discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/315950926
CITATIONS READS
0 93
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Mohamad Sapari dwi Hadian on 18 April 2017.
ABSTRAK
Air merupakan sumber kehidupan. Eksplorasi sumber daya air perlu terus dilakukan demi
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Daerah penelitian secara administratif terletak pada
daerah Ciemas, Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Keterdapatan airtanah di daerah ini
masih belum banyak diketahui dan perlu dicari melalui beberapa interpretasi yang dilakukan.
Untuk mengindentifikasi potensi airtanah dilakukan berdasarkan beberapa analisis
diantaranya, analisis Citra satelit, Geologi dan Hidrogeologi.
Dalam analisis citra satelit, di bagian Utara dan Selatan daerah Ciemas terlihat adanya
perbedaan tekstur yang menunjukkan adanya perbedaan litologi batuan. Daerah penelitian
memiliki tiga satuan batuan yaitu satuan batupasir kuarsa (Tebpk), satuan batupasir kuarsa
(Tmbp), dan Endapan Alluvial (Qa). Selain itu terlihat pola kelurusan dan beberapa indikasi
sesar yang menunjukkan 7 sesar oblique yang mengontrol daerah penelitian. Hal tersebut
berpengaruh pada kondisi hidrogeologi daerah penelitian, dengan terdapat tiga jenis akuifer
yang berbeda, yaitu akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir dengan produktivitas
sedang, akuifer bercelah/bersarang dengan produktivitas kecil, dan akuifer
bercelah/bersarang dengan produktivitas langka. Berdasarkan hasil analisa tersebut
mempengaruhi besar kecilnya potensi airtanah dan teridentifikasi berada di kawasan dataran
tinggi pada akuifer produktif yang terpotong oleh patahan-patahan geologi.
303
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 303 – 312
Pengambilan Sampel
Kegiatan Lapangan dilakukan pada bulan Juni Interpretasi Citra Satelit
2014, yang meliputi kajian geologi dan Interpretasi Citra Satelit dilakukan untuk
hidrogeologi. Pada kajian geologi mendapatkan gambaran mengenai kondisi
menganalisa batuan dengan melakukan geologi dan struktur geologi untuk membantu
deskripsi megaskopis dan diambil sampel dalam mengidentifikasi airtanah daerah
batuan lalu dibawa ke labortorium petrografi penelitian. Hasil pengamatan menunjukkan
untuk dianalisa deskripsi mikroskopis. Selain adanya perbedaan litologi batuan yang
itu, melakukan pengukuran pada struktur ditandai dengan perbedaan warna dan
geologi yaitu kekar dan beberapa cermin tekstur yang terlihat pada citra DEM. Selain
sesar serta offset litologi di beberapa lokasi itu terlihat juga terdapat struktur geologi
daerah penelitian. Pada kajian hidrogeologi yang ditandai dengan beberapa kelurusan
dilakukan analisa berdasarkan data geologi sungai dan punggungan yang dapat
yang sudah didapat sebelumnya dan diinterpretasikan sebagai struktur berupa
melakukan penafsiran melalui citra satelit sesar pada daerah penelitian.
untuk mengidentifikasi kondisi hidrogeologi
daerah penelitian. Stratigrafi
Berdasarkan interpretasi citra satelit dan
HASIL DAN PEMBAHASAN pemetaan geologi yang dilakukan, daerah
Daerah penelitian terletak di bagian tepi studi memiliki tiga satuan batuan, yaitu
pantai dan dikontrol kuat oleh aktivitas satuan batupasir kuarsa (Tebpk), satuan
batupasir (Tmbp), dan Endapan Alluvial (Qa).
tumbukan dua lempeng yang berbeda jenis
Satuan Batupasir Kuarsa (Tebpk)
yaitu Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng
Tersusun atas batupasir, batulempung dan
Samudra Hindia-Australia. Kedua lempeng ini
konglomerat. Batupasir kuarsa secara
saling bertumbukan yang mengakibatkan
megaskopis warna segar abu terang
Lempeng Samudra menunjam di bawah
kekreman, warna lapuk krem, berukuran
Lempeng Benua yang dalam ilmu kebumian
pasir sedang sampai kerikilan, membundar
disebut juga dengan zona subduksi yang
tanggung sampai membundar, kemas
merupakan zona mélange atau zona
terbuka, terpilah sedang sampai baik,
hancuran. Akibat terbentuknya zona
permeabilitas sedang sampai baik, agak
mélange, daerah Ciemas tersusun atas
keras sampai keras, terdapat mineral kuarsa
beberapa karakteristik batuan yang berbeda
dan feldspar. (Gambar 1)
dalam satu wilayah regional.
304
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 303 – 312
Struktur geologi ditemukan melalui beberapa punggungan berdasarkan garis kontur. Untuk
indikasi analisis kelurusan dan pemetaan penarikan kelurusan topografi memiliki
geologi. Interpretasi kelurusan dilakukan jumlah 59 kelurusan dengan arah dominan
melaui analisis kelurusan DEM, Analisis kelurusan baratlaut – tenggara.
kelurusan topografi, Analisis kelurusan
struktur geologi regional (Soekamto, 1975), Analisis Kelurusan Struktur Geologi
Analisis kelurusan struktur geologi Regional (Soekamto, 1975)
(Martodjodjo, 1984) dan beberapa data Analisis kelurusan ini menggunakan peta
primer berupa kekar, cermin sesar, atau geologi regional dengan menarik kelurusan
offset litologi yang ditemukan di daerah dari struktur geologi regional yang mencakup
penelitian. struktur sesar (garis berwarna kuning) yang
dapat dilihat pada gambar 3. Untuk penarikan
Analisis Kelurusan DEM kelurusan sesar memiliki jumlah 2 kelurusan
Daerah penelitian didominasi oleh beberapa dengan arah dominan kelurusan baratlaut –
arah pola kelurusan yang dominan dari tenggara.
kelurusan lembahan dan punggungan yang
dapat terlihat dalam roset diagram. Untuk Analisis kelurusan struktur geologi
penarikan kelurusan lembahan memiliki (Martodjojo 1984)
jumlah 131 kelurusan dengan arah dominan Analisis kelurusan ini menggunakan peta
kelurusan baratlaut – tenggara dengan geologi Martodjojo (1984) dengan menarik
interval azimuth (111-166) – (295-347). kelurusan dari struktur geologi pada peta
tersebut. Untuk penarikan kelurusan ini
Analisis Kelurusan Topografi memiliki jumlah 15 kelurusan dengan arah
Analisis kelurusan topografi mencakup dominan kelurusan baratlaut – tenggara.
analisis kelurusan sungai dan kelurusan
305
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 303 – 312
Sesar Pasirmuncang
Sesar Pasirmuncang merupakan sesar
sinistral normal yang berada di baratlaut
daerah penelitian, berarah baratlaut –
tenggara dengan kelurusan topografi yang
sangat panjang searah dengan keberadaan
306
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 303 – 312
Sesar Ciemas
Sesar Ciemas merupakan sesar sinistral yang
berada di baratlaut daerah penelitian,
berarah baratlaut – tenggara dengan
kelurusan topografi yang pendek searah
dengan keberadaan sesar. Indikasi – indikasi
keterdapatan sesar ini adalah kelurusan
lembahan pada citra DEM, kelurusan
topografi, keterdapatan kekar dan
keterdapatan cermin sesar pada stasiun CK10
dengan arah jurus bidang sesar N 151 E / 84o,
besar pitch 8o SE dan pergerakkan sinistral.
307
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 303 – 312
Sesar Cikanteh
308
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 303 – 312
Sesar Cikanteh merupakan sesar sinistral kelurusan lembahan pada citra DEM,
naik yang berada di baratlaut daerah kelurusan toografi, keterdapatan kekar dan
penelitian, berarah utara – selatan dengan keterdapatan cermin sesar pada stasiun CK29
kelurusan topografi yang cukup panjang dengan arah jurus bidang sesar N 3 E / 750,
searah dengan keberadaan sesar. Indikasi – besar pitch 140 S dan pergerakkan sinistral
indikasi keterdapatan sesar ini adalah naik.
310
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 303 – 312
310
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 303 – 312
penelitian. Berdasarkan hasil penafsiran foto akuifer di bawah permukaan. Sesar juga
udara dan citra indraja (citra landsat) daerah dapat berperan sebagai dam dalam menahan
Ciemas, diketahui adanya banyak kelurusan aliran airtanah dari Baratlaut menuju
bentang alam yang diduga merupakan hasil Tenggara dan diperkirakan berbelok kearah
proses pensesaran. Jalur sesar tersebut lain karena adanya banyak struktur sesar
umumnya berarah barat-timur, utara- yang berkembang.
selatan, timurlaut-baratdaya dan baratlaut- Dari hasil analisa penafsiran foto udara dan
tenggara. citra indraja (citra landsat) dan pemetaan
Secara regional struktur sesar berarah geologi yang dilakukan dapat diidentifikasi
timurlaut-baratdaya dikelompokan sebagai potensi kemunculan airtanah terbesar
Pola Meratus, sesar berarah utara-selatan terdapat pada satuan batupasir kuarsa
dikelompokan sebagai Pola Sunda dan sesar (Tebpk) yang berperan sebagai akuifer
berarah barat-timur dikelompokan sebagai produktifitas sedang dan satuan batupasir
Pola Jawa. Struktur sesar dengan arah barat- (Tmbp) serta banyak terdapat struktur
timur umumnya berjenis sesar naik, geologi berupa rekahan atau kekar dan sesar
sedangkan struktur sesar dengan arah sebagai media kemuculan airtanah tersebut.
lainnya berupa sesar mendatar. Sesar normal
umum terjadi dengan arah bervariasi. KESIMPULAN
Kemunculan struktur geologi terebut berupa Daerah Ciemas, Kabupaten Sukabumi,
kekar ataupun sesar mengindikasikan Provinsi Jawa Barat tersusun atas tiga
banyaknya zona lemah yang tersebar di satuan batuan, yaitu satuan batupasir
bagian Baratlaut dan Timur daerah penelitian. kuarsa (Tebpk), satuan batupasir (Tmbp),
Hal ini menunjukkan potensi airtanah daerah dan endapan alluvial (Qa).
Ciemas dikontrol melalui media rekahan atau Batuan yang berperan sebagai akuifer
patahan. Pada satuan batupasir kuarsa antara lain, batupasir kuarsa, batupasir,
(Tebpk) merupakan satuan batuan paling tua konglomerat, dan breksi vulkanik.
pada daerah Ciemas ini berperan sebagai Struktur patahan/sesar di daerah
akuifer. Batupasir kuarsa memiliki lapisan penelitian berperan sbagai pengontrol
yang permeable sehingga dapat menampung kemunculan mata air dan saluran air
dan meloloskan air dengan mudah. Hal ini bawah permukaan.
sama terjadi pada sataun batupasir (Tmbp) Identifikasi airtanah yang memiliki potensi
yang terendapkan diatas satuan batupasir tinggi berada pada satuan batupasir
kuarsa (Tebpk). Pada satuan ini terdapat kuarsa (Tebpk) dan satuan batupasir
zona mélange atau zona hancuran yang (Tmbp) yang berada pada bagian utara
justru meningkatkan nilai permeabilitas dan baratlaut daerah penelitian.
batuan. Sementara itu, keberadaan rekahan
atau kekar pada batuan yang padu (Akitard) DAFTAR PUSTAKA
dapat meningkatkan nilai permeabilitas dan Martodjojo.1984. Evolusi Cekungan Bogor.
berfungsi sebagai porositas sekunder dan Bandung : Institut Teknologi Bandung.
menjadi jalan bagi airtanah kedalaman Pulunggono dan Martodjojo, S., 1994.
akuifer. Perubahan Tektonik Paleogene-Neogene
Kekar atau rekahan dan sesar yang Merupakan Perisitiwa Tektonik
berkembang didaerah penelitian mengontrol Terpenting di Jawa. Proceding Geologi
terhadap kemunculan berberapa mata air dan Geoteknik Pulau Jawa. Percetakan
yang letaknya sejajar. Di sisi lain, mata air- Nafiri : Yogyakarta
mata air yang muncul sistem rekahan yang Sukamto, R., 1975, Peta Geologi Lembar
muncul di ketinggian 900 – 1000 mdpl dapat Jampang dan Balekembang, Jawa, Pusat
digunakan sebagai indikator mempekirakan Penelitian dan Pengembangan Geologi :
daerah resapan. Rekahan atau kekar maupun Bandung.
sesar yang berkembang dapat menjadi jalan
bagi masuknya air permukaan ke dalam
311
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 303 – 312
312