LAPORAN INDIVIDU
Oleh :
Ilham Akbar
NIM. 0910723004
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
I. PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer,2001)
Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi.
II. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : ( Darmojo, 1999 )
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
III. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan
– perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a. Ginjal
Glomerulonefritis
Pielonefritis
Nekrosis tubular akut
Tumor
b. Vascular
Aterosklerosis
Hiperplasia
Trombosis
Aneurisma
Emboli kolestrol
Vaskulitis
c. Kelainan endokrin
DM
Hipertiroidisme
Hipotiroidisme
d. Saraf
Stroke
Ensepalitis
SGB
e. Obat – obatan
Kontrasepsi oral
Kortikosteroid
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu” disebabkan
kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer
(Darmojo, 1999).
V. TANDA DANGEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
d. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau
menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
g. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
i. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
j. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
k. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
l. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal / ureter
m. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
n. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
o. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
VII. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-
87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.
Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat
belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
Pengobatannya meliputi :
Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan
adalah sebagai berikut :
A. Identitas Klien
Nama : Ny. Sn No. RM : …………………….
Usia : 72 tahun Tgl. Masuk : …………………….
Jenis Kelamin : Perempuan Tgl. Pengkajian : 21 November 2017
Alamat : Jl. Akordion Sumber informasi : Klien
RT 2 RW 15 Jatimulyo Malang
No. Telp : .................................. Nama klg. dekat yg bisa dihubungi : ...
Status Pernikahan : Menikah ..............................
Agama : Islam Status : .............................
Suku : Jawa Alamat : .............................
Pendidikan : SD No. Telp : .............................
Pekerjaan : Pedagang kue Pendidikan : .............................
Lama Bekerja : 30 th Pekerjaan : .............................
GENOGRAM
Perempuan Meninggal
Laki-laki Hidup
Laki-Laki Meninggal
Suami klien
Kakak klien
Klien
F. Riwayat Lingkungan
Klien memelihara 2 ekor kucing, 1 di dalam dan 1 di luar rumah. Perabotan dan lingkungan
rumah tampak kotor dan berantakan, lantai masih beralaskan tanah.
G. Pola Aktifitas-Latihan
Makan/minum Minum Kopi 1 cangkir, Air Putih
10 gelas
Mandi 2x sehari
Berpakaian/berdandan Klien melakukan sendiri
Toileting Klien tidak ada kesulitan melakukan sendiri
Mobilitas di tempat tidur Klien dapat melakukan mobilitas tanpa hambatan
Berpindah Klien dapat melakukan mobilitas tanpa hambatan
Berjalan Klien dapat melakukan mobilitas tanpa hambatan
Naik tangga Tidak ada tangga di rumah klien
H. Pola Nutrisi Metabolik
Jenis diit/makanan : Nasi tempe tahu
Frekuensi/pola : 3x sehari
Porsi yg dihabiskan : habis
Komposisi menu : nasi+lauk
Pantangan : tidak ada
Napsu makan : baik
Fluktuasi BB 6 bln. terakhir : tetap
Jenis minuman : air putih, susu
Frekuensi/pola minum : 5x sehari
Gelas yg dihabiskan : 3-4 gelas
Sukar menelan (padat/cair) : tidak ada
Pemakaian gigi palsu (area) : seri-molar
Riw. masalah penyembuhan luka : tidak ada
I. Pola Eliminasi
BAB:
- Frekuensi/pola : 1x sehari
- Konsistensi : Lunak
- Warna & bau : kekuningan dan bau
- Kesulitan : tidak ada kesulitan
- Upaya mengatasi : tidak ada
BAK:
- Frekuensi/pola : 10 kali
- Konsistensi : cair
- Warna & bau : orange
- Kesulitan : tidak ada kesulitan
- Upaya mengatasi : tidak ada
J. Pola Tidur-Istirahat
Tidur siang:Lamanya : Klien tidak pernah tidur siang
- Jam …s/d… : Klien tidak pernah tidur siang
Kenyamanan stlh. tidur : Klien tidak pernah tidur siang
Tidur malam: Lamanya : 4-6 jam
- Jam …s/d… : 21.00 – 03.00
- Kenyamanan stlh. tidur : nyenyak
- Kebiasaan sblm. tidur : tidak ada
- Kesulitan : tidak ada kesulitan
- Upaya mengatasi : tidak ada kesulitan
M. Konsep Diri
1. Gambaran diri : klien merasa senang di usianya yang sudah tua masih tetap kuat sendiri
mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari.
2. Ideal diri : klien merasa mampu mengurus dirinya sendiri
3. Harga diri : klien tidak mengalami gangguan harga diri
4. Peran : Pasien hidup dengan anak nomer 1, cucu, dan suami di rumah
5. Identitas : klien dapat menempatkan diri di masyarakat dengan baik, klien rutin mengikuti
tahlilan
FORMAT PEMERIKSAAN FISIK GERONTIK
Suhu : 37 oC
RR : 18 x/mnt
TD : 200/100 mmHg
Nadi : 93 x/menit
Pemeriksaan Fisik
Kepala:
Mata:
Hidung:
Telinga:
Leher:
Posisi Trakea : posisi trakea klien simetris
Dada:
Bentuk dada : Dada kiri agak menonjol saat di inspeksi dan palpasi
Abdomen:
Genitalia/anus:
Ekstremitas:
Rentang gerak : Klien dapat bergerak secara maksimal, tapi untuk berjalan jauh
dengan kondisi jalan yang naik turun klien mengalami
kesusahan.
Integumen:
PENGKAJIAN PSIKOGERONTIK
Nama : Ny. Sn
Umur : 72 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tahun
Musim
Tanggal
Hari
Bulan
Orientasi 5 4 Dimana sekarang kita berada?
Negara
Propinsi
Kabupaten
2. Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama objek (kursi, meja, kertas)
Klien menjawab........
Pengkajian ADL
Aktifitas Skor
1. Makan
0= tidak mampu 10
5= dengan bantuan
10= mandiri
2. Mandi
0= dengan bantuan 10
5= mandiri
3. Kebersihan diri
0= dengan bantuan 10
5= mandiri
4. Berpakaian
0= dengan bantuan
5= butuh bantuan pada setengah aktifitas
10
10= mandiri
5. Mengontrol defekasi
0= inkontinen (termasuk pemberian enema) 10
5= occasional
10= kontinen
6. Mengontrol berkemih
0= inkontinen (termasuk kateter)
5= occasional 10
10= kontinen
7. Penggunaan toilet
0= dengan bantuan
5= butuh bantuan pada beberapa aktifitas
10
10= mandiri
8. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya, termasuk duduk di tempat tidur
0= tidak mampu. Tidak ada keseimbangan
5= dengan bantuan mayor (1/2 orang), dapat duduk 10
10= dengan bantuan minor (verbal/fisik)
15= mandiri
9. Mobilitas (pada permukaan datar)
0= tidak mampu. < 50m
5= ketergantungan kursi roda, termasuk pegangan. >50m 10
10= berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal/fisik). >50m
15= mandiri (bisa dengan bantuan, mis. tongkat). > 50m
10. Naik turun tangga
0= tidak mampu
5= butuh bantuan 5
10= mandiri
TOTAL (0-100) 95
Interpretasi: ketergantungan ringan
Analisa Data
Pengelompokan Data Etiologi Problem
DS: Tekanan darah tinggi Penurunan Curah
¯
Klien mengatakan Jantung
Viskositas darah meningkat
bahwa ia merasa nyeri ¯
di dada kanan hingga Aliran darah yang masuk ke jantung
ke punggung meningkat
Klien mengatakan ¯
Jantung mengalami kompensasi
tengkuk terasa berat ¯
dan kepalanya sudah 1 Kerja jantung meningkat
¯
minggu terasa pusing Takikardi
DO: ¯
Nadi cepat RR naik
Dada kiri klien agak ¯
menonjol Tekanan Systole meningkat
TTV: TD 200/100mmhg ¯
RR 23x/menit Penurunan curah jantung
Nadi 93x/menit
DS: Pendidikan tidak tinggi Kurang
Ibu mengatakan tidak ¯ pengetahuan
mengetahui cara Kurangnya paparan informasi
mengurangi tekanan ¯
darah Terkena tekanan darah tinggi
Ibu mengatakan selalu
¯
makan tempe tahu dan Klien merasa cemas
jarang sayur ¯
Ibu mengatakan tidak Klien tidak tahu diet yang baik
¯
tahu makanan apa saja Klien tidak tahu penatalaksanaan
yang baik dikonsumsi hipertensi
Pendidikan klien tidak ¯
tamat SD Klien banyak bertanya
¯
DO:
Defisiensi pengetahuan
Klien terlihat bingung
saat mengatakan
bahwa ia tidak tahu
cara menurunkan
tekanan darah dan
makanan apa saja yang
baik untuknya
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kompensasi jantung akibat tekanan darah
yang tinggi
2. Kurang pengetahuan diet hipertensi berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien: Ny.Sn No. Reg :
Usia : 72 tahun Tgl Pengkajian: 21 September 2017
No Dx.Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1 Penurunan curah Penurunan curah TD a. Pertahankan tirah a. Tirah baring yang
jantung jantung Ny. Dj klien normal baring, lingkungan yang tenang tenang akan menurunkan
berhubungan tidak semakin (120/80mmHg) gejala penurunan curah
dengan parah setelah Pasie jantung dan membantu
kompensasi dilakukan tindakan n tampak sirkulasi peredaran darah
b. Bantu pasien dalam
jantung akibat keperawatan nyaman dan
ambulasi sesuai kebutuhan
tekanan darah selama 3 x 24 jam tidak b. membantu ambulasi klien akan
yang tinggi menunjukkan membantu mengurangi
tanda-tanda pemakaian energi dan beban
c. Anjurkan pada klien untuk
distress kerja jantung
membatasi aktivitas
RR
c. aktivitas berlebih akan
klien normal
d. Pantau TTV sesering mungkin meningkatkan kerja jantung
(16x/menit)
d. untuk mengetahui kondisi klien
e.Tinggikan kepala saat berbaring
secara berkala
e. melancarkan peredaran darah
f. Kolaborasi pemberian obat anti
f. meregangkan pembuluh darah
HT sesuai indikasi : Captopril, ace
inhibitor, dan obat-obatan
vasodilator
g. gejala tersebut adalah tanda-
g. anjurkan klien untuk berobat ke
tanda gangguan jantung
puskesmas atau rumah sakit jika
didapati nyeri dada atau sesak
nafas
3 Kurang Klien memahami Pasie a. Ajarkan Klien secara a. klien lansia biasanya
pengetahuan diet tentang diet HT n dapat sederhana mengenai konsep HT mengalami penurunan kognitif
b. klien lansia memakai bahasa
hipertensi setelah dilakukan menyebutkan apa b. gunakan bahasa yang dipahami
daerah dan memahami
berhubungan tindakan itu hipertensi klien
dengan baik dengan bahasa
dengan kurangnya keperawatan Pasie
sehari-harinya
terpapar informasi selama 7 x 24 jam n memahami
c. Libatkan keluarga dan minta c. keluarga terdekat klien akan
pengertian, tanda
untuk mengingatkan klien dalam membantu klien untuk
dan gejala,
segala aktivitas terutama diet mengingatkan detail penting
penyebab
mengenai diet
hipertensi d. meningkatkan pengetahuan
d. Ajarkan pada klien pentingnya
Klien klien tentang bahaya makanan
mengurangi asupan lemak dan
dapat tsb bagi HT
garam
e. observasi akan memudahkan
menyebutkan
e. observasi masukan lemak dan
perawat untuk mengarahkan
makanan yang
garam pada klien secara berkala
klien
baik dan tidak baik
f. serat dapat memudahkan BAB
f. Ajarkan pada klien pentingnya
dikonsumsi untuk
dan memperbaiki fungsi organ
menyertakan serat dalam menu
penderita HT
serta mengganti asupan
makan (sayur dan buah)
Klien
makanan berlemak
dapat memahami g. observasi masukan serat pada g. observasi akan memudahkan
dan menyertakan klien secara berkala perawat untuk mengarahkan
makanan dalam klien
diet DASH dengan
baik
Klien
memaparkan
pentingnya
pengurangan
garam dalam
penyembuhan HT
dan
mempraktekkan
pengurangan
konsumsi garam
