpa memakai pengaman.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Klien menyangkal dikeluarganya ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC, penyakit turunan seperti kencing manis, dan
hipertensi/darah tinggi. Klien mengatakan penyakit yang saat ini
diderita, hanya dirinya di keluarga.
b. BAK Klien BAK 3-4 x/hari tidak Klien BAK 3x/hari warna
ada keluhan apapun saat kuning tidak merasakan
berkemih keluhan apapun saat
berkemih
3. Personal
Hygiene
a. Mandi Sehari 2x memakai sabun Klien dapat mandi sendiri
1x/hari dengan memakai
sabun.
b. Gosok Gigi Sehari 2x memakai odol dan Klien mengaku
sikat gigi menggosok gigi 2 hari
sekali.
c. Keramas Klien keramas 2 kali/ Klien keramas 1x pada
minggu memakai shampo saat awal masuk RS dan
membasahi rambut tiap
kali mandi
d. Gunting Klien senantiasa Klien mengunting kuku
Kuku menggunting kuku 1 sekali selama dirawat
minggu 1x
4. Istirahat dan
Tidur
a. Siang Klien tidak pernah tidur Sering, sebentar-sebentar
siang karena kerja di antara ½ -1 jam
bengkel dari pagi sampai
sore
b. Malam Klien dapat tidur dengan Klien mengatakan sering
nyenyak mulai pukul 23.00 terbangun dari tidur
kadang pukul 01.00 baru dikarenakan BAB yang
tidur sampai pukul 06.00 terus menerus.
5. Aktivitas Klien bekerja tiap hari Klien mengatakan
mengelola bengkel dari pagi kegiatan di bangsal hanya
sampai sore. tidur dan baca Koran
d. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Pernafasan
Pernafasan melalui hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung
(pch). Ukuran dan bentuk hidung simetris, tidak ada deviasi septum,
hidung kokoh, tidak ada sekret, terdapat bulu hidung (fibrise), Tidak
terdapat polip, pola nafas reguler, frekwensi 28x per menit, tes
kepatenan kuat nostril kanan dan kiri.
Diameter dada antero posterior (AP) 2:1, Pergerakan dada simetris
antara kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan, auskultasi bunyi nafas
vesikuler pada seluruh area paru serta tidak ditemukan ronchi dan
wheezing. Perkusi suara vokal premitus terdapat pada kedua paru.
Ekspansi paru kanan dan kiri sama.
2) Sistem Kardiovaskuler
Konjunctiva warna merah muda (tidak pucat), bibir tidak sianosis,
Ictus cordis terdapat pada line midklavikula inter costalis (ICS) V,
tidak ada peninggian jugular vena pressure (JVP), pada pemeriksaan
auskultasi bunyi S1 pada daerah katup trikuspidal dan mitral, bunyi S2
pada daerah katup aortik dan pulmonal di sela iga II parasternal kiri
dan sela iga II parasternal kanan. Bunyi jantung murni reguler, tidak
ada mur-mur, tidak ada oedema tungkai, tidak ada clubing finger,
capilary refile time (CRT) < 3 detik, akral hangat. Burgeur tes negatif,
Homan tes negatif, tensi darah 90/60 mmHg, Nadi 104 x per / menit.
3) Sistem Pencernaan
Bibir tidak sianosis, mukosa mulut dan bibir agak kering, terdapat
bercak-bercak putih tipis di sisi lidah dan gusi, ukuran dan bentuk
simetris, warna gigi agak kuning, jumlah tidak lengkap, ditemukan
nyeri menelan, uvula kaku dan tampak kemerahan, bentuk abdomen
agak cekung, lembut, tidak teraba massa, tidak terdapat lesi / luka
bekas operasi, turgor kulit lambat, auskultasi bising usus 34x per
menit, pada perkusi terdapat bunyi tympani pada seluruh daerah
abdomen, kecuali pada kwadran kanan atas – hypocondriac kanan
(organ hati), pada palpasi terdapat nyeri tekan, ukuran hati tidak
membesar, berat badan sebelum sakit 55 kg dan sesudah sakit 45 kg,
LILA 16cm.
4) Sistem Perkemihan
Tidak terlihat distensi kandung kemih, tidak teraba pembesaran
ginjal, tidak terdapat nyeri ketok costavertebra, tidak ada oedema
palpebra, klien dapat berkemih 3-4 x/hari + 100 cc warna kuning
jernih tanpa ada keluhan
5) Sistem Reproduksi
Area genital tidak dapat dikaji karena klien merasa malu. Klien
hanya mengatakan penisnya tidak dapat ereksi.
6) Sistem Endokrin
Tidak ada gambaran moon face, tidak terdapat pembesaran kelenjar
tyroid, tidak nampak pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
gerakan tremor / ektra piramidal.
