Anda di halaman 1dari 26

Disusun oleh :

Nama : Suci Wulandari

NIM : 1610211013

Shift/Kelompok :2/7

Tanggal Praktikum : 29 Maret 2017

Tanggal Pengumpulan : 04 April 2017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


Memahami pengaruh suhu , pH , konsentrasi enzim , dan konsentrasi substrat terhadap
aktivitas enzim.
1.2 Dasar Teori

Enzim merupakan substansi penting dalam setiap reaksi kimia dalam sel.Orang yang
pertama menemukan enzim adalah Edward dan Hans Buchner. Olehkarena enzim dapat
mempercepat reaksi kimia, berarti enzim merupakan rekasikatalis. Enzim merupakan
katalisator organik dan dibuat dalam sel makhluk hidupsehingga enzim disebut juga
biokatalisator. Enzim juga memiliki sifatdiantaranya, selektif, karena enzim hanya dapat
bekerja pada substrat tertentu(Cartono, 2004
Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk proses biokimia yangterjadi dalam sel
maupun luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 10-11kali lebih cepat daripada
apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Berfungsisebagai katalis yang sangat efisien,
disamping itu mempunyai derajat kekhasanyang tinggi. Enzim dapat menurunkan energi
aktivasi suatu reaksi kimia. Reaksikimia ada yang membutuhkan energi (reaksi endergonik)
dan adapula yangmenghasilkan energi/mengeluarkan energi (eksergonik) (Poedjiadi, 1994
Proses reaksi kimia yang berlangsung dengan baik dalam tubuh dimungkinkan karena
adanya katalis yang disebut enzim. Berzelius (1837)mengusulkan nama “katalis” untuk zat-
zat yang dapat mempercepat reaksi tetapizat itu sendiri tidak ikut bereaksi. Proses kimia yang
terjadi dengan pertolonganenzim telah dikenal sejak zaman dahulu misalnya pembuatan
anggur dengan carafermentasi atau peragian. Demikian pula pembuatan asam cuka termasuk
proseskimia berdasarkan aktifitas enzim. Dahulu proses fermentasi (Pasteur) dianggaphanya
terjadi dengan adanya sel yang mengandung enzim. Anggapan tersebut berubah setelah
Buncher membuktikan bahwa cairan yang berasal dari ragi tanpa adanya sel hidup dapat
menyebabkan fermentasi gula menjadi alkohol dankarbondioksida. Hingga sekarang kata
‘enzim’ yang berarti ‘didalam ragi’ tetapdipakai untuk nama katalis dalam proses biokimia.
Enzim dikenal untuk pertamakalinya sebagai protein oleh Sumner pada tahun 1926 yang
telah berhasilmengisolasi urease dari ‘kata pedang’ (jack bean). Urease adalah enzim
yangdapat menguaraikan urea menjadi CO2 dan NH3.
Beberapa tahun kemudian Northtrop dan Kunitz dapat mengisolasi pepsin , tripsin ,
kimotripsin.

Selanjutnya makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan telah dibuktikan bahwa
enzimtersebut adalah suatu protein (Poedjiadi, 1994).Ada beberapa faktor yag mempengaruhi
enzim yaitu, pengaruh suhudimana suhu optimum untuk dapat mengurangi aktivitas enzim
sedangkan diatassuhu optimum maka dapat menyebabksan denaturasi pada enzim dan
mematikankerja enzim. Pengaruh pH optimum yang khas. pH akan mengalami
denaturasi jika pH jauh di atas pH optimum. Konsentrasi enzim pada konsentrasi substratterte
ntu, bertambahnya konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan kerjareaksi enzim.
Dengan kata lain konsentrasi enzim berbanding lurus terhadap kerjaenzim. Konsentrasi
substrat pada konsentrasi enzim tetap, peningkatankonsentrasi substrat akan menaikkan
kecepatan reaksi enzimatis sampai mencapaikecepatan maksimum (Sutresna, 2007)

Enzim di klasifikasikan ke dalam 6 kelas berdasarkan jenis reaksi yang dikatalis :


1. Oksidoreduktase , enzim yang mengkatalisis perpindahan atom hydrogen atau
oksigen atau elektron. Contohnya : Dehidrogenase, Oksigenase , Peroksidase , dll .
2. Transferase , enzim yang mengkatalisis perpindahan gugus fungsi tertentu dari satu
molekul ke molekul lain . Contohnya : Transkarbosilase , Transaminase ,
Transmetilase , dll .
3. Hidrolase , enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis , dimana pemutusan ikatan
melibatkan penambahan molekul air . Contohnya : Esterase , Fosfatase , Peptidase ,
dll .
4. Lipase , enzim yang mengkatalisis reaksi (selain hidrolisis) dimana gugus ( seperti
H2O , CO2 , dan NH3 ) dihilangkan dan membentuk ikatan rangkap atau ditambahkan
ke ikatan rangkap . Contohnya : Dekarboksilase , Dehidratase , Deaminase , dll .
5. Isomerase , enzim yang mengkatalisis beberapa tipe reaksi yang terjadi dalam proses
penataan intramolekul. Contohnya : Mutase , Epimerase , dll.
6. Ligase , enzim yang mengkatalisis pembentukan ikatan antara dua molekul substrat.
Contohnya : Sintetase , Karboksilase , dll .
Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor , antara lain pH dan Suhu.
1. pH , enzim sangat sensitif terhadap perubahan pH dan berfungsi dengan baik dalam
kisaran sempit pada pH optimum . pengaruh pH adalah karena perubahan-perubahan
keadaan ionik pada residu-residu asam amino dan enzim (pada sisi aktif) dan pada
molekul substrat . perubahan ini dapat mempengaruhi pengikatan substrat dan
kecepatan reaksi . perubahan pH yang drastis/ekstrim dapat menyebabkan denaturasi
atau kehilangan fungsi biologis .
2. Suhu , semua reaksi kimia dipengaruhi oleh suhu . kecepatan reaksi meningkat karena
banyak molekul memiliki energi yang cukup untuk memasuki keadaan transisi.
Kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh enzim juga meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu , namun kenaikan suhu juga dapat meningkatkan kecepatan
denaturasi enzim . setiap enzim memiliki suhu optimum . enzim juga merupakan
protein , sehingga nilai suhu optimum bergantung pada pH dan kekuatan ionic . suhu
optimum protein bergantung pada suhu dimana organisme itu berada. Contohnya :
suhu optimum untuk enzim-enzim hewan/manusia berada pada kisaran 370C ,
sedangkan organisme yang hidup pada daerah bersuhu tinggi ( sumber air panas atau
kawah gunung berapi ) mempunyai suhu optimum diatas 500C.
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


- Alat
1. Labu ukur
2. Erlenmeyer
3. Pipet tetes
4. Pipet volume
5. Tabung reaksi
6. Rak tabung reaksi
7. Gelas ukur
8. Thermometer
- Bahan
1. Gelatin 1% , 2% , 3%
2. Papain 0,01%
3. Hcl 10 %
4. HgCl 10%
5. Na2CO3
6. NaOH
7. Aquades
2.2 Cara kerja
- Enzim 1
1. Menyiapkan 3 erlenmeyer , masing-masing diisi 3 mL Gelatin 1%.
2. Masing-masing Erlenmeyer diberi label A,B, dan C.
3. Masing-masing Erlenmeyer ditambh 1 mL enzim papain 0,01% ,
kemudian Erlenmeyer A ditambah air , Erlenmeyer B ditambah NaOH
10% , dan Erlenmeyer C ditambah NH4OH sebanyak 1 mL.
4. Digojag supaya larutan homogeny dan dibiarkan selama 10 menit
menggunakan timer/stopwatch.
5. Setelah selesai , selanjutnya mengamati larutan yang telah tercampur
apakah terdapat perubahan warna dan bau yang ditimbulkan dari larutan
tersebut .
- Enzim 2
1. Menyiapkan semua bahan yang sudah dilakukan pada percobaan enzim
1.
2. Mengencerkan masing-masing larutan dengan menggunakan aquades
sebanyak 50 mL
3. Mengambil laritan sebanyak 10 mL dipindahkan ke tabung reaksi yang
masing-masing sudah diberi sampel A,B,C
4. Menambahkan 2 tetes indicator pp , dan di titrasikan dengan 0.1 N
NaOH beberapa tetes sampai berwarna merah jambu .
5. Menentukan volume awal larutan
6. Kemudian , menambahkan 5 mL formalin 10% pada larutan tadi ,
dititrasi dengan 0,1 N NaOH sampai berwarna merah jambu .
7. Menentukan volume akhir larutan dalam labu ukur
8. Buat blanko dari 10 mL aquades dan tambahkan 2 tetes pp , titrasi
dengan 0,1 NaOH = 1.5
9. Membuat perhitungan dari percobaan yang telah dilakukan diatas .
BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1 Tabel Hasil Pengamatan


- Enzim 1
1. Uji Pengaruh Suhu
Bahan Hasil Keterangan
A. Gelatin 1 % + V1 = 11 mL , 3 Tetes Warna bening , tidak
Papain 0,01% + HgCl berbau
HgCl 10%
B. Gelatin 1 % + V1 = 12 mL , 3 Tetes Warna bening , berbau
Papain 0,01% + HgCl menyengat
HgCl 10%
C. Gelatin 1 % + V1 = 11 mL , 2 Tetes Warna bening , berbau
Papain 0,01% + HgCl menyengat
HgCl 10%

2. Uji Pengaruh Keasaman


Bahan Hasil Keterangan
A. Gelatin 1 % V1= 11 mL Warna keruh , tidak
+ Papain berbau
0,01% +
Aquades
B. Gelatin 1 % V1= 12 mL Bening , bau tak sedap
+ Papain
0,01% +
HCl 10%
C. Gelatin 1 % V1= 12 mL Bening, tidak berbau
+ Papain
0,01%
+Na2Co3
3. Uji Pengaruh Basa
Bahan Hasil Keterangan
A. Gelatin 1 % V1 = 11 mL Warna bening , tidak
+ Papain berbau
0,01% +
Aquades
B. Gelatin 1 % V1 = 11 mL Sedikit kekuningan ,
+ Papain tidak berbau
0,01% +
NaOH 10%
C. Gelatin 1 % V1 = 11 mL Bening , bau menyengat
+ Papain
0,01% +
NH4OH

4. Uji Pengaruh Konsentrasi Enzim


Bahan Hasil Keterangan
A. Gelatin 2 % V1 = 10,1mL Warna keruh kekuningan
+ Papain , lebih kental , tidak
0,01% berbau
B. Gelatin 1 % V1= 10,1 mL Warna keruh , kental ,
+ Papain tidak berbau .
0,05%

5. Uji Pengaruh Konsentrasi Substrat


Bahan Hasil Keterangan
A. Gelatin 1 % V1 = 10,1 mL Warna kuning keruh ,
+ Papain kental , tidak berbau
0,01%
B. Gelatin 2 % V1 = 10,2 mL Warna bening , encer ,
+ Papain tidak berbau
0,01%
C. Gelatin 3 % V1 = 9 mL Warna kuning keruh ,
+ Papain kental , tidak berbau
0,01%

- Enzim 2
1. Hasil Titrasi Pengaruh Suhu
Suhu Kamar
Bahan (250C) 400C 750C
A B C
Gelatin 1% + V2-V1 V2-V1 V2-V1
Papain 0,01% 18-11 = 7 mL 16-12 = 4 mL 16-11 = 5 mL
2 Tetes 2 Tetes 2 Tetes

2. Hasil Titrasi Pengaruh Keasaman


Air HCl Na2CO3
Bahan
A B C
Gelatin 1% + V2-V1 V2-V1 V2-V1
Papain 0,01% 18-11 = 7 mL 18-12 = 6 mL 18-12 = 6 mL
30 Tetes 15 Tetes 10 Tetes

3. Hasil Titrasi Pengaruh Basa


Air NaOH NH4OH
Bahan
A B C
Gelatin 1% + V2-V1 V2-V1 V2-V1
Papain 0,01% 16-11 = 5 mL 16-11 = 5 mL 16-11 = 5 mL
3 Tetes 3 Tetes 3 Tetes

4. Hasil Titrasi Pengaruh Konsentrasi Enzim


Enzim Papain Enzim Papain
Bahan 0,01% 0,05%
A B
Gelatin 2% V2-V1 V2-V1
16-10,1 = 5,9 mL 16,1-10,1 = 6 mL
3 Tetes 2 Tetes
5. Hasil Titrasi Pengaruh Konsentrasi Substrat
Gelatin 1% Gelatin 2% Gelatin 3%
Bahan
A B C
Enzim papain V2-V1 V2-V1 V2-V1
0,01% 17-10,1 = 6,9 mL 16-10,2 = 5,8 mL 15-9 = 6 mL
3 Tetes 3 Tetes 3 Tetes

- Perhitungan
Rumus Umum :
(𝑉.𝑇𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
N=
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
%P = N x Fk

Ket : Fk = 6,25

1. Uji Pengaruh Suhu


(7−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
a. N A =
1 𝑥 1000
(5,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
770,44
= = 0,77044
1000
%P = N x fk
= 0,77044 x 6,25
= 4, 81525 %

