Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

‘EKSTRAKSI PADAT-CAIR’

OLEH :

KELOMPOK IV

DIAN PRATIWI F201501059

MARIA YASINTA LEMBU F201501051


ELISA F201501072

ANGGUN SRI RAHMADANI F201501075

SRI RAHAYU F201501073

PRORAM STUDI S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MANDALA WALUYA

KENDARI

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
atau cairandengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan
satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut
cair (solven) sebagai separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan
larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran.Berdasarkan fase
yang terlibat, terdapat dua jenis ekstraksi, yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi
padat-cair.
Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut
dipisahkandari bahan padat dengan bantuan pelarut. Pada ekstraksi, yaitu ketika
bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut, maka pelarut menembus kapiler-
kapiler dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak dengan
konsentrasi yang tinggi terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi. Dengan cara
difusi akan terjadi kesetimbangan konsentrasi antara larutan tersebut dengan
larutan di luar bahan padat. Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau
lebih dari suatu campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair
terutama digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak
mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan azeotrop atau karena
kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair,
ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran
secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu
sesempurna mungkin.
II.1 Maksud praktikum
Mengetahui atau memahami cara penarikan senyawa kafein dari
serbuk daun teh dengan menggunakan metode ekstraksi soxhlet.
III.1 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan percobaan kali ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui cara pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet.
2. Mampu melakukan ekstraksi dengan perangkat soxhlet.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori


Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
atau cairan dengan bantuan pelarut atau dapat pula dikatakan
ekstraksi merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu
campuran homogen menggunakan pelarut cair, pemisahan terjadi atas dasar
kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran.
Ekstraksi padat-cair dilakukan terhadap bahan sampel ekstraksi dalam bentuk
padat dan dilarutkan dengan pelarut yang sesuai. Ada dua jenis ekstraksi padat
cair yaitu ekstarksi discontinue (contoh: maserasi) dan ekstarksi continue
(Soxhlet). Ektraksi cair-cair tidak dapat digunakan apabila pemisahan campuran
dengan cara destilasi karena kepekaannya terhadap panas atau tidak ekonomis.
Seperti pada ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari
pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua
fase cair sempurna.(Day,1986. hal: 73 ).
Ekstraksi memanfaatkan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut
yang tidak dapat bercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu
pelarut ke pelarut lain. Misalnya iodion sebagai pencemar dalam air yang juga
mengandung zat terlarut lain yang tidak larut dalam karbon tetraklorida. dalam
kasus seperti ini, hampir semua iodion dapat diambil dengan mengaduk larutan air
dengan tetraklorida yang memungkinkan kedua fasa terpisah kemudian
mengurangi lapisan air dari lapisan karbon tetraklorida yang lebih besar. Makin
besar tetapan keseimbangan untuk partisi zat terlarut dari pelarut awalnya dalam
pelarut pemisah maka makin sempurna proses pemisahannya (Gillis, 2000, hal:
340).
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekstraksi antara lain yaitu ukuran
bahan baku, pemilihan pelarut, waktu proses ekatrasi suhu ektrasi. Ukuran bahan
baku yang kecil akan menghasilkam hasil yang rendah. Pemilihan pelarut akan
mempengaruhi suhu ekstraksi dan waktu proses ekstraksi. Jika suhu tinggi, maka
akan menghasilkan sisa pelarut yang tinggi pula (Day,1986. hal: 73).
Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut
dipisahkan dari bahan padat dengan bahan pelarut. Pada ekstraksi yaitu pada
bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut, maka pelarut menembus kapiler-kapiler
dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak dengan konsentrasi
yang tinggi terbentuk dalam bahan ekstraksi. Dengan cara difusi akan terjadi
kesetimbangan konsentrasi anatara larutan tersebut dengan larutan luar bahan
padat. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai kerja ekstraksi atau
kecepatan ekstraksi yang paling tinggi pada ekstraksi padat-cair yaitu:
1. Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fase padat
dan fase cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukan yang seluas
mungkin.
2. Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju alir
bahan ekstraksi.
3. Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah,kelarutan ekstrak lebih
besar) dari pada umumnya untuk kerja ekstraksi (Winarti, 2006. hal: 60. )
Dalam ekstraksi padat cair, larutan yang mengandungkomponen yang
digunakan harus bersifat tak campur dengan cairan lainnya. Proses ini banyak
digunakan dalam pemisahan minyak dari bahan yang mengandung minyak
(Ibrahim, 2009. hal: 209).
Teknik ekstraksi terdapat 3 metode dasar ekstraksi padat cair, yaitu:
1. Ekstraksi Bertahap
Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya
dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan
pelarut semula. Kemudian dilakukan ekstraksi dengan alat soxlet yang
dilakukan dengan cara berkesinambungan, sehingga terjadi kesetimbangann
konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan. Setelah itu tercapai,
lapisan didiamkan dan dipisahkan dengan metode destilasi.
2. Ekstraksi Kontinyu
Digunakan bila perbandingan distribusi relatif kecil, sehingga untuk
pemisahan yang kuantitatif diperlukan ebebraoa tahap ekstraksi.
3. Ekstraksi Kontinyu Counter Current
Fase cair ekstraksi dialirkan dengan arah berlawanan dengan larutan yang
mengandung zat yang diekstraksi. Biasanya digunakan untuk pemisahan zat,
isolasi ataupun pemurnian (Khopkhar, 1990. hal: 76).
Metode refluks merupakan metode berkesinambungan dimana cairan
penyari secera kontinyou akan menyari zat aktif dalam simpilia. Cairan penyari
dipanaskan sehingga menguap dan uap tersebut dikondensasikan oleh pendingin
balik, sehinga mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan dan jatuh
kembali kedalam labu alas bulat sambil menyari simpilisia proses ini berlangsung
secara berkesinambungan dan dilakukan 3 kali dalam waktu 4 jam (Adrian, 2000.
hal: 256).
Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang-berulang dengan
pelarut yang sama sehingga semua komponen yang digunkan dalam sampel
terisolasi dengan sempurna. Pelarut yang digunakan ada 2 jenis yaitu heksana
(C6H14) untuk sampeel kering dan metanol (CH3OH) untuk sampel basah. Nama
lain yang digunakan sebagai pengganti soxhletasi adalah pengenstraksi berulang-
ulang dari sampel pelarut (Rahman, 2012 hal: 36 ).
Sampel atau bahan yang akan diekstrak terlebih dahulu diserbukkan dan
ditimbang, kemudian dimasukkan kedalam klonsong yang telah dilapisi kertas
saring sedemikian rupa (tinggi sampel klonsong tidak boleh lebih dari pipa sifon).
Selanjutnya labu alsa bulat diisi dengan cairan penyari yang sesuai kemudian
ditempatkan diatas water bath dan klem dengan kaut kemudian klongsong yang
telah diisi sampel dipasang pada alas bulat yang ada didalam klonsong. Setelah
itu, kondensor dipasang tegak lurus dan diklem pada statif yang kuat. Aliran air
dan pemanas dilanjutkan hingga terjadi proses ekstraksi zat aktif sampai
kesempurna (biasanya 20-25 kali sirkulasi). Ekstraksi yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan pada alat rotavapor (Rahman, 2012 hal: 36 ).
Penyiapan bahan yang akan diekstrak dan pelarut Selektivitas Pelarut
hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen
lain dari bahan ekstraksi. Kelarutan Pelarut sedapat mungkin memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar atau kebutuhan pelarut lebih sedikit.
Kemampuan tidak saling bercampur Pada ekstraksi padat-cair, pelarut tidak boleh
atau hanya secara terbatas larut dalam bahan ekstraksi. Kerapatan Terutama pada
ekstraksi padat-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar
antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fase dapat
dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran. Bila beda kerapatannya
kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya
sentrifugal. Reaktivitas Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan
perubahan secara kimia pada komponen-kornponen bahan ekstarksi. Sebaliknya,
dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia untuk mendapatkan
selektivitas yang tinggi. Seringkali ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia.
Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk
larutan. Titik didih Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan
cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu tidak
boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk ascotrop. Ditinjau dari segi
ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih pelarut tidak
terlalu tinggi (Alimin, 2007. hal: 36 ).
II.2 Uraian Bahan
a. AQUADEST (DEPKES RI, 1979 : 96)
Nama resmi : AQUADESTILLATA.
Nama lain : Air Suling, Aquadest
Rumus kimia : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
b. Daun teh kering
a. Klasifikasi Tanaman
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Guttiferales
Family : Theaceae
Genus : Camelia
Spesies : Camellia sinensis
b. Morfologi Tanaman
Tanaman teh berbentuk pohon, tingginya biasa mencapai belasan
meter. namun, tanaman teh diperkebunan selalu dipangkas untuk
memudahkan pemetikan, sehingga tingginya sekitar 90-120 meter.
c. Kandungan Kimia
kandungan komposisi aktif utama yang terkandung dalam daun teh
adalah kafein, tannin, theopyllin, teobromin, lemak, minyak esensial,
catechin, vitamin c dalam jumlah besar, juga mengandung vitamin A, B1,
B2, B12, zat besi, magnesium, kalsium, dan masih ada sekitar 300 zat
tambahan, sebagian darinya merupakan aroma alami. daun dan tangkai teh
yang masih muda mengandung kafein dalam jumlah besar. ada banyak
tipe teh yang mengandung kafein dalam jumlah besar, selain itu
kandungan kafein dalam minuman teh dapat sangat bervariasi tergantung
pada metode penyeduhan dan kepekatan yang diinginkan. rata-rata teh
mengandung 20-30 mg kafein per 100 ml, semakin tua daun teh semakin
banyak mengandung tannin.
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah labu
penampung, kondensor refluks, soxhlet, neraca analitik, kertas saring,
botol coklat, mantel pemanas, beaker glass, glass ukur dan corong.
III.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu
serbuk daun teh kering dan aquadest.
III.1.3. Prosedur Percobaan
1. Disiapkan perangkat ekstraksi soxhlet
2. Ditimbang serbuk teh sebanyak 13 gram
3. Dimasukkan kertas saring kedalam tempat sampel, kemudian
dimasukkan serbuk teh kering. Sampel yang diisi jangan sampai
melebihi tinggi siphon
4. Dipasang perangkat soxhlet dan dituang aquadest melewati
sampel hingga satu setengah sirkulasi
5. Dinyalakan pemanas dan proses ekstraksi akan berjalan
6. Dilakukan ekstraksi selama 1 jam
7. Dihentikan pemanasan. Ditunggu hingga ekstrak dingin,
kemudian diukur volume ekstrak
8. Dilakukan pengamatan makroskopik terhadap ekstrak serbuk teh
yang didapat
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil pengamatan

A. Tabel Hasil Pengamatan

Perlakuan Pengamatan
Penimbangan daun teh 10 gram
Pengukuran volume aquadest 130 ml
Proses ekstraksi Berlangsung selama 1 jam

Penampungan hasil ekstraksi

Berwarna cokelat tua


B. Perhitungan
1. Perhitungan serbuk daun teh :
Berat awal : 39 gram
Berat akhir : 26 gram
13 gram
2. Pengukuran aquadest :

Volume awal : 250 ml


Volume akhir : 129 ml
121
IV.2. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan ekstraksi padat-cair, dimana


tujuannya untuk memahami prinsip kerja ekstraksi soxhlet dan mampu untuk
melakukan ekstraksi dengan perangkat soxhlet. Pada ekstraksi padat-cair
dilakukan terhadap bahan sampel ekstrak dalam bentuk padat dan dilarutkan
dengan pelarut yang sesuai (Edwin, 2017)

Dimana sampel yang digunakan yaitu serbuk daun teh kering dan pelarut
yang digunakan yaitu aquadest. Ekstraksi daun teh kering dilakukan untuk
menarik kafein dari dau teh dengan menggunakan aquadest sebagai pelarut.

Adapun langkah pertama yang dilakukan pada percobaan kali ini yaitu
disiapkan perangkat ekstraksi soxhlet, kemudian ditimbang serbuk daun teh
kering sebanyak 10 gram. Setelah itu, dimasukkan kertas saring kedalam tempat
sampel dengan melipat kertas saring kedalam soxhlet usahakan lipatan kertas
saring tidak ada rongga agar serbuk daun teh kering tidak keluar dari kertas saring
ketika proses ekstraksi berlangsung, setelah kertas saring masuk ke wadah sampel
(soxhlet), dimasukkanlah daun teh kering usahakan jangan sampai melebihi
tinggi siphon. Setelah sampel dimasukkan, dipasang perangkat soxhlet dan
dimasukkan aquadest sebagai pelarut melewati sampel hingga satu setengah
sirkulasi yaitu sebanyak 130 ml, kemudian dinyalakan pemanas dan proses
ekstraksi tetap berjalan selama 1 jam, dilakukannya pemanasan bertujuan agar
mempercepat reaksi pemisahan antara kafein dengan daun teh. Setelah dilakukan
pemanasan selama 1 jam, barulah pemanasan dihentikan. Catatan : sebelum
dilakukan pemanasan hendaknya labu destilasi diisi dengan batu didih dimana
fungsinya pemberian batu didih ini bertujuan untuk meratakan panas (Murtono,
2009).
Ketika pelarut didihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa
pendingin, air dingin yang dialirkan melewati lubang kondensor mengembunkan
uap pelarut, sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble
kemudian larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya
mencukupi, sari akan dialirkan lewat siphon menuju labu. Proses pengembunan
hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Setelah proses pemanasan dihentikan,
ditunggu hingga ekstrak dingin kemudian diukur volume ekstrak yang diperoleh.
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan, pada ekstraksi ini dimana
pada proses ini tidak berjalan sesuai yang kami lakukan pada ekstraksi ini dimana
pada proses ini tidak berjalan sesuai yang kami harapkan karena proses
pengembunanya berlangsung lama, hal ini terjadi karena pelarut yang kami
gunakan yaitu aquadest, dimana pada proses ini lebih cocok untuk menggunakan
pelarut yang yang mudah menguap. Contohnya : metil klorida, kloroform,selain
itu alat pemanas yang digunakan yaitu mantel pemanas yang suhunya tidak dapat
ditentukan sehingga memperlambat proses pemanasan (Abraham, 2012). Selain
itu, sifat kelarutan dari sampel harus sesuai dengan senyawa yang akan
diekstraksi, apakah polar atau non polar. Pada daun teh in memiliki sifat polar
tetapi, untuk menarik kafein dari dalam teh pada proses ekstraksi lebih cocok
menggunakan pelarut kloroform, karena dalam suasana asam kelarutan kafein
dalam klorofom lebih besar kelarutan dalam air (Kirk-othmer,1998).
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan ekstrak teh yang kami
peroleh yaitu larutan berwarna cokelat.
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa serbuk
daun teh yang telah diekstraksi sebanyak 13 gram menggunakan ekstraksi
padat cair dengan pelarut aquadest sebanyak 121 ml aquadest yaitu
didapatkan hasil ekstraksi yaitu sebanyak 75 ml. Pelarut aquadest yang
digunakan bersifat polar dimana dalam proses ekstraksi padat cair ini
menggunakan pemanasan sehingga pelarut menjadi panas. Kafein merupakan
senyawa yang mudah larut dalam aquadest yang dipanaskan.

V.2 Saran
Diharapkan para praktikan lebih berhati-hati selama praktikum
berlangsung agar didapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Peyne. 2000. Analisa Ekstraksi Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat.
Pusat Penelitian : Universitas Negeri Andalas.
Alimin, Muh. Yunus, Irfan Idris.2007.Kimia Analitik. Alauddin Press:Makassar.
Day, R.A dan Underwood, Al.1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Gillies, D.A. 2000. Manajemen Keperawatan Edisi Kedua. Philadelphia: W.B.
Saunders.
Jieka,Edwin.2017.kimia organic II. Stikes Mandala waluya prodi farmasi :
Kendari.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas
Indonesia: Jakarta.
Kirk-othmer.1998. encyclopedia of technology 4th Ed 10 : 88.
Murtono,rahmat,dkk.2009. Proses ekstraksi produk fisi dari bahan bakar. Journal
teknlogi.11.198-200
Winarti, K.G.2006. Minuman Kesehatan. Trubus Agrisarana: Suarbaya

Anda mungkin juga menyukai