Anda di halaman 1dari 4

HIMPUNAN DAN OPRASI HIMPUNAN

Ketika umat islam membaca al-Qur’an maka pada surat al-Fatihah akan
dijumpai bahwa manusia terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu (1) kelompok yang
mendapat nikmat dari Allah swt, (2) kelompok yang di laknat, dan (3) kelompok
yang sesat. Pada surat al-Baqarah akan dijumpai bahwa manusia tergolong pada
tiga golongan, yaitu (1) golongan orang beriman, (2) golongan orang kafir, dan (3)
golongan orang munafik. Nyata dalam hal ini bahwa al-Qur’an berbicara
mengenai kelompok, golongan, atau kumpulan.
Untuk menfokuskan pembicaraan, perhatikan firman Allah swt dalam al-
Qur’an surat al-Faathir ayat 1.
Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah
maha kuasa atas segala sesuatu. (QS. 35:1)
Dalam ayat 1 surat al-Faathir ini dijelaskan sekelompok, segolongan atau
sekumpulan makhluk yang disebut malaikat. Dalam kelompok malaikat tersebut
terdapat sekelompok malaikat yang mempunnyai dua sayap, tiga sayap atau empat
sayap. Bahkan sangat dimungkinkan terdapat kelompok malaikat yang
mempunyai lebih dari empat sayap jika Allah swt menghendaki.
Perhatikan juga firman Allah swt dalam al-Qur’an surat An-nur ayat 45.
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari
hewan itu ada yang berjalan diatas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua
kaki sedang bagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah mencipakan
apa yang dikehendaki-Nya , sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu.
(QS.24:45)
Dalam ayat 45 surat an-Nur ini dijelaskan sekelompok, segolongan, atau
sekumpulan makhluk yang disebut hewan. Dalam kelompok hewan tersebut ada
kelompok yang berjalan tanpa kaki, dengan dua kaki, empat atau bahkan lebih
sesuai yang dikehendaki Allah.
Berdasarkan dua ayat tersebut, yaitu QS. 35:1 dan QS. 24:45, terdapat dua konsep
yang terkandung didalamnya dan dapat dikembangkan lebih lanjut. Pertama,
konsep mengenai kelompok atau sekumpulan objek-objekdengan sifat tertentu
yang disebut himpunan. Kedua, konsep bilangan yang dalam masing-masing ayat
tersebut dinyatakan dalam banyak sayap dan banyak kaki. Pada bagian ini akan
dijelaskan mengenai konsep yang berkaitan dengan himpunan.
A. Himpunan
Himpunan adalah sekumpulan objek-objek yang terdefinisi dengan jelas
(bush & young, 1873:2). Objek-objek yang termasuk dalam himpunan disebut
unsur atau anggota himpunan.
Himpunan biasanya disimbolkan dengan huruf kapital, seperti A, B, dan C
sedangkan anggota himpunan di simbolkan dengan huruf kecil. Himpunan
dinotasikan denga kurung kurawal. Sebagai contoh, misalkan A merupakan
himpunan dengan anggota semua huruf vokal, maka himpunan A dapat
dinotasikan dengan
A = {a, i, u, e, o}
Jika a adalah unsur pada himpunan A maka dapat ditulis . Jadi, perlu

dipahami bahwa tulisan mempunnyai arti bahwa a anggota dari himpunan

A. Jika a bukan unsur pada himpunan A maka dapat ditulis (Bartle &

Sherbert, 1982:1).
Himpunan yang tidak mempunyai anggota disebut himpunan kosong dan

dinotasikan dengan . Himpunan nabi denga jenis kelamin perempuan

adalah contoh dari himpunan kosong karena tidak ada nabi yang berjenis kelamin
perempuan.
Secara lebih umum himpunan dapat didefinisikan sebagai kumpulan suatu
objek yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Notasi

Mendefinisikan A sebagai himpunan semua x yang memenuhi syarat P(x).


Sebagai contoh:

Jika himpunan A tersebut dinyatakan dalam bentuk tabular, maka diperoleh


Beberapa hal yang perlu dictat mengenai himpunan adalah
a. Himpunan harus terdefinis dengan jelas,
b. Unsur-unsur yang disebut dalam suatu himpunan harus berbeda, dan
c. Urutan penyebutan unsur dalam suatu himpunan tidak diperhatikan
(Bush&Young, 1973:2).
B. Relasi Himpunan
Membandingkan himpunan-himpunan yang biasanya dilakukan
berdasarkan suatu aturan disebut dengan relasi himpunan. Dalam konteks

himpunan terdapat dua relasi yaitu himpunan bagian ( ) dan sama dengan

(=). Misalnya A dan B adalah himpunan. Himpunan B dikatakan himpunan

bagian (subset) dari A, ditulis B A, jika setiap unsur di B juga merupakan

unsur di A. Sedangkan jika himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B,

ditulis A=B jika A dan B saling subset, dapat ditulis A = B ↔ A B dan B

A. Sebagai contoh, “jika A adalah himpunan huruf-huruf pembentuk malaikat


dan B adalah himpunan huruf-huruf pembentuk kalimat”.
C. Oprasi Himpunan
Oprasi pada himpunan meliputi oprasi gabungan (union), irisan
(intersection), komplemen, dan perkalian cartesius. Himpunan yang irisannya
adalah himpunan kosong disebut himpunan yang saling lepas (disjoin).
Berkenaan dengan oprasi himpunan, berikut ini disajikan beberapa sifat
dasar yang dapat dikembangkan.
Sifat 1
Misalkan A, B, dan C adalah himpunan maka,
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Sifat 2
Misalkan A dan B adalah subset himpunan S maka,
a.
b.
c.

D. Perkalian Cartesius
Perkalian cartesius merupakan oprasi himpunan juga. Yang
membedakan dengan gabungan dan irisan hanyalah pada hasil oprasinya.
Pada perkalian cartesius dua himpunan akan dihasilkan himpunan baru yang
anggotanya berupa pasangan berurutan (ordered pairs).
Misalkan A dan B adalah himpunan. Perkalian cartesius himpunan A dan B,
ditulis A x B, adalah himpunan semua pasangan berurutan (a, b) dengan

dan .

Sebagai contoh, misalkan dan Maka,

Berdasarkan perkalian cartesius, dapat dikembangkan diagram


cartesius. Untuk menggambarkan diagram kartesius dari A x B, maka
himpunan A digambar pada garis mendatar dab himpunan B digambarkan
dengan garis vertikal.

Anda mungkin juga menyukai