Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AUDITING 1

“ANALISIS LAPORAN KEUANGAN”

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

1. SARTINAH (15 320 005)

2. DWI ARIANI ARMAN (15 320 007)

3. NOVIYANTI (15 320 008)

4. WA ODE NILAM AULIA (15 320 009)

5. FEBRI DIAN PRASETYO (15 320 010)

6. NURWIAH (15 320 011)

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUTANSI

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

BAUBAU

2017
PT ABC
NERACA
31 Desember 20X2 dan 20X1
(dalam rupiah)

20X2 20X1 20X2 20X1


AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Aktiva Lancar Hutang Lancar


Kas Rp 13.000.000 Rp 18.000.000 Hutang Dagang Rp 70.000.000 Rp 65.000.000
Bank Rp 17.000.000 Rp 20.000.000 Uang Muka Penjualan Rp 20.000.000 Rp 17.000.000
Persediaan Rp 75.000.000 Rp 60.000.000 Hutang Pajak Rp 10.000.000 Rp 8.000.000
Piutang Rp 15.000.000 Rp 20.000.000 Total Hutang Lancar Rp 100.000.000 Rp 90.000.000
Uang Muka Sewa Rp 5.000.000 Rp 6.000.000
Total Aktiva Lancar Rp 125.000.000 Rp 124.000.000 Hutang Jangka Panjang
Hutang Bank Rp 70.000.000 Rp 90.000.000
Aktiva Tetap Total Hutang Jangka Panjang Rp 70.000.000 Rp 90.000.000
Tanah Rp 180.000.000 Rp 165.000.000
Bangunan Rp 120.000.000 Rp 115.000.000 TOTAL KEWAJIBAN Rp 170.000.000 Rp 180.000.000
Kendaraan Rp 130.000.000 Rp 125.000.000
Inventaris Rp 70.000.000 Rp 65.000.000 EKUITAS
Total Aktiva Tetap Rp 500.000.000 Rp 470.000.000 Modal Saham Rp 300.000.000 Rp 300.000.000
Laba Ditahan Rp 100.000.000 Rp 75.000.000
Laba Tahun Berjalan Rp 55.000.000 Rp 39.000.000
TOTAL EKUITAS Rp 455.000.000 Rp 414.000.000

TOTAL ASET Rp 625.000.000 Rp 594.000.000 TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp 625.000.000 Rp 594.000.000

PT ABC
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 20X2 dan 20X1
(dalam rupiah)

20X2 20X1
Penjualan Rp 500.000.000 Rp 460.000.000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal Rp 60.000.000 Rp 50.000.000
Pembelian Rp 220.000.000 Rp 200.000.000
Barang Siap Dijual Rp 280.000.000 Rp 250.000.000
Persediaan Akhir Rp (75.000.000) Rp (60.000.000)
Harga Pokok Penjualan-Bersih Rp 205.000.000 Rp 190.000.000

Profit Margin Rp 295.000.000 Rp 270.000.000

Biaya-Biaya
Biaya Operasional Rp 100.000.000 Rp 90.000.000
Biaya Umum/Administrasi Rp 140.000.000 Rp 141.000.000
Rp 240.000.000 Rp 231.000.000

LABA TAHUN BERJALAN Rp 55.000.000 Rp 39.000.000


1. Rasio Likuiditas Perusahaan

Likuiditas adalah masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban


finansialnya yang segera harus dipenuhi. Masalah likuiditas dapat dihitung dengan dua cara,
yaitu dengan cara perhitungan menggunakan rasio (quick ratio, current ratio, dan cash ratio)
dan dengan menghitung periode penagihan rata- rata (average collection period). Untuk
laporan keuangan diatas digunakan pendekatan yang pertama yaitu dengan perhitung rasio
(Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio).

a. Current Ratio

Current Ratio = (Aktiva Lancar/Kewajiban Lancar) x 100%

Tahun 20X2
Current Ratio = (Rp125.000.000/Rp.100.000.000) x 100% = 1,25%

Tahun 20X1
Current Ratio = (Rp124.000.000/Rp90.000.000) x 100% = 1,38%

Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam
likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan
banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba
perusahaan. Pada laporan keuangan diatas terjadi penurunan current ratio dari tahun 20X1 ke
tahun 20X2 sebesar 0,13

b. Quick Ratio/Acid Test Ratio

Quick Ratio = ((Aktiva Lancar – Persediaan)/Kewajiban Lancar)) x 100%

Tahun 20X2
Quick Ratio = ((Rp125.000.000-Rp75.000.000)/ Rp.100.000.000)) x 100% = 0,5%

Tahun 20X1
Quick Ratio = ((Rp124.000.000-Rp60.000.000)/ Rp90.000.000)) x 100% = 0,71%

