PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atau imbalan dalam bentuk lain. Pekerja merupakan aset yang dimiliki
Di Indonesia pada tahun 2013 terdapat 110, 8 juta orang yang bekerja
setiap tahun (BPS, 2013). Pekerja yang bekerja pada sektor industri di
masyarakatnya yang termasuk dalam kategori tidak normal baik gizi kurang,
prevalensi penduduk umur dewasa kurus adalah 8,7%, gizi lebih adalah 13,5%
dan obesitas adalah 15,4%. Status gizi masyarakat Indonesia saat ini
1
mengarah pada meningkatnya status gizi lebih dan obesitas. Penentuan status
gizi ini dapat dilakukan dengan banyak cara pengukuran seperti pengukuran
indeks massa tubuh, lingkar pinggang dan juga persen lemak tubuh. Nilai
indeks massa tubuh dikatakan dalam gizi berlebih yaitu jika nilainya ≥23, pada
lingkar pinggang dikatakan dalam gizi berlebih jika nilainya >90 cm untuk pria
dan >80 cm untuk wanita dan untuk persen lemak tubuh dikatakan dalam gizi
berlebih jika nilai lemaknya ≥20% pada pria dan >31% pada wanita (WHO,
dewasa 7,8% pada tahun 2010 meningkat menjadi 19,7% pada tahun 2013,
penelitian Noer (2014), pada PT. IP proporsi obesitas pada pekerja shift
(53,1%) lebih tinggi dibandingkan pada pekerja non shift (47,9%). Menurut
didapatkan bahwa terdapat 49,6% pekerja memiliki status gizi tidak normal.
Semarang memiliki status gizi tidak normal. Menurut penelitian Ginting (2013),
Status gizi pekerja dapat dikategorikan baik jika kebutuhan gizi pekerja
terpenuhi dengan baik pula. Secara umum, kebutuhan gizi bagi pekerja lebih
2
besar dibandingkan dengan yang bukan pekerja. Kebutuhan gizi pekerja
terutama dipengaruhi oleh usia, ukuran tubuh, dan jenis kelamin. Faktor lain
yang menentukan adalah jenis pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan sehari-
hari, kondisi fisiologis, keadaan khusus seperti pada pemulihan kesehatan dan
Penelitian yang dilakukan oleh Syam (2013) mengenai gizi kerja pada
pekerja pabrik kelapa sawit Bagerpang Estate didapatkan hasil bahwa lebih
dari 54,2% asupan energi pekerja tidak sesuai dengan kebutuhannya dan
status gizi tidak normal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Langgar (2014)
mengenai asupan gizi, status gizi, dan kelelahan kerja pada pekerja di Baxo
Bu Pudji didapatkan hasil bahwa para pekerja mengalami defisit energi dan
37,5% pekerja mengalami status gizi tidak normal. Penelitian yang dilakukan
kelelahan pada pekerja wanita industri bulu mata palsu PT Hyup Sung
3
Menurut Sudiarti (2010), kekurangan nilai gizi pada makanan yang
seperti kemampuan fisik kurang, berat badan menurun, badan menjadi kurus,
apatis. Menurut Syam (2013), asupan gizi yang berlebihan juga tidak baik
karena itu para pekerja perlu mendapatkan asupan gizi cukup yang sesuai
komponen dalam pekerjaan. Menurut Maas (2003), gizi yang kurang pada
pekerja akan menurunkan daya kerja serta produktivitas kerja begitu pula
dengan pernyataan Setyawati (2013) yang menyatakan hal yang sama bahwa
pekerja tersebut PT. X harus menyediakan asupan makan bagi para pekerja
agar produktivitas dan kesehatan pekerja terjaga. PT. X merupakan salah satu
4
diberikan setelah pekerja bekerja selama 4 jam dan setiap shift terdapat satu
kali waktu makan. Dari hasil survei pendahuluan pekerja di PT. X terutama
status gizi pekerja dan juga pentingnya asupan makan pada pekerja yang
berdampak pada status gizi pekerja, maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “Hubungan antara Asupan Makan terhadap Status Gizi Pekerja di PT.
X”.
B. Rumusan Masalah
gizi pekerja yang digambarkan melalui indeks massa tubuh, persen lemak
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
5
status gizi pekerja yang digambarkan melalui indeks massa tubuh, persen
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pekerja
6
2. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan atau referensi untuk penelitian
lain yang terkait dengan asupan makan dan status gizi pekerja.
3. Bagi perusahaan
tempat kerja.
E. Keaslian Penelitian
asupan gizi dengan indeks massa tubuh yang lebih rendah pada orang
dewasa usia 40-59 tahun. Desain penelitian ini adalah cross sectional.
adalah pekerja.
penelitian ini adalah cross sectional. Hasil dari penelitian ini adalah
7
terdapat hubungan signifikan antara asupan energi dan protein terhadap
dan status gizi; desain penelitian ini sama dengan penelitian yang akan
subjek dari penelitian yang akan dilakukan adalah pekerja; Penelitian ini
tidak hanya meneliti hubungan antara asupan dan status gizi tetapi juga
dan protein makan siang dengan status gizi anak di SD Budi Mulia Dua.
Desain penelitian ini adalah cross sectional. Hasil dari penelitian adalah
terdapat hubungan antara asupan energi dan protein dengan status gizi
anak tetapi tidak terdapat hubungan antara asupan energi dan protein
makan dengan status gizi; desain penelitian ini sama dengan desain
yang diambil pada penelitian ini adalah data asupan makan siang,
sedangkan data yang diambil pada penelitian yang akan dilakukan adalah
8
4. Penelitian di Medan tahun 2014 mengenai karakteristik, gaya hidup dan
asupan gizi dengan status gizi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Aek
Habil. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Hasil
dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara asupan protein dengan
makan dan status gizi. Asupan makan yang dihitung adalah asupan makan
sehari.