Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA PEMERINTAH PROVINSI ACEH


TAHUN 2012-2014

Disusun oleh:
Yunizar triadi Putra (141210078)

Jurusan Akuntansi S1 Karyawan

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESATUAN BOGOR


Jl. Ranggagading No.1 Bogor

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Y.M.E., atas selesainya proposal ini.
Proposal ini dimaksudkan sebagai pedoman dan buku pintar untuk
mahasiswa S-1 Jurusan Akuntansi STIE Kesatuan.
Materi dalam proposal ini berupa cuplikan dari beberapa analisis
dan buku teks yang dianggap penting sebagai bahan perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, maka
dari itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun demi tercapainya perbaikan dankesempurnaan di masa
yang akan datang. Sehingga proposal ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Bogor, 10 July 2017,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pajak ...................................................................
2.2 Pajak Daerah ...................................................................
2.3 Retribusi Daerah ..............................................................
2.4 Pendapatan Asli Daerah ....................................................
2.5 Jenis-jenis Pendapatan Asli Daerah (PAD) ...........................
2.6 Penelitian Sebelumnya ......................................................
2.7 Kerangka Pemikiran ..........................................................
2.8 Kerangka Pemikiran ..........................................................
2.9 Hipotesis………………………………………………………………………………..
BAB III METODE PENELITAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ..........................................
3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...............................
3.3 Definisi dan Operasional Variabel…………………………………………….
3.4 Metode Analisis Data………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA .................................................................

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber utama pendapatan daerah
yang dapat dipergunakan oleh daerah dalam melaksanakan kegiatan
pemerintahan dan pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhannya guna
meningkatkan kemandirian daerah dan memperkecil ketergantungan dalam
mendapatkan dana dari pemerintah tingkat atas. Dengan demikian usaha
peningkatan pendapatan asli daerah seharusnya dilihat dari perspektif yang
lebih luas, tidak hanya ditinjau dari segi perkembangan daerah masing-
masing tetapi juga dalam kaitannya dengan kesatuan perekonomian
Indonesia.
Kemampuan keuangan beberapa pemerintah daerah masih sangat
tergantung pada penerimaan yang berasal dari pemerintah pusat. Oleh
karena itu, bersamaan dengan semakin sulitnya keuangan negara dan
pelaksanaan otonomi daerah itu sendiri, maka pada setiap daerah dituntut
harus dapat membiayai diri sendiri melalui sumber-sumber keuangan yang
dikuasainya. Peranan pemerintah daerah dalam menggali sumber pendapatan
dan mengembangkan berbagai potensi daerah sebagai sumber penerimaan
daerah akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat daerah.
Peningkatan PAD sangat menentukan sekali dalam penyelenggaraan otonomi
daerah karena semakin tinggi PAD disuatu daerah maka daerah tersebut akan
menjadi mandiri dan mengurangi ketergantungan kepada pusat sehingga
daerah tersebut mempunyai kemampuan untuk berotonomi. Jadi PAD
merupakan salah satu modal dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan
dana pembangunan dan memenuhi belanja daerah. Biasanya penerimaan PAD
untuk masing-masing daerah berbeda dengan yang lainnya.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah agar dapat
melaksanakan otonomi, pemerintah melakukan berbagai kebijakan
perpajakan daerah, diantaranya dengan menetapkan Undang-Undang Nomor
33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan
daerah. Pemberian kewenangan dalam pengenaan pajak daerah dan retribusi
daerah, diharapkan dapat lebih mendorong PEMDA agar terus berupaya untuk
mengoptimalkan PAD, khususnya penerimaan yang berasal dari pajak daerah
dan retribusi daerah.
4
5
permasalahan yang dihadapi oleh daerah pada umumnya dalam kaitan
penggalian sumber-sumber pajak daerah dan retribusi daerah, adalah setiap
daerah belum memberi kontribusi yang signifikan terhadap penerimaan
daerah secara keseluruhan. Seperti yang kita lihat saat ini, minimya
kesadaran masyarakat dalam membayar pajak yang telah ditentukan oleh
pemerintah setempat, misalnya banyak masyarakat yang tidak membayar
pajak kendaraan bermotor, tidak melakukan balik nama pada kendaraan yang
dibeli secara second(bekas), kendaraan mewah yang menggunakan bahan
bakar bersubsidi, perusahaan-perusahaan yang tidak membayar tagihan air
yang telah dipakai selama melakukan kegiatan operasional, maka secara
otomatis mengurangi jumlah pajak yang dipungut oleh pemerintah.

Begitu juga dengan retribusi, kurangnya pengawasan administrasi dalam


melaksanakan pungutan retribusi. Seperti masih ada bangunan yang tidak
memiliki IMB, pungutan retribusi parkir dijalan umum, retribusi ditempat
rekreasi, dimana pungutan-pungutan dilakukan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab, sehingga hasil pungutan retribusi parkir tersebut
dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.

