Anda di halaman 1dari 18

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS

DAN TEGANGAN TINGGI

LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN


LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS INDONESIA
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

MODUL 1

PENGANTAR TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI

Tegangan Tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik adalah semua tegangan yang
dianggap cukup tinggi oleh para teknisi listrik sehingga diperlukan pengujian dan pengukuran
dengan tegangan tinggi yang semuanya bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik tertentu
atau dimana gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi. Batas yang menyatakan kapan suatu
tegangan dapat dikategorikan dalam Tegangan Tinggi (High Voltage), Tegangan Tinggi Sekali
(Extra High Voltage), atau Ultra Tegangan Tinggi (Ultra High Voltage) berbeda-beda untuk
setiap negara atau perusahaan tenaga listrik di negara-negara tersebut dan biasanya tergantung
pada kemajuan tekniknya masing-masing.

Secara umum, ada tiga jenis tegangan tinggi yang akan diukur dalam pengujian
tegangan tinggi, yaitu tegangan tinggi bolak-balik, tegangan tinggi searah, dan tegangan tinggi
impuls. Pengujian tegangan tinggi pada umumnya diperlukan untuk mengetahui apakah
peralatan tegangan tinggi yang diuji masih memenuhi standar kualitas dan kebutuhan yang
dispesifikasikan pada peralatan tersebut.

Lingkup studi teknik tegangan tinggi mencakup semua masalah seperti studi tentang
korona, teknik isolasi, tegangan lebih pada sistem tenaga listrik, proteksi tegangan lebih, dan
lain-lain. Dengan begitu banyaknya masalah yang mencakup tegangan tinggi, maka
dibutuhkanlah pengujian tegangan tinggi, dengan tujuan antara lain sebagai berikut:

1. Untuk meneliti sifat-sifat listrik dielektrik yang baru ditemukan, sebagai usaha dalam
menemukan bahan isolasi yang lebih murah.
2. Untuk verifikasi hasil rancangan isolasi baru, yaitu hasil rancangan yang telah
dikurangi volume isolasinya.
3. Untuk memeriksa kualitas peralatan sebelum terpasang, hal ini dilakukan untuk
menghindarkan kerugian bagi pemakai peralatan.
4. Untuk memeriksa kualitas peralatan setelah beroperasi dalam rangka mengurangi
kerugian semasa pemeliharaan.

Peralatan yang digunakan dalam pengujian tegangan tinggi dibagi menjadi:

1
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

1. Pembangkit tegangan tinggi yang terdiri atas: pembangkit tegangan tinggi ac,
pembangkit tegangan tinggi dc, dan pembangkit tegangan tinggi impuls.
2. Alat ukur tegangan tinggi yang terdiri atas alat ukur tegangan tinggi dc, alat ukur
tegangan tinggi ac, dan alat ukur tegangan tinggi impuls.
3. Alat pengukur sifat listrik dielektrik, antara lain alat ukur rugi-rugi dielektrik, alat ukur
tahanan isolasi, alat ukur konduktivitas, dan alat ukur peluahan parsial.

Beberapa peralatan yang digunakan dalam pengujian dan pengukuran tegangan tinggi,
khususnya yang ada pada Lab Tegangan Tinggi Departemen Teknik Elektro UI, antara lain:

Digital Measurement Instrument

Trafo uji satu fasa

HV Connection

Regulating Transformer

Resistor

OT 276 control unit

Kapasitor

2
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

Isolator Oil Testing Cup

Connecting Rod

Connecting Cup

Ground Switch

Floor Pedestal

Measuring Sphere Gap

1
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

MODUL 2

PENGUJIAN ISOLASI UDARA TEGANGAN AC

I. TUJUAN

1. Mempelajari pengaruh bentuk elektroda pada kegagalan isolasi udara dengan tegangan
tinggi bolak balik
2. Mempelajari pengaruh jarak elektroda pada kegagalan isolasi udara dengan tegangan
tinggi bolak balik
3. Mengukur tegangan tinggi arus bolak balik (AC) dengan menggunakan prinsip
pembagi kapasitor

II. DASAR TEORI

A. TEGANGAN TINGGI BOLAK BALIK

Yang dimaksud dengan Tegangan Tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik adalah
semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh para teknisi listrik sehingga diperlukan
pengujian dan pengukuran dengan tegangan tinggi yang semuanya bersifat khusus dan
memerlukan teknik-teknik tertentu atau dimana gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi.
Batas yang menyatakan kapan suatu tegangan dapat dikategorikan dalam Tegangan Tinggi
(High Voltage), Tegangan Tinggi Sekali (Extra High Voltage), atau Ultra Tegangan Tinggi
(Ultra High Voltage) berbeda-beda untuk setiap negara atau perusahaan tenaga listrik di
negara-negara tersebut dan biasanya tergantung pada kemajuan tekniknya masing-masing.

Tegangan Tinggi Arus bolak balik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Tegangan
Tinggi Arus bolak balik dengan frekuensi rendah dan Tegangan Tinggi arus bolak balik dengan
frekuensi tinggi. Tujuan dari pembangkita Tegangan Tinggi yang paling utama adalah untuk
kepentingan penyaluran (transmisi) tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke Beban.Dengan
menggunakan sistem transmisi Tegangan Tinggi maka rugi-rugi yang terjadi pada sistem
transmisi dapat dikurangi karena arus yang mengalir menjadi lebih kecil, sehingga rugi-rugi
tembaga yang terjadi pada kawat transmisi juga menjadi lebih kecil.

Selain itu tegangan tinggi arus bolak balik frekuensi rendah juga diperlukan untuk
menyelidiki apakah peralatan listrik yang terpasang pada jaringan tegangan tinggi dapat
menahan tegangan yang melebihi tegangan operasinya untuk waktu terbatas. Sedangkan

1
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

tegangan Tinggi Arus bolak balik dengan frekuensi tinggi juga diperlukan untuk berbagai
macam pengujian, diantaranya adalah untuk menguji adanya kerusakan-kerusakan mekanis
(keretakan, kantong udara, dsb) pada isolator terutama isolator porselen.

Peralatan yang digunakan untuk membangkitkan tegangan tinggi bolak balik adalah
dengan menggunakan transformator, yang biasanya digunakan adalah transformator penguji
(Testing Transformator). Trafo pengujian yang digunakan memiliki perbandingan jumlah
lilitan lebih besar dibandingkan dengan Trafo Daya ( Power Transformer ) dan kapasitas kVA-
nya kecil dibandingkan dengan kapasitas Trafo Daya. Biasanya dipakai transformator satu fasa,
karena pengujian dilakukan fasa demi fasa.

B. Kegagalan pada Isolasi Udara

Pada umumnya, kegagalan peralatan listrik pada waktu sedang dipakai disebabkan oleh
kegagalan isolasi dalam menjalankan fungsinya sebagai isolator tegangan tinggi. Kegagalan
isolasi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain isolasi tersebut sudah dipakai untuk waktu
yang lama, kerusakan mekanis, berkurangnya kekuatan dielektrik, dan karena tegangan lebih.

Udara merupakan media isolasi yang paling banyak digunakan dalam teknik tegangan
tinggi. Beberapa fenomena atau gejala tegangan tinggi yang biasa terjadi antara lain skin effect,
korona, spark over dan flash over. Fenomena fisik gejala maupun kegagalan tegangan tinggi
ini salah satunya dipengaruhi oleh bentuk elektroda yang dipakai.

C. Pengukuran Tegangan Tinggi Bolak-Balik

Metode pengukuran pada Tegangan Tinggi Arus bolak balik ialah dengan
menggunakan pembagi kapasitor (capacitor divider), yakni dengan menghubungkan kapasitor
dengan sebuh voltmeter, sehingga tegangan tinggi yang hendak diukur tegangannya tidak
diukur langsung oleh voltmeter tersebut.

2
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

Dalam hal ini:

𝐶 + 𝐶𝑠
𝑉1 = 𝑉2
𝐶

Diamana:

V1 = tegangan tinggi yang hendak diukur besarnya

V2 = tegangan di voltmeter

Cs = kapasitansi voltmeter

III. PERALATAN PERCOBAAN

1. 1 buah Transformator Penguji 100kV / 10 kVA ( TEO 100 / 10 )


2. 3 buah Connecting Rod ( V )
3. 2 buah Connecting Cup ( K )
4. 2 buah Floor Pedestial ( F )
5. 1 buah Support Insulator ( IS )
6. 1 buah measuring Spark Gap ( MF )
7. 1 buah Earthing / Grounding Switch ( ES )
8. 1 buah Measuring capacitor 100 kV, 100 pF ( CM )
9. 1 buahy Electrode ( EL )
10. 2 buah Elektroda tipe jarum
11. 2 buah Elektroda tipe lempengan ( flat )
12. Kabel pengontrol jarak antar elektroda OT 271 – AKF
13. Instrumen Pengukuran Digital ( DMI 551 )

3
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

V. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Susunlah rangkaian seperti gambar 2


2. Gunakanlah elektroda tipe flat – tipe flat ( dibumikan ), pada MF
Ukurlah tegangan kegagalan yang terjadi pada elektroda tersebut dengan tegangan
bolak – balik. Pengukuran dilakukan pada jarak antar elektroda sebesar 5, 10, 20, dan
30 mm
3. Catat besarnya tegangan kegagalan yang terjadi
4. Ulangi percobaan seperti diatas untuk bermacam bentuk elektroda, yakni :
A. Tipe jarum – tipe flat ( dibumikan )
B. Tipe bola – tipe flat ( dibumikan )
C. Tipe jarum – tipe jarum ( dibumikan )
5. Catat kembali besarnya tegangan kegagalan tuntuk bermacam bentuk elektroda tersebut
pada asing-masing jarak

4
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

MODUL 3

PENGUJIAN ISOLASI UDARA TEGANGAN DC

I. TUJUAN

1. Mempelajari pengaruh bentuk elektroda pada kegagalan isolasi udara dengan tegangan
tinggi searah (DC)
2. Mempelajari pengaruh jarak elektroda pada kegagalan isolasi udara dengan tegangan
tinggi searah (DC)
3. Mengukur tegangan tinggi searah dengan menggunakan prinsip pembagi resistor

II. DASAR TEORI

A. TEGANGAN TINGGI SEARAH

Pemanfaatan tegangan tinggi searah dalam kehidupan sehari-hari memang belum


banyak dikenal secara umum bila dibandingkan dengan tegangan tinggi bolak-balik, sebagai
contohnya adalah penggunaan tegangan bolak balik pada sistem transmisim hal ini dikarenakan
kesulitan untuk membangkitkan ataupun mentrasformasikan tegangan tinggi searah karena
diperlukan perangkat inverter yang dilihat dari segi ekonomis memiliki harga yang mahal, akan
tetapi dengan menggunakan sistem transmisi diperoleh keuntungan-keuntungan antara lain :

1. Dengan tegangan puncak dan rugi daya yang sama kapasitas penyaluran dengan
tegangan searah lebih tinggi diibandingkan dengan tegangan bolak balik
2. Pengisolasian tegangan searah lebih sederhana
3. Daya guna (efisiensi) lebih tinggi karena faktor dayanya = 1
4. Pada penyaluran jarak jauh dengan tegangan searah tidak ada persoalan perubahan
frekuensi dan stabilitas

Pembangkitan tegangan searah dilakukan dengan menggunakan penyearah yang sama


dengan penyearah pada rangkaian elektronika biasa akan tetapi tentu saja dengan komponen
yang telah didesain untuk dapat menahan tegangan tinggi. Dioda yang digunakan pada
rangkaian pembangkitan tegangan tinggi searah dapat berupa dioda tabung hampa ataupun
dioda semi konduktor yang terpasang seri dengan sumber (tegangan AC) seperti terlihat pada
gambar dibawah ini :

5
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

a. Diode tabung hampa b. semikonduktor

Ditambah dengan kapasitor yang dipasang secara paralel.Dalam percobaan ini


digunakan penyearah setengah gelombang, rangkaian yang digunakan dalam percobaan kali
ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Rangkaian penyearah setengah gelombang

B. Pengukuran Tegangan Tinggi Searah

Salah satu cara pengukuran tegangan tidak langsung tegangan tinggi searah ialah
dengan mengunakan pembagi resistor ( resistor divider), yakni dengan menghubungkan
resistor dengan voltmeter, sehingga tegangan tinggi yang hendak diukur tegangannya tidak
diukur langsung oleh voltmeter tersebut.

6
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

Gambar 4. Prinsip Pembagi Resistor

Besarnya tahanan R1 jauh lebih besar dari tahanan R2, hal ini dimaksudkan agar kita dapat
mengukur tegangan pada resistor R2 (dimana tegangannya kecil), kemudian dari tegangan R2
ini kita dapatkan besarnya tegangan V1 dengan rumus:

𝑅1 + 𝑅2
𝑉1 = 𝑉2
𝑅2

III. PERALATAN PERCOBAAN

1. 1 buah Transformer Penguji 100Kv / 10kVA (TEO 100/10)


2. 3 buah connecting Rod( V)
3. 4 buah Connecting Cup (K)
4. 4 buah Floor Pedestal (F)
5. 1 buah Support Insulator(IS)
6. 1 buah Measuring Spark Gap (MF)
7. 1 buah Earthing / Ground Switch (ES)
8. 1 buah Measuring Resistor 140kV dc,280 M (RM)
9. 1 buah Electrode (EL)
10. 1 buah Impulse Capasitor 140 kV, 2500Pf(cs)
11. 2 buah Dioda Penyearah 140 kV, 20mA(GS)
12. 2 buah Elektrode tipe jarum

7
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

13. 2 buah elektrode tipe lempengan(flat)


14. Kabel pengontrol jarak antar elektrode OT 275-AKF
15. Instrumen Pengukuran Digital(DMI 551)

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 5. Rangkaian Percobaan

V. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 5.


2. Gunakan elektrode tipe flat-tipe flat( dibumikan), pada MF. Ukurlah tegangan
kegagalan yang terjadi pada elektrode tersebut dengan tegangan tinggi arus searah.
Pengukuran dilakukan pada jarak elektroda sebesar 5; 10; 20; dan 30 mm.
3. Catat besarnya tegangan kegagalan yang terjadi.
4. Ulangi percobaan diatas dengan bermacam bentuk elektroda tipe Jarum-tipe flat
(dibumikan)
5. Catat kembali besarnya tegangan kegagalan untuk bermacam bentuk elektrode
tersebut pada masing-masing jarak.

8
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

MODUL 4

PENGUJIAN ISOLASI ZAT CAIR

I. TUJUAN
1. Mengetahui karakteristik kegagalan isolasi zat cair
2. Mengetahui pengaruh jarak elektroda terhadap tegangan gagal pada isolator zat cair

II. DASAR TEORI

Isolasi berfungsi untuk memisahkan bagian-bagian yang mempunyai beda tegangan


agar diantara bagian-bagian tersebut tidak terjadi lompatan listrik (flash over) atau percikan
(spark over). Kegagalan isolasi pada peralatan tegangan tinggi yang terjadi pada saat peralatan
sedang beroperasi bisa menyebabkan kerusakan alat sehingga kuntinuitas sistem menjadi
terganggu.Dari beberapa kasus yang terjadi menunjukkan bahwa kegagalan isolasi ini
berkaitan dengan adanya partial discharge.Partial discharge ini dapat terjadi pada material
isolasi padat, material isolasi cair, dan juga material isolasi gas.

Kegagalan pada material isolasi cair ini disebabkan oleh :

1. Teori kegagalan murni atau elektronik (yang merupakan perluasan teori kegagalan dalam
gas), artinya dalam proses kegagalan yang terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan
yang terjadi dalam gas.
2. Teori kegagalan gelembung udara atau kavitasi.
Adanya gelembung udara dalam cairan merupakan awal dan penyebab kegagalan total dari
zat cair dengan adanya gelembung pada zat cair dan tercampurnya material isolasi cair.
3. Teori kegagalan bola cair
Ketidakmurnian yang tidak stabil dalam medan listrik (misalnya bola-bola air) dapat
merupakan jembatan bertahanan rendah diantara elektroda dan dapat mengakibatkan
kegagalan.
4. Teori kegagalan ketidakmurnian padat
Ketidakmurnian (misalnya butiran penghantar padat) dapat menyebabkan pembesaran
medan listrik setempat. Apabila medan dalam zat cair melebihi nilai kritis titik tertentu
maka di tempat itu zat cair akan gagal dan dapat menyebabkan kegagalan total.

9
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

Beberapa sifat yang harus dipunyai oleh suatu isolasi zat cair adalah sebagai berikut:

1. Viskositas yang rendah


Viskositas harus rendah sehingga isolasi zat cair dapat bersirkulasi dengan mudah dan air
yang muncul pada perubahan suhu dari hawa mengembun dalam minyak dapat mengendap
dengan cepatnya (sebagai sifat pendingin)
2. Zat cair tersebut harus mempunyai sifat-sifat elektris yang baik (tegangan tembus yang
tinggi sebagai parameter isolasi)
3. Zat cair tersebut harus stabil.

III. PERALATAN PERCOBAAN


1. 1 buah Transformer Penguji 100kV/10kVA (TEO 100/10)
2. 3 buah Connecting Rod (V)
3. 2 buah Connecting Cup (K)
4. 2 buah Floor Pedestal (F)
5. 1 buah Support Insulator (IS)
6. 1 buah bejana pengujian dengan elektroda Rogohwski (MF)
7. 1 buah Earthing / Grounding Switch (ES)
8. 1 buah Measuring Capacitor 100kV, 100pF (CM)
9. 1 buah Electrode (EL)
10. 2 buah Elektrode tipe jarum
11. 2 buah Elektrode tipe lempengan (flat)
12. Kavel pengontrol jarak antar electrode OT 275-AKF
13. Instumen Pengukuran Digital (DMI 551)
14. Isolator zat cair (minyak trafo, minyak torsi, minyak kelapa, dll)

10
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 1

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susun rangkaian seperti gambar 1.
2. Tuangkan isolator zat cair pada bejana pengujian dengan hati-hati agar tidak
menimbulkan gelembung pada minyak.
3. Diamkan selama beberapa saat agar menghilangkan gelembung udara yang masih
mungkin terjadi.
4. Atur jarak antara celah elektroda sejauh 0.5cm.
5. Hubungan bejana berisi isolator zat cair dengan rangkaian percobaan.
6. Naikkan tegangan hingga mencapai tegangan gagalnya.
7. Catat besarnya tegangan gagal.
8. Matikan alat percobaan.
9. Aduk isolator zat cair dalam bejana secara perlahan, untuk menghilangkan
gelembung udara sewaktu terjadi kegagalan.
10. Ubah jarak antar celah elektroda menjadi 1 cm dan 1.5 cm.
11. Ulangi percobaan mulai dari point 5 hingga point 9.

11
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

MODUL 5

PENGUJIAN KETIDAKMURNIAN ISOLASI ZAT CAIR

I. TUJUAN
1. Mengetahui karakteristik kegagalan isolasi zat cair
2. Mengetahui pengaruh ketidakmurnian padat terhadap tegangan gagal pada isolator zat cair

II. DASAR TEORI

Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan antara lain:

1. Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi gas,
sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum paschen.
2. Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak melalui
proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi.
3. Isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi pelepasan
muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi.

Kegagalan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena


beberapa hal antara lain:

1. Isolasi tersebut sudah lama dipakai


2. Berkurangnya kekuatan dielektrik
3. Karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih

Pada prinsipnya tegangan pada isolator merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress )
yang harus dilawan dengan gaya dalam isolator itu sendiri agar supaya isolator tidak gagal.
Dalam struktur molekul material isolasi, elektron-elektron terikat erat pada molekulnya, dan
ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh adanya
tegangan.Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila
pada bahan isolasi tersebut diberikan tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari
suatu molekul ke molekul lainnya, sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor. Krakteristik
isolator akan berubah bila material tersebut bercampur dengan bahan pengotor (impurity),
seperti adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan tegangan gagal.

12
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

III. PERALATAN PERCOBAAN


1. 1 buah Transformer Penguji 100kV/10kVA (TEO 100/10)
2. 3 buah Connecting Rod (V)
3. 2 buah Connecting Cup (K)
4. 2 buah Floor Pedestal (F)
5. 1 buah Support Insulator (IS)
6. 1 buah bejana pengujian dengan elektroda Rogohwski (MF)
7. 1 buah Earthing / Grounding Switch (ES)
8. 1 buah Measuring Capacitor 100kV, 100pF (CM)
9. 1 buah Electrode (EL)
10. 2 buah Elektrode tipe jarum
11. 2 buah Elektrode tipe lempengan (flat)
12. Kavel pengontrol jarak antar electrode OT 275-AKF
13. Instumen Pengukuran Digital (DMI 551)
14. Isolator zat cair (minyak trafo, minyak torsi, minyak kelapa, dll)
15. Pengotor/ketakmurnian padat (arang bubuk,dll)
16. Pengotor/ketakmurnian cair (air)

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 1

13
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2014

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susun rangkaian seperti gambar 1.
2. Tuangkan isolator zat cair pada bejana pengujian dengan hati-hati agar tidak
menumbulkan gelembbung pada minyak.
3. Masukkan satu cup arang bubuk sebaggai partikel ketakmurnian padat pada isolator zat
cair dalam bejana, aduk hingga rata.
4. Atur jarak antara celah elektroda sejauh 0.5 cm.
5. Hubungkan bejana berisi minyak dengan rangkaian percobaan.
6. Naikkan tegangan hingga mencapai tegangan gagalnya.
7. Catat besarnya tegangan gagal.
8. Matikan alat percobaan.
9. Aduk isolator zat cair dalam bejana secara perlahan, untuk menghilangkan gelembung
udara sewaktu terjadi kegagalan.
10. Ubah jarak antar celah elektroda menjadi 1 cm dan 1.5 cm.
11. Ulangi percobaan mulai dari point 5 hingga point 9.
12. Ulangi percobaan untuk jumlah partikel ketakmurnian padat (bubuk arang) sebanyak 2
dan 3 cup (isi ulang bejana dengan isolator zat cair yang baru).

14

Anda mungkin juga menyukai