Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FISIKA DASAR III

DI SUSUN OLEH :

( KELOMPOK 6 )

ACHMAD ZUELHARI MALIK : 1501174

ELVIN P (150141)

MUHAMMAD AAD SAPUTRA (1501302)

MOHAMMAD SYACHRUL AMIN (1501175)

NALDY SAREMBEN (1501467)

QOSIM DWI A. S (1501315)

PERY BIN MATIUS (1501479)

JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN REGULER B

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS

BALIKPAPAN

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Limbah ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih
pada Bapak Mohammad Lutfi selaku dosen Fisika Dasar III yang telah memberikan tugas
ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai bagaimana aplikasi dari Sinar Radioaktif dalam dunia
perminyakan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dewasa ini pemanfaatan radioaktivitas semakin meluas, diantaranya dalam bidang


perminyakan. Salah satu contoh pemanfaatannya yaitu dari metode log radioaktif yaitu
Gamma Ray log, Neutron porosity log, dan Formation Density Log. Dimana metode
logging ini merupakan metode atau teknik untuk mengkarakterisasi formasi dibawah
permukaan dengan pengukuran parameter-parameter fisis batuan dalam lubang bor,
sedangkan log adalah hasil rekaman dalam fungsi kedalaman terhadap proses logging.

Tujuan dilakukannya logging adalah untuk mengetahui karakter fisik batuan didalam
lubang sumur secara in-situ sehingga dapat mengetahui kondisi bawah permukaan seperti
litologi, porositas, saturai air, permeabilitas, dan kandungan serpih yang ada dalam
formasi. Data-data ini yang kemudian dapat diaplikasikan untuk tujuan-tujuan tertentu
seperti karakterisasi reservoir, struktur, dan perhitungan volumetrik hidrokarbon.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Radioaktifitas ?


2. Apa saja macam-macam sinar radioaktif dan bagaimana sifat-sifatnya ?
3. Apa pengaplikasian dari sinar radioaktif di bidang perminyakan ?
4. Apa saja macam-macam log radioaktif dan prinsip kerja dan pengamatan
datanya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Radioaktifitas


2. Untuk mengetahui macam-macam sinar radioaktif
3. Untuk mengetahui sifat-sifat radioaktif
4. Untuk mengetahui pengaplikasian dari sinar radioaktif di bidang perminyakan
5. Untuk mengetahui macam-macam log radioaktif dan prinsip kerja dan
pengamatan datanya
D. Dasar teori

Radioaktif adalah suatu gejala yang menunjukkan adanya aktivitas inti atom,
yang disebabkan karena inti atom tak stabil. Gejala yang dapat diamati ini dinamakan
sinar radio aktif. Pengertian lain dari radioaktivitas adalah fenomena pemancaran yang
spontan dari radiasi-radiasi yang ditunjukkan oleh elemen-elemen berat. Sebagai
contoh Uranium, Polonium, Radium,Ionium, Thorium, Actinium,
dan Mesothorium. Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif, Sinar-sinar yang
dipancarkan tersebut disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang memancarkan sinar
radioaktif disebut dengan zat radioaktif. Radioaktivitas terbagi atas:

1. Radioaktivitas alam ditunjukkan oleh elemen-elemen yang ditemukan di dalam alam.


Radioaktivitas alam selalu ditemukan dengan elemen-elemen barat dalam tabel periodik.
Ciri-cirinya adalah memancarkan sinar α ,β, dan γ

2. Radioaktivitas buatan, dengan menggunakan teknik modern maka transmutasi buatan


dari elemen dapat dilakukan dan menghasilkan radioaktivitas pada elemen-elemen yang
lebih ringan daripada elemen-elemen radioaktivitas alam. Ciri-cirinya adalah
memancarkan partikel selain α ,β, dan γ.

Sifat Radioaktif :

1. Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.


2. Dapat mengionkan gas yang disinari.
3. Dapat menghitamkan pelat film.
4. Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (fluoresensi).
5. Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar α, β,dan γ.
6. Radiasi-radiasi mempunyai daya tembus yang tinggi, radiasi-radiasi itu
mempengaruhi plat-plat fotografik, menyebabkan sintilasi pada layar-layar yang
floresen, menimbulkan panas dan menghasilkan perubahan-perubahan kimia.
7. Bila radiasi dipancarkan habis, maka terbentuklah elemen-elemen baru yang biasanya
juga bersifat radioaktif.
8. Pemancaran dari radiasi-radiasi adalah spontan.
9. Pemancaran tidak segera, tetapi dapat meliputi suatu periode waktu.
D. Macam-macam Sinar Radioaktif dan Sifatnya

1. Sinar Alpha
Pengertian Sinar Alpha

Definisi Sinar alfa adalah zat radioaktif yang mempunyai massa partikel
sekitar empat kali massa partikel hydrogen. Sinar alfa merupakan inti atom helium
bermuatan positif yang dipengaruhi medan magnet dengan lambang : α atau 2He4.
Partikel sinar α sama dengan inti helium. Sinar α merupakan radiasi partikel
bermuatan positif dan merupakan partikel terberat yang dihasilkan zat radioaktif.
Sinar α yang dipancarkan dari inti dengan kecepatan sepersepuluh atau 0,1 dari
kecepatan cahaya. Daya tembus sinar α palng kecil dibandingkan sinar radioaktif
lainnya, sedangkan daya jangkau mencapai 2,8-8,5 cm dalam udara dan dapat
dihentikan oleh selembar kertas biasa. Daya ionisasi sinar α paling besar karena
dapat mengionisasi molekul yang dilaluinya sehingga dapat menyebabkan 1 atau
lebih electron suatu molekul lepas, sehingga molekul menjadi ion. Sinar alfa dapat
membelok kea rah kutub negative dalam medan listrik.

Partikel Alpha adalah bentuk radiasi partikel yang sangat menyebabkan


ionisasi, dan kemampuan penetrasinya rendah. Partikel tersebut terdiri dari dua
buah proton dan dua buah neutron yang terikat menjadi sebuah partikel yang
identik dengan nukleus helium, dan karenanya dapat ditulis juga sebagai
He2+. Partikel Alpha dipancarkan oleh nukleus yang bersifat radioaktif seperti
uranium atau radium dalam proses yang disebut dengan peluruhan alpha. Kadang-
kadang proses membuat nukleus berada dalam excited state dan akan
memancarkan sinar gamma untuk membuang energi yang lebih. Setelah partikel
alpha dipancarkan, massa atom elemen yang memancarkan akan turun kira-kira
sebesar 4 amu. Ini dikarenakan oleh hilangnya 4 nukleon. Nomor atom dari atom
yang bersangkutan turun 2, karena hilangnya 2 proton dari atom tersebut,
menjadikannya elemen yang baru. Contohnya adalah radium yang menjadi gas
radon karena peluruhan alpha.
Penemuan Sinar Alpha

Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa sinar radioaktif


dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan muatan mereka. Sinar radioaktif
yang bermuatan positif diberi nama sinar alfa, dan tersusun dari inti-inti helium.
Partikel Alfa tidak mampu menembus selembar kertas, partikel beta tidak mampu
menembus pelat alumunium. Untuk menghentikan gamma diperlukan lapisan
metal tebal, namun karena penyerapannya fungsi eksponensial akan ada sedikit
bagian yang mungkin menembus pelat metal. Pada awalnya tampak bentuk radiasi
yang baru ditemukan ini mirip dengan penemuan sinar-X. Akan tetapi, penelitian
selanjutnya yang dilakukan oleh Becquerel, Marie Curie, Pierre Curie, Ernest
Rutherford dan ilmuwan lainnya menemukan bahwa radiaktivitas jauh lebih rumit
ketimbang sinar-X.

Beragam jenis peluruhan bisa terjadi. Sebagai contoh, ditemukan bahwa


medan listrik atau medan magnet dapat memecah emisi radiasi menjadi tiga sinar.
Demi memudahkan penamaan, sinar-sinar tersebut diberi nama sesuai dengan
alfabet yunani yakni alpha, beta, dan gamma, nama-nama tersebut masih bertahan
hingga kini. Kemudian dari arah gaya elektromagnet, diketahui bahwa sinar alfa
mengandung muatan positif, sinar beta bermuatan negatif, dan sinar gamma
bermuatan netral. Dari besarnya arah pantulan, juga diketahui bahwa partikel alfa
jauh lebih berat ketimbang partikel beta. Dengan melewatkan sinar alfa melalui
membran gelas tipis dan menjebaknya dalam sebuah tabung lampu neon membuat
para peneliti dapat mempelajari spektrum emisi dari gas yang dihasilkan, dan
membuktikan bahwa partikel alfa kenyataannya adalah sebuah inti atom helium.
Percobaan lainnya menunjukkan kemiripan antara radiasi beta dengan sinar katode
serta kemiripan radiasi gamma dengan sinar-X.
Sifat-Sifat Sinar Alpha :

1. Dipengaruhi antara 1,4 x 107 m.s-1 sampai dengan 2,2 x 107 m.s-1 atau kira-kira
1/10 kali kecepatan rambat cahaya
2. mempunyai energi 5,3 MeV sampai 10,5 MeV
3. daya tembusnya paling lemah jika dibandingkan sinar β dan sinar γ
4. dapat menembus kertas atau lempeng alumunium setebal 0,04 mm
5. daya iosinasinya paling kuat
6. lintasan di dalam bahan radioaktif berupa garis lurus.
7. memiliki daya tembus kecil (daya jangkau 2,8 – 8,5 cm dalam udara),
8. dapat mengionsasi molekul yang dilaluinya. Sinar alfa ini dapat menyebabkan satu
atau lebih elektron suatu molekul lepas, sehingga molek ul berubah menjadi ion
(ion positif dan elektron) per cm bila melewati udara,
9. dalam medan listrik dapat dibelokkan ke arah kutub negatif.
10. Mempunyai massa 4 dan bermuatan +2.
11. Partikel-partikel alfa bergerak dengan kecepatan antara 2.000 – 20.000 mil per
detik, atau 1 – 10 persen kecepatan cahaya

Peluruhan Sinar Alpha

Peluruhan Alfa ( α ) adalah bentuk radiasi partikel dengan kemampuan


mengionisasi atom sangat tinggi dan daya tembusnya rendah. Pertikel alfa terdiri atas dua
buah proton dan dua buah netron yang terikat menjadi suatu atom dengan inti yang sangat
stabil, dengan notasi atom atau . Partikel α diradiasikan oleh inti atom radioaktif seperti
uranium atau radium dalam suatu proses yang disebut dengan peluruhan alfa. Sering
terjadi inti atom yang selesai meradiasikan partikel alfa akan berada dalam eksitasi dan
akan memancarkan sinar gamma untuk membuang energi yang lebih.Setelah partikel alfa
diradiasikan , massa inti atom akan turun kira-kira sebesar 4 sma, karena kehilangan 4
partikel. Nomor atom akan berkurang 2, karena hilangnya 2 proton sehingga akan
terbentuk inti atom baru yang dinamakan inti anak. Pada peluruhan α berlaku :

1. hukum kekekalan nomor massa : nomor massa (A) berukuran 4 dan


2. hukum kekekalan nomor atom : nomor atom (Z) berkurang 2.
Daya Jangkau Partikel Alfa :

Berdasarkan hasil eksperimen diketahui bahwa kecepatan gerak partikel alfa


berkisar antara 0,054 c hingga 0,07 c. Karena massa partikel alfa cukup besar, yaitu 4 u,
maka jangkauan partikel alfa sangat pendek. Partikel alfa dengan energi paling tinggi,
jangkauannya di udara hanya beberapa cm. Sedangkan dalam bahan hanya beberapa
mikron. Partikel alfa yang dipancarkan oleh sumber radioaktif memiliki energi tunggal
(mono-energetic). Bertambah tebalnya bahan hanya akan mengurangi energi partikel alfa
yang melintas, tetapi tidak megurangi jumlah partikel alfa itu sendiri. Pengujian jejak
partikel alfa dengan kamar kabut Wilson, menunjukkan bahwa sebagian besar partikel
alfa memiliki jangkauan yang sama di dalam gas dan bergerak dengan jejak lurus

2. Sinar Beta

· Pengertian Sinar Beta

Partikel Beta merupakan suatu partikel subatomik yang terlempar dari inti atom
yang tidak stabil – beta. Partikel tersebut ekuivalen dengan elektron dan memiliki
muatan listrik negatif tunggal -e ( -1,6 x 10-19 C ) dan memiliki massa yang sangat
kecil ( 0.00055 atomic mass unit ) atau hanya berkisar 1/2000 dari massa neutron atau
proton. Perbedaannya adalah partikel beta berasal dari inti sedangkan elektron berasal
dari luar inti. Kecepatan dari partikel beta adalah beragam bergantung pada energi
yang dimiliki oleh tiap – tiap partikel.

Karena pertimbangan – pertimbangan teoritis tidak memperkenankan eksistensi


independen dan dari elektron intra nuklir, maka dipostulatkan bahwa partikel
terbentuk pada saat pemancaran oleh transformasi suatu neutron menjadi sebuah
proton dan sebuah electron

· Penemuan Sinar Beta

Pada tahun1898 Ernest rutherford dan frederick soddy menemukan adanya


unsur radon yang dapat memancarkan radiasi sepertisinar- X, tetapi sinar radiasinya
berbeda dengan sinar – X. Dari percobaannya Ernest rutherford dan frederick soddy
menemukan tiga jenis sinar yang dipancarkan oleh bahan radio-radioaktif. Ketiga
sinar tersebut dinamakannya sinar alfa (α), sinar beta (β), dan sinar gama (γ). Ketiga
sinar radiasi itu selanjutnya di sebut sinar radioaktif.

Ketiga sinar radioaktif tersebut mempunyai karakteristik ( ciri khas ) yang


berbeda-beda sinar α tidak dapat menembus lempeng logam dengan ketebalan kurang
dari 100cm, sedang kan sinar β dapat menembus lempung logam setebal 100cm, daya
tembusnya sampai 100 kali lebih kuat dari pada sinar α. Sinar γ memiliki daya tembus
lebih kuat, bahkan dapat menembus lempengan timbel sampai beberapa cm.
pengamatan Ernest rutherford terhadap pengaruh medan listrik terhadap ketiga sinar
radioaktif tersebut menunjukkanbah wasinar α bermuatan positif, sinar β bermuatan
negatif, dan sinar γ merupakan suatu gelombang elektomagnetik berenergi tinggi
yang tidak bermuatan.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang ketiga sinar radioaktif tersebut , Ernest
rutherford menampung masing masing sinar tersebut dalam ruang kaca yang tidak
tertembus sinar itu, dan kemudian mengamati spektrumnya. Dari pengamatannya itu
ternyata perbandingan massa dan muatan serta spektrumnya sesuai dengan
perbandingan massa dan muatan serta spektrum dari ion He2+, maka di simpulkan
bahwa sinar α merupakan inti helium. Dengan cara yang sama di simpulkan bahwa
sinar β merupakan eletron.

· Sifat-Sifat Sinar Beta :

1. Sinar beta ini bermuatan negatif dan bermassa sangat kecil, yaitu 5,5 x 104 satuan
massa atom
2. Simbol beta atau e
3. Memiliki daya tembus yang jauh lebih besar daripada sinar alfa (dapat menembus
lempeng timbel setebal 1 mm),
4. Daya ionisasinya lebih lemah dari sinar alfa,
5. Bermuatan listrik negatif, sehingga dalam medan listrik dibelokkan ke arah kutub
positif
6. Kecepatannya antara 0,32 sampai 0,7 kali kecepatan cahaya, sedangkan energinya
mencapai 3MeV.
7. Di dalam bahan radioaktif, lintasan sinar beta berbelok-belok karena hamburan
electron dalam atom
· Peluruhan Sinar Beta

Peluruhan beta (β) adalah suatu proses peluruhan radioaktif dengan muatan
inti berubah tetapi jumlah nukleonnya tetap.Dalam peluruhan sinar beta, terdapat 3
jenis proses dalam peluruhan sinar beta tersebut, yakni, (i) Peluruhan inti akibat emisi
elektron, disimbolkan sebagai β^- , (ii) Peluruhan inti akibat emisi positron,
disimbolkan sebagai β^+ , dan yang terakhir (iii) Penangkapan electron inti oleh inti
yang disebut dengan penangkapan electron.

Semua 3 jenis proses yang termasuk dalam proses peluruhan beta sering
disebut dengan perubahan isobar karena semua proses tersebut tidak membuat
perubahan dalam nomor massa A, yakni perubahan nomor massa sama dengan nol.
Tetapi selalu terjadi peristiwa yang mengakibatkan perubahan dalam muatan inti.
Karena sebuah inti selalu terdiri dari neutron dan proton, maka konservasi perubahan
listrik yang dibutuhkan dapat diambil dari proses emisi β^- , sebuah neutron yang ada
pada inti dikonversikan menjadi sebuah proton. Ketika inti radioaktif mengalami
peluruhan beta, maka anak inti memiliki jumlah yang sama dengan nukleon seperti
inti sebelumnya.

Sekali lagi, perhatikan bahwa jumlah nukleon dan muatan total keduanya
dilestarikan dalam keadaan yang sama. Namun, seperti yang akan kita lihat nanti,
proses ini tidak dijelaskan sepenuhnya oleh ekspresi seperti itu. Perhatikan bahwa
dalam peluruhan beta, neutron berubah menjadi sebuah proton, dan hal tersebut juga
penting untuk menunjukkan bahwa elektron atau positron dalam meluruh tidak ada
sebelumnya di inti tetapi diciptakan pada saat keluar peluruhan, sehingga energi sisa
yang ada akan hilang pada inti. Sekarang perhatikan energi sistem sebelum dan
sesudah pembusukan. Seperti dengan peluruhan alpha, kita asumsikan energi adalah
kekal dan bahwa inti recoiling berat putri membawa energi kinetik diabaikan. Secara
eksperimen, ditemukan bahwa partikel beta dari satu jenis inti yang dipancarkan,
dengan berbagai kontinu energi kinetik sampai dengan beberapa nilai maksimum.
3. Sinar Gamma

Pengertian Sinar Gamma

Sinar gama (Sinar gamma; seringkali dinotasikan dengan huruf


Yunani gamma, γ) adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang
diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya
seperti penghancuran elektron-positron.

Sinar gama membentuk spektrum elektromagnetik energi-tertinggi. Mereka


seringkali didefinisikan bermulai dari energi 10 keV/ 2,42 EHz/ 124 pm, meskipun
radiasi elektromagnetik dari sekitar 10 keV sampai beberapa ratus keV juga dapat
menunjuk kepada sinar X keras. Penting untuk diingat bahwa tidak ada perbedaan
fisikal antara sinar gama dan sinar X dari energi yang sama -- mereka adalah dua nama
untuk radiasi elektromagnetik yang sama, sama seperti sinar matahari dan sinar
bulan adalah dua nama untuk cahaya tampak. Namun, gama dibedakan dengan sinar
X dari sumber mereka. Sinar gama adalah istilah untuk radiasi elektromagnetik
energi-tinggi yang diproduksi oleh transisi energi karena percepatan elektron. Karena
beberapa transisi elektron memungkinkan untuk memiliki energi lebih tinggi dari
beberapa transisi nuklir, ada tumpang-tindih antara apa yang kita sebut sinar gama
energi rendah dan sinar-X energi tinggi.

Sinar gama merupakan sebuah bentuk radiasi mengionisasi mereka lebih


menembus dari radiasi alfa atau beta (keduanya bukan radiasi elektromagnetik), tapi
kurang mengionisasi.

Perlindungan untuk sinar γ membutuhkan banyak massa. Bahan yang


digunakan untuk perisai harus diperhitungkan bahwa sinar gama diserap lebih banyak
oleh bahan dengan nomor atom tinggi dan kepadatan tinggi. Juga, semakin tinggi
energi sinar gama, makin tebal perisai yang dibutuhkan. Bahan untuk menahan sinar
gama biasanya diilustrasikan dengan ketebalan yang dibutuhkan untuk mengurangi
intensitas dari sinar gama setengahnya.
· Penemuan Sinar Gamma

Thomson (Joseph John Thomson) melakukan penelitian sinar katoda di pusat


penelitian Cavendish di Universitas Cambridge dan menemukan elektron yang
merupakan salah satu pembentuk struktur dasar materi. (http://um.ac.id) Pada tahun
1895 datanglah Ernest Rutherford, (http://ksupointer.com) seorang kelahiran Selandia
Baru yang bermigrasi ke Inggris, untuk bekerja di bawah bimbingan J.J. Thomson.
Pada mulanya Rutherford tertarik kepada efek radioaktivitas dan sinar-X
terhadap konduktivitas listrik udara. Partikel (radiasi) berenergi tinggi yang
dipancarkan oleh bahan radioaktif menumbuk dan melepaskan elektron dari atom
yang ada di udara, dan inilah yang menghantarkan arus listrik.

Setelah mengadakan penelitian bersama dengan J.J. Thomson, pada tahun


1898 Rutherford menunjukkan bahwa sinar-X dan radiasi yang dipancarkan
oleh materi radioaktif pada dasarnya bertingkah laku sama. Selain itu berdasarkan
pengukuran serapan materi terhadap radiasi yang dipancarkan oleh materi radioaktif
seperti uranium atau thorium, ia menyatakan paling sedikit ada 2 jenis radiasi yang
dipancarkan oleh bahan radioaktif alam uranium dan thorium.

Satu memiliki daya ionisasi yang sangat besar, karena itu mudah diserap oleh
materi, dapat dihentikan dengan kertas tipis, yang satu lagi memiliki daya ionisasi
yang lebih kecil dan daya tembus yang besar. Menggunakan dua huruf pertama abjad
Yunani, yang pertama disebut radiasi alpha, yang kedua radiasi Beta. Selain itu
juga diketahui adanya radiasi yang memiliki daya tembus lebih besar dari pada Beta,
dan radiasi ini disebut radiasi Gamma.

· Sifat-Sifat Sinar Gamma :

1. Mempunyai daya tembus paling besar disbanding sinar radio aktif lainnya (α atau
β)
2. Tidak dipengaruhi medan magnet dan medan listrik, karena tidak bermuatan
3. Dapat mempengaruhi film
4. Energinya mencapai 3MeV
5. Foto sinar γ tidak banyak berinteraksi dengan atom suatu bahan
6. Daya ionisasinya paling lemah,
7. Tidak bermuatan listrik, oleh karena itu tidak dapat dibelokkan oleh medan listrik.
8. Mempunyai panjang gelombang antara 1Å (10-10 m) sampai 10-4Å (10-14 m).
9. Merupakan gelombang elektromagnetik

· Peluruhan Sinar Gamma

Suatu inti unsur radioaktif yang mengalami peluruhan, baik peluruhan α


maupun peluruhan β atau mengalami tumbukan dengan netron biasanya berada pada
keadaan tereksitasi. Pada saat kembali ke keadaan dasarnya inti tersebut akan melepas
energi dalam bentuk radiasi gamma.

Radiasi gamma mempunyai energi yang diskrit. Energi sinar gamma (γ) akan
berkurang atau terserap oleh suatu material yang dilewatinya. Karena ada penyerapan
energi olah bahan maka intensitas dari sinar gamma akan berkurang setelah melewati
material tersebut.

Setelah peluruhan alfa dan beta, inti biasanya dalam keadaan tereksitasi.
Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar (stabil) dengan memancarkan
foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma (γ). Dalam
proses pemancaran foton ini, baik nomor atom atau nomor massa inti tidak berubah.

Setelah inti meluruh menjadi inti baru biasanya terdapat energi kelebihan pada
ikatan intinya sehingga seringkali disebut inti dalam keadaan tereksitasi. Inti yang
kelebihan energinya ini biasanya akan melepaskan energinya dalam bentuk sinar
gamma yang dikenal dengan peluruhan gamma, sinarnya ini adalah foton dan termasuk
ke dalam gelombang elektromagnetik yang mempunyai energi yang sangat besar
melebihi sinar X.

Peluruhan gamma (γ) merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan


energi sangat tinggi sehingga memiliki daya tembus yang sangat kuat. Sinar gamma
dihasilkan oleh transisi energi inti atomdari suatu keadaan eksitasi ke keadaan dasar.
Saat transisi berlangsung terjadi radiasi energi tinggi (sekitar 4,4 MeV) dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Sinar gamma bukanlah partikel sehingga tidak memiliki
nomor atom (A=0) maka dalam peluruhan sinar-γ tidak dihasilkan inti atom baru.
4. Pengaplikasian sinar radioaktif di bidang perminyakan yaitu analisa
logging

Logging adalah metode atau teknik untuk mengkarakterisasi formasi di bawah


permukaan dengan pengukuran parameter – parameter fisis batuan dalam lubang bor,
sedangkan log adalah hasil rekaman dalam fungsi kedalaman terhadap proses
logging (Serra, 1984).

Tujuan dilakukannya logging adalah untuk mengetahui karakter fisik batuan


di dalam lubang sumur secara in-situ sehingga dapat mengetahui kondisi bawah
permukaan seperti litologi, porositas, saturasi air, permeabilitas, dan kandungan
serpih yang ada dalam formasi. Data – data ini yang kemudian dapat diaplikasikan
untuk tujuan – tujuan tertentu seperti karakterisasi reservoar, struktur, dan
perhitungan volumetrik hidrokarbon.

Salah satu contoh dari logging yaitu log radioaktif

Log radioaktif,

1. Gamma Ray Log

Gamma Ray Log adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma
yang dihasilkan oleh unsur-unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan
di sepanjang lubang bor.

Unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut diantaranya


Uranium, Thorium, Potassium, Radium, dll

Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat dalam shale dan sedikit


sekali terdapat dalam sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum, dll. Oleh
karena itu shale akan memberikan response gamma ray yang sangat signifikan
dibandingkan dengan batuan yang lainnya.

Jika kita berekerja di sebuah cekungan dengan lingkungan


pengendapan fluvio-deltaic atau channel system dimana biasanya sistem
perlapisannya terdiri dari sandstone atau shale (sand-shale interbeds), maka log
gamma ray ini akan sangat membantu didalam evaluasi formasi (Formation
Evaluation- FE).

Seperti halnya logging yang lainnya, pengukuran gamma ray log


dilakukan dengan menurunkan instrument gamma ray log kedalam lubang bor
dan merekam radiasi sinar gamma untuk setiap interval tertentu. Biasanya
interval perekaman gamma ray (baca: resolusi vertikal) sebesar 0.5 feet.

Dikarenakan sinar gamma dapat menembus logam dan semen, maka


logging gamma ray dapat dilakukan pada lubang bor yang telah dipasang casing
ataupun telah dilakukan cementing. Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma
karena casing dan semen, akan tetapi energinya masih cukup kuat untuk
mengukur sifat radiasi gamma pada formasi batuan disampingnya.

Seperti yang disebutkan diatas bahwa gammar ray log mengukur radiasi
gamma yang dihasilkan oleh unsur-unsur radio aktif seperti Uranium, Thorium,
Potassium dan Radium. Dengan demikian besaran gamma ray log yang terdapat
didalam rekaman merupakan jumlah total dari radiasi yang dihasilkan oleh semua
unsur radioaktif yang ada di dalam batuan. Untuk memisahkan jenis-jenis bahan
radioaktif yang berpengaruh pada bacaan gamma ray dilakukan gamma ray
spectroscopy. Karena pada hakikatnya besarnya energy dan intensitas setiap
material radioaktif tersebut berbeda-beda.

Spectroscopy ini penting dilakukan ketika kita berhadapan dengan batuan


non-shale yang memungkinkan untuk memiliki unsur radioaktif, seperti
mineralisasi uranium pada sandstone, potassium feldsfar atau uranium yang
mungkin terdapat pada coal dan dolomite.

Gamma ray log memiliki satuan API (American Petroleum Institute),


dimana tipikal kisaran API biasanya berkisar antara 0 s/d 150. Walaupun terdapat
juga suatu kasus dengan nilai gamma ray sampai 200 API untuk jenis organic
rich shale.
Gambar dibawah ini menunjukkan contoh interpretasi lapisan batuan
untuk mendiskriminasi sandstone dari shale dengan menggunakan log gamma
ray.

Dikarenakan log gamma ray memiliki kapabilitas untuk mengukur derajat


kandungan shale di dalam lapisan batuan, maka didalam industri migas gamma ray
log kerap kali digunakan untuk memprediksi besaran volume shale atau dikenal
dengan Vshale dengan formulasi:

Gambar dibawah ini menunjukkan teknis perhitungan Vshale untuk shale A


dari sebuah gamma ray log. Perhatikan bahwa penentuan nilai-nilai tersebut bersifat
interpretatif.
Gamma ray log memiliki kegunaan lain diantaranya untuk melakukan well to
well correlation dan penentuan Sequence Boundary (SB), yakni dengan
mengidentifikasi Maximum Flooding Surface (MFS) sebagai spike dengan nilai
gamma ray yang tinggi.Well to well correlation ini biasanya dilakukan dengan
melibatkan log-log yang lainnya seperti sonic, density, porositas, dll.

2. Neutron Porosity dan Density Logging

Pengukuran Neutron Porosity pada evaluasi formasi ditujukan untuk


mengukur indeks hydrogen yang terdapat pada formasi batuan. Indeks hydrogen
didefinsikan sebagai rasio dari konsentrasi atom hydrogen setiap cm kubik batuan
terhadap kandungan air murni pada suhu 75oF.

Jadi, Neutron Porosity log tidaklah mengukur porositas sesungguhnya dari


batuan, melainkan yang diukur adalah kandungan hidrogen yang terdapat pada pori-
pori batuan. Secara sederhana, semakin berpori batuan semakin banyak kandungan
hydrogen dan semakin tinggi indeks hydrogen. Sehingga, shale yang banyak
mengandung hydrogen dapat ditafsirkan memiliki porositas yang tinggi pula.

Untuk mengantisipasi uncertainty tersebut, maka pada praktiknya, interpretasi


porositas dapat dilakukan dengan mengelaborasikan log density logging.

Density logging sendiri dilakukan untuk mengukur densitas batuan


disepanjang lubang bor,. Densitas yang diukur adalah densitas keseluruhan dari
matrix batuan dan fluida yang terdapat pada pori. Prinsip kerja alatnya adalah
dengan emisi sumber radioaktif. Semakin padat batuan semakin sulit sinar radioaktif
tersebut ter-emisi dan semakin sedikit emisi radioaktif yang terhitung oleh penerima
(counter).

Gambar dibawah ini menunjukkan teknik interpretasi porositas dan litologi


dari data density log (RHOB) dan neutron porosity (NPHI) . Pada contoh dibawah,
jika kita memiliki data dengan NPHI=15% dan RHOB=2.4 g/cc maka porositas yang
sesungguhnya adalah 18% dan batuannya berupa SS (Sandstone).
Penggabungan neutron porosity dan density porosity log sangat bermanfaat
untuk mendeteksi zona gas dalam reservoir. Zona gas ditunjukkan dengan ‘cross-
over’ antara neutron dan density. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah
ini:

Pada gambar di atas terlihat pada zona reservoir (low gamma ray),
terdapat ‘cross-over’ antara density dan neutron., dalam hal ini neutron porosity
lebih rendah dari density porosity.
E. PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Pada dasarnya pemanfaatan sinar radioaktif ini sangat banyak di
kehidupan kita. Apalagi kita sebagai Petroleum Engineer harus tau bagaimana
aplikasi dari sinar rodioaktif ini di bidang kita. Salah satu contohnya yaitu
dalam media logging.
Media logging ini berguna untuk mengetahui karakteristik fisik batuan di
bawah permukaan seperti apa. Contoh dari logging yang menggunakan sinar
radioaktif yaitu Gamma Ray log, Neutron Porosity log, dan Formation Density
log.
1.2. Saran
Dengan adanya makalah dan presentasi fisika dasar III ini, kita sebagai
mahasiswa teknik perminyakan harus bisa mengetahui penerapan ilmu sains di
bidang perminyakan. Sebab banyak sekali ilmu sains teknik yang dapat kita
terapkan saat kita berkerja di bidang perminyakan. Mulai dari prinsip kerja alat,
laju alir fluida, pergerkan fluida dalam media berpori dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai