PANDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan pasien dan komponen kritis dari
manajemen mutu. Oleh karena itu program keselamatan pasien ini telah
menjadi perhatian global dan nasional bagi rumah sakit (WHO, 2007).
bulan Agustus 2005. Sejalan dengan hal ini sejak Januari tahun 2008 program
keselamatan pasien telah menjadi salah satu bagian dalam standar akreditasi
1
2
perawat. Tenaga perawat salah satu yang bertanggung jawab untuk membantu
dari pemahaman dan motivasi perawat untuk bekerja sesuai dengan pedoman
menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada
pasien selama dirawat di rumah sakit sehingga sangat merugikan baik pasien
sendiri dan pihak rumah sakit. KTD bisa disebabkan oleh berbagai faktor
antara lain beban kerja perawat yang tinggi, alur komunikasi yang kurang
tepat, penggunaan sarana kurang tepat dan lain sebagainya (Nursalam, 2014).
angka Kejadian Tak Diinginkan (KTD) atau Adverse Event /AE di RS secara
Health System” pada tahun 2000 menunjukkan sebanyak 58% dari 98.000
mungkin dapat dicegah (DepKes RI, 2006). Di Indonesia, data tentang medical
error secara pasti belum ada. Namun, pada data laporan insiden keselamatan
pasien tahun 2010, sebanyak 46,1% dari 105 kasus terjadi di unit keperawatan
dalam mewujudkan patient safety. Kerja keras perawat tidak dapat mencapai
level optimal jika tidak didukung dengan sarana prasarana, manajemen rumah
insiden kejadian tidak diinginkan (KTD) dan memperpendek hari rawat. Hal
instalasi rawat inap. Selain pengetahuan salah satu aspek penting yang dapat
akan dapat diselesaikan dengan baik jika didukung oleh suatu kemauan dan
motivasi. Motivasi perawat akan berbeda antara perawat satu dengan perawat
yang lainnya.
pekerjaan baik yang meliputi tindakan pada pasien maupun petugas perawat
menjaga semangat kerja sehingga tidak terjadi penurunan akibat dari kegiatan
rutin. Pengamatan pada motivasi personal harus dilakukan terus menerus, dan
dicapai jika manajer keperawatan merupakan orang yang dapat dipercaya dan
tentang konsep patient safety baik dan sikap mendukung penerapan program
patient safety tinggi. Naswati (2001, dalam Juliani, 2007) menyatakan bahwa
terdapat hubungan korelasi yang tinggi antara motivasi dan kinerja. Hasil
motivasi yang tinggi agar nantinya didapatkan kinerja yang baik. Semakin
5
tinggi motivasi kerja seorang perawat maka diharapkan semakin tinggi pula
(Six Goals Patient Safety) sebagai syarat untuk diterapkan di semua rumah
sakit yang diakreditasi oleh KARS. Penyusunan ini mengacu kepada nine life-
saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety (2007) dan dari Joint
pasien. Asuhan keperawatan pada pasien akan tercapai jika perawat taat dan
atau peraturan yang harus dilakukan atau ditaati. Dalam hal ini perawat
perawat dan dapat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor individu,
petugas di rumah sakit, maupun pemilik rumah sakit. Khususnya untuk pasien,
akibat yang ditimbulkan dari tidak ada cedera atau kerugian pada pasien
Rumah Sakit Umum Daerah Ende merupakan rumah sakit type C milik
Keputusan Bupati Ende Nomor: 384 Tahun 2012, RSUD Ende diubah
Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 2005. Dengan visi “Menjadi Rumah
Kebijakan strategi penerapan patient safety RSUD Ende yang dimulai dengan
pengenalan patient safety, pembuatan sistem kerja dan penyusunan tim KPRS,
sosialisasi patient safety pada seluruh unit pelayanan, pencatatan dan pelaporan
internal insiden kasus, solusi masalah dan akar masalah, standar keselamatan
pasien dan self assessment instrument akreditasi, serta update patient safety
sesuai kementrian kesehatan dan KPRS pusat. Upaya yang dilakukan untuk
pada tahun 2015 sebanyak 182 orang yang tersebar di 11 ruangan yang
meliputi Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat,
Instalasi Care Unit dan Instalasi Bedah Sentral. Perawat yang berlatar belakang
8
Keperawatan 153 orang dan 5 orang SPK. Khusus di intalasi rawat inap jumlah
perawat sebanyak 106 orang, dengan kebutuhan akan tenaga perawat yang
masih terbatas dan pendidikan yang bervariasi merupakan hal yang beresiko
berakibat fatal.
Data mengenai KTD di RSUD Ende pada dua tahun terakhir adalah 38
insiden tahun 2013 dan 19 insiden tahun 2014, sehingga total insiden yang
Melalui wawancara dengan tim KKP-RS menyatakan bahwa ada beberapa hal
sehingga kejadian yang terjadi terus menerus berulang. Perawat sering kali
harus dimotivasi untuk melaporkan insiden yang mereka temukan dan budaya
seseorang.
belum spesifik memberikan gambaran. Dari peserta yang diundang untuk porsi
yang merujuk pada konsep patient safety, karena walaupun sosialisasi dan
pelatihan sudah dilaksanakan tetapi masih ada kasus pasien cedera, pasien
jatuh, salah pengobatan, pendelegasian yang tidak akurat saat operan pasien
pada penerapan program patient safety masih belum optimal. Berkaitan dengan
B. Perumusan Masalah
diterapkan tetapi jumlah KTD dan KNC masih tetap ada. Kecenderungan
10
terjadinya KTD dan KNC merupakan fenomena yang perlu diantisipasi agar
kondisi yang ada dapat menjamin bahwa pasien selalu berada dalam konteks
yang aman.
keselamatan pasien di RSUD Ende masih belum optimal dan terkendala oleh
pelaksana dalam penerapan pedoman patient safety. Oleh karena itu masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah ada hubungan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
RSUD Ende.
11
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
rumah sakit lain dalam pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu. Hasil
daya manusia khususnya tenaga perawat terkait motivasi kerja dalam upaya
2. Bagi Perawat
3. Bagi Peneliti