Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan.
Manusia tidak akan bisa bertahan hidup tanpa air. Selain berguna untuk manusia,
air pun diperlukan oleh makhluk hidup lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi
manusia, air sebagian besar digunakan sebagai air minum baik yang dapat
diminum langsung maupun yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum
diminum. (Mompala, 2014)
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Badan manusia terdiri dari sekitar 65% air. Kehilangan air cukup
banyak dapat berakibat fatal atau bahkan mengakibatkan kematian. Setiap hari
manusia memerlukan 2,5 - 3 liter air untuk minum dan makan. (Mompala, 2014)
Air yang ada di bumi umumnya tidak dalam keadaan murni (H2O), melainkan
mengandung berbagai bahan baik terlarut maupun tersuspensi, termasuk mikroba.
Oleh karena itu sebelum dikonsumsi, air harus diolah terlebih dahulu untuk
menghilangkan atau menurunkan kadar bahan tercemar sampai pada tingkat
yang aman. Air bersih adalah air yang jernih tidak berwarna, dan tidak
berbau. Meskipun demikian, air jernih yang tidak berwarna, dan tidak berbau
belum tentu aman dikonsumsi. (Mompala, 2014)
Namun di era sekarang ini kehidupan rumah tangga lebih sering
menggunakana air depot untuk di konsumsi ataupun menggunakan air PDAM
untuk digunakan sebagai air baku. Dimana kedua sumber air ini belum diketahui
kadar logam yang terkandung di dalamnya. Maka dari itu pada praktikum kali ini
akan dilakukan pengujian terhadap air depot dan air PDAM apakah bisa
dikonsumsi bagi tubuh dan tidak membahayakan bagi kesehatan manusia.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan pembuatan laporan ini ialah menentukan jumlah TSS pada sampel tiap
100 ml dengan metode gravimetric.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat pembuatan laporan ini ialah agar mahasiswa dapat menentukan
jumlah TSS pada sampel tiap 100 ml dengan metode gravimetric.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kesadahan Air


Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat.
Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,
sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion
kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain
maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat.
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa
apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat
membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air
berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Penyebab air menjadi sadah
adalah karena adanya ion-ion Ca2+ dan Mg2+. Atau dapat juga disebabkan karena
adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al,
Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam
jumlah kecil.
Kesadahan berasal dari kata sadah yang berarti mengandung kapur, jadi kalau
kesadahan air adalah adanya kandungan kapur yang berlebih yang terdapat dalam
air yang disebabkan oleh lapisan tanah kapur yang dilaluinya. Jenis sumber air
yang banyak mengandung sadah adalah air tanah khususnya air tanah dalam.
Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air.
Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+ dan Mg2+, atau
dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam
bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat,
klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil.
Pengertian kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun,
dimana sabun ini diendapkan oleh ion-ion yang telah sebutkan diatas. Karena
penyebab dominan atau utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+. khususnya Ca2+,
maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat atau karakteristik air yang
menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan
sebagai CaCO3.

2
Air sadah menyebabkan sabun sukar berbuih karena ion-ion Ca2+ dan Mg2+
mengendapkan sabun. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar
mineral yang tinggi dan lawannya biasanya disebut air lunak atau air yang
memiliki kadar mineral sangat rendah misalnya air hujan.
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat.
Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,
sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion
kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ionlogam lain
maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk
menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan
menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan
busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Kesadahan air total dinyatakan dalam
satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3.
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa
apabila dicampur dengan sabun. Di dalam air sering terkandung material yang
terlarut misalnya CaCl2, CaSO4, Ca(HCO3)2, MgSO4, Mg(HCO3)2, dan lain-lain.
Air yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ dalam jumlah yang banyak disebut air
sadah. Kesadahan bisa juga disebabkan oleh adanya ion-ion lain dari polyvalent
metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk
garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil. Kesadahan Total (Total
Hardness atau TH) adalah jumlah senyawa kalsium, magnesium dan senyawa lain
yang bereaksi dengan sabun.
Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal
sebagai “air sadah”, atau air yang sukar untuk dipakai mencuci. Senyawa kalsium
dan magnesium bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah
terjadinya busa dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan magnesium
relatif sukar larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk
memisah dari larutan dalam bentuk endapan yang akhirnya menjadi kerak.
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan
beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang
menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan

3
sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk
gumpalan sampah yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang
digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan
kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia.
Karena penyebab dominan atau utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+,
khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat atau karakteristik
air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang
dinyatakan sebagai CaCO3.
2.2 Jenis Kesadahan Air
Terdapat dua jenis kesadahan, yakni sebagai berikut:
2.2.1 Kesadahan sementara
Kesadahan sementara merupakan kesadahan yang mengandung ion
bikarbonat (𝐻𝐶𝑂3− ), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa
kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat
(Mg(HCO3)2) Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut
disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan
pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+.
Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada
dasar ketel.
2.2.2 Kesadahan Tetap
Kesadahan tetap adalah kesadahan yang mengadung anion selain ion
bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, 𝑁𝑂3− dan 𝑆𝑂42− . Berarti senyawa
yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat
(Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2),
magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang
mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena
kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk
membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara
kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu.
Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda-
kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida)

4
sehingga terbentuk endapan kalsium karbonat (padatan atau endapan) dan
magnesium hidroksida (padatan atau endapan) dalam air.
Ketika kesadahan kadarnya adalah lebih besar dibandingkan
penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, yang kadar
kesadahannya equivalen dengan total kadar alkali disebut kesadahan
karbonat; apabila kadar kesadahan lebih dari ini disebut kesadahan non-
karbonat. Ketika kesadahan kadarnya sama atau kurang dari penjumlahan
dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, semua kesadahan adalah
kesadahan karbonat dan kesadahan nonkarbonat tidak ada. Kesadahan
mungkin terbentang dari nol ke ratusan miligram per liter, bergantung
kepada sumber dan perlakuan dimana air telah subjeknya.
Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda kapur
(terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida ) sehingga
terbentuk endapan kalium karbonat (padatan atau endapan) dan magnesium
hidroksida (padatan atau endapan) dalam air.
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral yang terdapat di dalam
air umumnya mengandung ion Ca2+ dan Mg2+. Selain ion kalsium dan
magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain
maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Kesadahan air ini dapat dilihat
pada air ketika sedang mencuci, karena sebenarnya air sadah sendiri adalah
air biasa yang sering digunakan sehari-hari. Dari air tersebut kita akan
menemukan dua jenis air:
2.2.2.1 Air Lunak
Jika busa sabun yang dihasilkan pada air itu cukup banyak maka
air tersebut termasuk air lunak. Air lunak adalah air yang
mengandung kadar mineral yang rendah. Penentuan air ini dilihat
dari jumlah busa sabun yang dihasilkan.
2.2.2.2 Air Sadah (hard water)
Jika busa sabun yang dihasilkan pada air itu sangat sedikit atau
bahkan tidak menghasilkan sabun sama sekali maka air tersebut
merupakan air sadah. Air sadah ini adalah air yang mengandung
kadar mineral yang sangat tinggi. Biasanya secara fisik terlihat air

5
tampak keruh. Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm
berat per volume (w/v) dari CaCO3. Air sadah yang bercampur
sabun dapat membentuk gumpalan (scum) yang sukar dihilangkan.

Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat
oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap. Air
Sadah Sementara, yaitu air yang mengandung garam hidrogen karbonat
(Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2). Air Sadah Tetap, yaitu air yang mengandung
garam selain garam hidrogen karbonat, seperti garam sulfat (CaSO4, MgSO4) dan
garam klorida (CaCl2, MgCl2). Air sadah tetap tidak dapat dihilangkan dengan
pemanasan, tetapi harus ditambahkan Natrium Karbonat (soda).

Air sadah kurang baik apabila digunakan untuk mencuci dengan


menggunakan sabun (NaC17H35COO). Hal ini disebabkan karena ion Ca2+ atau
Mg2+ dalam air sadah dapat mengendapkan sabun sehingga membentuk endapan
berminyak yang terapung dipermukaan air. Dengan demikian, sabun hanya sedikit
membuih dan daya pembersih sabun berkurang.

Walaupun tidak berbahaya, air sadah dapat menimbulkan kerugian,


diantaranya kesadahan air dapat menurunkan efisiensi dari deterjen dan sabun,
kesadahan air dapat menyebabkan noda pada bahan pecah belah dan bahan flat,
kesadahan air dapat menyebabkan bahan linen berubah pucat, mineral kesadahan
air dapat menyumbat semburan pembilas dan saluran air, residu kesadahan air
dapat melapisi elemen pemanas dan menurunkan efisiensi panas, dan kesadahan
air dapat menciptakan buih logam pada kamar mandi.

Menghilangkan kesadahan pemanasan, pemanasan dapat menghilangkan


kesadahan sementara. Pada suhu tinggi, garam hidrogen karbonat Ca(HCO3)2
akan terutarai, sehingga ion Ca2+ akan mengendap sebagai CaCO3. Penambahan
ion karbonat, soda (NaCO3).10H2O yang ditambahkan dalam air sadah dapat
mengendapkan ion Ca2+ menjadi endapan CaCO3. Menggunakan zat pelunak air,
natrium heksametafosfat [Na2(Na4(PO3))] dapat digunakan untuk menghilangkan
air sadah yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+. Kedua ion ini akan diubah
menjadi ion kompleks yang mudah larut, sehingga tidak dapat bergabung dengan

6
ion dari sabun. Menggunakan resin penukar ion. Resin berfungsi mengikat semua
kation atau anion yang ada di dalam air sadah.

2.3 Standar Jenis Kesadahan Air


Kandungan kapur yang terdapat dalam air, agar tidak kurang dan tidak juga
berlebih maka perlu diterapkan standar suatu air dikatakan sadah atau berlebih
kesadahannya. Standar kualitas menetapkan kesadahan total adalah 5°-10°
Jerman. Apabila kurang dari 5° Jerman maka air akan terasa lunak dan sebaliknya.
Jika dalam air mengandung lebih dari 10° Jerman maka akan merugikan bagi
manusia.
Di kalangan masyarakat yang awam, sangat sulit untuk membedakan mana air
yang tingkat kesadahannya tinggi. Mereka hanya bisa memperkirakan saja
berdasarkan apa yang ditimbulkan dari air, misalnya mereka mengamati kerak
yang ditimbulkan air pada dasar panci memberikan sedikit pemahaman pada
masyarakat bahwa air yang dikonsumsinya itu tingkat kesadahannya tinggi, dan
sebaliknya jika tidak terlihat kerak yang ditimbulkan artinya bahwa air yang
dikonsumsinya tingkat kesadahannya masih tergolong rendah.
Kesadahan air disebabkan adanya ion-ion Ca2+ dan Mg2+. Berdasarkan standar
kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air
minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3. Bila melewati batas maksimum
maka harus diturunkan (pelunakan). Dari data tersebut dapat dilihat jelas bahwa
air yang dikatakan sadah adalah air yang mengandung garam mineral khususnya
CaCO3 sekitar 120-180 ppm menurut WHO, sedangkan menurut Merck air
dikatakan sadah jika mengandung 320-534 ppm atau sekitar 18-30 OD, menurut
EPA air yag dikatakan sadah jika mengandung CaCO3 sekitar 150-300 ppm, dan
menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air minum yang
dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3. Bila melewati batas maksimum maka harus
diturunkan (pelunakan).
Dikalangan masyarakat yang awam, sangat sulit untuk membedakan mana air
yang tingkat kesadahannya rendah dan mana air yang tingkat kesadahannya
tinggi. Mereka hanya bisa memperkirakan saja berdasarkan apa yang ditimbulkan
dari air, misalnya mereka mengamati kerak yang ditimbulkan air pada dasar panci
memberikan sedikit pemahaman pada masyarakat bahwa air yang dikonsumsi

7
yaitu tingkat kesadahannya tinggi, dan sebaliknya jika tidak terlihat kerak yang
ditimbulkan artinya bahwa air yang dikonsumsinya tingkat kesadahannya masih
tergolong rendah. Dari ketiganya yang sering digunakan adalah derajat Jerman,
dimana 1°D setara dengan 10 mg CaO per liter. Artinya jika suatu air memiliki
kesadahan 1°D maka didalam air tersebut mengandung 10 mg CaO dalam setiap
liternya.
2.4 Dampak Dari Kesadahan Air Yang Kurang Dan Yang Berlebih
Air jika tidak mengandung kapur atau tidak sadah akan terasa lunak atau
hambar karena tidak mengandung garam-garam mineral sehingga akan
mengurangi selera dalam mengkonsumsinya. Akan tetapi, jika di dalam air
kandungan kapurnya sangat tinggi atau dengan kata lain terlalu banyak
mengandung garam-garam mineral justru akan memberikan dampak yang buruk
bagi kehidupan. Oleh karena itu, dirasa perlu untuk mengetahui dampak apa saja
yang dapat ditimbulkan jika kandungan kapur dalam air berlebih atau
kesadahannya tinggi.
Air lunak atau air yang tidak mengadung kapur mempunyai kecenderungan
menyebabkan korosi pada pipa. Sedangkan jika air memiliki kandungan kapur
yang banyak atau tingkat kesadahannya tinggi, maka mengakibatkan terbentuknya
kerak-kerak pada dinding pipa yang menyebabkan penyempitan pipa, sehingga
memperkecil debit aliran air. Dalam rumah tangga hal tersebut menyebabkan
terbentuknya kerak pada dinding peralatan memasak sehingga menyebabkan
pemakaian bahan bakar yang lebih banyak dan menyebabkan pemakaian sabun
yang semakin tinggi.
Apabila kandungan CaCO3 atan MgCO3 dalam air itu melewati batas 10°
Jerman maka akan menyebabkan, antara lain menyababkan lapisan kerak pada
alat dapur yang terbuat dari logam; kemungkinan terjadinya ledakan pada boiler;
pipa air menjadi tersumbat; sayur-sayuran menjadi keras apabila dicuci dengan air
bersih.
Air sadah tidak terlalu berbahaya untuk diminum, akan tetapi dapat
menyebabkan beberapa masalah jika dikonsumsi dalam jangka panjang, hal
tersebut dapat menimbulkan osteoporosis atau pengapuran pada tulang manusia.
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat pipa dan

8
keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, selain itu
air sadah dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam
industri, kesadahan air yang digunakan diawasi ketat untuk mencegah kerugian.
Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan beberapa zat kimia ataupun
dengan menggunakan resin pertukaran ion.
Air sadah membawa dampak negatif, yaitu menyebabkan sabun tidak berbusa
karena adanya hubungan kimiawi antara kesadahan dengan molekul sabun
sehingga sifat detergen sabun hilang dan pemakaian sabun menjadi lebih boros;
menimbulkan kerak pada ketel yang dapat menyumbat katup-katup ketel karena
terbentuknya endapan kalsium karbonat pada dinding atau katup ketel. Akibatnya
hantaran panas pada ketel air berkurang sehingga memboroskan bahan bakar.
2.5 Analisis Kesadahan Air
Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan adalah air
sadar atau bukan dengan menggunakan sabun. Ketika air yang anda gunakan
adalah air sadah, maka sabun akan sukar berbiuh, kalaupun berbuih, berbuihnya
sedikit. Kemudian untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan
pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih,
berarti air yang anda gunakan adalah air sadah tetap. Cara yang lebih kompleks
adalah melalui titrasi.
Baik kalsium atau magnesium dapat bereaksi dengan EDTA (Asam etilen
diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan salah satu
jenis asam amino polikarboksilat yang seringkali digunakan sebagai titran dalam
titrasi kompleksometri) membentuk senyawa kompleks. Apabila dalam suatu
sampel air terdapat ion-ion magnesium saja kemudian ditambahkan indikator EBT
(sistem elektronik yang memungkinkan departemen kesejahteraan negara untuk
mengeluarkan manfaat melalui kartu pembayaran kode magnetik, digunakan di
Amerika Serikat dan Inggris), maka ion magnesium (II) akan mengikat indikator
EBT. (H3In) menghasilkan kompleks berwarna merah (Mg-In), apabila larutan
magnesium dititrasi dengan EDTA maka kompleks Mg-In akan terputus dan
membentuk kompleks Mg-EDTA yang lebih stabil daripada kompleks Mg-In,
sedangkan In berada dalam keadaan bebas berwarna biru. Titrasi dihentikan ketika
warna biru jelas telah terbentuk.

9
Ion kalsium (II) juga dapat bereaksi dengan EBT menghasilkan kompleks Ca-
In, tetapi kompleks ini kurang stabil jika dibandingkan dengan kompleks Mg-In.
Sebaliknya kompleks Ca-EDTA lebih stabil jika dibandingkan dengan kompleks
Mg-EDTA.
Ini berarti bahwa jika dalam larutan hanya terdapat ion kalsium (II), dan
kemudian dititrasi dengan EDTA maka perubahan warna akan terjadi jauh
sebelum titik akhir tercapai. Untuk mengatasi kekurangan ini maka pada analisis
kalsium ditambahkan sedikit magnesium yang akan mengikat indikator lebih
stabil.
2.6 Tipe-tipe Kesadahan Air
Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu kesadahan umum
“general hardness” atau GH dan kesadahan karbonat “carbonate hardness” atau
KH. Disamping dua tipe kesadahan tersebut, dikenal pula tipe kesadahan yang
lain yaitu yang disebut sebagai kesadahan total atau total hardness. Kesadahan
total merupakan penjumlahan dari GH dan KH, yaitu jumlah ion-ion Ca2+ dan
Mg2+ yang dapat ditentukan melalui titrasi EDTA dan menggunakan indikator
yang peka terhadap semua kation tersebut. Kesadahan total dapat juga ditentukan
dengan menggunakan jumlah ion Ca2+ dan ion Mg2+ yang dianalisa secara
terpisah.
1. Kesadahan umum atau “General Hardness” merupakan ukuran yang
menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca2+) dan ion magnesium (Mg2+) dalam
air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi
pengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan.
Kesadahan Umum (GH) pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part
per million atau satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat
kekerasan (dH), atau dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu
satuan kesadahan Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida)
perliter air. Kesadahan pada umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3,
dengan demikian satu satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8
ppm CaCO3. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen = 2.8
dH = 50 ppm.

10
2. Kesadahan Karbonat (KH) merupakan besaran yang menunjukkan kandungan
ion bikarbonat (𝐻𝐶𝑂3− ) dan karbonat (𝐶𝑂32− ) di dalam air. Dalam aquarium air
tawar, pada kisaran pH netral, ion bikarbonat lebih dominan, sedangkan pada
aquarium air laut ion karbonat lebih berperan. KH sering disebut sebagai
alkalinitas yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air untuk mengikat
kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat H+). Oleh karena itu, dalam
sistem air tawar, istilah kesadahan karbonat, pengikat kemasaman, kapasitas
pem-bufferan asam, dan alkalinitas sering digunakan untuk menunjukkan hal
yang sama. Dalam hubungannya dengan kemampuan air mengikat
kemasaman, KH berperan sebagai agen pem-bufferan yang berfungsi untuk
menjaga kestabilan pH. KH pada umumnya sering dinyatakan sebagai derajat
kekerasan dan diekspresikan dalam CaCO3 seperti halnya GH.
Adapun kesadahan non karbonat ialah jumlah kesadahan akibat kelebihan
kesadahan karbonat. Kesadahan non karbonat = kesadahan total – kesadahan
karbonat kation. Kation kesadahan non karbonat berikatan dengan anion-anion
sulfat nitrat.
2.7 Dampak Kesadahan
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan
beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang
menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan
sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun tidak dapat
membentuk busa, tetapi malah membentuk gumpalan soap scum (sampah sabun)
yang sukar dihilangkan. Efek ini timbul karena ion 2+ menghancurkan sifat
surfaktan dari sabun dengan membentuk endapan padat (sampah sabun tersebut).
Komponen utama dari sampah tersebut adalah kalsium stearat, yang muncul dari
stearat natrium, komponen utama dari sabun.
Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk
mencegah kerugian. Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang
digunakan harus terbebas dari kesadahan. Hal ini dikarenakan kalsium dan
magnesium karbonat cenderung mengendap pada permukaan pipa dan permukaan
penukar panas. Presipitasi (pembentukan padatan tak larut) ini terutama
disebabkan oleh dekomposisi termal ion bikarbonat, tetapi bisa juga terjadi

11
sampai batas tertentu walaupun tanpa adanya ion tersebut. Penumpukan endapan
ini dapat mengakibatkan terhambatnya aliran air di dalam pipa. Dalam ketel uap,
endapan mengganggu aliran panas ke dalam air, mengurangi efisiensi pemanasan
dan memungkinkan komponen logam ketel uap terlalu panas. Dalam sistem
bertekanan, panas berlebih ini dapat menyebabkan kegagalan ketel uap.
Kerusakan yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat bervariasi tergantung
pada bentuk kristal, misalnya, kalsit atau aragonit.
2.8 Cara Menanggulangi Kesadahan
2.8.1 Pemanasan
Kesadahan Sementara dapat dihilangkan dengan jalan pemanasan.
Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa yang mengandung ion
bikarbonat (𝐻𝐶𝑂3− ) akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi
adalah :
2.8.2 Dengan Cara Kimia
Untuk membebaskan air dari kesadahan tetap, tidak dapat dengan jalan
pemanasan melainkan harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan
mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang
digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq).
Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+
dan atau Mg2+.
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut
telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut
telah terbebas dari kesadahan.
2.8.3 Pengenceran
Pengenceran dengan menggunakan air destilasi (air suling atau aquadest)
dapat pula dilakukan untuk menurunkan kesadahan. Air yang memiliki
tingkat kesadahan yang tinggi, dapat diencerkan dengan air yang bebas
sadah.
2.8.4 Reverse osmosis (RO) atau deioniser (DI)
Reverse osmosis (RO) adalah teknologi pemurnian air yang
menggunakan membran semipermeabel. Teknologi membran ini tidak
benar. Dalam reverse osmosis, tekanan diterapkan digunakan untuk

12
mengatasi tekanan osmotik, properti koligatif, yang didorong oleh potensi
kimia, parameter termodinamika. Reverse osmosis dapat menghapus banyak
jenis molekul dan ion dari solusi, dan digunakan dalam kedua proses
industri dan produksi air minum. Hasilnya adalah bahwa zat terlarut
dipertahankan di sisi bertekanan membran dan pelarut murni diperbolehkan
untuk lolos ke sisi lain. Untuk menjadi "selektif", membran ini tidak harus
memungkinkan molekul besar atau ion melalui pori-pori (lubang), tetapi
harus memungkinkan komponen yang lebih kecil dari solusi (seperti pelarut)
untuk lewat dengan benar.
Cara yang paling baik untuk menurunkan kesadahan adalah dengan
menggunakan reverse osmosis (RO) atau deioniser (DI). Celakanya metode
ini termasuk dalam metode yang mahal. Hasil reverse osmosis akan
memiliki kesadahan = 0, oleh karena itu air ini perlu dicampur dengan air
keran sedemikian rupa sehingga mencapai nilai kesadahan yang diperlukan.
2.8.5 Penggunaan asam-asam organic
Penurunan secara alamiah dapat pula dilakukan dengan menggunakan
jasa asam-asam organik (humik atau fulvik), asam ini berfungsi persis
seperti halnya yang terjadi pada proses deionisasi yaitu dengan menangkap
ion-ion dari air pada gugus-gusus karbonil yang terdapat pada asam organik
(tanian). Beberapa media yang banyak mengandung asam-asam organik ini
diantaranya adalah gambut yang berasal dari Spagnum (peat moss), daun
ketapang, kulit pohon Oak, dan lain-lain.
Proses dengan gambut dan bahan organik lain biasanya akan
menghasilkan warna air kecoklatan seperti air teh. Sebelum gambut
digunakan dianjurkan untuk direbus terlebih dahulu, agar organisme-
organisme yang tidak dikehendaki hilang.
2.8.6 Penggunaan resin pelunak air (penukar ion)
Resin pelunak air komersial dapat digunakan dalam skala kecil,
meskipun demikian tidak efektif digunakan untuk sekala besar. Resin adalah
zat yang punya pori yang besar dan bersifat sebagai penukar ion yang
berasal daripolysterol, atau polyakrilat yang berbentuk granular atau bola
kecil dimana mempunyai struktur dasar yang bergabung dengan grup

13
fungsional kationik, non ionic atau anionik atau asam. Dalam prosoes ini
natrium (Na) pada umumnya digunakan sebagai ion penukar, sehingga pada
akhirnya natrium akan berakumulasi pada hasil air hasil olahan. Kelebihan
natrium (Na) dalam air akuarium merupakan hal yang tidak dikehendaki.
2.8.7 Penggunaan Zeolit
Zeolit adalah aluminosilikat berhidrat, alami atau buata, dengan struktur
Kristal berdimensi tiga terbuka, yang di dalam kisinya teerdapat molekul air.
Air dapat diusih lewat pemanasan dan zeolit kemudian dapat menyerap
molekul lain yang ukurannya cocok. Zeolit digunakan untuk memisahkan
campuran lewat penyerapan terpilih (selektif).

14
BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ialah Erlenmeyer, gelas
ukur, corong gelas, neraca, kaca arloji, botol sampel.
3.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam prktikum ialah sampel air depot
dan sampel air PDAM
3.3 Prosedur Kerja
Siapkan alat bahan yang akan digunakan. Sampel yang telah disiapkan di ukur
sebanyak 100 ml. Timbang dan catat berat dari kertas saring sebelum digunakan
dalam proses penyaringan. Masukkan kerta saring pada corong gelas yang telah
diletakkan pada Erlenmeyer. Saring air yang telah diukur. Kertas saring yang
telah digunakan, dikeringkan dengan menggunakan suhu kamar, dan masukkan
kedalam oven. Setelah kering, lakukan penimbangan dan catat hasil penimbangan.

1000 ×(𝐵−𝐴)
𝑇𝑆𝑆 = 𝑉𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dai praktikum analisis Total Suspended Solid
dengan metode gravimetric sebagai berikut:
Tabel 4.1.1. Hasil Uji Organoleptik
Hasil Pengujian
Parameter Organoleptik
Sampel I Sampel II
Warna Tidak berwarna Tidak berwarna
Kejernihan Jernih Jernih
Bau Tidak berbau Tidak berbau
Rasa Tidak berasa Tidak berasa

Tabel 4.1.2. Hasil Penentuan TSS


Pengukuran Berat (Massa) Volume
Total Suspensi Solid
Sampel Berat A Berat B Sampel
(mg/L)
(mg) (mg) (mL)
I 840 850 100 100
II 830 840 100 100

4.2 Pembahasan
Menurut Tarigan (2013), TSS merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi
kimia yang heterogen dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang
paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu
perairan. Masuknya padatan tersuspensi ke dalam perairan dapat menimbulkan
kekeruhan air. Hal ini menyebabkan menurunnya laju fotosintesis fitoplankton,
sehingga produktivitas primer perairan menurun, yang pada akhirnya
menyebabkan terganggunya keseluruhan rantai makanan.
Menurut Effendi (2003) kekeruhan dapat mempengaruhi kualitas perairan dan
berdampak pada jumlah padatan tersuspensi. Nilai padatan tersuspensi sebanding
dengan nilai kekeruhan apabila keduanya memiliki nilai yang tergolong tinggi.
Hal ini dapat dikatakan bahwa padatan tersuspensi berkorelasi positif terhadap

16
kekeruhan, semakin tinggi nilai padatan tersuspensi maka nilai kekeruhan
semakin tinggi pula. Bahan-bahan tersuspensi dan terlarut pada perairan alami
tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan dapat meningkatkan kekeruhan
selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke dalam air dan
akhirnya akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis di perairan. Jika pada
padatan tersuspensi berupa bahan organik dengan kadar yang tinggi, proses
pembusukan sangat mungkin terjadi sehingga akan menurunkan atau
menghabiskan oksigen terlarut dalam perairan. Bahan mineral dan organik
tersuspensi dapat menjadi endapan yang menutupi dasar aliran sehingga
menyebabkan kematian pada tumbuhan dan hewan perairan.
Pada praktikum kali ini akan dilakukan uji TSS pada sampel air depot dan air
PDAM dengan menggunakan metode gravimetri. Gravimetri adalah pemeriksaan
jumlah zat dengan cara penimbangan hasil reaksi pengendapan. Gravimetri
merupakan pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling sederhana
dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Kesederhaan itu kelihatan
karena dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan cara menimbang langsung
massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain. Prinsip pengujian TSS berdasarkan
SNI 06-6989.3-2004 yaitu contoh uji yang telah homogen disaring dengan kertas
saring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan
sampai mencapai berat konstan pada suhu 103°C sampai dengan 105°C.
Menurut Rohman (2007), prinsip analisis gravimetri adalah cara analisis
kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan). Dalam analisis ini, unsur atau
senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian
terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus dari senyawa
yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan stabil, sehingga dapat
diketahui berat tetapnya saring.
Pada praktikum kali ini dilakukan analisa residu tersuspensi menggunakan
metode gravimetri. Pada penentuan kadar padatan tersuspensi didalam sampel air
ini digunakan metode gravimetri dengan cara mengendapkan padatan tersuspensi
yang terkandung di dalam sampel air sungai yang akan di analisa. Pengendapan
dilakukan dengan menyaring sampel air sehingga keduanya menjadi terpisah,
diamkan padatan tersuspensi memiliki ukuran molekul yang lebih besar daripada

17
padatan terlarut sehingga padatan tersuspensi ini akan tinggal pada kertas saring
pada saat menyaring. Sebelum disaring, sampel air terlebih dahulu di kocok agar
zat-zat yang terkandung didalamnya tersebar merata dan homogen kemudian di
masukkan kedalam gelas ukur kemudian di saring menggunakan kertas saring.
Endapan yang tertinggal pada kertas saring sebagai padatan tersuspensi ini
kemudian di letakkan pada wadah berupa cawan kemudian dilakukan pemanasan
didalam oven pada suhu 103°C-105°C selama satu jam bertujuan untuk
menghilangkan kadar air yang terdapat pada kertas saring maupun endapan
sehingga akan diperoleh berat padatan tersuspensi yang akurat. Setelah dilakukan
pemanasan maka kertas beserta wadahnya di dinginkan didalam desikator selama
10-15 menit selanjutnya di timbang hingga diperoleh berat yang konstan. Perlu di
perhatikan jika tidak diperoleh berat konstan maka diulangi tahapan pengeringan,
pendinginan didalam desikator, dan dilakukan penimbangan sampai di peroleh
berat konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap
penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg. Adapun hasil yang
diperoleh dari analisa residu tersuspensi yaitu pada sampel air depot adalah 100
mg/L dan sampel air PDAM adalah 100 mg/L.

18
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah TSS pada
sampel air depot 100 dan jumlah TSS pada sampel air PDAM 100.
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat melakukan praktikum, praktikan harus lebih-lebih berhati
dengan mengikiuti prosedur yang ada pada penuntun yang telah disediakan agar
nantinya tujuan dilakukaannya praktikum ini tercapai.

19

Anda mungkin juga menyukai