Anda di halaman 1dari 32

DEPARTEMEN GERONTIK

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GERONTIK DENGAN HIPERTENSI

LAPORAN INDIVIDU

Untuk Memenuhi Tugas Profesi PKM Kendalsari Malang

Oleh :

Ilham Akbar

NIM. 0910723004

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
I. PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer,2001)

Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi.

II. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : ( Darmojo, 1999 )

a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi


dari “The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and
Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)


1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat >210 >120
berat)

Kalsifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2


golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

III. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan
– perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data


penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi

b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

 Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )


 Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
 Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

 Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )


 Kegemukan atau makan berlebihan
 Stress
 Merokok
 Minum alkohol
 Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :

a. Ginjal
 Glomerulonefritis
 Pielonefritis
 Nekrosis tubular akut
 Tumor
b. Vascular
 Aterosklerosis
 Hiperplasia
 Trombosis
 Aneurisma
 Emboli kolestrol
 Vaskulitis
c. Kelainan endokrin
 DM
 Hipertiroidisme
 Hipotiroidisme
d. Saraf
 Stroke
 Ensepalitis
 SGB
e. Obat – obatan
 Kontrasepsi oral
 Kortikosteroid

IV. PATOFISIOLOGI / PATHWAY


Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan


fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).

Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu” disebabkan
kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer
(Darmojo, 1999).

V. TANDA DANGEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

a. Tidak ada gejala


Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.

b. Gejala yang lazim


Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita


hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan
dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.

b. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal


c. Glukosa
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh
peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )

d. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau
menjadi efek samping terapi diuretik.

e. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi

f. Kolesterol dan trigliserid serum


Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan
plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )

g. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi

h. Kadar aldosteron urin/serum


Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )

i. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.

j. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi

k. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme

l. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal / ureter

m. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung

n. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati

o. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi

VII. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

a. Terapi tanpa Obat


Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :

a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

 Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr


 Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
 Penurunan berat badan
 Penurunan asupan etanol
 Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :

 Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain
 Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-
87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
 Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
 Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

 Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik


seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.

 Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat
belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

d. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )


Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

2. Terapi dengan Obat


Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi
( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT
OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika,
penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai
obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain
yang ada pada penderita.

Pengobatannya meliputi :

 Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor

 Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :

- Dosis obat pertama dinaikkan


- Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
- Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca
antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
 Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh
- Obat ke-2 diganti
- Ditambah obat ke-3 jenis lain
 Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
- Ditambah obat ke-3 dan ke-4
- Re-evaluasi dan konsultasi
c. Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter )
dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan
adalah sebagai berikut :

1. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan


darahnya
2. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan
darahnya
3. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun
bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
4. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya
tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat
diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter
5. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
6. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
7. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
8. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga
dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
9. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari
atau 2 x sehari
10. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping
dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
11. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti
obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
12. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
13. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
14. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan
sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan
hipertensi.
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN


Nama Mahasiswa : Alma Aidha Fitria Tempat Praktik : Puskesmas Kendalsari
NIM : 150070300011166 Tgl. Praktik : 19-30 September 2017

A. Identitas Klien
Nama : Ny. Sn No. RM : …………………….
Usia : 72 tahun Tgl. Masuk : …………………….
Jenis Kelamin : Perempuan Tgl. Pengkajian : 21 November 2017
Alamat : Jl. Akordion Sumber informasi : Klien
RT 2 RW 15 Jatimulyo Malang
No. Telp : .................................. Nama klg. dekat yg bisa dihubungi : ...
Status Pernikahan : Menikah ..............................
Agama : Islam Status : .............................
Suku : Jawa Alamat : .............................
Pendidikan : SD No. Telp : .............................
Pekerjaan : Pedagang kue Pendidikan : .............................
Lama Bekerja : 30 th Pekerjaan : .............................