Dari intervensi yang telah dilakukan didapatkan hasil tingkat nyeri yang dirasakan klien
tidak lagi terasa pada kunjungan-kunjungan berikutnya. Klien mengikuti anjuran perawat untuk
memberikan kompres hangat pada tengkuk dan melakukan senam relaksasi otot 2x per
hari.setelah dilakukan intervensi selama 3 hari keluhan pusing klien berkurang dan hasil TD
menurun. Untuk intervensi yang berkaitan dengan pengetahuan klien, perawat telah memberikan
penyuluhan dan home visit sebanyak 5 kali kunjungan untuk mengetahui perkembangan
pemahaman klien mengenai diet hipertensi dan DASH. Melalui hasil observasi tekanan darah
secara berkala didapatkan tekanan darah klien relative stabil dikarenakan pola makan klien
berkisar nasi dengan lauk tempe tahu dan sayur seadanya tanpa tambahan makanan berlemak
lainnya. Klien mengatakan tidak menyukai makanan berlemak sehingga tidak menyertakannya
dalam menu makan harian. Klien sesekali menyertakan kandungan serat berupa buah-buahan.
Untuk penggunaan garam, klien mengatakan tidak menyukai makanan asin sehingga
hanya menggunakan sejumput garam dalam setiap menu masakannya, ditambah lagi karena
klien hanya makan tempe dan tahu setiap harinya.
Beberapa keterbatasan dalam pemberian intervensi pada klien Ny. Sn adalah perawat
masih tidak dapat menemui anak klien karena sibuk bekerja. Secara keseluruhan klien merasa
kesehatannya mulai membaik dengan adanya kunjungan rutin dari perawat.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari asuhan keperawatan terhadap Ny.Sn adalah tekanan
darah ny.Sn sudah mulai menurun. Konsumsi makanan yang berserat perlu ditingkatkan
sementara konsumsi makana berlemak sudah cukup baik. Penggunaan garam Ny. Sn sudah
cukup baik karena hanya menggunakan kurang dari 1 sendok teh (2300 mg).
B. Saran
Perlu adanya sesi dengan keluarga terutama anak-anak klien untuk membantu aplikasi
diet hipertensi yang sehat dan membantu aktivitas serta intervensi lanjutan jika klien lupa. Perlu
adanya pertemuan dengan keluarga untuk membahas pola hidup Ny. Sn serta kebersihan
lingkungan rumah. Perlunya dukungan keluarga untuk sering rutin melakukan kontrol hipertensi
di puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
Yunis Tri, dkk. Blood Presure Survey Indonesia Norvask Epidemiology Study. Medika Volume
XXXIX 2003; 4: 234-8
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kabupaten Kampar tahun
2006. Bangkinang 2007.
Yogiantoro M. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta:
FK UI. 2006
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kabupaten Kampar tahun
2006. Bangkinang 2007
Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ke IV.
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas
Riau. Jakarta. 2006: 610-14
Soesanto, A. M., Soenarto, A. A., Joesoef, A. H., Rachman, G. S., 2001. Reaktivitas
Kardiovaskuler Individu Normotensi Dari Orang Tua Hipertensi Primer. Jurnal Kardiologi
Indonesia. XXV (4) hal: 166 – 167.
Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and
Compare Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive therapy. Journal
of Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue 6, p397.
Kusugiharjo, Wawan. 2003. Hipertensi di usia lanjut di kecamatan Pakem Kabupaten Sleman
Provinsi DIY.Skripsi. UNDIP, Semarang.