(4−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


b. NB =
1 𝑥 1000
(2,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
350,2
= = 0,3502
1000
%P = N x fk
= 0,3502 x 6,25
= 2,18875 %

(5−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


c. NC =
1 𝑥 1000
(3,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
490,28
= = 0,49028
1000
%P = N x fk
= 0,49028 x 6,25
= 3,06425 %

2. Uji Pengaruh Keasaman


(7−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
a. NA =
1 𝑥 1000
(5,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
770,44
= = 0,77044
1000
%P = N x fk
= 0,77044 x 6,25
= 4, 81525 %
(6−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
b. NB =
1 𝑥 1000
(4,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
630,36
= = 0,63036
1000
%P = N x fk
= 0,63036 x 6,25
= 3,93975 %
(6−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
c. NC =
1 𝑥 1000
(4,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
630,36
= = 0,63036
1000
%P = N x fk
= 0,63036 x 6,25
= 3,93975 %

3. Uji Pengaruh Basa

(5−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


a. NA =
1 𝑥 1000
(3,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
490,28
= = 0,49028
1000
%P = N x fk
= 0,49028 x 6,25
= 3,06425 %

(5−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


b. NB =
1 𝑥 1000
(3,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
490,28
= = 0,49028
1000

%P = N x fk
= 0,49028 x 6,25
= 3,06425 %

(5−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


c. NC =
1 𝑥 1000
(3,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
490,28
= = 0,49028
1000
%P = N x fk
= 0,49028 x 6,25
= 3,06425 %

4. Uji Pengaruh Konsentrasi Enzim


(5,9−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
a. NA =
1 𝑥 1000
(4,4 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
616,35
= = 0,617
1000
%P = N x fk
= 0,617 x 6,25
= 3,85 %

(6−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


b. NB =
1 𝑥 1000
(4,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
630,36
= = 0,63036
1000
%P = N x fk
= 0,63036 x 6,25
= 3,93975 %

5. Uji Pengaruh Konsentrasi Substrat


(6,9−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
a. NA =
1 𝑥 1000
(5,4) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
756,432
= = 0,756432
1000
%P = N x fk
= 0,756432 x 6,25
= 4,7277 %
(5,8−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
b. NB =
1 𝑥 1000
(4,3 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
602,344
= = 0,602
1000
%P = N x fk
= 0,602 x 6,25
= 3,7625 %
(6−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
c. NC =
1 𝑥 1000
(4,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
630,36
= = 0,63036
1000

%P = N x fk
= 0,63036 x 6,25
= 3,93975 %
BAB IV
PEMBAHASAN
Enzim merupakan substansi penting dalam setiap reaksi kimia dalam sel .oleh karena
enzim dapat mempercepat reaksi kimia , berarti enzim merupakan reaksi katalis . enzim
merupakan katalisator organik dan dibuatbdalam sel makhluk hidup sehingga enzim disebut
juga biokatalisator . enzim juga memiliki sifat diantaranya , selektif , karena enzim hanya
dapat bekerja pada substrat tertentu .

Pada praktikum kali ini mengenai tentang enzim adapun beberapa percobaan yang
dilakukan :

4.1 Uji Pengaruh Suhu

Setiap enzim mempunyai suhu optimum , yaitu ketika enzim tersebut dapat bekerja
dengan baik . daerah atau kisaran suhu ketika kerja atau laju reaksi enxim masih baik disebut
daerah suhu optimum . semzkin jauh dari suhu optimum , kerja enzim semakin tidak baik
.msuhu optimum untuk enzim yaitu 370C. sehubungan dengan pengaruh suhu terhadap
aktivitas enzim , maka semakin meningkat suhu, aktivitas enzim akan semakin meningkat .

Pada percobaan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan gelatin 1% ditambah


dengan papain 0,01 % ditambah dengan tetesan HgCl 10% dapat diketahui bahwa pada
percobaan pertama enzim pada suhu 25 C lebih lambat daripada enzim yang terjadi pada
suhu 400C dan 75 0C. hal tersebut dikarenakan suhu enzim dibawah suhu optimum (<370C) .
pada suhu 250C diketahui volume awal enzim sebanyak 11 mL , pada suhu 40 0C volume
awal enzim diketahui sebanyak 12 mL , dan pada suhu 75 0C volume awal enzim sebanyak
11 mL .

Perubahan yang terjadi pada enzim 1 yaitu pada enzim A berwarna bening dan tidak
berbau , pada sampel B berwarna bening dan bau agak menyengat sedabgkan pada sampel C
warna bening dan bau agak menyengat .

Perubahan yang terjadi pada enzim 2 setelah enzim di titrasi dengan 2 tetes indikator
pp , dan dengan 0,1 N NaOH didapatkan volume akhir larutan pada sampel A sebanyak 18
mL pada suhu 250C dengan tetesan 0,1 N NaOH sebanyak 2 tetes mengalami perubahan
warna menjadi abu-abu , sampel B 16mL pada suhu 400C dengam tetesan 0,1 N NaOH
sebanyak 2 tetes berubah warna menjadi abu-abu kehitaman dan pada sampel C 16mL pada
suhu 750C juga dengan NaOH sebanyak 2 tetes berubah warna menjadi abu-abu.
4.2 Uji Pengaruh Keasaman

Tingkat keasaman suatu zat dinyatakan dengan pH .zat yang memiliki pH <7 . zat
yang memiliki pH <7 merupakan zat yang bersifat asam . tingkat keasaman suatu zat sangat
berpengaruh besar terhadap kerja enzim .

pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan bahan Gelatin 1% + Papain 0,01%
ditambah dengan air , HCl dan Na2CO3 . pada masing -masing erlenmeyer di b2ebanyak
1mL , dan erlenmeyer C ditambah Na2CO3 1mL . hasil percobaan di enzim 1 didapatkan
volume pada sampel A sebanyak 11 mL , pada sampel B didapat volume awalsebanyak 12
mL , dan pada sampel C didapat volume awal sebanyak 12mL .

Perubahan yang terjadi pada percobaan enzim 1 yaitu pada sampel A diketahui bahwa
perubahan warna menjadi keruh dan tidak berbau , pada sampel B tidak terjadi perubahan
warna yaitu bening dan bau tak sedap , dan pada sampel C tidak terjadi perubahan warna
yaitu Bening dan tidak berbau .

Pada percobaan enzim 2 diketahui bahwa sampel A (Air) diketahui volume akhirnya
sebanyak 18mL dengan 30 tetesan 0,1 N NaOH berubah warna menjadi merah muda bening
, pada sampel B (HCl) 18mL dengan 15 tetesan 0,1 N NaOH berubah warna menjadi merah
muda bening dan pada sampel C (Na2CO3) 18 mL dengan 10 tetesan 0,1 N NaOH berubah
warna menjadi merah jambu .

Sampel A ditambah dengan air pH normal (=7) sehingga tidak memoengaruhi


aktivitas kerja enzim , Sampel B menggunakan HCl yang merupakan asam kuat dan pH
keasamaan mengalami peningkatan sehingga dapat mempengaruhi kerja enzim dan enzim
mengalami denaturasi , sedangkan pada sampel C Na2CO3merupakan asam lemah .

4.3 Uji Pengaruh Basa

Pada umumnya enzim tidak kuat bila berada dalam lingkungan yang terlalu asam dan
terlalu basa.umumnya basa memiliki pH diatas 7 (>7) .setiap enzim membutuhkan pH
optimum agar bisa berfungsi optimal . pada tingkat pH optimum enzim mampu mengkatalisis
reaksi pada tingkat tercepat dibandingkan tingkat pH lainnya

Pada percobaan yang dilakukan di enzim 1 dengan menggunakan Gelatin 1% , Papain


0,01% ditambah Air , NaOH dan NH4OH . masing-masing erlenmeyer diberi sampel
A,B,dan C . pada Sampel A Gelatin 1% + Papain 0,01% + Air perubahan yang terjadi yaitu
diketahui volume awal sebanyak 11 mL dan warna bening, tidak berbau larutannya encer ,
pada sampel B Gelatin 1%+Papain 0,01%+ NaOH 10% didapat volume awal sebanyak
11mL warna sedikit kekuningan , tidak berbau dan larutannya encer , pada sampel C Gelatin
1% Papain 0,01% + NH4OH 10% didapat volume awal 11mL warna bening , bau menyengat
, larutannya encer .

Percobaan yang dilakukan selanjutnya pada enzim 2 sampel A (Air) setelah dititrasi
didapat volume sebanyak 16mL berwarna ungu dengan 3 tetesan 0.0,1 N NaOH , berbau
menyengat , sampel B (NaOH) didapat volume 16mL dengan 3 tetesan 0,1 N NaOH
perubahan warna menjadi Ungu bening dan bau menyengat , sampel C (NH4OH) didapat
volume 16 mL dengan 3 tetesan 0,1 N NaOH warna menjadi ungu dan bau menyengat .

Sampel A menggunakan Air pH normal sehingga tidak mempengaruhi aktivitas enzim


, pada Sampel B menggunakan NaOH , karena NaOH merupakan basa kuat maka mengalami
kenaikan pH (>7) sehingga enzim mengalami denaturasi , pada sampel C menggunakan
NH4OH yang bersifat basa lemah maka enzim bekerja secara optimal tidak mengalami
denaturasi .

4.4 Uji Pengaruh Konsentrasi Enzim

Kecepatan reaksi enzimatik akan meningkat apabila konsentrasi enzim juga


meningkat .jadi kecepatan reaksi enzimatik berbanding lurus dengan konsentrasi enzim .

Pada percobaan yang pertama pada enzim 1 menggunakan Gelatin 2% dan Papain
0,01 % dan 0,05% . terdapat dua sampel yaitu sampel A dan B . diketahui sampel A
menggunakan Gelatin 2% + enzim Papain 0,01% didapatkan volume awal sebanyak 10,1 mL
dengan warna keruh kekuningan lebih kental dan tidak berbau , dan sampel B menggunakan
Gelatin 2% + Papain 0,05% didapatkan volume awal sebanyakn10,1 mL dengan warna keruh
, kental dan tidak berbau .

Percobaan enzim 2 setelah di titrasikan dengan menambah 2 tetes indikator pp dan 0,1
N NaOH pada sampel A didapat volume akhir sebanyak 16mL dengan warna merah muda
bening , pada sampel B didapat volume akhir sebanyak 16,1 mL dengan warna merah muda
bening .

Bahan yang digunakan yaitu dengan penambahan enzim papain yang konsentrasinya
berbeda yaitu 0,01 % dan 0,05 % hal ini berdasarkan dasar teori bahwa semakin meningkat
konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi enzim juga semakin meningkat begitu juga
sebaliknya jika konsentrasi enzim rendah maka kecepatan reaksi enzim juga rendah . dari
hasil percobaan diatas sudah diketahui bahwa enzim yang reaksi cepat , dengan enzim yang
menggunakan 0,05 % Papain .

4.5 Uji Pengaruh Konsentrasi Substrat

Jika dalam reaksi enzimatik konsentrasi substrat diperbesar , maka kecepatan reaksi
suatu enzim juga akan meningkat sampai suatu batas kecepatan maksimum , sehingga enzim
telah jenuh dengan substrat .

Percobaan yang dilakukan pada enzim 1 dengan tersedianya masing-masing sampel .


sampel A menggunakan bahan Gelatin 1%+ enzim Papain 0,01% diketahui volume awal
sebanyak 10,1 mL , warna kuning keruh, kental , dan tidak berbau . pada sampel B dengan
menggunakan bahan Gelatin 2% + enzim Papain 0,01% diketahui volume awal sebanyak
10,2 mL warna bening , encer dan tidak berbau . pada sampel C dengan menggunakan bahan
Gelatin 3%+enzim Papain 0,01% didapatkan volume sebanyak 9mL warna kuning keruh ,
kental dan tidak berbau .

Pada pecobaan enzim 2 , setelah melakukan titrasi diketahui volume akhir dari
masing-masing sampel . pada sampel A volume akhir sebanyak 17 mL warna merah muda
bening , sampel B volume akhir sebanyak 16mL warna merah muda bening dan , sampel C
diketahui volume akhir sebanyak 15mL warna merah jambu .

Percobaan pada uji pengaruh kensentrasi substrat digunakan bahan Gelatin yang
berbeda-beda konsentrasinya yaitu Gelatin 1%, 2% , dan 3% , Gelatin disini berperan sebagai
substrat . pada dasar teori bahwa semakin meningkatnya konsentrasi substrat maka kerja
enzim juga semakin meningkat , dan apabila konsentrasi substrat rendah maka kerja enzim
juga akan rendah . dari hasil percobaan di atas bahwa kerja enzim yang paling cepat yaitu
pada enzim yang bersampel C karena menggunakan gelatin dengan 3% , sedangkan kerja
enzim yang paling rendah pada sampel A karena menggunakan gelatin yang pling rendah
yaitu dengan 1% .
4.6 Hasil Titrasi Pengaruh Suhu

Pada titrasi pengaruh suhu yang dilakukan , untuk mengetahui kadar protein dapat
diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(7−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


d. N A =
1 𝑥 1000
(5,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
770,44
= = 0,77044
1000
%P = N x fk
= 0,77044 x 6,25
= 4, 81525 %

(4−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


e. NB =
1 𝑥 1000
(2,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
350,2
= = 0,3502
1000

%P = N x fk
= 0,3502 x 6,25
= 2,18875 %

(5−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


f. NC =
1 𝑥 1000
(3,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
490,28
= = 0,49028
1000

%P = N x fk
= 0,49028 x 6,25
= 3,06425 %
Jadi kadar protein pada tiap sampel yaitu :

a. Pada sampel A diketahui kadar protein sebanyak 4, 81525 %


b. Pada sampel B diketahui kadar protein sebanyak 2,18875 %
c. Pada sampel C diketahui kadar protein sebanyak 3,06425 %

4.7 Hasil Titrasi Pengaruh Keasaman

Pada titrasi pengaruh keasaman yang dilakukan , untuk mengetahui kadar protein
dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(7−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


a. NA =
1 𝑥 1000
(5,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
770,44
= = 0,77044
1000
%P = N x fk
= 0,77044 x 6,25
= 4, 81525 %
(6−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
b. NB =
1 𝑥 1000
(4,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
630,36
= = 0,63036
1000
%P = N x fk
= 0,63036 x 6,25
= 3,93975 %
(6−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
c. NC =
1 𝑥 1000
(4,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
630,36
= = 0,63036
1000
%P = N x fk
= 0,63036 x 6,25
= 3,93975 %
a. Pada sampel A diketahui kadar protein sebanyak 4, 81525 %
b. Pada sampel B diketahui kadar protein sebanyak 3,93975 %
c. Pada sampel C diketahui kadar protein sebanyak 3,93975 %

4.8 Hasil Titrasi Pengaruh Basa

Pada titrasi pengaruh keasaman yang dilakukan , untuk mengetahui kadar protein
dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(5−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


a. NA =
1 𝑥 1000
(3,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
490,28
= = 0,49028
1000
%P = N x fk
= 0,49028 x 6,25
= 3,06425 %

(5−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


b. NB =
1 𝑥 1000
(3,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
490,28
= = 0,49028
1000
%P = N x fk
= 0,49028 x 6,25
= 3,06425 %

(5−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


c. NC =
1 𝑥 1000
(3,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
490,28
= = 0,49028
1000
%P = N x fk
= 0,49028 x 6,25
= 3,06425 %
a. Pada sampel A diketahui kadar protein sebanyak 3,06425 %
b. Pada sampel B diketahui kadar protein sebanyak 3,06425 %
c. Pada sampel C diketahui kadar protein sebanyak 3,06425 %

4.9 Hasil Titrasi Pengaruh Konsentrasi Enzim

Pada titrasi pengaruh keasaman yang dilakukan , untuk mengetahui kadar protein
dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(5,9−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


a. NA =
1 𝑥 1000
(4,4 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
616,35
= = 0,617
1000
%P = N x fk
= 0,617 x 6,25
= 3,85 %

(6−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


b. NB =
1 𝑥 1000
(4,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
630,36
= = 0,63036
1000
%P = N x fk
= 0,63036 x 6,25
= 3,93975 %
a. Pada sampel A diketahui kadar protein sebanyak 3,85 %
b. Pada sampel B diketahui kadar protein sebanyak 3,93975 %
4.10 Hasil Titrasi Pengaruh Konsentrasi Substrat

Pada titrasi pengaruh keasaman yang dilakukan , untuk mengetahui kadar protein
dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(6,9−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


a. NA =
1 𝑥 1000
(5,4) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
756,432
= = 0,756432
1000
%P = N x fk
= 0,756432 x 6,25
= 4,7277 %
(5,8−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
b. NB =
1 𝑥 1000
(4,3 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
602,344
= = 0,602
1000
%P = N x fk
= 0,602 x 6,25
= 3,7625 %
(6−1.5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
c. NC =
1 𝑥 1000
(4,5 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100
=
1 𝑥 1000
630,36
= = 0,63036
1000

%P = N x fk
= 0,63036 x 6,25
= 3,93975 %
a. Pada sampel A diketahui kadar protein sebanyak 4,7277 %
b. Pada sampel B diketahui kadar protein sebanyak 3,7625 %
c. Pada sampel C diketahui kadar protein sebanyak 3,93975 %
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui cara kerja
enzim dapat diketahui melalui beberapa uji yaitu, Uji pengaruh suhu , uji pengaruh keasaman
, uji pengaruh basa , uji pengaruh konsentrasi enzim dan uji pengaruh konsentrasi substrat .
pada pengaruh suhu dapat diketahui bahwa suhu optimum enzim yaitu 37 C jika lebih dari
suhu optimum enzim akan mengalami kerusakan atau denaturasi enzim . pada uji pengaruh
keasaman dan uji pengaruh basa berhubungan dengan pH enzim jika pH enzim terlalu asam
enzim juga cepat mengalami denaturasi , begitu juga jika terlalu basa . pada oengaruh
konsentrasi enzim dan subtrat , cara kerja enzim dipengaruhi oleh meningkatnya konsentrasi
enzim ataupun subtrat semakin manigkat konsentrasi enzim ataupun konsentrasi substrat
maka cara kerja enzim juga menigkat begitu sebaliknya .

Untuk mengetahui kadar protein pada enzim dapat dihitung dengan menggunakan
rumus yaitu dengan rumus :

(𝑥.𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥 𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥−𝑥 𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥 𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥 ) 𝑥 0,1 𝑥 14,008 𝑥 100


N=
𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥 𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥 𝑥 1000

%P = N x Fk

Ket : Fk = 6,25
DAFTAR PUSTAKA

1. TIM MATA KULIAH BIOKIMIA.UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER .


2017
2. Girindra , Aisjah . 1990. Biokimia 1 .Jakarta : PT.Gramedia
3. https://www.academia.edu/15953714/Laporan_Praktikim_Biokimia_Enzim_dan_Kerj
a_Enzim( Diakses pada , 02 Maret 2017 . Pukul 09.30 )
4. https://www.academia.edu/9881330/laporan_enzim_biokim( Diakses pada, 02 Maret
2017 . Pukul 09.44)
Enzim sangat sensitif terhadap perubahan pH, karena enzim tersusun dari protein
yang bersifat bipolar, mudah melepas atau menerima ion sehingga aktivitasnya menurun.
Untuk setiap enzim, ada nilai PH optimum dimana enzim tertentu berfungsi paling aktif.
Setiap perubahan pH ini secara signifikan mempengaruhi aktivitas enzim dan laju reaksi.
Enzim merupakan katalisator protein, yang mempercepat laju reaksi biokimia. Mereka
mengurangi energi aktivasi yang sangat penting untuk memulai semua jenis reaksi kimia.
Dengan kebutuhan energi yang rendah untuk aktivasi, reaksi berlangsung lebih cepat. Kinerja
keseluruhan dari enzim tergantung pada berbagai faktor, seperti suhu, pH, kofaktor, aktivator
dan inhibitor. Anda memiliki gambaran yang wajar tentang pengaruh pH pada enzim. Tapi
mengapa dan bagaimana pH dan suhu mempengaruhi aktivitas enzim?Laju reaksi kimia dan
aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh struktur enzim. Atau dengan kata lain, perubahan
dalam struktur enzim mempengaruhi laju reaksi. Ketika pH terjadi perubahan media tertentu,
itu mengarah ke perubahan terhadap bentuk enzim. Tidak hanya pada enzim , tingkat pH juga
dapat mempengaruhi sifat muatan dan bentuk substart.Dalam kisaran pH yang sempit,
perubahan bentuk struktural dari enzim dan substart mungkin reversibel.Tapi untuk
perubahan yang signifikan dalam tingkat pH, enzim dan subtart dapat mengalam denaturasi.
Dalam kasu tersebut, mereka tidak dapat mengidentifikasi satu sama lain. Akibatnya, tidak
akan ada reaksi seperti itu. Ini alasan mengapa, pH mempengaruhi aktivitas enzim.
Bagaimana pH mempengaruhi enzim ? Berbicara tentang hubungan antara pH dan enzim dan
efek pH terhadap enim, setiap enzim ditandai dengan pH optimum. Hal ini, pada tingkat pH
tertentu , enzim tertentu mengkatalisis reaksi pada tingkat tercepat dibandingkan di tingkat
lainnya. Sebagai contoh , enzim pepsin yang mengkatalisis protein yang paling akif pada pH
asam, sedangkan tripsin enzim melakukan yang terbaik pada pH sedikit basa. Dengan
demikian, pH optimum enzim adalah berbeda dari enzim lain.
Mikroorganisme tertentu dapat hidup pada lingkungan bersuhu tinggi, karena
mikroorganisme tersebut dapat berkomunikasi dengan sesamanya dan mengkoordinasikan
aktivitas mereka, misalnya kemampuan untuk hidup dilingkungan dengan tingkat sanalitas
tinggi, tekanan kuat, kadar asam yang tinggi atau bahkan di lingkungan hampa udara
sekalipun.

Anda mungkin juga menyukai