B. Status Kesehatan Saat ini


1. Keluhan Utama : Klien mengatakan tengkuk terasa beratdan kepala pusing. Klien
mengeluh tidak mengerti makanan yang dapat menurunkan
tekanan darah, klien merasa cemas dengan kondisi tekanan
darahnya yang tinggi dan kurangnya informasi yang dimiliki. Klien
mengatakan pernah merasa nyeri di dada kanan sampai ke
punggung belakang
2. Lama Keluhan : 1 bulan
3. Kualitas Keluhan : Nyeri tumpul. Skala 5
4. Faktor Pencetus : Klien tidak mengetahui penyebab gejala muncul.
5. Faktor Pemberat : Klien memiliki riwayat hipertensi
6. Upaya yg telah dilakukan : Dipijat
7. Keluhan saat pengkajian : Klien mengeluh tengkuk leher terasa berat dan kepala terasa
pusing
C. Riwayat Kesehatan Saat ini
Klien semenjak beberapa bulan lalu tes tekanan darah didapati tinggi, klien merasa cemas
dan tidak mengetahui cara mengurangi tekanan darah. Klien mengatakan tengkuk leher
klien terasa berat dan kepala sering terasa pusing.
1. Diagnosa Medis :
a. Tekanan Darah Tinggi Tanggal : 19 September 2017
b. ................................... Tanggal : ........................
c. ................................... Tanggal : ........................
D. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yang pernah dialami :
a. Kecelakaan (jenis & waktu) : Klien tidak pernah mengalami kecelakaan
b. Operasi (jenis & waktu) : Klien tidak pernah melakukan operasi
c. Penyakit :
 Kronis : Hipertensi
 Akut :-
d. Terakhir masuk RS : klien tidak ingat terakhir kali masuk rumah sakit
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : klien tidak alergi
3. Imunisasi : tidak terkaji
4. Kebiasaan : Klien memiliki kebiasaan untuk memelihara kucing terhitung 3 ekor di
dalam rumah
5. Obat-obatan yang digunakan: Klien tidak minum obat untuk mengatasi rasa pusing yang
dirasakan
E. Riwayat Keluarga
 Suami klien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan meninggal karena serangan
jantung (sudah meninggal ± 20 tahun lalu)
 Ibu klien memiliki riwayat penyakit hipertensi (klien lupa kapan ibunya meninggal)
 Kakak perempuan klien memiliki penyakit hipertensi (sudah meninggal 5 tahun lalu)

GENOGRAM

Orangtua klien Perempuan hidup

Perempuan Meninggal

Laki-laki Hidup
Laki-Laki Meninggal

Suami klien
Kakak klien
Klien

F. Riwayat Lingkungan
Klien memelihara 2 ekor kucing, 1 di dalam dan 1 di luar rumah. Perabotan dan lingkungan
rumah tampak kotor dan berantakan, lantai masih beralaskan tanah.
G. Pola Aktifitas-Latihan
 Makan/minum Minum Kopi 1 cangkir, Air Putih
10 gelas
 Mandi 2x sehari
 Berpakaian/berdandan Klien melakukan sendiri
 Toileting Klien tidak ada kesulitan melakukan sendiri
 Mobilitas di tempat tidur Klien dapat melakukan mobilitas tanpa hambatan
 Berpindah Klien dapat melakukan mobilitas tanpa hambatan
 Berjalan Klien dapat melakukan mobilitas tanpa hambatan
 Naik tangga Tidak ada tangga di rumah klien
H. Pola Nutrisi Metabolik
 Jenis diit/makanan : Nasi tempe tahu
 Frekuensi/pola : 3x sehari
 Porsi yg dihabiskan : habis
 Komposisi menu : nasi+lauk
 Pantangan : tidak ada
 Napsu makan : baik
 Fluktuasi BB 6 bln. terakhir : tetap
 Jenis minuman : air putih, susu
 Frekuensi/pola minum : 5x sehari
 Gelas yg dihabiskan : 3-4 gelas
 Sukar menelan (padat/cair) : tidak ada
 Pemakaian gigi palsu (area) : seri-molar
 Riw. masalah penyembuhan luka : tidak ada

I. Pola Eliminasi
 BAB:
- Frekuensi/pola : 1x sehari
- Konsistensi : Lunak
- Warna & bau : kekuningan dan bau
- Kesulitan : tidak ada kesulitan
- Upaya mengatasi : tidak ada
 BAK:
- Frekuensi/pola : 10 kali
- Konsistensi : cair
- Warna & bau : orange
- Kesulitan : tidak ada kesulitan
- Upaya mengatasi : tidak ada

J. Pola Tidur-Istirahat
 Tidur siang:Lamanya : Klien tidak pernah tidur siang
- Jam …s/d… : Klien tidak pernah tidur siang
 Kenyamanan stlh. tidur : Klien tidak pernah tidur siang
 Tidur malam: Lamanya : 4-6 jam
- Jam …s/d… : 21.00 – 03.00
- Kenyamanan stlh. tidur : nyenyak
- Kebiasaan sblm. tidur : tidak ada
- Kesulitan : tidak ada kesulitan
- Upaya mengatasi : tidak ada kesulitan

K. Pola Kebersihan Diri


 Mandi: Frekuensi : 3 kali sehari
- Penggunaan sabun : ya
 Keramas: Frekuensi : 2 hari sekali
- Penggunaan shampoo : ya
 Gosok gigi: Frekuensi : 3 kali sehari
- Penggunaan odol : 3 kali sehari
 Ganti baju:Frekuensi : 1 kali sehari
 Memotong kuku: Frekuensi : dua minggu sekali
 Kesulitan : Tidak ada
 Upaya yg dilakukan : tidak ada

L. Pola Toleransi-Koping Stres


1. Pengambilan keputusan: ( ) sendiri ( √) dibantu orang lain, sebutkan, anak klien
2. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: klien berdiskusi dengan
anaknya
3. Harapan setelah menjalani perawatan: ingin segera tekanan darahnya normal
kembali dan gatal/nyeri pinggangnya hilang
4. Perubahan yang dirasa setelah sakit: badan sering merasa tidak nyaman

M. Konsep Diri
1. Gambaran diri : klien merasa senang di usianya yang sudah tua masih tetap kuat sendiri
mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari.
2. Ideal diri : klien merasa mampu mengurus dirinya sendiri
3. Harga diri : klien tidak mengalami gangguan harga diri
4. Peran : Pasien hidup dengan anak nomer 1, cucu, dan suami di rumah
5. Identitas : klien dapat menempatkan diri di masyarakat dengan baik, klien rutin mengikuti
tahlilan
FORMAT PEMERIKSAAN FISIK GERONTIK

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

TTV & status gizi:

Suhu : 37 oC

RR : 18 x/mnt

TD : 200/100 mmHg

Nadi : 93 x/menit

Pemeriksaan Fisik

Kepala:

Warna : sebagian besar rambut klien beruban

Kebersihan : kepala klien tampak bersih

Distribusi : rambut terlihat mulai jarang

Kerontokan : klien mengatakan rambutnya rontok

Keluhan : Tidak ada keluhan pada pemeriksaan kepala

Mata:

Bentuk : bentuk mata simetris

Konjungtiva : konjungtiva terlihat merah muda

Sclera : sclera klien berwarna putih

Strabismus : mata klien tidak ada strabismus


Penglihatan : klien tidak dapat mengenali orang dari jarak jauh karena
pandangan kabur

Peradangan : Tidak nampak peradangan pada area mata

Riwayat katarak : klien mengatakan tidak ada riwayat katarak

Keluhan : Klien mengeluh pandangannya kabur, tetapi tidak memiliki riwayat


penyakit katarak sebelumnya.