Kinerja yang dilakukan oleh Pemerintahan Provinsi Aceh selama ini dapat
dikatakan cukup optimal. Pada tabel 1-1 diatas terlihat bahwa jumlah PAD
pada tahun 2012 sebesar Rp. 901.720.376.620, tahun 2013 sebesar Rp.
1.325.435.091.289, tahun 2014 sebesar Rp. 1.731.130.839.637. Kondisi ini
menggambarkan pada tahun 2013 PAD di Provinsi Aceh mengalami
peningkatan sebesar Rp. 423.714.714.669 (46,9%) dari tahun 2012, dan
untuk tahun 2014 juga terjadi peningkatan sebesar Rp. 405.695.748.348
(30,6%) dari tahun 2013. Dimana persentase kenaikan PAD dari tahun 2013
ke tahun 2014 lebih rendah dibandingkan dengan persentase dari tahun 2012
ke tahun 2013.

Pajak daerah memiliki jumlah yang paling tinggi diantara PAD lainnya dan
setiap tahun mengalami kenaikan, sedangkan retribusi merupakan jumlah
yang paling rendah diantara PAD lainnya. Selisih pajak daerah tahun 2012 ke
tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp. 65.369.928.689. Pada tahun
2013 ke tahun 2014 juga mengalami peningkatan yang sangat drastis
sebesar Rp. 277.832.429.724. Sedangkan jumlah retribusi daerah pada tahun
2013 mengalami kenaikan sebesar Rp. 28.087.158 dari tahun 2012, dan pada
6
tahun 2014 mengalami penurunan sebesar Rp. 2.644.844.796 dari tahun
2013.

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan permasalahan di atas maka


penulis tertarik memilih judul “Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Terhadap Pendapatan Asli Daerah pada Pemerintah Provinsi Aceh Tahun
2012-2014”.

7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pajak
Kemudian Muljono (2010:2), mendefinisikan pajak sebagai prestasi
yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut
norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya
kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-
pengeluaran umum.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa pajak
merupakan iuran yang diwajibkan kepada masyarakat dengan berbagai
ketentuan, dan masyarakat tidak mendapatkan secara langsung manfaat dari
pajak yang telah dibayarkan. Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa pajak terdapat 5 (lima) unsur pokok dalam definisi pajak, yaitu:
1. Iuran/pungutan;
2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang;
3. Pajak dapat dipaksakan;
4. Tidak menerima kontraprestasi;
5. Untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah,
Berkenaan dengan sistem pemungutan pajak, menurut Adrian (2011,
30) pemungutan pajak dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu :
1. Self Assesment
Self Assesment adalah suatu sistem pemungutan pajak, yaitu wajib pajak
menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan
undang-undang perpajakan. Dalam tata cara ini pemungutan pajak
diletakkan kepada aktivitas dari masyarakat sendiri, yaitu wajib pajak
diberi kepercayaan untuk :
a. Menghitung sendiri pajak yang terutang,
b. Memperhitungkan sendiri pajak yang terhutang,
c. Membayar sendiri jumlah pajak yang harus dibayar.
d. Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang.
2. Official Assesment
Official Assesment adalah suatu pemungutan pajak, yaitu aparatur pajak
yang menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang.
3. Withholding System
Withholding System adalah perhitungan, pemotongan, dan pembayaran
pajak serta pelaporan pajak dipercayakan kepada pihak ketiga oleh
pemerintah (semi self assetment)

8
2.2 Pajak Daerah
Menurut Mardiasmo (2011:12) pajak daerah adalah kontribusi wajib
kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Sedangkan menurut Siti (2013:21) pajak
daerah adalah pungutan wajib atas orang pribadi atau badan yang dilakukan
oleh pemerintah daerah tanpa kontra prestasi secara langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.
Jenis pajak daerah berdasarkan UU No.28 Tahun 2009 tentang pajak
dan retribusi daerah dibagi menjadi 2 bagian :
a. Pajak Provinsi, terdiri atas
1. Pajak kendaraan bermotor
2. Pajak bahan bakar bermotor
3. Pajak air permukaan
4. Pajak rokok

b. Pajak Kabupaten/kota, terdiri atas


1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak hiburan
4. Pajak reklame
5. Pajak penerangan jalan
6. Pajak pengambilan bahan galian golongan C
7. Pajak mineral logam bukan buatan
8. Pajak parkir
9. Pajak perolehan tanah
10. Pajak bumi dan bangunan
11. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan

2.3 Retribusi Daerah

Menurut Trisni (2012:77) retribusi daerah adalah pungutan daerah


sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan
orang pribadi atau badan. Sedangkan menurut Herry (2010:6) retribusi
adalah kontra prestasi yang diberikan pemerintah secara langsung

9
kepada pihak yang membayar retribusi atas jasa yang disediakan oleh
negara.
Menurut Siti (2013) retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi
atau badan.
2.4 Pendapatan Asli Daerah
Bayu, dkk (2015:2) mengatakan Pendatan Asli Daerah (PAD) adalah
penerimaan yang dihasilkan oleh daerah bersangkutan yang bersumber dari
pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.
Sedangkan menurut Ferry, dkk (2014:276) Pendapatan Asli Daerah
(PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam
wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah yang sesuai
dengan peraturan perundang-undanganyang berlaku. PAD dapat berupa hasil
pajak dan retribusi daerah, bagian laba pengelolaan aset daerah yang
dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

2.5 Jenis-jenis Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Dalam mengurus dan menyelenggarakan urusan rumah tangga daerah
dan provinsi kabupaten /kota yang meliputi tugas pemerintahan umum,
pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan menggunakan sumber-
sumber pembiayaan yang didapat dari pemerintah daerah. Berdasarkan UU
Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah pasal 79, dinyatakan
bahwa sumber-sumber pendapatan untuk membiayai anggaran pendapatan
dan belanja daerah meliputi :
1. PAD terdiri dari :
a. Hasil Pajak Daerah
Yaitu aturan wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala
daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan,
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang dapat
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah. Pajak
daerah kabupaten/kota terdiri dari : pajak hotel, pajak restoran, pajak
hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan
bahan galian C dan pajak parkir;
b. Hasil Retribusi Daerah
10
Yaitu pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian
izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan;
c. Hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah
lainnya yang dipisahkan, antara lain bagian laba, deviden, dan
penjualan saham milik daerah;

d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, antara lain : hasil penjualan
asset tetap daerah dan hasil jasa giro;
2. Dana perimbangan keuangan pusat dan daerah terdiri dari :
a. Bagi hasil dari pajak bumi bangunan, bea peralihan hak atas tanah,
bangunan dan penerimaan sumber daya alam;
b. Dana alokasi umum;
c. Dana alokasi khusus;
3. Pinjaman daerah
4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

2.6 Penelitian Sebelumnya


Berdasarkan penelitian Sari (2011), menyebutkan bahwa pajak daerah
berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan asli daerah di Provinsi Aceh,
retribusi daerah juga berpengaruh terhadap pendapatn asli daerah di Provinsi
Aceh. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan pengaruh yang signifikan
antara pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah di
Provinsi Aceh.
Yunita (2013) mengatakan pajak daerah berpengaruh terhadap pendapatan
asli daerah di Kabupaten Aceh Besar, sedangkan retribusi daerah tidak ada
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan asli daerah di
Kabupaten Aceh Besar, sedangkan secara simultan pajak daerah dan retribusi
daerah berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan asli daerah di
kabupaten Aceh Besar.

2.7 Kerangka Pemikiran


Dalam penelitian ini peneliti bermaksud menjelaskan pengaruh pajak
daerah dan retribusi daerah yang merupakan komponen dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD) di Provinsi Aceh. Untuk itu peneliti membutuhkan data
penerimaan daerah yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah.
Setelah data diperoleh, maka data kemudian dianalisis dengan menggunakan
11
uji asumsi klasik. Sehingga dari hasil uji asumsi klasik tersebut dapat
diketahui pengaruh pajak daerah dan retribusi daerah terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD).
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka yang menjadi kerangka
pemikiran ini adalah pengaruh pajak daerah dan retribusi daerah terhadap
pendapatan asli daerah.

2.8 Hipotesis
Berdasarkan tinjauan diatas, maka hipotesis dari penelitian ini dapat
dirumuskan bahwa:

H1 : Pajak daerah berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli


daerah.
H2 : Retribusi daerah berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli
daerah.
H3 : Pajak daerah dan retribusi daerah secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

12
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi pada penelitian ini adalah pajak daerah dan retribusi
daerah. Kriteria penarikan sampel dalam penelitian ini juga melakukan
metode sensus, yaitu pengambilan sampel dimana semua populasi
diteliti.
Tabel 2.1
Populasi Penelitian
N POPULAS JUML
O ISI AH
1 Pajak 5
Daerah
2 Retribusi 3
Daerah
Total 8
Sumber: DPKA (2016)

3.2 Sumber dan teknik pengumpulan data


Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer, yang diambil hasil laporan rekapitulasi pemungutan pajak dan
retribusi daerah dari instansi terkait yaitu Dinas Pendapatan dan Kekayaan
Aceh (DPKA). Data tersebut berbentuk data runut waktu (time series) selama
periode 2012-2014.

3.3 Definisi dan Operasional


1. Variabel Independen (X)
Variabel independen yaitu variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel lain. Yang menjadi variabel independen ini adalah pajak daerah dan
retribusi daerah.
2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel utama dalam sebuah penelitian


atau investigasi yang dipengaruhi variabel lain atau faktor lain.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah
Pendapatan Asli Daerah yang disimbolkan dengan (Y). Pendapatan asli
daerah menurut undang-undang No.33 tahun 2004 adalah penerimaan
yang diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang
dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
13
3.4 Metode Analisi Data
Metode analisis data yang digunakan dalam metode ini adalah regresi
linier berganda, yaitu metode analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, dimana dalam
penelitian ini melihat pengaruh pemungutan pajak daerah dan retribusi
daerah terhadap peningkatan PAD.

14

Anda mungkin juga menyukai