7) Sistem Muskuloskeletal
- Atas
Ukuran simetris, bentuk normal, tidak ada poli dan syndactyli,
tidak terdapat atropi, tidak terdapat gambaran tromboplebitis,
gerakan bebas. Refleks bisep +/+, trisep +/+, radiobrakhialis +/+.
Kekuatan otot 5/5
- Bawah
Ukuran simetris, bentuk normal, tidak ada deformitas, pergerakan
bebas, Homan tes negatif, tidak ada oedema tungkai, kekuatan otot
5/5, refleks achiles +/+, Refleks patela +/+, refleks babinski
negatif. Sensasi tajam tumpul positif.
8) Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit ekstremitas atas dan bawah kering
dan bersisik terdapat keropeng diektrremitas atas dan bawah, rambut
panjang warna hitam dan tampak kotor, distribusi merata, tidak mudah
dicabut, kuku pendek bersih, tidak terdapat luka bekas operasi, badan
klien teraba panas dengan temperatur: 38,2o C per axila menggunakan
termometer air raksa. Turgor kulit menurun.
9) Sistem Penglihatan, Pendengaran, Wicara
Tidak terdapat gangguan pada penglihatan, wicara dan
pendengaran baik, terbukti klien dapat membaca dan menjawab
pertanyaan yang diajukan dengan benar, tidak menggunakan alat bantu
baca dan pendengaran.
10) Sistem Persyarafan
a) Fungsi serebral
(1) Status Mental
- Orientasi
Klien dapat membedakan, petugas dan sesama pasien.
Klien dapat menyebutkan tanggal, bulan, tahun,
keberadaannya saat ini, dan di kota mana ia berada.
- Daya Ingat
Tidak terdapat gangguan baik jangka panjang, dan pendek,
Klien dapat menyebutkan ulang 3 nama objek dengan jelas
yang diperlihatkan perawat. Klien dapat mengingat tahun
kelahiran saat ditanya ia menjawab tahun 1990.
- Perhatian / Konsentrasi
Klien dapat meneruskan 5 angka kedepan dan kebelakang
dari pengurangan yang disebutkan perawat.
- Konsentrasi
Tidak mengalami gangguan wicara, intonasi sesuai dengan
keadaan emosi, klien menggunakan bahasa Indonesia saat
wawancara, vokal jelas dan dapat dimengerti, komunikasi
non verbal sesuai dengan emosi / afek (keadaan topik
pembicaraan).
(2) Kesadaran
Kompos mentis
b) Fungsi syaraf cranial
(1) Nervus I (Olfaktorius)
Fungsi penciuman tidak terganggu, klien dapat membedakan
dan mengenal antara bau kayu putih dan kopi dengan mata
tertutup secara bergantian pada kedua nostril.
(2) Nervus II (Optikus)
Klien dapat membaca koran pada jarak +30, lapang pandang
tidak mengalami penyempitan.
(3) Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, trochlearis, abdusen)
Klien dapat menggerakan bola matanya ke arah yang
diperintahkan pengkaji (lateral,medial, oblique inferior dan
superior), pupil isokor, bereaksi terhadap cahaya.
(4) Nervus V (Trigeminus)
Klien dapat merasakan pilinan kapas pada wajah, otot maseter
kuat, reflek kornea positif, fungsi mengunyah baik.
(5) Nervus VII (Facialis)
Klien dapat merasakan rasa manis, asin pada 2/3 anterior lidah,
klien dapat menyeringai, mengerutkan dahi, dan
mengedepankan kedua bibir ke arah depan
(6) Nervus VIII ( Auditorius)
Klien dapat mendengar bisikan yang diberikan perawat dengan
telinga sebelah tertutup dan klien dapat mengulanginya dengan
benar, tes tunjuk jari-hidung dapat dilakukan klien.
(7) Nervus IX (Glosofaringeus)
Klien dapat merasakan rasa pahit pada 1/3 posterior lidah
(8) Nervus X (Vagus)
Fungsi menelan terganggu, klien dapat membuka mulut, uvula
kaku dan tampak kemerahan saat klien mengatakan “ah”
(9) Nervus XI (Asesorius)
Klien dapat menggerakan leher ke kanan dan ke kiri tanpa
hambatan, otot sternokledomastoideus tegang saat klien
melawan daya yang diberikan pada mandibula oleh pengkaji.
Klien dapat menahan beban yang diberikan pada bahunya
(10) Nervus XII (Hypoglosus)
Klien dapat menjulurkan lidah, menggerakannya ke kanan dan
ke kiri.
e. Data Psikologis
1) Status Emosi
Emosi klien stabil, klien aktif menjawab pertanyaan, tidak mudah
tersinggung, afek dan mimik muka sesuai keadaan.
2) Kecemasan
Klien mengaku bahwa dirinya diduga dengan diagnosis AIDS, Klien
bertanya kepada perawat apakah benar dia sudah positif mengidap
HIV? serta menanyakan; “Apakah penyakit saya bisa disembuhkan?”
ekspresi wajah klien tampak cemas dan gelisah.
3) Pola Koping
Klien mengatakan bila mempunyai masalah klien hanya mengatasinya
sendiri kemudian bergaul dengan teman-teman dan untuk mengalihkan
masalahnya klien minum-minuman beralkohol sampai mabuk dan
melakukan hubungan sexual dengan PSK (Pekerja Sex Komersial).
4) Gaya Komunikasi
Pada saat berkomunikasi klien cenderung diam, vokal jelas,
menggunakan bahasa Indonesia saat wawancara, sehari-hari klien
menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
f. Konsep Diri
1) Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya, tetapi merasa
malu dan bingung karena sejak menderita sakit ini penis klien tidak
dapat ereksi.
2) Harga Diri
Klien mengatakan merasa bersalah atas perbuatannya selama ini dan
klien merasa malu dengan keadaan dirinya yang diduga mengidap
HIV,
3) Peran Diri
Klien seorang pemuda sudah bekerja mengelola bengkel dan dapat
mencukupi kebutuhannya sehari-hari serta membiayai kuliah adiknya..
4) Identitas Diri
Klien mengaku dirinya adalah seorang bujangan, pendiam, tidak
gampang marah.
5) Ideal Diri
Klien mengatakan dirinya ingin cepat sembuh dan kembali
menjalankan aktifitas di bengkel yang dikelolanya.
g. Data Sosial
Hubungan klien dengan keluarga serta saudaranya baik, klien ditunggu
oleh saudaranya yang perempuan. Klien dapat menjalin kerja sama dengan
petugas dan sesama pasien di ruang perawatan. Klien termasuk pribadi
yang kooperatif.
h. Data Spiritual
Klien beragama katholik, klien percaya penyakitnya dapat di sembuhkan,
klien mengatakan datangnya ke RS merupakan salah satu usaha yang
harus ia jalani karena penyakitnya merupakan cobaan dari Tuhannya.
Klien mengatakan jarang melakukan peribadahan sesuai dengan agama
yang di yakininya.
i. Data Penunjang
Laboratorium.
No. Jenis Hasil Nilai Normal Satuan
Pemeriksaan
1 Hematologi
- Haemoglobin 10.7 13-18 gr / dl
- Leucosit 9.700 3.8-10.6rb /mm3
- Hematokrit 31,0 40-52 %
- Trombosit 372.000 150-440 rb / mm3
Kimia klinik
- Ureum 43 15-50 mg /dl
- Kreatinin 1.12 0.6-1.1 mg /dl
- GDS 123 < 140 mg / dl
- SGOT 60 sd. 37 U/L0 C
- SGPT 59 Sd. 40 U/L0 C
- Albumin 2,3 3,5-5,0 Gr/dl
- Globulin 1,9 3,1-3,7 Gr/dl
AGD
- Ph Arteri 7,410 7,35 – 7,45 mmHg
- PCO2 25,5 35 – 48 mmHg
- PO2 112,5 80 - 108 mmHg
- HCO3- 15,9 22 – 26 meq/L
- Total CO2 16,7 22 – 29 mmHg
Arteri -7,0 (-2) – (+3) meq/L
- Base Excess 98,3 95 – 98 %
Arteri
- Saturasi O2 1.005 .002-1.03
Urine 7 4.8-7.5
- Bj Negatif Negatif
- Ph Negatif Negatif
- Protein Negatif Negatif
- Reduksi Negatif 0.2-1.0 Ml / dl
- Billirubin Negatif Negatif
- Urobillin Negatif Negatif
- Nitrit 4-8 <1 / Lpg
- Keton Negatif <6 Lpg
- Erytrosit 0-2 <6 / Lpk
- Leucosit
- Epitel Kuning
Lembek
Faeces Negatif
- Warna Negatif 0,1 Negatif
- Konsistensi Negatif 0,1 – 1
- Lendir Negatif Negatif
No. Jenis Hasil Nilai Normal Satuan
Pemeriksaan
- Eritrocyt Negatif Negatif
- Leukocyt Negatif
- Amoeba
- Telur cacing
3 Kalium <1,5 3,6-5,5 Meq/L
4 Natrium 132 135-145 Meq/L
Kalium 1,6 3,6-5,5 Meq/L
5 Natrium 137 135-145 Meq/L
Kalsium 2,9 Meq/L
Ureum 32
Kreatinin 1,1
6 Kalsium 1,9
7 Kalsium 1,9
Pengobatan :
- IVFD RL 3000cc/24jam
- KCL 250 Eq dalam 500cc Dextrose 5%
- Aspar k 3x2 tablet
- Spasmal 3x1 tablet
- Kotrimoksazol 2x400mg
- OMZ 1x1 tablet
- Itrakonazol 2x200 mg
j. Analisa Data
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Kekurangan
- Klien mengatakan BAB Diare volume cairan
6-7 x/hari
- Klien mengatakan sakit Kehilangan cairan yang
pada daerah perut. berlebih
- Klien mengatakan diare
dirasakan bertambah Kekurangan volume cairan
ketika mengkonsumsi
makanan pedas
- Klien mengatakan mual
DO :
- BAB 6-7x/hari
- Konsistensi feses cair
(+), lendir (-), darah (-),
warna feces kuning.
- Turgor kulit menurun
- Mukosa mulut dan bibir
agak kering
- Kulit kering dan bersisik
2. DS : Mual, sakit pada waktu Ketidakseimba
- Klien mengatakan berat menelan ngan nutrisi
badan menurun kurang dari
- Klien mengatakan mual Tidak adekuatnya kebutuhan
pada saat makan pemasukan nutrisi tubuh
- Klien mengatakan sakit
pada waktu menelan Ketidakseimbangan nutrisi
DO : kurang dari kebutuhan
- Uvula tampak tubuh
kemerahan
- Berat badan turun dari
55 kg menjadi 45 kg
- Makan habis ½ porsi 1x
makan
3. DS: Infeksi oportunistik Hipertermi
- Klien mengeluh badan
terasa panas Respon Mediator
inflamasi
DO:
- Badan klien teraba panas Suhu tubuh meningkat
- Nadi: 104x/mnt
- Suhu: 38,2oC Hipertermi
4. DS : Penarikan diri, ketakutan Isolasi sosial
- Klien mengatakan
merasa bersalah atas
perbuatannya selama ini Stigma terhadap penyakit
- Klien merasa malu HIV
dengan keadaan dirinya
- Klien takut jika
penyakitnya menulari Isoasi sosial
orang disekitarnya
DO :
- Pada saat berkomunikasi
klien cenderung diam
- Ekspresi wajah klien
tampak cemas dan
gelisah
4.2 Diagnosa
NO. DIAGNOSA
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebih karena diare yang ditandai dengan BAB 6-7x/hari, konsistensi
feses cair (+), turgor kulit menurun, mukosa mulut dan bibir agak kering,
kulit kering dan bersisik.
4.3 Intervensi
4.4 Implementasi
4.5 Evaluasi
NO. DIAGNOSA EVALUASI
5.1 Kesimpulan
HIV (Human Immunodeficiency virus) adalah jenis virus yang dapat
menurunkan kekebalan tubuh. HIV adalah sejenis retro virus-RNA yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah singkatan dari
Acquired Immunodeficiency Syndrome suatu kumpulan gejala penyakit yang
didapat akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
virus HIV. HIV/AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang
merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV. Setelah terinfeksi HIV, 50-70%
penderita akan mengalami gejala yang disebut sindrom HIV akut. Gejala ini
serupa dengan gejala infeksi virus pada umumnya yaitu berupa demam, sakit
kepala, sakit tenggorok, mialgia (pegal-pegal di badan), pembesaran kelenjar
dan rasa lemah. Pada sebagian orang, infeksi dapat berat disertai kesadaran
menurun.
5.2 Saran
1. Untuk perawat
Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan
kepada pasien dengan HIV harus berhati-hati dan sesuai dengan SOP agar
keamanan pasien dan keamanan perawat terjaga. Selain masalah fisiologis
pada pasien, perawat juga harus mampu melakukan asuhan keperawatan
terhadap masalah psikologis dan social dari pasien.
2. Untuk masyarakat
Masyarakat dihimbau agar tetap waspada pada penyakit HIV, senantiasa
menjaga kesehatan dan menghindari faktor-faktor yang dapat
menyebabkan terinfeksi virus HIV.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis HIV AIDS. Pusat Data dan
Informasi : Jakarta. [Serial Online]
file:///C:/Users/hpcomp/Downloads/Documents/42-66-1-PB.pdf (diakses
pada 27 September 2017)
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik.Edisi 4. [Serial Online]
file:///C:/Users/hpcomp/Downloads/Documents/4b991e67df07c17a41ff9bf
ceff6ea76.pdf (diakses pada 27 September 2017)
Sylvia Anderson Prince & LorraineMcCarty Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep
Klinik Proses-Proses Penyakit. Buku 2 Edisi 4. Jakarta: EGC. [Serial
Online]
file:///C:/Users/hpcomp/Downloads/Documents/4b991e67df07c17a41ff9bf
ceff6ea76.pdf (diakses pada 27 September 2017)