Semakin besar quick ratio maka semakin baik pula perusahaan pula kondisi perusahaan.
Namun apabila quick ratio memiliki perbandingan 1:1 atau 100% perusahaan tersebut
dianggap kurang baik. Dalam laporan keuangan ini dapat diketahui adanya penurunan quick
ratio dari 0,71% menjadi 0,5%.

c. Cash Ratio

Cash Ratio = (Kas/Kewajiban Lancar) x 100%

Tahun 20X2

Cash Ratio = (Rp13.000.000/ Rp100.000.000) x 100% = 0,13%


Tahun 20X1

Cash Ratio = (Rp18.000.000/ Rp90.000.000) x 100% = 0,2%

Rasio ini menunjukan kemampuan kas untuk menutupi hutang lancar PT ABC
mengalami penurunan dalam menutupi hutang lancarnya. Hal ini dapat dilihat dari
menurunnya presentasi cash ratio, yaitu dari 0,2% menjadi 0,13%.

2. Perputaran Piutang Perusahaan

Rasio perputaran piutang memberikan analisa mengenai beberapa kali tiap tahunnya
dana yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang kebentuk uang tunai,
kemudian kembali kebentuk piutang lagi. Makin tinggi rasio ( turnover ) menunjukkan modal
kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti
ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin
karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam
kebijaksanaan pemberian kredit. Cara perhitungan perputaran piutang dapat dilakukan
dengan rumus :

Perputaran Piutang = (Penjualan Kredit/Utang Usaha) x 100%

Tahun 20X2

Perputaran Piutang = (Rp15.000.000/ Rp.70.000.000) x 100% = 0,214%

Tahun 20X1
Perputaran Piutang = (Rp20.000.000/ Rp65.000.000) x 100% = 0,307%

d. Solvabilitas Perusahaan

Solvabilitas Perusahaan berguna untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk


memenuhi segala kewajiban finansialnya jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Suatu
perusahaan dikatakan Solvabel jika perusahaan itu mempunyai aktiva yang cukup untuk
membayar semua hutang-hutangnya , baik yang jangka panjang maupun jangka pendek. Jika
perusahaan tidak mempunyai cukup aktiva untuk membayar segala hutangnya, maka
perusahaan tersebut dikatakan insolvabel. Dalam hubungan antara likuiditas dan
solvabilitas ada empat kemungkinan yang dapat dialami oleh perusahaan yaitu :

a. Perusahaan yang likuid tetapi insolvable


b. Perusahaan yang likuid dan solvable
c. Perusahaan yang solvabel tetapi ilikuid
d. Perusahaan yang insolvabel dan ilikuid

Tingkat solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, yaitu :


a. Total Debt to Equity Ratio

Total Debt Equty Ratio = (Total Utang/Ekuitas) x 100%

Tahun 20X2

Total Debt Equity Ratio = (Rp170.000.000/ Rp455.000.000) x 100% = 0,37%

Tahun 20X1

Total Debt Equity Ratio = (Rp180.000.000/ Rp414.000.000) x 100% = 0,43%

b. Total Debt to Asset Ratio

Total Debt to Asset Ratio = (Total Utang/Total Aktiva) x 100%

Tahun 20X2

Total Debt to Asset Ratio = (Rp170.000.000/ Rp625.000.000) x 100% = 0,272%

Tahun 20X1

Total Debt to Asset Ratio = (Rp180.000.000/ Rp594.000.000) x 100% = 0,303%

4. Rentabilitas Perusahaan
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan anatara laba dengan aktiva atau
modal yang menghasilkan laba tersebut. Perhitungan rentabilitas berbeda-beda untuk setiap
perusahaan. Hal ini terjadi karena perbedaan antara aktiva dan laba yang mana yang akan
dibandingkan dengan yang lain. Oleh karena penyajian Laporan Laba Rugi diatas belum
disertakan dengan pajaknya, maka untuk perhitungan (analisis ratio Rentabilitas) belum bisa
dilakukan atau dihitung. Adapun cara penilaian Rentabilitas adalah sebagai berikut

a. Gross Provit Margin (Margin Laba Kotor)

Rumus :

GPM = (Laba Kotor/Penjualan Bersih) x 100%

b. Net Profit Margin (Margin Laba Besih)

Rumus :

NPM = (Laba Setelah Pajak/Total Aktiva) x 100%


c. Earning Power of Total Investment

Rumus :

EPTI = (Laba Sebelum Pajak/Ekuitas) x 100%

d. Return On Equity (Pengembalian Atas Equitas)

Rumus :

ROE = (Laba Setelah Pajak/Ekuitas) x 100%

Anda mungkin juga menyukai