Hidung:

Bentuk : hidung klien terlihat simetris

Peradangan : Tidak tampak peradangan di area hidung

Penciuman : klien dapat membedakan bau-bauan

Mulut dan tenggorokan:

Kebersihan : mulut klien tingkat kebersihannya sedang

Mukosa : mukosa mulut klien terlihat kering

Peradangan/stomatitis : Tidak terlihat tanda peradangan

Gigi/Geligi : Ompong, menggunakan gigi palsu

Radang gusi : Tidak tampak radang gusi

Kesulitan mengunyah : klien dapat makan dan mengunyah dengan lancar

Kesulitan menelan : klien tidak sulit menelan

Telinga:

Bentuk : hidung klien terlihat simetris

Kebersihan : tingkat kebersihan hidung klien sedang

Peradangan : Tidak terlihat tanda peradangan

Pendengaran : klien dapat merespon pembicaraan dengan spontan

Keluhan lain : Tidak ada keluhan

Leher:
Posisi Trakea : posisi trakea klien simetris

Pembesaran kel.tiroid : Tidak ada pembesaran kel.tiroid

JVD : Tidak ada JVD

Kaku kuduk : Tidak ada Kaku kuduk

Dada:

Bentuk dada : Dada kiri agak menonjol saat di inspeksi dan palpasi

Retraksi : Tidak ada retraksi dinding

Wheezing : Tidak terdengar suara mengi

Ronchi : Tidak terdengar suara ronchi

Suara jantung tambahan : Tidak terdengar suara jantung tambahan

Abdomen:

Bentuk : perut klien terlihat Flat

Nyeri tekan : Tidak terasa nyeri tekan

Kembung : Tidak terasa kembung

Supel : Tidak terasa supel

Bising usus : terdengar dengan frekuensi: 12 x/mnt

Massa : Tidak teraba tonjolan massa

Genitalia/anus:

Kebersihan : tidak terkaji

Hemoroid : klien mengatakan tidak memiliki riwayat wasir

Hernia : klien mengatakan tidak memiliki riwayat hernia

Ekstremitas:

Massa/tonus otot : nilainya 4 (melawan gravitasi dengan tahanan)

Postur tubuh : Normal, klien dapat berdiri dengan tegak


Gaya berjalan : Normal, klien tidak sempoyongan

Rentang gerak : Klien dapat bergerak secara maksimal, tapi untuk berjalan jauh
dengan kondisi jalan yang naik turun klien mengalami
kesusahan.

Deformitas : tidak teraba adanya deformitas tulang

Tremor : klien tampak tremor pada tubuh dan tangan

Edema kaki : Tidak teraba adanya edema kaki

Flebitis : Tidak teraba adanya flebitis

Klaudikasi : Tidak teraba adanya klaudikasi

Integumen:

Kebersihan : kulit klien bersih

Warna : kulit klien berwarna sawo matang

Kelembaban : teraba kering Gangguan pada kulit : tidak ada gangguan

PENGKAJIAN PSIKOGERONTIK

Nama : Ny. Sn

Jenis kelamin : perempuan

Umur : 72 tahun

Alamat : Jl. Akordion RT 2 RW 15 Jatimulyo Malang


Status Menikah : Menikah

Agama : Islam

Suku : Jawa

Tingkat Pendidikan : tidak tamat SD

Riwayat pekerjaan : Pedagang kue

1. Masalah emosional : Klien tidak memiliki masalah emosional


2. Tingkat Kerusakan Intelektual

SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionnaire)

Benar Salah No Pertanyaan

√ 1. Tanggal berapa hari ini ?

√ 2. Hari apa sekarang ?

√ 3. Apa nama tempat ini ?

√ 4. Dimana alamat Anda ?

√ 5. Berapa nomor rumah Anda ?

√ 6. Kapan Anda lahir ?

√ 7. Siapa presiden Indonesia ?

√ 8. Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?

√ 9. Siapa nama ibu Anda ?

√ 10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka


baru, semua secara menurun.

Jumlah Salah 6-8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang

3. Identifikasi aspek kognitif

Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

No. Aspek Nilai Nilai Kriteria


kognitif Maksimal Klien

1. Orientasi 5 2 Menyebutkan dengan benar

 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
Orientasi 5 4 Dimana sekarang kita berada?

 Negara
 Propinsi
 Kabupaten
2. Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama objek (kursi, meja, kertas)

Kemudian ditanyakan kepada klien,


menjawab:

3. Perhatian 5 1 Meminta klien berhitung mulai dari 100,


dan kemudian dikurangi 7 sampai 5 tingkat:
kalkulasi

4. Mengingat 3 3 Meminta klien untuk menyebutkan objek


pada poin 2:

5. Bahasa 9 5 Menanyakan pada klien tentang benda


(sambil menunjuk benda tersebut):

Meminta klien untuk mengulangi kata berikut


”tak ada jika, dan, atau, tetapi”.

Klien menjawab........

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut


yang terdiri dari 3 langkah. Ambil ballpoint di
tangan Anda, ambil kertas, menulis saya
mau tidur.

Perintahkan klien untuk hal berikut (Bila


aktivitas sesuai perintah nilai 1 poin)

’tutup mata Anda’

Perintahkan pada klien untuk menulis atau


kalimat dan menyalin gambar

Total Nilai 30 18 Kerusakan kognitif ringan

Pengkajian ADL

Modifikasi dari Barthel Index

Aktifitas Skor

1. Makan
 0= tidak mampu 10
 5= dengan bantuan
 10= mandiri
2. Mandi
 0= dengan bantuan 10
 5= mandiri
3. Kebersihan diri
 0= dengan bantuan 10
 5= mandiri
4. Berpakaian
 0= dengan bantuan
 5= butuh bantuan pada setengah aktifitas
10
 10= mandiri
5. Mengontrol defekasi
 0= inkontinen (termasuk pemberian enema) 10
 5= occasional
 10= kontinen
6. Mengontrol berkemih
 0= inkontinen (termasuk kateter)
 5= occasional 10
 10= kontinen
7. Penggunaan toilet
 0= dengan bantuan
 5= butuh bantuan pada beberapa aktifitas
10
 10= mandiri
8. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya, termasuk duduk di tempat tidur
 0= tidak mampu. Tidak ada keseimbangan
 5= dengan bantuan mayor (1/2 orang), dapat duduk 10
 10= dengan bantuan minor (verbal/fisik)
 15= mandiri
9. Mobilitas (pada permukaan datar)
 0= tidak mampu. < 50m
 5= ketergantungan kursi roda, termasuk pegangan. >50m 10
 10= berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal/fisik). >50m
 15= mandiri (bisa dengan bantuan, mis. tongkat). > 50m
10. Naik turun tangga
 0= tidak mampu
 5= butuh bantuan 5
 10= mandiri

TOTAL (0-100) 95
Interpretasi: ketergantungan ringan

Pengkajian Posisi dan Keseimbangan (Sullivan)

No. Tes koordinasi Keterangan Nilai

1. Berdiri dengan postur normal Baik 4

2. Berdiri dengan postur normal, menutup Baik 4


mata

3. Berdiri dengan kaki rapat Baik 4

4. Berdiri pada satu kaki Baik 4

5. Berdiri, fleksi trunk dan berdiri ke posisi Baik 4


netral

6. Berdiri, lateral dan flksi trunk Baik 4

7. Berjalan, tempatkan tumit salah satu kaki Baik 4


di depan jari kaki yang lain

8. Berjalan sepanjang garis lurus Baik 4

9. Berjalan mengikuti tanda gambar pada Baik 4


lantai

10 Berjalan menyamping Baik 4

11. Berjalan mundur Baik 4

12 Berjalan mengikuti lingkaran Baik 4

13. Berjalan pada tumit Baik 4

14. Berjalan dengan ujung kaki Baik 4


Jumlah 54

Nilai: 54= Mampu melakukan aktifitas

Analisa Data
Pengelompokan Data Etiologi Problem
DS: Tekanan darah tinggi Penurunan Curah
¯
 Klien mengatakan Jantung
Viskositas darah meningkat
bahwa ia merasa nyeri ¯
di dada kanan hingga Aliran darah yang masuk ke jantung
ke punggung meningkat
 Klien mengatakan ¯
Jantung mengalami kompensasi
tengkuk terasa berat ¯
dan kepalanya sudah 1 Kerja jantung meningkat
¯
minggu terasa pusing Takikardi
DO: ¯
Nadi cepat RR naik
 Dada kiri klien agak ¯
menonjol Tekanan Systole meningkat
 TTV: TD 200/100mmhg ¯
RR 23x/menit Penurunan curah jantung
Nadi 93x/menit
DS: Pendidikan tidak tinggi Kurang
 Ibu mengatakan tidak ¯ pengetahuan
mengetahui cara Kurangnya paparan informasi
mengurangi tekanan ¯
darah Terkena tekanan darah tinggi
 Ibu mengatakan selalu
¯
makan tempe tahu dan Klien merasa cemas
jarang sayur ¯
 Ibu mengatakan tidak Klien tidak tahu diet yang baik
¯
tahu makanan apa saja Klien tidak tahu penatalaksanaan
yang baik dikonsumsi hipertensi
 Pendidikan klien tidak ¯
tamat SD Klien banyak bertanya
¯
DO:
Defisiensi pengetahuan
 Klien terlihat bingung
saat mengatakan
bahwa ia tidak tahu
cara menurunkan
tekanan darah dan
makanan apa saja yang
baik untuknya

Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kompensasi jantung akibat tekanan darah
yang tinggi
2. Kurang pengetahuan diet hipertensi berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien: Ny.Sn No. Reg :
Usia : 72 tahun Tgl Pengkajian: 21 September 2017
No Dx.Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1 Penurunan curah Penurunan curah  TD a. Pertahankan tirah a. Tirah baring yang
jantung jantung Ny. Dj klien normal baring, lingkungan yang tenang tenang akan menurunkan
berhubungan tidak semakin (120/80mmHg) gejala penurunan curah
dengan parah setelah  Pasie jantung dan membantu
kompensasi dilakukan tindakan n tampak sirkulasi peredaran darah
b. Bantu pasien dalam
jantung akibat keperawatan nyaman dan
ambulasi sesuai kebutuhan
tekanan darah selama 3 x 24 jam tidak b. membantu ambulasi klien akan
yang tinggi menunjukkan membantu mengurangi
tanda-tanda pemakaian energi dan beban
c. Anjurkan pada klien untuk
distress kerja jantung
membatasi aktivitas
 RR
c. aktivitas berlebih akan
klien normal
d. Pantau TTV sesering mungkin meningkatkan kerja jantung
(16x/menit)
d. untuk mengetahui kondisi klien
e.Tinggikan kepala saat berbaring
secara berkala
e. melancarkan peredaran darah
f. Kolaborasi pemberian obat anti
f. meregangkan pembuluh darah
HT sesuai indikasi : Captopril, ace
inhibitor, dan obat-obatan
vasodilator
g. gejala tersebut adalah tanda-
g. anjurkan klien untuk berobat ke
tanda gangguan jantung
puskesmas atau rumah sakit jika
didapati nyeri dada atau sesak
nafas
3 Kurang Klien memahami  Pasie a. Ajarkan Klien secara a. klien lansia biasanya
pengetahuan diet tentang diet HT n dapat sederhana mengenai konsep HT mengalami penurunan kognitif
b. klien lansia memakai bahasa
hipertensi setelah dilakukan menyebutkan apa b. gunakan bahasa yang dipahami
daerah dan memahami
berhubungan tindakan itu hipertensi klien
dengan baik dengan bahasa
dengan kurangnya keperawatan  Pasie
sehari-harinya
terpapar informasi selama 7 x 24 jam n memahami
c. Libatkan keluarga dan minta c. keluarga terdekat klien akan
pengertian, tanda
untuk mengingatkan klien dalam membantu klien untuk
dan gejala,
segala aktivitas terutama diet mengingatkan detail penting
penyebab
mengenai diet
hipertensi d. meningkatkan pengetahuan
d. Ajarkan pada klien pentingnya
 Klien klien tentang bahaya makanan
mengurangi asupan lemak dan
dapat tsb bagi HT
garam
e. observasi akan memudahkan
menyebutkan
e. observasi masukan lemak dan
perawat untuk mengarahkan
makanan yang
garam pada klien secara berkala
klien
baik dan tidak baik
f. serat dapat memudahkan BAB
f. Ajarkan pada klien pentingnya
dikonsumsi untuk
dan memperbaiki fungsi organ
menyertakan serat dalam menu
penderita HT
serta mengganti asupan
makan (sayur dan buah)
 Klien
makanan berlemak
dapat memahami g. observasi masukan serat pada g. observasi akan memudahkan
dan menyertakan klien secara berkala perawat untuk mengarahkan
makanan dalam klien
diet DASH dengan
baik
 Klien
memaparkan
pentingnya
pengurangan
garam dalam
penyembuhan HT
dan
mempraktekkan
pengurangan
konsumsi garam

