TINJAUAN PUSTAKA
tenaga. Sementara itu, gizi kerja didefinisikan sebagai gizi yang diperlukan oleh
tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan kalorinya sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Gizi kerja sebagai salah satu aspek penting dari kesehatan kerja mempunyai peran
penting, baik bagi kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan
produktivitas. Kekurangan gizi pada makanan yang dikonsumsi tenaga kerja akan
membawa akibat buruk bagi mereka seperti pertahanan tubuh terhadap penyakit
menurun, badan menjadi kurus, berat badan menurun, wajah pucat, kurang
Secara umum, kebutuhan gizi bagi tenaga kerja lebih besar dibandingkan
bukan tenaga kerja. Jumlah zat gizi yang dibutuhkan tenaga kerja sangat tergantung
dari jumlah tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan suatu jenis pekerjaa. Jumlah
ini tergantung dari jumlah otot-otot yang ikut bekerja dan lamanya otot-otot tersebut
jenis kelamin. Faktor lain penentu kebutuhan gizi yaitu jenis pekerjaan atau aktivitas
yang dilakukan sehari-hari, kondisi fisiologis, keadaan khusus seperti pada pemulihan
kesehatan dan anemia, serta keadaan lingkungan kerja. Faktor-faktor di atas harus
menjadi dasar dalam perhitungan besarnya kecukupan zat gizi pekerja. Berikut adalah
kecukupan zat gizi per hari pekerja menurut umur dan jenis kelamin.
Laki-laki Perempuan
Zat Gizi 19-29 30-49 50-64 19-29 30-49 50-64
tahun tahun tahun tahun tahun tahun
Energi (kkal) 2550 2350 2250 1900 1800 1750
Protein (gram) 60 60 60 50 50 50
Vitamin A (RE) 600 600 600 500 500 500
Vitamin D (mg) 5 5 10 5 5 10
Vitamin E (mg) 15 15 15 15 15 15
Vitamin K (µg) 65 65 65 55 55 55
Tiamin (mg) 1,2 1,2 1,2 1,0 1,0 1,0
Riboflavin (mg) 1,3 1,3 1,3 1,1 1,1 1,1
Niasin (mg) 16 16 16 14 14 14
Asam Folat (µg) 400 400 400 400 400 400
Piridoksin (mg) 1,3 1,3 1,7 1,3 1,3 1,5
Vitamin B 12 (µg) 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4
Vitamin C (mg) 90 90 90 75 75 75
Kalsium (mg) 800 800 1000 800 800 1000
Fosfor (mg) 600 600 600 600 600 600
Magnesium (mg) 290 300 300 250 270 270
Besi (mg) 13 13 13 26 26 12
Yodium (µg) 150 150 150 150 150 150
Seng (mg) 13,0 13,4 13,4 9,3 9,8 9,8
Selenium (µg) 30 30 30 30 30 30
Mangan (mg) 2,3 2,3 2,3 1,8 1,8 1,8
Fluor (mg) 3,0 3,1 3,1 2,5 2,7 2,7
Sumber : Kepmenkes RI No. 1593/Menkes/SK/XI/2005
1) Energi
aktivitas fisik. Usia dewasa muda berkisar 19-49 tahun merupakan usia produktif,
banyak kegiatan fisik yang dilakukan sehingga kebutuhan energi kelompok ini lebih
tinggi dibandingkan usia 50-64 tahun. AKG energi pada laki-laki adalah 2550 kkal
pada usia 19-29 tahun, 2350 kkal pada usia 30-49 tahun dan 2250 kkal pada usia 50-
64 tahun. Pada perempuan angka ini secara berturut-turut adalah 1900 kkal, 1800
badan perlu dimonitor dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk
hipertensi, kencing manis, dan batu empedu. Upaya menurunkan berat badan hingga
2) Protein
mengganti protein yang hilang sehari-hari melalui urin, kulit, feses, dan rambut, serta
untuk mengganti sel-sel yang rusak-pada usia ini seseorang tidak mengalami
pertumbuhan lagi. AKG Protein laki-laki usia 19-64 tahun adalah sebanyak 60 g/hari,
dewasa membutuhkan protein kurang lebih 0,8 g/kg berat badan normal/hari.
Kebutuhan protein ibu hamil dan menyusui ditambah 17 g/hari untuk kebutuhan janin
dan ASI. Konsumsi protein yang terlalu tinggi dapat meningkatkan kehilangan
protein lebih dari dua kali jumlah yang dianjurkan dapat meningkatkan kejadian
kanker tertentu, penyakit jantung koroner, terutama sebagai akibat tingginya asupan
lemak jenuh dan kolesterol yang terdapat pada makanan hewani. Untuk mengurangi
asupan lemak jenuh dianjurkan sebagian dari protein berasal dari makanan nabati,
yaitu kacang-kacangan, berupa kacang kedelai dan hasil olahannya seperti tahu dan
3) Ferrum (Besi)
Angka Kecukupan Besi untuk laki-laki dewasa dan setengah tua adalah 13
mg/hari, untuk perempuan dewasa muda 26 mg/hari, dan dewasa setengah tua 12
mg/hari. Angka Kecukupan Besi perempuan dewasa muda lebih tinggi daripada
dewasa setengah tua karena pada usia tua tersebut perempuan kehilangan besi tiap
bulan melalui haid. Makanan sumber besi adalah daging merah, hati, kuning telur,
sayuran hijau, serta kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe.
(Almatsier, 2011).
berdasarkan umur, gender, aktivitas fisik, serta kondisi khusus, yaitu ibu hamil dan
menyusui.
1. Energi
Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolic Rate (BMR) dan aktivitas fisik.
AMB dipengaruhi oleh umur, berat badan, dan tinggi badan. Cara menentukan AMB
Perempuan = 25 kkal x kg BB
AMB (kkal/hari)
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan
0 - 3 60,9 BB – 54 61,0 BB - 51
3 - 10 22,7 BB + 495 22,5 BB + 499
10 – 18 17,5 BB + 651 12,2 BB + 746
18 – 30 15,3 BB + 679 14,7 BB + 496
30 – 60 11,6 BB + 879 8,7 BB + 829
≥ 60 13,5 BB + 487 10,5 BB + 596
Sumber : FAO/WHO/UNU 1985
Menurut WHO dalam Santoso (2004) berdasarkan jenis pekerjaan beban kerja
dapat dibedakan atas beban kerja ringan, sedang dan berat. Kerja ringan yaitu jenis
pekerjaan di kantor, dokter, perawat, guru, dan pekerjaan rumah tangga (dengan
menggunakan mesin). Kerja sedang yaitu jenis pekerjaan pada industri ringan,
mahasiswa, buruh bangunan, petani, kerja di toko dan pekerjaan rumah tangga (tanpa
menggunakan mesin). Kerja berat yaitu jenis pekerjaan petani tanpa mesin, kuli
angkat dan angkut, pekerja tambang, tukang kayu tanpa mesin, tukang besi, penari
dan atlit.
Aktifitas fisik dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu sangat ringan,
ringan, sedang, dan berat. Kebutuhan energi untuk berbagai aktifitas fisik dinyatakan
dalam kelipatan AMB dapat dilihat pada tabel 2.4. (Almatsier, 2008)
Gender
Aktivitas
Laki-laki Perempuan
Sangat ringan 1,30 1,30
Ringan 1,65 1,55
Sedang 1,76 1,70
Berat 2,10 2,00
Sumber: Almatsier, 2008
tahun dengan berat badan 52 kg dan tinggi badan 158 cm dengan aktivitas ringan
a. Harris Benedict
b. Rumus cepat 1
= 0,96 kkal x 52 x 24
c. Rumus cepat 2
= 25 kkal x kg BB
= 25 kkal x 52
= 1300 kkal
d. Rumus FAO/WHO/UNU
= 14,7 x 52 + 496
yang berarti. Oleh sebab itu, cara menghitung AMB dengan rumus cepat 1 dan 2
Kalikan nilai AMB dengan kelipatan yang sesuai dengan jenis aktivitas, dalam
2. Protein
adalah : 10 – 15 % dari kebutuhan energi total. Bila kebutuhan energi dalam sehari
adalah 2015 kkal, energi yang berasal dari protein dalam satuan kkal hendaknya 202-
302 kkal, bila protein dalam satuan gram dibagi 4 menjadi 51 – 76 gr protein.
dilakukan dengan cara survei dan akan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif
maupun kualitatif. Secara kuantitatif akan diketahui jumlah dan jenis pangan yang
24 jam, food records, dan weighing method. Berdasarkan kandungan gizi yang
terdapat dalam Daftar Kebutuhan Bahan Makanan (DKBM) maka dapat diketahui
jumlah konsumsi zat gizi dari berbagai jenis dan kelompok pangan.
Menurut Supariasa, dkk (2002), salah satu cara untuk mendapatkan data
konsumsi pangan masyarakat adalah metode 24 hour recall. Metode ini dilakukan
dengan mencatat jenis dan jumlah makanan serta minuman yang telah dikonsumsi
dalam 24 jam yang lalu atau sehari sebelum wawancara dilakukan. Dengan metode
ini akan diketahui besarnya porsi pangan berdasarkan ukuran rumah tangga (urt)
Prinsip dari metode 24 hour recall ini adalah mencatat semua jenis dan
jumlah makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu, dalam hal ini
responden diminta untuk menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24
jam yang lalu (kemarin), yang dimulai sejak bangun pagi kemarin sampai istirahat
tidur pada malam harinya. Dapat juga dimulai dari waktu dilakukan wawancara
b) Murah
c) Mendapatkan informasi secara detail tentang jenis bahkan jumlah makanan dan
f) Recall secara beberapa kali dapat digunakan untuk memperkirakan asupan gizi
individu
asupan energi
Angka kecukupan Gizi (AKG). Untuk zat gizi makro, Depkes RI dalam Supariasa
(2002) membagi klasifikasi tingkat komsumsi menjadi 4 (empat) dengan cut of point
dalam sirkulasi darah akibat kekurangan zat besi (Fe) sehingga tidak mampu
suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk
anemia. Pertama adalah keadaan cadangan zat besi dalam hati menurun tetapi belum
sampai penyediaan zat besi untuk pembentukan sel-sel darah merah terganggu. Tahap
kedua adalah terjadinya defisiensi penyediaan zat besi untuk eritropoiesis, yaitu suatu
keadaan dimana penyediaan zat besi tidak cukup untuk pembentukan sel-sel darah
merah teapi kadar Hb belum terpengaruh. Tahap ketiga adalah terjadi penurunan
dalam plasma oleh sel-sel dan bentuk feron dan oleh enzim feroksidae dioksidasi
menjadi bentuk ferri yang kemudian akan berikatan dengan transferring. Dalam
besinya cukup. Setiap hari ada sejumlah zat besi yang hilang melalui urine, tinja,
keringat, dan deskuamasi sel kulit, rambut, dan kuku yang bervariasi mulai dari 0,2
Ukuran hemoglobin normal pada laki-laki sehat adalah 14-18 gr% dan wanita
sehat12-16 gr%. Ambang Batas Normal Kadar Hb untuk berbagai kelompok usia
Tabel 2.4. Ambang Batas Normal Kadar Hb untuk Berbagai Kelompok Usia
Seseorang dikatakan anemia jika kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gr%
untuk pria dan kurang dari 12,0 gr% untuk wanita. Klasifikasi derajat anemia
Menurut Komite Nasional PBB Bidang Pangan dan Pertanian (1992), anemia
gizi besi dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor penyebab langsung dan tidak
langsung. Faktor penyebab langsung meliputi jumlah Fe dalam makanan yang tidak
cukup, absorpsi Fe rendah, kebutuhan naik serta kehilangan darah sehingga keadaan
ini menyebabkan jumlah Fe dalam tubuh menurun. Menurunnya Fe dalam tubuh akan
memberikan dampak negatif bagi fungsi tubuh. Hal ini dikarenakan zat ini
merupakan salah satu zat gizi penting yang terdapat pada setiap sel hidup, baik sel
tumbuhan dan hewan. Di dalam tubuh, zat besi sebagian besar terdapat dalam darah
yang merupakan bagian dari protein yang disebut hemoglobin di dalam sel-sel darah
Zat besi yang ada di dalam tubuh berasal dari tiga sumber yaitu besi yang
diperoleh dari hasil perusakan sel-sel darah merah (hemolisis), besi yang diambil dari
penyimpanan dalam tubuh, dan besi yang diserap dari saluran pencernaan
(Soekirman, 2000). Dari ketiga sumber tersebut, besi hasil hemolisis merupakan
sumber utama.
makanan yang masih didominasi sayuran sebagai sumber zat besi yang sulit diserap,
sedangkan daging dan bahan pangan hewani sebagai sumber zat besi yang baik (heme
iron) jarang dikonsumsi terutama oleh masyarakat pekerja (Hulu, 2004). Menurut
Almatsier, (2001) pada umumnya besi di dalam daging, ayam, dan ikan mempunyai
mempunyai ketersediaan biologik yang sedang, dan besi yang terdapat pada sebagian
besar sayur-sayuran terutama yang mengandung asam oksalat tinggi seperti bayam
Faktor penyebab anemia gizi besi yang tidak langsung meliputi praktik
keadaan sosial ekonomi masyarakat rendah (Komite Nasional PBB Bidang Pangan
Dampak anemia gizi besi sangat kompleks dan untuk pekerja erat kaitannya
dengan penurunan kemampuan motorik (dampak fisik). Anemia gizi besi dapat
menyebakan rasa cepat lelah. Rasa cepat lelah terjadi karena pada penderita anemia
gizi besi, metabolism energi oleh otot tidak berjalan sempurna akibat otot kekurangan
oksigen. Studi mengenai anemia pada pekerja wanita di Jakarta, Tangerang, Jambi,
Dilaporkan bahwa anemia menurunkan produktivitas 5-10% dan kapasitas kerja 6,5
a. Dasar
Metode sahli merupakan satu cara penetapan hemoglobin secara visual. Darah
diencerkan dengan larutan HCl sehingga hemoglobin berubah menjadi hematin asam.
campuran tersebut dengan aquadest sampai warnanya sama dengan warna batang
gelas standar.
s/d 22(atas)
d. Pipet HCl
h. Aquadest
d. Cara Kerja
2) Dengan pipet Hb, hisap darah sampai angka 20 mm, jangan sampai ada
4) Tuangkan darah ke dalam tabung pengencer, bilas dengan aquadest bila masih
6) Tambahkan aquadest tetes demi tetes, aduk dengan batang kaca pengaduk
8) Bila sudah sama penambahan aquades dihentikan, baca kadar Hb pada skala
a. Dasar
yang stabil yaitu sianmethemoglobin. Intensitas warna yang terbentuk yang diukur
hemolisa darah serta mencegah kekeruhan yang terjadi oleh protein plasma.
2) Pipet volumetrik 5 ml
c. Spesimen
d. Cara Kerja
mikropipet.
3) Campurkan isinya dan iarkan pada suhu kamar selama 3-5 menit dan
dalam pereaksi Drapkin. Kadar Hb dari larutan standart hemisianida dapat dihitung
Buatlah pengenceran larutan standar 100, 75, 50, 25, dan 0% sebagai blanko
suhu kamar 3 menit dan baca serapan pada fotometer dengan 540 nm. Buatlah
kurvanya dengan kadar Hb sebagai absisi dan serapan sebagai ordinat, maka hasil
percobaan serapan pasien tinggi memplotkan pada kurva tera. Atau menggunakan
Jumlah Kadar Hb
Faktor (F) =
Jumlah serapan
f. Pengawasan Mutu
Salah satu faktor yang menentukan produktivitas adalah status gizi tenaga
pekerja yang baik, yang salah satunya adalah ferum (zat besi) di dalam tubuh
jumlahnya harus mencukupi. Ferum (zat besi) adalah salah satu unsur untuk
pembentukan Hb. Bila defisiensi zat besi ini maka pembentukan Hb akan berkurang
yang dapat menyebabkan anemia zat besi. Kadar Hb yang rendah akan mengganggu
proses metabolisme dalam tubuh. Untuk mengatasi hal ini dianjurkan untuk
Husaini (1987) juga menyatakan bahwa produktivitas tenaga kerja penderita anemia
gizi besi menurun sebesar 20%. Demikian juga dengan penelitian Farihah (1999)
24%.
Pada pekerja, anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah
kerja pada seseorang yang anemia dapat disebabkan oleh berkurangnya enzim-enzim
yang mengandung zat besi yang merupakan kofaktor enzim-enzim yang terlibat
metabolisme energi di dalam otot terganggu dan terjadi penumpukan asam laktat
yang menyebabkan rasa lelah. Hal ini sebagai akibat terjadinya hipoksia yang lebih
awal pada pekerja yang mengalami anemia sehingga akan mengganggu produktivitas
kerja, karena rasa lelah, letih lesu membuat seseorang malas untuk bekerja.
bekerja sesuai dengan kebutuhan untuk memulihkan tubuh dari efek bekerja.
Pekerja yang membutuhkan tenaga besar merasa cepat lelah karena anemia
suatu sistem. Sebagai masukan maka produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap
mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih
baik daripada hari kemarin, dan hari esok lebih baik daripada hari ini. Produktivitas
sebagai keluaran biasanya dirumuskan sebagai rasio dari apa yang dihasilkan
perusahaan) untuk menghasilkan suatu produk atau jasa dalam kondisi dan situasi
tertentu.
per jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan. Masukan disini diukur dalam satuan jam
manusia yaitu jam kerja yang dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Produktivitas tenaga kerja ditunjukkan dari hasil kerja seorang tenaga kerja dengan
Untuk jenis produk dimana tenaga kerja mencapai jumlah target produk
tertentu selama jam kerja, maka produktivitas tenaga kerja dapat dihitung dengan
membandingkan jumlah produk yang dihasilkan selama jam kerja dengan jumlah
target produk yang seharusnya diperoleh selama jam kerja (Ravianto, 1990).
antara hasil kerja tenaga kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu produk (pengertian mikro). Tenaga kerja dinilai produktif jikalau
ia mampu menghasilkan keluaran (out put) yang lebih banyak dibandingkan dengan
tenaga kerja lain, dalam satuan waktu yang sama. Atau bila orang itu menghasilkan
keluaran yang sama dengan memakai sumber daya yang lebih sedikit. Dengan kata
lain, seorang tenaga kerja menunjukkan tingkat produktivitas yang sesuai dengan
standar yang lebih tinggi bila ia mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan
b. Motivasi
Motivasi seseorang yang produktif ialah untuk selalu berprestasi. Bila motivasi
ini dilandasi oleh disiplin dan etika kerja yang baik, maka hasilnya akan semakin
seseorang. Lingkungan dan iklim kerja yang sehat akan mendorong seseorang
Energi dalam tubuh bersumber dari makanan dan minuman. Makanan dan
minuman yang sehat, cukup, dan bergizi, berguna untuk membangun dan
menggantikan sel sel tubuh yang aus, memberi energi, serta memelihara tubuh.
Seseorang yang mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, cukup, dan
bergizi serta didukung oleh gaya hidup yang teratur serta istirahat yang cukup
Tingkat upah yang terlalu rendah tidak memungkinkan tenaga kerja dapat
memenuhi kebutuhan fisik minimal atau tidak mampu bekerja produktif atau
Bila produktivitas tenaga kerja hanya dikaitkan dengan satuan waktu, maka
tinggi rendahnya produktivitas tenaga kerja sangat tergantung dari aktivitas tenaga
kerja itu sendiri. Secara teoritis, aktivitas ini sangat tergantung pada gizi yang
diperoleh dari makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh tenaga kerja.
tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berhubungan dengan tenaga
kerja itu sendiri maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan. Faktor
produktivitas kerja maka secara teoritis aktivitas ini sangat tergantung dari kesehatan
dan gizi yang diperoleh dari makanan. Bagi manusia dalam bekerja memerlukan
bahan-bahan bergizi seperti karbohidrat, protein dan lemak sebagai sumber tenaga,
pelindung seperti vitamin, garam garam mineral, zat besi dan lain lain.
Dengan demikian tenaga kerja dapat bekerja baik selama ia memiliki tenga
yang diperoleh dari makanan. Gizi yang cukup dan badan yang sehat merupakan
yang dialaminya. Pendidikan dan pelatihan yang ditambah dengan praktek yang terus
dan semakin cepat selesai, dengan kata lain produktivitasnya akan meningkat.
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi memberikan peluang penghasilan yang lebih
tinggi serta produktivitasnya yang lebih tinggi. Hal ini terbukti dari tingginya rata rata
Upah dapat diartikan sebagai imbalan yang diterima tenaga kerja dalam
sebagian besar kebutuhan dirinya beserta keluarganya. Upah yang minimal hanya
untuk memenuhi kebutuhan hidup pada tingkat yang minimal. Tenga kerja dengan
dirinya serta keluarganya. Pada tingkat upah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
4. Kesempatan
Kesempatan yang terbuka bagi tenaga kerja untuk berbuat yang lebih baik
merupakan persyaratan bagi perbaikan produktivitas kerja. Kesempatan dalam hal ini
pendidikan dan keterampilan serta minatnya dan kesempatan untuk berprestasi serta
mengembangkan diri.
5. Manajemen
disiplin. Faktor manajerial lain adalah masukan tanda (signal masukan) sejauh mana
pekerjaannya dan sejauh mana hasilnya pekerjaan tenaga kerja diukur oleh manajer
mereka.
6. Kebijaksanaan Pemerintah
perusahaan
Istilah sektor informal pertama kali diperkenalkan oleh Keith Hart, Professor
1971 melalui penelitiannya di kota Accra dan Nima, Ghana. Hart memperkenalkan
terminologi baru yang membedakan antara sektor informal dan formal (Kamsari,
2013).
sebagai cara melakukan pekerjaan apa pun dengan karakteristik mudah dimasuki,
bersandar pada sumber daya lokal, usaha milik sendiri, beroperasi dalam skala kecil,
padat karya dan dengan teknologi yang adaptif, memiliki keahlian di luar sistem
pendidikan formal, tidak terkena langsung regulasi, dan pasarnya yang kompetitif.
Dengan karakteristik seperti ini tentu sektor informal menjadi lahan yang tepat bagi
kecil. Sektor informal di kota terutama harus dipandang sebagai unit-unit berskala
kecil yang terlibat dalam produksi dan distribusi barang-barang yang masih dalam
Hendri Saparini dan M. Chatib Basri menyebutkan bahwa tenaga kerja sektor
informal adalah tenaga kerja yang bekerja pada segala jenis pekerjaan tanpa ada
perlindungan negara dan atas usaha tersebut tidak dikenakan pajak (UI, 2010).
a. Mudah masuk
Artinya setiap orang dapat kapan saja masuk ke jenis usaha informal ini.
c. Keterampilan diperoleh dari luar sistem formal sekolah dan tidak diatur dan pasar
yang kompetitif.
Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang
dari lima orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja
berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala
rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman,
Industri kecil merupakan salah satu sektor informal yang mempunya ciri-ciri
sebagai berikut :
3. Pola kegiatan usaha tidak terfokus dalam arti lokasi atau jam kerja.
7. Skala usaha kecil, karena modal dan perputaran usahanya juga kecil.
sambil kerja.
9. Pada umumnya bekerja sendiri atau hanya dibantu karyawan atau kerabat/
10. Sumber modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau dari
11. Sebagian besar hasil produksi atau jasa mereka hanya dikenali oleh masyarakat
menengah.
menjadi 2, yaitu : industri rumah tangga dan pabrik kecil. Ciri-ciri dari industri rumah
Sektor informal adalah perusahaan yang tidak berstatus hukum dan tidak
memiliki izin kerja, sehingga tidak ada menerapkan upah minimum untuk pekerjanya.
Pada umumnya pengusaha akan menyebutkan suatu jumlah dari upah yang akan
tersebut atau tidak. Tawar menawar upah disektor informal ini lebih didasarkan pada
rujukan upah yang berlaku untuk usaha sejenis di wilayah yang bersangkutan. Sistem
pembayaran upah sering dilakukan secara harian dan mingguan, secara bulanan
mempunyai industri rumah tangga yang mengolah ubi kayu menjadi olahan pangan
ubi yaitu kerupuk mie, opak lidah, balong kuok, rengginang dan opak koin. Dari hasil
survey yang dilakukan pada bulan Juni 2013 di Desa Pegajahan terdapat 66 KK
industri rumah tangga. Proses pekerjaan yang dilakukan dalam pengolahan pangan
ubi kayu menjadi kerupuk mie adalah sortasi ubi kayu segar, pengupasan, pencucian,
kering.
Dalam pembuatan kerupuk mie tersebut proses yang paling penting adalah pada
adalah adonan bubur ubi kayu mentah diletakkan diatas plastik bening berukuran
persegi panjang (55x40 cm) lalu diratakan dengan alat bantu. Jumlah tenaga kerja
sampai mejadi kerupuk mie ubi kayu sesuai prosedur di Desa Pegajahan terdiri dari
1. Proses Sortasi
Proses sortasi adalah suatu kegiatan yang memisahkan ubi kayu berdasarkan
tingkat keutuhan atau kerusakan ubi kayu, baik karena rusak disebabkan mekanis
2. Proses Pengupasan
menghilangkan kulit ubi sebagai bagian dari ubi yang tidak berfungsi atau tidak
ditiriskan.
4. Proses Pemarutan
5. Proses Penirisan
Proses penirisan adalah kegiatan memisahkan air dari bubur ubi kayu. Air yang
pencetakan/peletrekan.
7. Proses Pengukusan
Setelah semua adonan bubur ubi kayu selesai di cetak/letrek, proses selanjutnya
adonan agar lebih merekat untuk proses penjemuran awal (setengah kering).
9. Proses Pemotongan
melalui kerja mekanis menggunakan mesin ampia yang hasilnya berupa bentuk
gumpalan mie.
ubi kayu dibawah sinar matahari sampai bahan mencapai kadar air tertentu
(ditandai oleh bahan kering yang mudah dipatahkan dengan tangan atau mie ubi
Hasil produksi mie ubi kayu dijual oleh pengusaha Industri Rumah Tangga di
dan minuman yang sehat, cukup dan bergizi. Energi dalam tubuh bersumber dari
makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang sehat, cukup, dan bergizi,
berguna untuk membangun dan menggantikan sel sel tubuh yang aus, memberi
energi, serta memelihara tubuh. Tenaga Kerja yang mengkonsumsi makanan dan
minuman yang sehat, cukup, dan bergizi serta didukung oleh gaya hidup yang teratur
Gizi kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi
mencapai tingkat kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja yang setingi-
tingginya. Status Gizi tenaga kerja yang baik salah satunya adalah adanya ferum (zat
besi) didalam tubuh dalam jumlah yang mencukupi. Ferum (zat besi) adalah salah
satu unsur untuk pembentukan hemoglobin. Bila defisiensi zat besi ini maka
pembentukan hemoglobin akan berkurang, yang dapat menyebabkan anemia zat besi.
Kadar hemoglobin yang rendah akan mengganggu proses metabolisme dalam tubuh.
Untuk mengatasi hal ini dianjurkan untuk memberikan kebutuhan akan ferum
Pada wanita dewasa anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga
yang membutuhkan tenaga besar hasil kerjanya akan rendah sehingga produktivitas
produktivitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu dengan tidak anemia
(Wirahakusumah, 1999).
Konsumsi Gizi:
- Energi:
- Protein
- Zat besi
Masa Kerja
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
dalam penelitian ini adalah Kadar Hb dipengaruhi konsumsi gizi (Energi, Protein dan
Zat Besi) mempengaruhi terhadap produktivitas Kerja yang dipengaruhi masa kerja.