Anda di halaman 1dari 10

Remaja adalah tunas bangsa, generasi penerus bangsa, remaja adalah tumpuan harapan bangsa

yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia yang bermartabat. Tercatat bahwa
kelompok usia remaja merupakan kelompok yang cukup besar, sekitar 23% dari seluruh populasi.
Sehingga sebagai generasi penerus kelompok remaja merupakan asset bangsa atau modal utama
sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa di masa yang akan datang. Kelompok remaja
yang berkualitas memegang peranan penting dalam mencapai kelangsungan serta keberhasilan
tujuan pembangunan nasional, sehingga perlu mendapat perhatian yang serius untuk meningkatkan
kualitasnya.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas remaja antara lain adalah
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR), termasuk kualitas dalam
memberikan informaswi kesehatan peduli remaja (PKPR), termasuk kualitas dalam memberikan
informasi kesehatan remaja dan pelayanan konseling. Untuk itu, kemampuan petugas kesehatan
khususnya di puskesmas dan rumah sakit dalam pelaksanaan konseling dan penyampaian
informasi yang jelas, benar dan tepat mengenai PKPR perlu ditingkatkan.
Permasalahan remaja. Kesulitan dan problematika yang dihadapi remaja sangatlah kompleks.
Kebutuhan remaja di desa dan kota sangat berbeda. Seorang remaja di desa bila sudah akil balik
kemungkinan akan dinikahkan oleh orang tuanya, keadaan ini menjadi masalah kesehatan bila
mempunyai masalah gizi seperti menderita anemia kurus bahkan sangat kurus. Sebaliknya berbeda
dengan para remaja yang hidup di kota, kehidupan dan kebutuhan remaja semakin menuntut
mengikuti kemajuan teknologi. Gaya hidup di perkotaan dapat menyebabkan pelbagai masalah
psikososial seperti kesulitan belajar penyalahgunaan NAPZA, seks tidak aman. Menu makanan siap
saji (fast food) merupakan salah satu hal yang menyebabkan kelebihan berat badan bahkan
kegemukan. Demikian pula latar belakang social budaya yang berbeda, menyebabkan problematika
berbeda pula. Bila diteliti lebih lanjut, ternyata prioritas kebutuhan atau problematika masing-masing
individu juga berbeda-beda.
Masalah remaja berasal dari : (1) Individu remaja sendiri, seperti : a) Emosi. Umumnya remaja
malu mengemukakan pendapat, tidak mau dicela dan mau benar sendiri; b) Perubahan
pribadi.Umumnya remaja tidak menyukai sikap sombonng, sulit berbaur dengan orang yang asing,
malu tampil dimuka umum dll. Perlu dipersiapkan, kalau tidak mereka akan menarik diri, melamun
hal-hal yang menyebabkan pikiran kacau; c) Kesehatan. Yang menjadi perhatian remaja antara lain
pertumbuhan badan memerlukan gizi yang cukup kualitas maupun kuantitasnya, perlu perawatan
tubuh supaya sehat dan menarik; d) Kebutuhan keuangan. Kebutuhan yang dianggap penting
adalah makanan/jajan, pakaian/perlengkapan serta hiburan, namun orang tua menganggap tidak
penting dengan alasan semaunya sendiri, ikut-ikutan teman, tidak tau prioritas dan kurang
instropeksi diri; e) Perilaku seks. Secara fisik remaja sudah dapat melakukan hubungan seks,
namun kesiapan fisik yang sehat dan social ekonomi belum bisa memenuhi persyaratan nikah yang
ideal. Prolem inilah yang menjadi sumber konflik dalam diri, dilain pihak pengetahuan tentang seks
yang bertanggung jawab tidak didapatkan; f) Persiapan berkeluarga. Dibanding laki-laki remaja
perempuan lebih besar perhatiannya terhadap poersiapan berkeluarga, antara lain memilih jodoh
yang tepat, apa fungsi suami atau istri dll. Umumnya mereka belum banyak mengetahui hal
tersebut; g) Pemilihan pekerjaan dan kesempatan belajar. Banyak remaja kurang menyadari
dengan sepenuhnya tentang pilihan pekerjaan dan belajar yang tepat bagi dirinya; h) Agama dan
akhlak. Dikhawatirkan remaja belum tertanam agama sejak kecil, ragu terhadap keyakinan
beragama, karena kadang-kadang tidak sesuai dengan fikirannya. (2) Lingkungan social sekitar
remaja, seperti : a) Keluarga. Sering terjadi pertentangan antara remaja dan orang tuanya, dimana
orang tua terlalu otoriter dan belum banyak mengetahui dan memperhatikan tentang perkembangan
remaja; b) Sekolah. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah sangat berperan dalam memberikan dan
menanamkan nilai kepribadian selain ilmu pengetahuan. Namun banyak persoalan yang terjadi,
seperti pelajaran teori yang membosankan, perubahan pola belajar karena kurikulum yang berubah
dll; c) Penyediaan sarana hiburan dan olah raga. (3). Faktor lain di luar lingkungan dekat
remaja, seperti : a) Mitos. Banyak mitos yang berkembang di masyarakat yang belum terbukti
kebenarannya, tetapi percaya dapat berpengaruh terhadap keyakinan dan perilaku reproduksi
remaja; b) Kehidupan social. Budaya, social dan adat istiadat sangat berpengaruh pada kehidupan
remaja. Remaja sering suka terhadap hal yang baru dan terutama berbau asing; c) Politik. Dapat
mempengaruhi remaja, dalam keadaan wajar bisa secara bebas dipakai untuk mengembangkan diri
tanpa tekanan-tekanan politik dari luar. Demikian banyaknya problem yang dihadapi remaja
sehingga banyak konflik yang akhirnya menimbulkan reaksi menarik diri atau melarikan diri ke hal-
hal negative. Stres yang terlalu berat, berlarut-larut dan tidak terselesaikan dapat menimbulkan
gangguan jiwa yaitu depresi. Gejala depresi adalah perasaan sedih dan tertekan yang menetap,
putus asa dan tidak dapat menikmati kegiatan yang biasa dilakukan. Manifestasi depresi pada
remaja adalah gangguan perilaku, misalnya menentang guru/orang tua, sulit belajar, kenakalan
remaja, kebut-kebutan, berkelahi/tawuran, perilaku seks yang berisiko dll. Jenis gangguan jiwa
selain depresi yang sering terjadi pada remaja yaitu gangguan cemas, gangguan psikosomatik
(somatoform) dan gangguan psikotik. Pencegahan agar gangguan tersebut tidak terjadi,
memerlukan pengertian dari orang tua, guru dan kerabatnya untuk memberikan bimbingan supaya
remaja mampu melewati masa transisinya dengan baik.
Tumbuh kembang remaja. Masa remaja adalah masa yang begitu penting dalam hidup manusia,
karena masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut
sebagai masa pubertas. Masa remaja dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu : (1) Masa remaja
awal (11-13 tahun); (2) Masa remaja tengah (14-16 tahun); (3) Masa remaja akhir (17-19 tahun).
Masa remaja juga merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini
banyak terjadi perubahan baik dalam hal fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan tersebut dapat
mengganggu batin remaja. Kondisi ini menyebabkan remaja dalam kondisi rawan dalam menjalani
proses pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi ini juga diperberat dengan adanya globalisasi
yang ditandai dengan makin derasnya arus informasi.
Kesehatan reproduksi remaja. Dalam konferensi kependudukan di Kairo 1994, disebutkan bahwa
definisi kesehatan reproduksi adalah : Keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental
dan social, dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan di segala hal yang berkaitan
dengan systim reproduksi, fungsi, maupun proses itu sendiri. Dengan demikian
kesehatan reproduksi menyiratkan bahwa setiap orang dapat menikmati kehidupan seks yang
aman dan menyenangkan, dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi , serta memiliki
kebebasan untuk menetapkan kapan dan seberapa sering mereka ingin bereproduksi. Upaya
pelayanan kesehatan reproduksi termasuk bagi remaja tertuang dalam pasal 71, 72, 73 dan 74 UU
No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
Organ reproduksi. Masa remaja merupakan masa pancaroba, baik secara fisik, psikis dan social.