INTERVENSI DAN EVALUASI


Perawat: Alma Aidha Fitria
NIM : 150070300011166
Tgl Dx Jam Implementasi Evaluasi Ttd
21/ 1 9.30-11.00 a. mempertahankan tirah S: - klien mengatakan sering istirahat karena kegiatannya sehari-hari
11/
baring, lingkungan yang tenang hanya di rumah saja
13
Klien mengatakan sehari-harinya hanya bersih-bersih rumah,
b. membantu pasien dalam
mengurus kucing dan menonton televisi
ambulasi sesuai kebutuhan O: - klien tampak sering duduk-duduk sambil melihat televisi
Pada saat perawat datang klien sedang menyapu
c. menganjurkan pada klien untuk
A: implementasi yang diajukan tercapai sebagian
membatasi aktivitas P: memantau kembali kondisi klien, ttv dan aktivitasnya
d. memantau TTV sesering mungkin
e.meninggikan kepala saat
berbaring
f. berkolaborasi pemberian obat anti
HT sesuai indikasi : Captopril, ace
inhibitor, dan obat-obatan
vasodilator
g. menganjurkan klien untuk
berobat ke puskesmas atau
rumah sakit jika didapati nyeri
dada atau sesak nafas
28/ 3 11.00-12.00 a. mengajarkan Klien S: - klien dapat menyebutkan kembali konsep HT secara singkat
11/ - klien dapat menyebutkan kembali tentang diet DASH dan
secara sederhana mengenai
13
pembatasan garam
konsep HT
- klien dapat memahami bahasa yang digunakan perawat dengan baik
b. menggunakan bahasa yang
- klien mengatakan bahwa penggunaan garam hanya sejumput dan
dipahami klien
menunjukkan takarannya
c. Melibatkan keluarga dan minta
- klien mengatakan menyertakan buah jika anaknya membelikan saja
untuk mengingatkan klien dalam
- klien mengatakan tidak suka mengkonsumsi makanan berlemak
segala aktivitas terutama diet
O: klien terlihat hanya makan tempe tahu dan nasi saja setiap harinya
A: - implementasi keperawatan tercapai sebagian
d. Mengajarkan pada klien P: - berusaha mengikut sertakan anggota keluarga dalam sesi
pentingnya mengurangi asupan perawatan berikutnya.
lemak dan garam - terus melakukan observasi pembatasan garam dan lemak
- terus melakukan observasi penyertaan serat dalam menu makan
e. mengobservasi masukan lemak
klien
dan garam pada klien secara
berkala
f. mengajarkan pada klien
pentingnya menyertakan serat
dalam menu makan (sayur dan
buah)
g. mengobservasi masukan serat
pada klien secara berkala
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari intervensi yang telah dilakukan didapatkan hasil tingkat nyeri yang dirasakan klien
tidak lagi terasa pada kunjungan-kunjungan berikutnya. Klien mengikuti anjuran perawat untuk
memberikan kompres hangat pada tengkuk dan melakukan senam relaksasi otot 2x per
hari.setelah dilakukan intervensi selama 3 hari keluhan pusing klien berkurang dan hasil TD
menurun. Untuk intervensi yang berkaitan dengan pengetahuan klien, perawat telah memberikan
penyuluhan dan home visit sebanyak 5 kali kunjungan untuk mengetahui perkembangan
pemahaman klien mengenai diet hipertensi dan DASH. Melalui hasil observasi tekanan darah
