Masa depan suatu bangsa menjadi tanggung jawab bersama seluruh rakyat,
khususnya bagi para generasi muda sebagai penerus bangsa. Bangsa Indonesia memiliki
tantangan untuk membuat generasi muda mampu mengoptimalkan potensi diri sehingga
masyararakat, khususnya para orangtua perlu meningkatan kepedulian terhadap kondisi
anak-anak Indonesia. Dewasa ini, masih banyak orangtua yang kurang memperhatikan
proses tumbuh kembang anak. Bahkan ada beberapa orangtua yang justru tega
mengeksploitasi anak untuk kepentingan ekonomi. Anak-anak yang menjadi korban
eksploitasi lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah atau jalanan sehingga
mereka rawan mengalami ‘kekerasan’ dalam berbagai bentuk.
Saat ini, kondisi yang terjadi pada Bangsa Indonesia adalah meningkatnya angka
kekerasan dan eksploitasi terhadap anak. Hal ini disebabkan oleh ketidakseriusan aparat
atau negara dalam menangani kasus-kasus tersebut yang menyebabkan tidak munculnya
efek jera bagi pelaku. Sebenarnya, Negara Indonesia telah menetapkan berbagai
instrumen hukum yang mengatur dan melindungi hak-hak anak serta memberikan
jaminan perlindungan dari kekerasan dan eksploitasi terhadap anak. Namun,
pengimplementasian dari berbagai instrumen tersebut sering kali tidak sejalan dengan
aturan yang telah ditetapkan. Berdasarkan Undang-Undang No 35 Tahun 2015, pelaku
tindak kekerasan dan eksploitasi terhadap anak mendapat ganjaran berupa ancaman
hukuman penjara selama 15 tahun.