Masuknya berbagai informasi yang bebas tidak melalui saringan yang benar menurut etika dan
moral, menyebabkan remaja rentan terhadap pengaruh yang merugikan. Keadaan ini diperberat
dengan kurang pedulinya keluarga dan masyarakat, bahkan menganggap tabu membicarakan
masalah reproduksi. Inilah sebabnya remaja perlu dibekali pengetahuan dan ketrampilan kesehatan
reproduksi agar peduli serta dapat menentukan sikap dan bertanggung jawab. Definisi remaja
menurut WHO adalah 10-19 tahun dan UU Perlindungan Anak No. 22 tahun 2003 adalah 10-18
tahun. Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental dan social secara
utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan system, fungsi
dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan. Reproduksi sendiri merupakan proses alami
untuk melanjutkan keturunan . Reproduksi sehat berkaitan dengan sikap dan perilaku sehat yang
bertanggung jawab dari seseorang berkaitan dengan alat reproduksi dan fungsi-fungsinya serta
pencegahan terhadap gangguan yang mungkin timbul. Pendidikan kesehatan reproduksi pada
dasarnya merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan tentang fungsi, system dan proses
reproduksi sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan manusia, sekaligus memantapkan
moral, etika serta membangun komitmen agar tidak terjadi “penyalahgunaan” organ reproduksi
tersebut.
Perbedaan yang unik dari anatomi organ reproduksi berdasarkan jenis kelamin adalah anatomi
& fungsi :
(1) Organ reproduksi perempuan, seperti : a) Ovarium (indung telur). Terdapat pada kiri dan
kanan ujung tuba dan terletak di rongga panggul, merupakan kelenjar yang mereproduksi hormone
estrogen dan progresteron. Ukurannya 3x3x2 cm, tiap ovarium mengandung 150.000-200.000 folikel
primodial. Sejak pubertas setiap bulan secara bergantian ovarium melepas satu ovum dari folikel
degraaf (folikel yang telah matang), peristiwa ini disebut ovulasi. b) Tuba Fallopii (Saluran
telur). Ada dua saluran pada kanan dan kiri rahim sepanjang 10 cm yang menghubungkan uterus
dengan ovarium melalui fimbria. c) Fimbrae (Umbai-umbai). Dapat dianalogikan dengan jari-jari
tangan, umbai –umbai ini berfungsi untuk menangkap sel telur yang dikeluarkan indung telur. d)
Uterus(rahim). Bentuknya seperti buah pear, berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya 30-
50 gram, kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Tetapi saat hamil mampu membesar dan
beratnya mencapai 1000 gram. e) Serviks (leher rahim). Merupakan daerah bagian bawah rahim
yang berhubungan dengan bagian atas vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir (mucus).
Pada sekitar waktu ovulasi, mucus ini menjadi banyak, elastic dan licin sehingga membantu
spermatozoa untuk mencapai uterus. f) Vagina (liang kemaluan). Merupakan saluran yang elastic,
panjangnya sekitar 8-10 cm dan berakhir pada rahim. Vagina dilalui oleh darah pada saat
menstruasi dan merupakan jalan lahir. g) Klitoris (kelentit). Merupakan organ kecil yang berada di
atas uretra dan dilindungi lipatan labium minora. Ukurannya sebesar kacang polong, penuh dengan
sel syaraf sensorik dan pembuluh darah. h) Labia (bibir kemaluan). Terdiri dari dua bibir, yaitu
labium mayora (bibir luar) merupakan bibir yang tebal dan besar dan labium minora (bibir dalam),
merupakan bibir yang tipis yang menjaga jalan masuk ke vagina.
Hormon estrogen dan hormone progesterone pada perempuan. Hormon estrogen. Hormon
estrogen membuat seorang anak perempuan memiliki sifat kewanitaan setelah remaja. Perubahan
yang disebabkan estrogen adalah : a) Merangsang pertumbuhan saluran telor, rongga rahim dan
vagina; b) Membuat dinding rahim makin tebal dan produksi cairan vagina bertambah banyak; c)
Mengakibatkan tertimbunnya lemak di daerah panggul wanita; d) Memperlambat pertumbuhan
tubuh yang semula sudah dirangsang oleh kelenjar bawah otak (itulah sebabnya mengapa
perempuan dewasa tidak setinggi anak laki sebayanya). Hormon progesterone. Hormon
progesterone berefek untuk melemaskan otot-otot halus, meningkatkan produksi zat lemak di kulit
dan meningkatkan suhu badan, pada rahim progesterone merangsang sekresi kelenjar-kelenjar.