secara berkala didapatkan tekanan darah klien relative stabil dikarenakan pola makan klien
berkisar nasi dengan lauk tempe tahu dan sayur seadanya tanpa tambahan makanan berlemak
lainnya. Klien mengatakan tidak menyukai makanan berlemak sehingga tidak menyertakannya
dalam menu makan harian. Klien sesekali menyertakan kandungan serat berupa buah-buahan.
Untuk penggunaan garam, klien mengatakan tidak menyukai makanan asin sehingga
hanya menggunakan sejumput garam dalam setiap menu masakannya, ditambah lagi karena
klien hanya makan tempe dan tahu setiap harinya.
Beberapa keterbatasan dalam pemberian intervensi pada klien Ny. Sn adalah perawat
masih tidak dapat menemui anak klien karena sibuk bekerja. Secara keseluruhan klien merasa
kesehatannya mulai membaik dengan adanya kunjungan rutin dari perawat.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari asuhan keperawatan terhadap Ny.Sn adalah tekanan
darah ny.Sn sudah mulai menurun. Konsumsi makanan yang berserat perlu ditingkatkan
sementara konsumsi makana berlemak sudah cukup baik. Penggunaan garam Ny. Sn sudah
cukup baik karena hanya menggunakan kurang dari 1 sendok teh (2300 mg).
B. Saran
Perlu adanya sesi dengan keluarga terutama anak-anak klien untuk membantu aplikasi
diet hipertensi yang sehat dan membantu aktivitas serta intervensi lanjutan jika klien lupa. Perlu
adanya pertemuan dengan keluarga untuk membahas pola hidup Ny. Sn serta kebersihan
lingkungan rumah. Perlunya dukungan keluarga untuk sering rutin melakukan kontrol hipertensi
di puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA

Yunis Tri, dkk. Blood Presure Survey Indonesia Norvask Epidemiology Study. Medika Volume
XXXIX 2003; 4: 234-8

Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kabupaten Kampar tahun
2006. Bangkinang 2007.

Shapo L, Pomerleau J, McKee M. Epidemiology of Hypertension and Associated Cardiovascular


Risk Factors in a Country in Transition. Albania: Journal Epidemiology Community Health
2003;57:734–739

Yogiantoro M. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta:
FK UI. 2006
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kabupaten Kampar tahun
2006. Bangkinang 2007

Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ke IV.
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas
Riau. Jakarta. 2006: 610-14

Soesanto, A. M., Soenarto, A. A., Joesoef, A. H., Rachman, G. S., 2001. Reaktivitas
Kardiovaskuler Individu Normotensi Dari Orang Tua Hipertensi Primer. Jurnal Kardiologi
Indonesia. XXV (4) hal: 166 – 167.

Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and
Compare Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive therapy. Journal
of Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue 6, p397.

Kusugiharjo, Wawan. 2003. Hipertensi di usia lanjut di kecamatan Pakem Kabupaten Sleman
Provinsi DIY.Skripsi. UNDIP, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai