NIM : 1610211013
Shift/Kelompok :2/7
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Enzim merupakan substansi penting dalam setiap reaksi kimia dalam sel.Orang yang
pertama menemukan enzim adalah Edward dan Hans Buchner. Olehkarena enzim dapat
mempercepat reaksi kimia, berarti enzim merupakan rekasikatalis. Enzim merupakan
katalisator organik dan dibuat dalam sel makhluk hidupsehingga enzim disebut juga
biokatalisator. Enzim juga memiliki sifatdiantaranya, selektif, karena enzim hanya dapat
bekerja pada substrat tertentu(Cartono, 2004
Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk proses biokimia yangterjadi dalam sel
maupun luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 10-11kali lebih cepat daripada
apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Berfungsisebagai katalis yang sangat efisien,
disamping itu mempunyai derajat kekhasanyang tinggi. Enzim dapat menurunkan energi
aktivasi suatu reaksi kimia. Reaksikimia ada yang membutuhkan energi (reaksi endergonik)
dan adapula yangmenghasilkan energi/mengeluarkan energi (eksergonik) (Poedjiadi, 1994
Proses reaksi kimia yang berlangsung dengan baik dalam tubuh dimungkinkan karena
adanya katalis yang disebut enzim. Berzelius (1837)mengusulkan nama “katalis” untuk zat-
zat yang dapat mempercepat reaksi tetapizat itu sendiri tidak ikut bereaksi. Proses kimia yang
terjadi dengan pertolonganenzim telah dikenal sejak zaman dahulu misalnya pembuatan
anggur dengan carafermentasi atau peragian. Demikian pula pembuatan asam cuka termasuk
proseskimia berdasarkan aktifitas enzim. Dahulu proses fermentasi (Pasteur) dianggaphanya
terjadi dengan adanya sel yang mengandung enzim. Anggapan tersebut berubah setelah
Buncher membuktikan bahwa cairan yang berasal dari ragi tanpa adanya sel hidup dapat
menyebabkan fermentasi gula menjadi alkohol dankarbondioksida. Hingga sekarang kata
‘enzim’ yang berarti ‘didalam ragi’ tetapdipakai untuk nama katalis dalam proses biokimia.
Enzim dikenal untuk pertamakalinya sebagai protein oleh Sumner pada tahun 1926 yang
telah berhasilmengisolasi urease dari ‘kata pedang’ (jack bean). Urease adalah enzim
yangdapat menguaraikan urea menjadi CO2 dan NH3.
Beberapa tahun kemudian Northtrop dan Kunitz dapat mengisolasi pepsin , tripsin ,
kimotripsin.
Selanjutnya makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan telah dibuktikan bahwa
enzimtersebut adalah suatu protein (Poedjiadi, 1994).Ada beberapa faktor yag mempengaruhi
enzim yaitu, pengaruh suhudimana suhu optimum untuk dapat mengurangi aktivitas enzim
sedangkan diatassuhu optimum maka dapat menyebabksan denaturasi pada enzim dan
mematikankerja enzim. Pengaruh pH optimum yang khas. pH akan mengalami
denaturasi jika pH jauh di atas pH optimum. Konsentrasi enzim pada konsentrasi substratterte
ntu, bertambahnya konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan kerjareaksi enzim.
Dengan kata lain konsentrasi enzim berbanding lurus terhadap kerjaenzim. Konsentrasi
substrat pada konsentrasi enzim tetap, peningkatankonsentrasi substrat akan menaikkan
kecepatan reaksi enzimatis sampai mencapaikecepatan maksimum (Sutresna, 2007)
- Enzim 2
1. Hasil Titrasi Pengaruh Suhu
Suhu Kamar
Bahan (250C) 400C 750C
A B C
Gelatin 1% + V2-V1 V2-V1 V2-V1
Papain 0,01% 18-11 = 7 mL 16-12 = 4 mL 16-11 = 5 mL
2 Tetes 2 Tetes 2 Tetes
- Perhitungan
Rumus Umum :
(𝑉.𝑇𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
N=
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
%P = N x Fk
Ket : Fk = 6,25
%P = N x fk
= 0,49028 x 6,25
= 3,06425 %
%P = N x fk
= 0,63036 x 6,25
= 3,93975 %
BAB IV
PEMBAHASAN
Enzim merupakan substansi penting dalam setiap reaksi kimia dalam sel .oleh karena
enzim dapat mempercepat reaksi kimia , berarti enzim merupakan reaksi katalis . enzim
merupakan katalisator organik dan dibuatbdalam sel makhluk hidup sehingga enzim disebut
juga biokatalisator . enzim juga memiliki sifat diantaranya , selektif , karena enzim hanya
dapat bekerja pada substrat tertentu .
Pada praktikum kali ini mengenai tentang enzim adapun beberapa percobaan yang
dilakukan :
Setiap enzim mempunyai suhu optimum , yaitu ketika enzim tersebut dapat bekerja
dengan baik . daerah atau kisaran suhu ketika kerja atau laju reaksi enxim masih baik disebut
daerah suhu optimum . semzkin jauh dari suhu optimum , kerja enzim semakin tidak baik
.msuhu optimum untuk enzim yaitu 370C. sehubungan dengan pengaruh suhu terhadap
aktivitas enzim , maka semakin meningkat suhu, aktivitas enzim akan semakin meningkat .
Perubahan yang terjadi pada enzim 1 yaitu pada enzim A berwarna bening dan tidak
berbau , pada sampel B berwarna bening dan bau agak menyengat sedabgkan pada sampel C
warna bening dan bau agak menyengat .
Perubahan yang terjadi pada enzim 2 setelah enzim di titrasi dengan 2 tetes indikator
pp , dan dengan 0,1 N NaOH didapatkan volume akhir larutan pada sampel A sebanyak 18
mL pada suhu 250C dengan tetesan 0,1 N NaOH sebanyak 2 tetes mengalami perubahan
warna menjadi abu-abu , sampel B 16mL pada suhu 400C dengam tetesan 0,1 N NaOH
sebanyak 2 tetes berubah warna menjadi abu-abu kehitaman dan pada sampel C 16mL pada
suhu 750C juga dengan NaOH sebanyak 2 tetes berubah warna menjadi abu-abu.
4.2 Uji Pengaruh Keasaman
Tingkat keasaman suatu zat dinyatakan dengan pH .zat yang memiliki pH <7 . zat
yang memiliki pH <7 merupakan zat yang bersifat asam . tingkat keasaman suatu zat sangat
berpengaruh besar terhadap kerja enzim .
pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan bahan Gelatin 1% + Papain 0,01%
ditambah dengan air , HCl dan Na2CO3 . pada masing -masing erlenmeyer di b2ebanyak
1mL , dan erlenmeyer C ditambah Na2CO3 1mL . hasil percobaan di enzim 1 didapatkan
volume pada sampel A sebanyak 11 mL , pada sampel B didapat volume awalsebanyak 12
mL , dan pada sampel C didapat volume awal sebanyak 12mL .
Perubahan yang terjadi pada percobaan enzim 1 yaitu pada sampel A diketahui bahwa
perubahan warna menjadi keruh dan tidak berbau , pada sampel B tidak terjadi perubahan
warna yaitu bening dan bau tak sedap , dan pada sampel C tidak terjadi perubahan warna
yaitu Bening dan tidak berbau .
Pada percobaan enzim 2 diketahui bahwa sampel A (Air) diketahui volume akhirnya
sebanyak 18mL dengan 30 tetesan 0,1 N NaOH berubah warna menjadi merah muda bening
, pada sampel B (HCl) 18mL dengan 15 tetesan 0,1 N NaOH berubah warna menjadi merah
muda bening dan pada sampel C (Na2CO3) 18 mL dengan 10 tetesan 0,1 N NaOH berubah
warna menjadi merah jambu .
Pada umumnya enzim tidak kuat bila berada dalam lingkungan yang terlalu asam dan
terlalu basa.umumnya basa memiliki pH diatas 7 (>7) .setiap enzim membutuhkan pH
optimum agar bisa berfungsi optimal . pada tingkat pH optimum enzim mampu mengkatalisis
reaksi pada tingkat tercepat dibandingkan tingkat pH lainnya
Percobaan yang dilakukan selanjutnya pada enzim 2 sampel A (Air) setelah dititrasi
didapat volume sebanyak 16mL berwarna ungu dengan 3 tetesan 0.0,1 N NaOH , berbau
menyengat , sampel B (NaOH) didapat volume 16mL dengan 3 tetesan 0,1 N NaOH
perubahan warna menjadi Ungu bening dan bau menyengat , sampel C (NH4OH) didapat
volume 16 mL dengan 3 tetesan 0,1 N NaOH warna menjadi ungu dan bau menyengat .
Pada percobaan yang pertama pada enzim 1 menggunakan Gelatin 2% dan Papain
0,01 % dan 0,05% . terdapat dua sampel yaitu sampel A dan B . diketahui sampel A
menggunakan Gelatin 2% + enzim Papain 0,01% didapatkan volume awal sebanyak 10,1 mL
dengan warna keruh kekuningan lebih kental dan tidak berbau , dan sampel B menggunakan
Gelatin 2% + Papain 0,05% didapatkan volume awal sebanyakn10,1 mL dengan warna keruh
, kental dan tidak berbau .
Percobaan enzim 2 setelah di titrasikan dengan menambah 2 tetes indikator pp dan 0,1
N NaOH pada sampel A didapat volume akhir sebanyak 16mL dengan warna merah muda
bening , pada sampel B didapat volume akhir sebanyak 16,1 mL dengan warna merah muda
bening .
Bahan yang digunakan yaitu dengan penambahan enzim papain yang konsentrasinya
berbeda yaitu 0,01 % dan 0,05 % hal ini berdasarkan dasar teori bahwa semakin meningkat
konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi enzim juga semakin meningkat begitu juga
sebaliknya jika konsentrasi enzim rendah maka kecepatan reaksi enzim juga rendah . dari
hasil percobaan diatas sudah diketahui bahwa enzim yang reaksi cepat , dengan enzim yang
menggunakan 0,05 % Papain .
Jika dalam reaksi enzimatik konsentrasi substrat diperbesar , maka kecepatan reaksi
suatu enzim juga akan meningkat sampai suatu batas kecepatan maksimum , sehingga enzim
telah jenuh dengan substrat .
Pada pecobaan enzim 2 , setelah melakukan titrasi diketahui volume akhir dari
masing-masing sampel . pada sampel A volume akhir sebanyak 17 mL warna merah muda
bening , sampel B volume akhir sebanyak 16mL warna merah muda bening dan , sampel C
diketahui volume akhir sebanyak 15mL warna merah jambu .
Percobaan pada uji pengaruh kensentrasi substrat digunakan bahan Gelatin yang
berbeda-beda konsentrasinya yaitu Gelatin 1%, 2% , dan 3% , Gelatin disini berperan sebagai
substrat . pada dasar teori bahwa semakin meningkatnya konsentrasi substrat maka kerja
enzim juga semakin meningkat , dan apabila konsentrasi substrat rendah maka kerja enzim
juga akan rendah . dari hasil percobaan di atas bahwa kerja enzim yang paling cepat yaitu
pada enzim yang bersampel C karena menggunakan gelatin dengan 3% , sedangkan kerja
enzim yang paling rendah pada sampel A karena menggunakan gelatin yang pling rendah
yaitu dengan 1% .
4.6 Hasil Titrasi Pengaruh Suhu
Pada titrasi pengaruh suhu yang dilakukan , untuk mengetahui kadar protein dapat
diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
%P = N x fk
= 0,3502 x 6,25
= 2,18875 %
%P = N x fk
= 0,49028 x 6,25
= 3,06425 %
Jadi kadar protein pada tiap sampel yaitu :
Pada titrasi pengaruh keasaman yang dilakukan , untuk mengetahui kadar protein
dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Pada titrasi pengaruh keasaman yang dilakukan , untuk mengetahui kadar protein
dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Pada titrasi pengaruh keasaman yang dilakukan , untuk mengetahui kadar protein
dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Pada titrasi pengaruh keasaman yang dilakukan , untuk mengetahui kadar protein
dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
%P = N x fk
= 0,63036 x 6,25
= 3,93975 %
a. Pada sampel A diketahui kadar protein sebanyak 4,7277 %
b. Pada sampel B diketahui kadar protein sebanyak 3,7625 %
c. Pada sampel C diketahui kadar protein sebanyak 3,93975 %
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui cara kerja
enzim dapat diketahui melalui beberapa uji yaitu, Uji pengaruh suhu , uji pengaruh keasaman
, uji pengaruh basa , uji pengaruh konsentrasi enzim dan uji pengaruh konsentrasi substrat .
pada pengaruh suhu dapat diketahui bahwa suhu optimum enzim yaitu 37 C jika lebih dari
suhu optimum enzim akan mengalami kerusakan atau denaturasi enzim . pada uji pengaruh
keasaman dan uji pengaruh basa berhubungan dengan pH enzim jika pH enzim terlalu asam
enzim juga cepat mengalami denaturasi , begitu juga jika terlalu basa . pada oengaruh
konsentrasi enzim dan subtrat , cara kerja enzim dipengaruhi oleh meningkatnya konsentrasi
enzim ataupun subtrat semakin manigkat konsentrasi enzim ataupun konsentrasi substrat
maka cara kerja enzim juga menigkat begitu sebaliknya .
Untuk mengetahui kadar protein pada enzim dapat dihitung dengan menggunakan
rumus yaitu dengan rumus :
%P = N x Fk
Ket : Fk = 6,25
DAFTAR PUSTAKA