Menstruasi. Mentruasi adalah proses pelurusan dalam atau endometrium yang banyak
mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina. Mentruasi yang pertama (menarche)
merupakan tanda awal pubertas. Biasanya siklus menstruasi pada remaja belum teratur, dapat
terjadi 2 kali dalam sebulan atau beberapa bulan tidak menstruasi. Hal ini berlangsung kira-kira 3
tahun. Menstruasi akan berlangsung umumnya sampai usia 50 tahun yang disebut menopause dan
juga akan berhenti saat hamil menyusui.
Keperawanan. Dikatakan perawan bila belum pernah melakukan hubungan seksual (penis masuk
ke vagina). Dimulut vagina terdapat selaput dara (hymen), suatu selaput yang akan robek pada
saat bersenggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dan sebagainya.
Sunat pada perempuan/pemotongan kulit klitoris tidak bermanfaat bahkan bila dilakukan tidak steril
menimbulkan infeksi sehingga secara medis tidak dianjurkan.
(2) Organ reproduksi laki-laki . Organ reproduksi laki-laki yang penting dalam proses reproduksi
adalah : a) Testis (buah pelir). Merupakan organ (2 buah) penghasil hormone testosterone dan
spermatozoa. Spermatozoa dihasilkan terus menerus selama hidup. Bentuknya sangat kecil hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Berbentuk seperti berudu (kecebong), dapat
bergerak sendiri dengan ekornya. Cairan putih dan kental yang diproduksi oleh vesikula seminalis
dan kelenjar prostat bercampur dengan spermatozoa membentuk campuran yang disebut semen.
Epididimis, vas deferens dan uretra merupakan saluran untuk jalannya semen. Pada saat puncak
rangsang seksual terjadi orgasme atau ejakulasi, yaitu semen dipancarkan keluar dank e ujung
penis yang ereksi. Testis membutuhkan suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu badan (< 36ºC)
agar dapat berfungsi secara optimal. Hal inilah yang menyebabkan mengapa testis terletak diluar
tubuh yaitu di dalam suatu kantong yang disebut skortum. Pada laki-laki, ukuran dan posisi testis
agak sedikit berbeda antara kanan dan kiri hal ini masih normal. b) Skortum. Kantong kulit yang
melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skortum adalah tempat bergantungnya testis.
Skortum mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut dengan maksud
mengatur suhu testis agar relative tetap. c) Vas deferens (saluran sperma). Saluran yang
menyalurkan sperma dari testis-epidermis menuju ke uretra/saluran kencing pars prostatika. Vas
deferens panjangnya ± 4,5 cm dengan diameter ± 2,5 cm. Saluran ini muara dari epididymis yaitu
saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Bentuknya berkelok-kelok dan membentuk bangunan
seperti topi. d) Prostat, vesikula seminalis dan beberapa kelenjar lainnya, merupakan kelenjar yang
menghasilkan cairan sperma (ejakulat/semen) yang berguna untuk memberikan makanan pada
sperma. e) Penis. Berfungsi sebagai alat sanggama dan sebagai saluran untuk mengeluarkan
sperma dan air seni. Banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf. Dapat berubah dari yang
semula kecil lemas menjadi besar tegang saat ereksi. Hal ini terjadi karema penis terisi darah saat
terangsang. Penis tidak mengandung tulang dan tidak berbentuk otot. Ukuran dan bentuk penis
bervariasi, namun umumnya bila penis ereksi ukurannya hamper sama. f) Preputium.Lekukan kulit
yang melindungi glans penis (kepala penis). Yang penting adalah menjaga kebersihan daerah ini
dan dianjurkan preputium diambil secara operatif, hal ini disebut sirkumsisi/sunat. Hormon
testosterone pada laki-laki. Tubuh mengalami perubahan fisik disebabkan berfungsinya hormone
yang terjadi karena hypothalamus (pusat pengendali utama otak) bekerjasama dengan hipofisa
(kelenjar bawah otak). Hormon-hormon yang berfungsinya pada laki-laki, antara lain hormone
testosterone. Hormon testosterone dihasilkan oleh sel leydig dalam testis dan kelenjar anak ginjal
(suprarenal). Hormon ini ada di dalam darah dan mempengaruhi alat-alat dalam tubuh serta
menyebabkan terjadinya beberapa pertumbuhan seks primer dan sekunder. Selama masa puber
hormone-hormon seksual berkembang dengan pesat dan remaja sangat mudah terangsang secara
seksual. Pada laki-laki reaksi dorongan seks adalah mengerasnya penis (ereksi). Karena belum
stabilnya hormone di dalam tubuh, ereksi bisa muncul tanpa adanya rangsangan seksual. Kondisi
yang sering kali muncul secara tak terduga ini bisa membuat remaja laki-laki salah tingkah
(kebingungan menyembunyikan tonjolan di celana gara-gara ereksi).
Perubahan fisik yang terjadi antara lain : Tubuh bertambah tinggi, keringat bertambah banyak,
lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tulang wajah mulai memanjang dan membesar,
tumbuh jakun, penis dan buah zakar membesar, diikuti dengan mimpi basah. Mekanisme fungsi
yang khusus dari organ reproduksi laki-laki dapat ditunjukkan dengan beberapa peristiwa, sebagai
berikut : (1) Ereksi. Ereksi merupakan pengerasan dan pembesaran pada penis yang terjadi ketika
pembuluh darah dipenuhi dengan darah. Ereksi diperlukan laki-laki untuk melakukan hubungan
seksual. Ketika ereksi, otot-otot di sekitar kandung kemih akan menjadi lebih rapat sehingga tidak
akan mengeluarkan air seni/kencing saat melakukan hubungan seksual. Ereksi bisa terjadi karena
rangsangan seksual, misalnya ketika orang lain menyentuh penis atau buah pelir. (2)
Ejakulasi. Ejakulasi merupakan keluarnya cairan sperma melalui saluran kemih, bisa terjadi
rangsangan maupun tanpa rangsangan (mimpi basah). Ejakulasi dilakukan dengan rangsangan
terhadap organ seks sendiri disebut masturbasi atau onani. (3) Mimpi basah. Mimpi basah
merupakan peristiwa keluarnya sperma saat tidur, sering pada saat mimpi tentang seks. Mimpi
basah sebetulnya merupakan salah satu cara alami berejakulasi. Ejakulasi terjadi karena sperma ,
yang terus menerus diproduksi dan perlu keluar. Ini merupakan pengalaman yang normal bagi laki-
laki. Mekanisme ejakulasi dimulai dari sperma yang telah diproduksi akan dikeluarkan dari testis
melalui saluran/vas deferens, kemudian sperma disimpan dalam kantung mani, jika penuh akan
keluar secara otomatis. Umumnya terjadi secara periodic, berkisar setiap 2-3 minggu. Mereka yang
sudah menikah jarang mengalami mimpi basah karena mereka mengeluarkan melalui seksual
dengan pasangan/isteri secara teratur. (4) Masturbasi/Onani.Masturbasi/onani merupakan aktivitas
merangsang dengan menyentuh atau meraba organ genitalia. Perkembangan pertumbuhan organ-
organ reproduksi pada remaja, akan mempengaruhi kegiatan faal reproduksi yang salah satunya
adalah meningkatnya rangsangan seksual dari dalam diri remaja. Selain itu rangsangan tersebut
juga banyak dipengaruhi oleh factor di luar seperti majalah, film dan hal-hal lain yang berbau porno.
Kebersihan dan kesehatan diri. Kebersihan dan kesehatan yang perlu diperhatikan remaja antara
lain mencakup : pemeliharaan rambut, kulit, mandi, menggosok gigi, merawat alat kelamin,
kebersihan tangan dan kaki serta kebersihan pakaian. Selain itu, juga dengan cara berolah raga dan
istirahat yang cukup. Ada beberapa tips kebersihan diri, seperti : sebaiknya pakaian diganti minimal
2 kali sehari; pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab dan bau; pakaian dicuci secara
teratur dan dijemur supaya tidak berjamur; membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke
belakang menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau tissue; Tidak boleh
mencuci vagina dengan cairan pembilas wanita; Jangan menggunakan panty liner dalam wakti
lama; pergunakan pembalut ketika menstruasi dan diganti paling lama setiap 4 jam atau setelah
buang air; bagi laki-laki jaga kebersihan penis (disunat).
Perilaku seksual berisiko. Perilaku seksual berisiko merupakan hubungan seks yang dilakukan
dengan berngganti-ganti pasangan, di luar nikah yang berakibat kehamilan yang tidak diinginkan
(KtD), aborsi dan terjangkitnya penyakit infeksi menular seksual (IMS), HIV dan AIDS, Infertilitas dan
keganasan (kanker leher rahim). Risiko tinggi kanker leher rahim pada perempuan, adalah :
Hubungan seks pertama < 20 tahun (Terlalu muda); Usia >35 tahun (terlalu tua); Jumlah pasangan
seksual >3 orang (terlalu banyak); Jumlah anak > 4 orang (terlalu sering melahirkan); suami memiliki
pasangan seksual lain; pernah menderita kondiloma akuminata, serta kekebalan tubuh yang
menurun. Deteksi keganasan organ reproduksi, pap smear dapat mencegah potensi kanker mulut
rahim sebesar 75%.
Penyimpangan perilaku seksual. Penyimpangan perilaku seksual ada beberapa, diantaranya
adalah :
(1) Homoseksual (lesbian atau gay). Perilaku seksual dimana seseorang tertarik pada jenis
kelamin yang sama, banyak teori yang menerangkan penyebab homoseksual adalah
herediter/genetic, lingkungan atau gangguan keseimbangan hormone. Adanya pengalaman
homoseksual yang menyenangkan pada masa anak-anak atau dipisahkan dari jenis kelamin yang
berlawanan untuk waktu yang lama (tinggal di asrama atau penjara), hubungan seksual yang tidak
memuaskan dengan pendidikan tentang seks yang kurang, korban kekerasan homoseksual.
Keadaan gersebut di atas merupakan faktor pencetus yang sebenarnya secara genetic sudah
membawa sifat homoseksual. Penderita homoseksual tidak mengalami gangguan dalam identitas
gendernya atau jenis kelamin, hanya objek seksualnya tertuju pada sesame jenis. (2)
Pedophilia. Perilaku seksual menyimpang pada seorang dewasa yang punya ketertarikan seks
pada anak-anak, pelaku biasanya laki-laki. Dampak perilaku seksual menyimpang pada masyarakat
ini mempengaruhi sanksi social sampai kepada tindak kriminal sesuai dengan hukum yang
berlaku. (3) Kekerasan seksual. Beberapa remaja baik laki-laki maupun perempuan menghadapi
ancaman kekerasan seksual yang biasanya dilakukan oleh orang dewasa. Undang-Undang
Perlindungan Anak No. 23 tahun 2002, menjelaskan perlindungan anak sejak usia dalam
kandungan sampai sebelum 18 tahun terhadap kekerasan fisik maupun mental termasuk yang
berhubungan dengan perilaku seksual. Dalamhal pemerkosaan remaja sebaiknya dipersiapkan
untuk tidak menyembunyikan peristiwa tersebut agar dapat diambil tindakan terhadap pelaku serta
tindakan pencegahan dan penanggulangan akibat pemerkosaan tersebut termassuk pengobatan
IMS, pemberian kontrasepsi darurat untuk mencegah kehamilan. Remaja juga perlu mengenali
tanda-tanda orang dewasa yang akan melakukan tindakan kekerasan seksual tersebut. (4)
Kehamilan yang tidak diinginkan (KtD). Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan satu kondisi
dimana pasangan tidak menghendaki adanya kelahiran akibat dari kehamilan. Kehamilan itu bisa
merupakan akibat dari suatu perilaku seksual/hubungan seksual baik yang sengaja maupun tidak.
Banyak kasus menunjukkan bahwa tidak sedikit orang yang tidak bertanggung jawab atas kondisi
ini. KtD dapat memicu terjadinya pengguguran kandungan (aborsi), karena sebagian besar
perempuan yang mengalami KtD, mengambil keputusan atau jalan keluar dengan melakukan
aborsi, yang sebagaian besar dilakukan dengan cara tidak aman. Pengguguran kandungan secara
tidak aman mempunyai risiko yang sangat tinggi karena dapat menyebabkan kerusakan rahim,
infeksi rahim, infertilitas , perdarahan, komplikasi bahkan kematian. Terlebih lagi secara hukum
pengguguran kandungan dilarang keras (illegal) dengan alasan apapun kecuali untuk
menyelamatkan jiwa ibu (UU Kesehatan No. 36 tahun 2009).
Sumber : Modul pelatihan pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR), bagi konselor, Kemenkes RI
, tahun 2011.
Oleh : Ni Nyoman Kristina, SKM, MPH. WIDYAISWARA MUDA UPT BPKKTK DIKES PROVINSI
BALI

Anda mungkin juga menyukai