Anda di halaman 1dari 9

Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm.

193-201

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY,


INTELLECTUALLY, AND REPETITION TERHADAP
KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
DI SMP PUSTEK SERPONG

Selviani Fitri1), Rukmono Budi Utomo2)


1)
Mahasiswa Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Tangerang
Email : selvianifitri94@gmail.com
2)
Dosen FKIP, Universitas Muhammadiyah Tangerang
Email : rukmono.budi.u@mail.ugm.ac.id

Abstract

This research aims to know the effect of learning model of Auditory, Intellectually,
and Repetition (AIR) about cube concept comprehension to students' VIII grade at
SMP Pustek Serpong. Kind of the research is experiment quasi research. The
research instrument that used is analysis question pretest and postest. The data
analyze by using normality test, homogenity test, and t-test. The result of the research
show that there is the different ability of cube concept comprehension among
students' who gave air learning model with convensional learning model.

Keywords: Model Pembelajaran Auditory Intellectually and Repetition (AIR),


concept comprehension

1. PENDAHULUAN dipelajari adalah abstrak, sehingga disebut


Pendidikan sangatlah penting bagi objek mental, objek itu merupakan objek
setiap warga untuk meningkatkan potensi pikiran. Objek dasar itu meliputi konsep,
sumber daya tiap warga negara. Warga prinsip, dan operasi.
negara yang berpendidikan akan dapat Berdasarkan hal tersebut, dapat
menggunakan daya pikirnya dalam dikatakan bahwa pemahaman konsep
memajukan nama baik bangsa dan negara. matematika memiliki peranan penting
Menurut Soedjadi (2000: 13), matematika dalam pembelajaran matematika. Menurut
mempelajari tentang keteraturan, tentang Kilpatrick, Swafford, dan Findell dalam
struktur yang terorganisasikan, konsep- Afrilianto (2012: 196) “pemahaman
konsep matematika tersusun secara konsep (conceptual understanding) adalah
hirarkis, berstruktur dan sistematika, kemampuan dalam memahami konsep,
mulai dari konsep yang paling sederhana operasi, dan relasi dalam matematika”.
sampai pada konsep paling kompleks. Apabila siswa dapat memahami konsep
Dalam matematika objek dasar yang dengan baik maka ia akan mampu

193
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 193-201

menghubungkan pengetahuan yang baru meningkatkan kualitas pendidikan di


didapatkan dengan pengetahuan lamanya sekolah adalah dengan penggunaan model
dan selanjutnya akan lebih mudah untuk pembelajaran yang lebih bervariasi.
menentukan serta melakukan operasi yang Terdapat banyak model pembelajaran
tepat untuk menyelesaikan sebuah yang dapat digunakan oleh guru dalam
permasalahan. proses pembelajaran salah satunya adalah
Menurut Wardhani dalam Burhan model pembelajaran AIR (auditory,
(2014: 6), siswa dikatakan memiliki intellectually, and repetition). Model
kemampuan pemahaman konsep yang pembelajaran AIR merupakan salah satu
baik dapat dilihat dari kemampuan berikut model pembelajaran dengan pendekatan
: kontruktivis yang menekankan bahwa
a. Menyatakan ulang sebuah konsep. belajar haruslah memanfaatkan semua alat
b. Mengklasifikasikan objek menurut indra yang dimiliki siswa, dengan adanya
sifat-sifat tertentu sesuai dengan penggunaan banyak panca indra yang
konsepnya. terlibat, maka akan meningkatkan
c. Memberi contoh dan bukan contoh pemahaman konsep siswa.
dari suatu konsep. Menurut Ngalimun (2014: 168),
d. Menyajikan konsep dalam berbagai model pembelajaran AIR (Auditory,
bentuk representasi matematika. Intellectually, and Repetition) merupakan
e. Mengembangkan syarat perlu atau model pembelajran yang mirip dengan
syarat cukup dari suatu konsep. model pembelajaran SAVI (Somatic,
f. Menggunakan dan memanfaatkan Auditory, Visualization, and Intellection)
serta memilih prosedur atau operasi dan VAK (Auditory, Visualization, and
tersentu. Kinesthetic). Perbedaannya hanyalah pada
g. Mengaplikasikan konsep atau repetisi yaitu pengulangan yang
algoritma pemecahan masalah. bermakna pendalaman, perluasan, dan
Mengingat pentingnya pemantapan dengan cara siswa dilatih
kemampuan pemahaman konsep melalui pemberian tugas atau kuis.
matematika untuk dimiliki siswa, maka Dalam model pembelajaran AIR,
upaya untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran baru dianggap efektif
pemahaman konsep matematika apabila telah mencakup tiga hal, yaitu :
memerlukan perhatian yang serius. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk
194
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 193-201

a. Auditory (belajar dengan mendengar) c. Repetition (belajar dengan


Meier dalam Huda (2014: 289), mengulang)
menyatakan bahwa auditoris lebih Huda (2014: 291), menyatakan
kuat daripada yang kita sadari. bahwa “repetisi bermakna
Telinga kita terus menerus pengulangan. Dalam konteks
menangkap dan menyimpan pembelajaran, ia merujuk pada
informasi auditoris, bahkan tanpa kita pendalaman, perluasan dan
sadari belajar auditoris merupakan pemantapan siswa dengan cara
cara belajar standar bagi masyarakat. memberinya tugas atau kuis”.
Auditory dapat dilakukan melalui Repetition dapat dilakukan dengan
diskusi kelas, presentasi kelas, pemberian pengulangan berupa kuis,
membaca teks dengan keras, bertanya pemberian tugas, ataupun PR.
ataupun dengan menjawab Berdasarkan pengalaman yang
pertanyaan. didapat dari kegiatan Praktik Pengalaman
b. Intellectually (belajar dengan Lapangan (PPL) yang dilaksanakan di
berpikir) Kelas VIII SMP Pustek serpong,
Meier dalam Huda (2014: 290) , didapatkan nilai hasil ujian tengah
menyatakan bahwa “intelektual semester ganjil siswa masih sangat
bukanlah pendekatan tanpa emosi, kurang, dari keseluruhan siswa kelas VIII
rasionalistis, akademis, dan terkotak- hanya terdapat 24% siswa yang bisa
kotak. Kata intelektual menunjukkan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
apa yang dilakukan pembelajar dalam (KKM) 79. Hal ini menunjukkan bahwa
pikiran mereka secara internal ketika masih banyak siswa yang masih kurang
mereka menggunakan kecerdasan paham benar terhadap konsep dari materi
untuk merenungkan suatu yang sedang dipelajari, sehingga mereka
pengalaman dan menciptakan merasa kesulitan ketika diberikan soal
hubungan, makna, rencana, dan nilai dengan sedikit variasi.
dari pengalaman tersebut”. Hal tersebut diakibatkan oleh
Intellectually dapat dilakukan dengan beberapa faktor seperti, masih banyak
memecahkan masalah, mencari dan siswa yang memiliki persepsi bahwa
menyaring informasi, ataupun dengan matematika adalah mata pelajaran yang
merumuskan pertanyaan. sulit untuk dimengerti, penggunaan model
pembelajaran yang kurang bervariasi,
195
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 193-201

masih banyaknya siswa yang hanya menggunakan metode pembelajaran


mengandalkan hapalan tanpa berusaha Auditory Intellectually and Repetition
untuk memahami konsep dari materi (AIR) dan dikelas kontrol menggunakan
tersebut. model pembelajaran konvensional.
Oleh karena itu diperlukan cara Penelitian ini dilakukan selama 4
tertentu dalam pembelajaran yang kali pertemuan. Sebelum diberikan
memungkinkan siswa dapat memahami perlakuan berupa pembelajaran
sebuah konsep matematika dengan Auditory, Intellectually, and Repetition
mudah. Salah satu cara yang dapat (AIR) pada kelas eksperimen dan
dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran konvensional pada kelas
kemampuan pemahaman konsep kontrol, kedua kelas tersebut diberikan
matematika adalah dengan merubah pretest yang digunakan untuk
model yang digunakan dalam mengetahui sejauh mana kemampuan
pembelajaran. Salah satu model pemahaman konsep siswa sebelum
pembelajaran yang dapat dipilih adalah dilakukan pembelajaran, kemudian pada
model pembelajaran AIR (auditory, akhir pembelajaran kedua kelas tersebut
intellectually, and repetition). diberikan postest yang digunakan untuk
Indikator kemampuan pemahaman mengetahui apakah terdapat perbedaan
konsep matematika siswa yang digunakan antara kelas yang diajar dengan model
adalah mampu menyajikan konsep dalam pembelajaran Auditory, Intellectually,
berbagai bentuk representasi matematika; and Repetition (AIR) dan kelas yang
mampu menggunakan, memanfaatkan, diajar dengan model pembelajaran
dan memilih prosedur atau operasi konvesnsional. Materi yang diajarkan
tertentu; dan mampu mengaplikasikan dalam penelitian ini adalah pokok
konsep atau algoritma pemecahan bahasan kubus.
masalah. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
2. METODE PENELITIAN
Pustek Serpong yang berjumlah 89
Metode penelitian yang
orang, terdiri dari kelas VIII-1 berjumlah
digunakan dalam penelitian ini adalah
30 orang, kelas VIII-2 berjumlah 30
metode Quasi Eksperiment Design jenis
orang, dan kelad VIII-3 berjumlah 29
Nonequivalent Control Group Design
orang. Sedangkan sampel dalam
dimana terdapat kelas ekperimen yang
penelitian ini diambil dengan teknik
196
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 193-201

Cluster Random Sampling yaitu dengan diajukan diterima atau ditolak dengan
mengambil dua kelas secara acak dari menggunakan rumus The Separate Model
populasi yang terdiri dari tiga kelas. T-Tes.
Sampel yang terpilih yaitu kelas VIII-1
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelas
Hasil tes pemahaman konsep
ekperimen dengan menggunakan model
matematika yang dilaksanakan pada awal
pembelajaran Auditoty, Intellectually,
penelitian (pretest) dan pada akhir
and Repetition (AIR) dan kelas VIII-2
penelitian (postest) di kelas eksperimen
yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelas
dan kontrol adalah sebagai berikut :
kontrol dengan menggunakan model
Tabel 1.
pembelajaran konvensional.
Hasil Tes Pemahaman Konsep
Data pada penelitian ini adalah Matematika pada Awal Penelitian
(Pretest) Kelas Eksperimen
data kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa yang dilihat dari hasil
tes pemahaman konsep berbentuk soal
uraian pretest dan postest di kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah data
kualitatif yang kemudian akan dianalisis
dengan analisis statistik. Analisis statistik
yang akan digunakan berupa uji
Berdasarkan tabel di atas,
normalitas, uji homogenitas, dan uji
diperoleh nilai mean sebagai nilai rata-
hipotesis. Uji normalitas dilakukan untuk
rata pada kelas ini yang berjumlah 30
mengetahui sebaran data pada kelas
siswa adalah 65,93, kemudian nilai
eksperimen dan kelas kontrol dengan
median sebagai nilai tengah dari data
menggunakan analisis Chi-Square, uji
kelas ini adalah 70, dan nilai modus
homogenitas dilakukan untuk mengetahui
sebagai nilai yang paling sering muncul
apakah varians kelompok eksperimen dan
dalam kelas ini aadalah 76. Nilai mean,
kelompok kontrol homogen atau sama,
median, dan modus tersebut dijadikan
pengujian dilakukan dengan
sebagai ukuran pemusatan data pretest
menggunakan uji F, sedangkan uji
pada kelas eksperimen.
hipotesis dilakukan untuk mengetahui
apakah hipotesis alternatif yang telah
197
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 193-201

Untuk mengetahui variasi nilai tersebut dijadikan sebagai ukuran


pada kelas eksperimen dihitung nilai penyebaran data pretest kelas kontrol.
varians dan simpangan baku, yaitu Tabel 3.
Hasil Tes Pemahaman Konsep
249,789 dan 15,805. Nilai varians dan
Matematika pada Akhir Penelitian
simpangan baku tersebut dijadikan (Postest) Kelas Eksperimen
sebagai ukuran penyebaran data pretest
kelas eksperimen
Tabel 2.
Hasil Tes Pemahaman Konsep
Matematika pada Awal Penelitian
(Pretest) Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel di atas,


diperoleh nilai mean sebagai nilai rata-
rata pada kelas ini yang berjumlah 30
siswa adalah 87,1, kemudian nilai median
sebagai nilai tengah dari data kelas ini
adalah 89, dan nilai modus sebagai nilai
Berdasarkan tabel di atas,
yang paling sering muncul dalam kelas ini
diperoleh nilai mean sebagai nilai rata-
aadalah 95. Nilai mean, median, dan
rata pada kelas ini yang berjumlah 30
modus tersebut dijadikan sebagai ukuran
siswa adalah 62,93, kemudian nilai
pemusatan data postest pada kelas
median sebagai nilai tengah dari data
eksperimen.
kelas ini adalah 61, dan nilai modus
Untuk mengetahui variasi nilai
sebagai nilai yang paling sering muncul
pada kelas eksperimen dihitung nilai
dalam kelas ini aadalah 78. Nilai mean,
varians dan simpangan baku, yaitu 96,041
median, dan modus tersebut dijadikan
dan 9,8. Nilai varians dan simpangan
sebagai ukuran pemusatan data pretest
baku tersebut dijadikan sebagai ukuran
pada kelas kontrol.
penyebaran data postest kelas eksperimen.
Untuk mengetahui variasi nilai
pada kelas kontrol dihitung nilai varians
dan simpangan baku, yaitu 274,823 dan
16,578. Nilai varians dan simpangan baku
198
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 193-201

Tabel 4. Uji Normalitas


Hasil Tes Pemahaman Konsep
Uji normalitas dilakukan dengan
Matematika pada Akhir Penelitian
(Postest) Kelas Kontrol menggunakan analisis Chi-Square dengan
rumus sebagai berikut :
2

2 =

Keterangan :
2 = Chi-Square
= Frekuansi yang diobservasi
= Frekuensi yang diharapkan

Berdasarkan tabel di atas (Riadi, 2014: 93)

diperoleh nilai mean sebagai nilai rata- Hasil uji normalitas pretest dan

rata pada kelas ini yang berjumlah 30 postest di kelas eksperimen dan kontrol

siswa adalah 79,1, kemudian nilai median dapat dilihat pada tabel berikut :

sebagai nilai tengah dari data kelas ini Tabel 5.


Hasil Uji Normalitas
adalah 79, dan nilai modus sebagai nilai
yang paling sering muncul dalam kelas ini
aadalah 92. Nilai mean, median, dan
modus tersebut dijadikan sebagai ukuran
pemusatan data postest pada kelas
kontrol. Berdasarkan hasil uji normalitas di
Untuk mengetahui variasi nilai
atas terlihat bahwa  < 
pada kelas kontrol dihitung nilai varians
maka dapat disimpulkan bahwa data
dan simpangan baku, yaitu 209,387 dan
berdistribusi normal atau dapat dikatakan
14,47. Nilai varians dan simpangan baku
data pretest dan postest pada kelas
tersebut dijadikan sebagai ukuran
eksperimen dan kontrol berasal dari
penyebaran data postest kelas kontrol.
sampel yang berdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan analisis
statistik berupa uji normalitas, uji Uji Homogenitas
homogenitas, dan uji hipotesis. Uji homogenitas dilakukan dengan
menggunakan uji F dengan rumus sebagai
berikut :
199
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 193-201

(Riadi, 2014: 159)


=
Keterangan : Hasil uji hipotesis pretest dan

terbesar = varians terbesar postest di kelas eksperimen dan kontrol


terkecil = varians terkecil dapat dilihat pada tabel berikut :
(Riadi, 2014: 104) Tabel 7.
Hasil uji homogenitas pretest dan Hasil Uji Hipotesis pada Awal
Pertemuan (Pretes)
postest di kelas eksperimen dan kontrol
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6.
Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil uji – t di atas


terlihat bahwa hitung < tabel. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan hasil uji homogenitas
diterima atau dapat dikatakan bahwa tidak
di atas terlihat bahwa hitung < tabel maka
terdapat perbedaan kemampuan
dapat disimpulkan bahwa data pretest dan
pemahaman konsep siswa pada materi
postest pada kelas eksperimen dan kontrol
kubus antara kelas kontrol dan kelas
memiliki varians yang homogen.
eksperimen.
Tabel 8.
Uji Hipotesis Hasil Uji Hipotesis pada Akhir
Uji hipotesis dilakukan dengan Pertemuan (Postest)
menggunakan The Separate Model T-Tes
dengan rumus sebagai berikut :
1− 2
=

+ Berdasarkan hasil uji – t di atas


Keterangan : terlihat bahwa hitung > tabel. Dengan
= Nilai test demikian dapat disimpulkan bahwa

1 = Rata-rata data kelompok pertama ditolak atau dapat dikatakan bahwa

2 = Rata-rata data kelompok kedua terdapat perbedaan kemampuan

= Estimasi perbedaan kelompok pemahaman konsep siswa pada materi

= Banyaknya sampel pengukuran kubus antara siswa yang diberikan model

kelompok pertama pembelajaran AIR dengan siswa yang

= Banyaknya sampel pengukuran diberikan model pembelajaran

kelompok kedua konvensional.

200
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 193-201

4. KESIMPULAN Jurnal Pemdidikan Matematika


(Vol. 3) : 6-11.
Berdasarkan pengolahan data dan
hasil analisis serta pembahasan, maka Huda, M. (2014). Model-model
Pengajaran dan Pembelajaran.
dapat diperoleh kesimpulan bahwa dari Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
perhitungan uji – pada data pretest dapat
Ngalimun. (2014). Strategi dan Model
disimpulkan bahwa tidak terdapat Pembelajaran. Yogyakarta :
perbedaan kemampuan pemahaman Aswaja Pressindo.

konsep siswa kelas eksperimen dan kelas Riadi, E. (2014). Metode Statistika
Parametrik & Nonparametrik.
kontrol sebelum diberikan perlakuan dan Tangerang : PT. Pustaka Mandiri.
dari perhitungan uji – pada data postest
Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan
dapat disimpulkan bahwa terdapat Matematika di Indonesia. Jakarta :
perbedaan kemampuan pemahaman Direktorat Jendral Pendidikan
Nasional.
konsep siswa kelas eksperimen yang
diberi model pembelajaran Auditory
Intellectually and Repetition (AIR) dan
kelas kontrol yang diberi model
pembelajaran konvensional, sehingga
dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Auditory Intellectually and
Repetition (AIR) dapat mempengaruhi
kemampuan pemahamn konsep siswa
kelas VIII di SMP Pustek Serpong.

5. DAFTAR PUSTAKA

Afrilianto, M. (2012). Peningkatan


Pemahaman Konsep dan
Kompetensi Strategis Matematis
Siswa SMP dengan Pendekatan
Methaporical Thinking. Jurnal
Ilmiah Program Studi Matematika
STKIP Siliwangi Bandung (Vol. 1,
No. 2) : 192-202.
Burhan, A.V. (2014). Penerapan Model
Pembelajaran AIR Pada
Pembelajaran Matematika Siswa
Kelas VIII SMPN 18 Padang.
201
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai