Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Tn.

P DENGAN
HERNIA INGUINALIS LATERALIS DEXTRA di INSTALASI BEDAH
SENTRAL RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Tn.P DENGAN HERNIA


INGUINALIS LATERALIS DEXTRA di INSTALASI BEDAH SENTRAL
RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Guna Memenuhi Tugas Kuliah Peminatan Bedah


Program Studi S1Keperawatan

Disusun Oleh:
Indra Hermawan
A11000608
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2014
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Tn.P DENGAN HERNIA


INGUINALIS LATERALIS DEXTRA di INSTALASI BEDAH SENTRAL
RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Telah disetujui pada


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

( ) ( )

Mahasiswa

(Indra Hermawan)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hernia atau sering kita kenal dengan istilah “ turun bero”, merupakan penonjolan isi
suatu rongga melalui defek aau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Kita ambil
contoh hernia abdomen (perut). Pada hernia abdomen, isiperut menonjol melalui defek atau
bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik (lapisan otot) dinding perut. Hernia terdiri
atas jaringan lunak, kantong dan isi hernia. 75% dari seluruh hernia abdominal terjadi di
inguinal (lipat paha), yang lainnya terjadi di umbilicus (pusar) atau daerah perut lainnya.
Hernia inguinalis dibagi menjadi 2, yaitu hernia inguinalis medialis dan hernia
inguinalis lateralis. Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum (buah zakar),
hernia disebut hernia skrotalis. Hernia inguinalis lateralis terjadi lebih sering dari hernia
inguinalis medialis dengan perbandingan 2:1, dan diantara itu ternyata pria lebih sering 7 kali
lipat terkena dibandingkan dengan wanita. Semakin bertambahnya usia kita, kemungkinan
terjadinya hernia semakin besar. Hal ini dipengaruhi oleh kekuatan otot–otot perut yang
sudah mulai melemah.
Hernia Ingualis Lateral adalah Hernia yang melalui Anulus Ingualis Internus yang
terletak disebelah lateral vasa epigastrika inseriar, menyusuri Kanalis Ingualis dan kerongga
perut melalui Anulus Ingualis Internus. (Kapita Selekta, Jilid II, 2000).
Tindakan yang dilakukan untuk mengobati hernia ini bisa dilakukan hernioraphy, hal
ini ditujukan untuk mngembalikan isi kantong hernia, selanjutnya mengikat defek atau celah
agar hernia tidak terjadi lagi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yan telah diuaraikan diatas, maka rumusan
masalah yang muncul yaitu bagaimana melakukan asuhan keperawatan perioperatif kepada
Tn. P dengan kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dextra.

C. Ruang Lingkup
Dalam penulisan asuhan keperawatan ini hanya akan membahas asuhan keperawatan
perioperatif yang terdiri dari pre operasi, intra operasi, dan post operasi pada Tn.P dengan
kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dextra
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui secara lengkap asuhan keperawatan perioperatif pada pasien dengan fraktur
clavicula.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu merencanakan dan melakukan asuhan keperawatan pre operatif pada
pasien dengan hernia inguinalis lateralis dextra.
b. Mahasiswa mampu merencanakan dan melakukan asuhan keperawatan intra operatif pada
pasien dengan hernia inguinalis lateralis dextra.
c. Mahasiswa mampu merencanakan dan melakukan asuhan keperawatan post operatif pada
pasien dengan hernia inguinalis lateralis dextra.
d. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan perioperatif pada
pasien dengan hernia inguinalis lateralis dextra.
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi individu
Membandingkan teori yang diperoleh dengan praktik nyata di lapangan dalam melakukan
asuhan keperawatan nyata pada pasien hernia inguinalis lateralis dextra.
2. Bagi rumah sakit
Membantu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan perioperatif dengan kasus
hernia inguinalis lateralis dextra.
3. Bagi institusi
Menambah kepustakaan mengenai asuhan keperawatan dengan hernia inguinalis lateralis
dextra.sehingga bisa dikembangkan kembali oleh mahasiswa yang lain, sesuai dengan
perkembangan ilmu yang semakin berkembang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi
Hernia inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah
lubang pada dinding perut kedalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran yang
berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut kedalam skrotum
sesaat sebelum bayi dilahirkan

B. Klasifikasi
1. Menurut/tofografinya : hernia inguinalis, hernia umbilikalis, hernia femoralis dan
sebagainya.
2. Urut isinya : hernia usus halus, hernia omentum, dan sebagainya.
3. Menurut terlibat / tidaknya : hernia eksterna (hernia ingunalis, hernia serofalis dan
sebagainya). Hernia inferna tidak terlihat dari luar (hernia diafragmatika, hernia foramen
winslowi, hernia obturatoria).
4. Causanya : hernia congenital, hernia traumatika, hernia visional dan sebagainya.
5. Keadaannya : hernia responbilis, hernia irreponibilis, hernia inkarserata, hernia strangulata.
6. Nama penemunya : H. Petit (di daerah lumbosakral), H. Spigelli (terjadi pada lenea semi
sirkularis) di atas penyilangan rasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominis
bagian lateral., H. Richter : yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang terjepit.
7. Beberapa hernia lainnya : H. Pantrolan adalah hernia inguinalis dan hernia femoralis yang
terjadi pada satu sisi dan dibatasi oleh rasa epigastrika inferior., H. Skrotalis adalah hernia
inguinalis yang isinya masuk ke skrotum secara lengkap, H. Littre adalah hernia yang isinya
adalah divertikulum Meckeli.

C. Anatomi
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia.
Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yag merupakan
bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis muskulus transversus abdominis di
medial bawah, di atas tuberkulum pubikum. Kanal ini dibatasi oleh anulus eksternus.
Atap ialah aponeurosis muskulus ablikus eksternus dan didasarnya terdapat
ligamentum inguinal. Kanal berisi tali sperma serta sensitibilitas kulit regio inguinalis,
skrotum dan sebagian kecil kulit, tungkai atas bagian proksimedial. Dalam keadaan relaksasi
otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan itu
tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaiknya
bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus
inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis.
Pada orang yang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis
yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur muskulus oblikus internus
abdominis yang menutup anulus inguinalis internus ketika berkontraksi dan adanya fasia
transversal yang kuat yang menutupi triganum hasselbaeh yang umumnya hampir tidak
berotot sehingga adanya gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia
inguinalis.

D. Etiologi
1. Kelemahan otot dinding abdomen.
a. Kelemahan jaringan
b. Adanya daerah yang luas di ligamen inguinal
c. Trauma
2. Peningkatan tekanan intra abdominal.
a. Obesitas
b. Mengangkat benda berat
c. Konstipasi – mengejan
d. Kehamilan
e. Batuk kronik
f. Hipertropi prostat
3. Faktor resiko: kelainan congenital

E. Manifestasi Klinis
Hernia inguinal sering terlihat sebagai tonjolan intermitten yang secara berangsur,-
angsur meningkat dalam ukuran dan menjadi ketidaknyamanan yang progresif dan persisten
yang progresif. Kadang hanya sedikit nyeri , sakit atau rasa terbakar didaerah lipat paha yang
mungkin didapatkan sebelum perkembangan dari penonjolan yang nyata. Ketidaknyamanan
ini memperjelas onset dari symtomp hernia yang sering dideskripsikan sebagai rasa sakit dan
sensasi terbakar. Gejala itu mungkin tidak hanya didapatkan didaerah inguinal tapi juga
menyebar kedaerah pinggul, belakang, kaki, atau kedaerah genital.
Disebut "Reffered pain" gejala ketidaknyamanan ini dapat mempercepat keadaan
yang berat dan menyusahkan. Gejala ketidaknyamanan pada hernia biasanya meningkat
dengan durasi atau intensitas dari kerja, tapi kemudian dapat mereda atau menghilang dengan
istirahat, meskipun tidak selalu.Rasa tidak enak yang ditimbulkan oleh hernia selalu
memburuk disenja hari dan membaik pada malam hari, saat pasien berbaring bersandar dan
hernia berkurang. Nyeri lipat paha tanpa hernia yang dpat terlihat, biasanya tidak
mengindikasikan atau menunjukkan mula timbulnya hernia

F. Pemeriksaan Fisik
Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi , sering benjolan muncul
dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas. Kemudian jari telunjuk diletakkan disisi lateral kulit
skrotum dan dimasukkan sepanjang funikulus spermatikus sampai ujung jari tengah mencapai
annulus inguinalis profundus. Suatu kantong yang diperjelas dengan batuk biasanya dapat
diraba pada titik ini. Jika jari tangan tak dapat melewati annulus inguinalis profundus karena
adanya massa, maka umumnya diindikasikan adanya hernia.
Hernia juga diindikasikan, bila seseorang meraba jaringan yang bergerak turun
kedalam kanalis inguinalis sepanjang jari tangan pemeriksa selama batuk. Walaupun tanda-
tanda yang menunjukkan apakah hernia itu indirek atau direk, namun umumnya hanya sedikit
kegunaannya, karena keduanya biasanya memerlukan penatalaksanaan bedah, dan diagnosis
anatomi yang tepat hanya dapat dibuat pada waktu operasi. Gambaran yang menyokong
adanya hernia indirek mencakup turunnya kedalam skrotum, yang sering ditemukan dalam
hernia indirek, tetapi tak lazim dalam hernia direk. Hernia direk lebih cenderung timbul
sebagai massa yang terletak pada annulus inguinalis superfisialis dan massa ini biasanya
dapat direposisi kedalam kavitas peritonealis, terutama jika pasien dalam posisi terbaring.
Pada umumnya pada jari tangan pemeriksa didalam kanalis inguinalis, maka hernia inguinalis
indirek maju menuruni kanalis pada samping jari tangan, sedangkan penonjolan yang
langsung keujung jari tangan adalah khas dari hernia direk.
G. Penatalaksanaan
1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga
atau penunjang untuk mempertahankan isi herniayangtelahdireposisi.
2. Reposisi
Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien anak-anak.
reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong
sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia dengan tekanan lambat tapi
menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserasi lebih sering terjadi pada umur
dibawah dua tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia
jarang terjadi jika dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia
yang lebih elastis dibandingkan dengan orang dewasa. Reposisi dilakukan dengan
menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres es diatas hernia. Bila usaha
reposisi ini berhasil anak disiapkan untuk operasi pada hari berikutnya. Jika reposisi hernia
tidak berhasil dalam waktu enam jam harus dilakukan operasi segera.
3. Bantalan penyangga
Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan
tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Namun cara yang
berumur lebih dari 4000 tahun ini masih saja dipakai sampai sekarang.Sebaiknya cara ini
tidak dinjurkan karena mempunyai komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot
dinding perut didaerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-
anak cara ini dapat menimbulkan atrofitestis karena tekanan pada taki sperma yang
mengandung pembuluh darah testis.
4. Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional.
Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri
dari herniotomi dan hernioplasti
a. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya. Kantong dibuka
dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-
ikat setinggi mungkin lalu dipotong
b. Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam
mencegah terjadinya residif dibandingkandenganherniotomi. Dikenal berbagai metode
hernioplastik seperti memperkecil anulus inguinalis internus dangan jahitan terputus,
menutupdan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m. tranversus internus
abdominis dan musculus oblikus internus abdominis yang dikenal dengan nama conjoint
tendon ke ligamentum inguinale poupart menurut metode Bassini, atau menjahitkan fasia
tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus internus abdominis keligamentum cooper pada
metode McVay Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian
bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau marleks untuk menutup defek.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,J,L (1999). ”Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan “ Edisi 2

D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne (1991), ”Medical Surgical Nursing“, A Nursing Process Approach,
W. B. Saunders Company, Philadelphia

Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia,
F.A. Davis Company.

Engrand, Barbara (1999), Keperawatan Medikal Bedah, volume 4, Jakarta, EGC

Goodner, Brenda & Roth, S.L. (1995), “Panduan Tindakan Keperawatan Klinik Praktis”, alih bahasa
Ni Luh G. Yasmin Asih, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai