PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hiperurisemia merupakan suatu kondisi ditandai dengan kadar asam urat di
dalam darah melebihi batas normalnya yaitu 6 mg/dL untuk wanita dan 7 mg/dL
untuk laki-laki. Deposisi kristal monosodium urat pada jaringan lunak dan
persendian disebabkan oleh tingginya kadar asam urat di dalam darah melewati
batas kelarutannya sehingga dapat menimbulkan gejala asimptomatik maupun
patologis. Timbunan kristal monosodium urat akan membentuk tofi sehingga dapat
menyebabkan reaksi peradangan seperti athritis gout akut maupun kronik.
Hiperurisemia terjadi karena berbagai faktor seperti genetik, jenis kelamin, umur,
dan faktor lingkungan. Kondisi lain seperti dislipidemia, konsumsi alkohol,
hipertensi , obesitas, hiperglikemia, diabetes mellitus, litiasis, gagal ginjal, dan
penggunaan obat-obatan seperti diuretik, siklosporin, dan aspirin dosis rendah
berkaitan dengan hiperurisemia.
1
memudahkan pasien untuk terus melanjutkan terapinya hingga mencapai kadar
asam urat normal.
B. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hiperurisemia merupakan merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai
akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan, akibat gangguan
metabolisme berupa hiperurisemia. Penyakit ini sering disebut sebagai penyakit
asam urat. Penyakit asam urat sangat berhubungan dengan hiperurisemia akibat
kelebihan produksi dari asam urat dan dipengaruhi oleh tingginya masukan
makanan yang kaya akan asam nukleat, seperti jeroan, kacang-kacangan, makanan
hasil laut, dan makanan hasil fermentasi.
Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin, suatu produk sisa
yang tidak mempunyai peran fisiologi. Manusia tidak memiliki urikase yang
dimiliki hewan, suatu enzim yang menguraikan asam urat menjadi alantoin yang
larut dalam air. Asam urat yang terbentuk setiap hari di buang melalui saluran
pencernaan atau ginjal.
Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat
darah diatas normal. Secara biokomiawi akan terjadi hiper-saturasi yaitu kelarutan
asam urat di serum yang melewati ambang batasnya. Batasan hiperurisemia secara
ideal yaitu kadar asam urat diatas 2 standar deviasi hasil laboratorium pada populasi
normal. Namun secara pragmatis dapat digunakan patokan kadar asam urat >7 mg%
pada laki-laki, dan > 6 mg% pada perempuan, berdasarkan berbagai studi
epidemologi selama ini. Keadaan hiperurisemia akan beresiko timbulnya arthritis
gout, nefropati gout, atau batu ginjal.
B. Etiologi
Asam urat disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan
purin atau eksresi asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebabkan
hiperurisemia.
3
Secara garis besar hiperurisemia dapat disebabkan karena 3 faktor, yaitu:
1. Peningkatan Produksi
Peningkatan produksi asam urat terutama bersumber dari makanan tinggi
DNA (dalam hal ini purin). Makanan yang kandungan DNAnya tinggi antara lain
hati, timus, pankreas, ginjal. Kondisi lain penyebab hiperurisemia adalah
meningkatnya proses penghancuran DNA tubuh. Yang termasuk kondisi ini antara
lain: kanker darah (leukemia), pengobatan kanker (kemoterapi), kerusakan otot.
2. Penurunan pembuangan asam urat
Lebih dari 90% penderita hiperurisemia menetap mengalami gangguan pada
proses pembuangan asam urat di ginjal. Penurunan pengeluaran asam urat terutama
disebabkan oleh kondisi asam darah meningkat (Ketoasidosis DM, kelaparan,
keracuanan alkohol, keracunan obat aspirin dll). Selain itu, penggunaan beberapa
obat (contohnya Pirazinamid-salah satu obat dalam paket terapi TBC) dapat
bepengaruh dalam menghambat pembuangan asam urat.
3. Kombinasi Keduanya
Konsumsi alkohol mempermudah terjadinya hiperurisemia, karena alkohol
meningkatkan produksi serta menurunkan pembuangan asam urat. Minuman
beralkohol contohnya Bir, terkandung purin yang tinggi serta alkoholnya
merangsang produksi asam urat di hati. Pada proses pembuangan, hasil
metabolisme alkohol menghambat pembuangan asam urat di ginjal.
C. Manifestasi Klinik
Manifestasi kliniknya meliputi ar-thritis gout, akumulasi kristal di jaringan
yang merusak tulang (to-fus), batu urat, dan nefropati gout. Biasanya ditandai
dengan gejala sebagai berikut :
1. Nyeri hebat pada malam hari
2. Sendi yang tererang tampak bengkak, merah, mengkilat dan teraba panas, sulit
digerakkan
3. Disertai pembentukan Kristal natrium urat yang dinamakan thopi
4. Terjadi deformitas (kerusakan) sendi secara kronis
4
5. Berdasarkan diagnosis dari American Rheumatism Association (ARA),
Seseorang dikatakan menderita asam urat jika memenuhi beberapa kriteria
berikut :
Terdapat kristal MSO (Monosodium urat) di dalam cairan sendi.
Terdapat Kristal MSO (Monosodium urat) di dalam thopi, ditentukan
berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik dengan sinar
terpolarisasi
Didapatkan 6 dari kriteria dibawah ini :
Terjadi serangan arthritis akut lebih dari satu kali.
Terjadi peradangan secara maksimal pada hari pertama gejala atau
serangan datang.
Merupakan arthritis monoartikuler (hanya terjadi di satu sisi
persendian).
Sendi yang terserang berwarna kemerahan.
Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa
sakit/membengkak
Serangan nyeri unilateral (di salah satu sisi) pada sendi
metatarsophalangeal
Serangan nyeri unilateral pada sendi tarsal (jari kaki)
Adanya thopi (deposit besar dan tidak teratur yang berasal dari natrium
urat) di kartilago articular (tulang rawan sendi) dan kapsula sendi
Terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah (lebih dari 7,5 mg/dl
Pada gambaran radiologis tampak kista subkortikal tanpa erosi.
Hasil kultur cairan sendi menunjukkan nilai negatif
5
sekunder dan idiopa-tik. Pada 99% kasus gout dan hiperurisemia dengan penyebab
primer, ditemukan kelainan molekuler yang tidak jelas (undefined) meskipun
diketahui adanya mekanisme undersecretion pada 80-90% kasus dan
overproduction pada 10-20% ka-sus. Sedangkan kelompok hiperurisemia dan gout
sekunder, bisa melalui mekanisme overproduction dan mekanisme undersecretion.
Faktor Risiko :
- Herediter (genetik) atau pun riwayat keluarga
Diturunkan secara herediter dalam keluarga.
- Sex (Jenis Kelamin)
Lebih umum pada pria. Pada wanita umumnya saat menopause.
- Usia
Sekitar usia 20-40 tahunan. Paling banyak menyerang pada usia 40 tahunan.
Sangat jarang menyerang anak-anak.
- Aktivitas korteks adrenal
Kortikosteroid berpengaruh terhadap timbulnya serangan gout. Ketika
korteks terstimulasi untuk melakukan produksi berlebih (misalnya oleh
ACTH, atau trauma surgical), steroid akan terkumpul akibat stimulasi
tersebut dan muncul serangan gout.
- Perubahan vaskular
Ekstremitas yang terserang gout menunjukkan kenaikan aliran dan
amplitudo darah dan menimbulkan nyeri hebat. Misalnya pada pasien
hipertensi.
- Penurunan urinary 17-ketosteroid
Terbentuk dari metabolisme adrenokortikal dan androgen testikular.
Penurunan di bawah 3 mg/24 jam dapat menimbulkan gout
- Obesitas
Penyakit gout diakibatkan karena adanya hiperurisemia dalam tubuh,
dimana pengaruh dari nutrisi dari pasien mempengaruhi terjadinya penyakit
ini jika pasien banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung purin dan
mengandung protein yang tinggi maka akan semakin rentan terkena
penyakit gout.
6
- Konsumsi alkohol
Bir bukan hanya berisi alkohol tetapi juga purin.Standard bir selain
mengandung alkohol, juga mengandung 8mg purin per 100ml.
- Fungsi ginjal menurun
Kadar asam urat menjadi sangat tinggi jika ginjal tidak dapat membuangnya
melalui air kemih.
7
obatan dapat menyebabkan hiperurisemia dan gout. Diuretik loop dan tiazid, yang
menghalangi ekskresi asam urat pada distal tubular, adalah obat penyebab
hiperurisemia. Jarang menyebabkan gout akut, tetapi mendorong terbentuknya tofi
di sekitar sendi yang rusak, terutama pada jari. Salisilat dosis rendah memberi efek
yang sama. Obat sitoksik menyebabkan produksi asam nukleat berlebih pada
pengobatan leukemia, limfoma, karena mereka meningkatkan kecepatan sel mati.
Yang perlu diketahui juga berkaitan dengan patofisiologi GA (Gout
Arthritis) adalah kelarutan asam urat berkurang pada cuaca yang dingin dan pH
yang rendah. Kemungkinan penyebab mengapa pada cuaca dingin lebih terasa
nyeri. Selain itu estrogen cenderung mendorong ekskresi asam urat, kemungkinan
penyebab mengapa insidensi perempuan premenopause rendah.
Pada penyakit gout-arthritis, terdapat gangguan kesetimbangan
metabolisme (pembentukan dan ekskresi) dari asam urat tersebut, meliputi:
1. Penurunan ekskresi asam urat secara idiopatik
2. Penurunan eksreksi asam urat sekunder, misalnya karena gagal ginjal
3. Peningkatan produksi asam urat, misalnya disebabkan oleh tumor (yang
meningkatkan cellular turnover) atau peningkatan sintesis purin (karena defek
enzim-enzim atau mekanisme umpan balik inhibisi yang berperan)
4. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin
8
pengeluaran radikal bebas toksik dan leukotrien, terutama leukotrien B.
Kematian neutrofil menyebabkan keluarnya enzim lisosom yang destruktif.
2. Makrofag yang juga terekrut pada pengendapan kristal urat dalam sendi akan
melakukan aktivitas fagositosis, dan juga mengeluarkan berbagai mediator
proinflamasi seperti IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF. Mediator-mediator ini akan
memperkuat respons peradangan, di samping itu mengaktifkan sel sinovium dan
sel tulang rawan untuk menghasilkan protease. Protease ini akan menyebabkan
cedera jaringan.
Penimbunan kristal urat dan serangan yang berulang akan menyebabkan
terbentuknya endapan seperti kapur putih yang disebut tofi/tofus (tophus) di tulang
rawan dan kapsul sendi. Di tempat tersebut endapan akan memicu reaksi
peradangan granulomatosa, yang ditandai dengan massa urat amorf (kristal)
dikelilingi oleh makrofag, limfosit, fibroblas, dan sel raksasa benda asing.
Peradangan kronis yang persisten dapat menyebabkan fibrosis sinovium, erosi
tulang rawan, dan dapat diikuti oleh fusi sendi (ankilosis). Tofus dapat terbentuk di
tempat lain (misalnya tendon, bursa, jaringan lunak). Pengendapan kristal asam urat
dalam tubulus ginjal dapat mengakibatkan penyumbatan dan nefropati gout.
9
1. Terapi Non-Farmakologi
Terapi non farmakologi merupakan pilihan utama penyakit gout sebelum
pasien mengkonsumsi obat.
Lifestyle
Diet
2. Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi dilakukan apabila terapi non farmakologi tidak mampu
mengatasi tingginya kadar asam urat sehingga perlu diberikan obat-obatan yang
dapat mengatasi serangan akut maupun kronik. Tujuan terapi serangan artritis gout
akut adalah menghilangkan gejala, sendi yang sakit harus diistirahatkan dan terapi
10
obat dilaksanakan secepat mungkin untuk menjamin respon yang cepat dan
sempurna.
Ada tiga pilihan obat untuk artritis gout akut yaitu NSAID, kolkisin,
kortikosteroid dimana masing-masing golongan memiliki keuntungan dan
kerugian. Pemilihan untuk penderita tetentu tergantung pada beberapa faktor,
termasuk waktu onset dari serangan yang berhubungan dengan terapi awal,
kontraindikasi terhadap obat karena adanya penyakit lain, efikasi serta resiko
potensial. NSAID biasanya lebih dapat ditolerir dibanding kolkhisin dan lebih
mempunyai efek yang dapat diprediksi (Depkes, 2006).
Untuk penderita artritis gout yang mengalami peptic ulcers , perdarahan
atau perforasi sebaiknya mengikuti standar atau guideline penggunaan NSAID.
Kolkisin dapat menjadi alternatif namun memiliki efek kerja yang lebih lambat
dibandingkan dengan NSAID. Kortikosteroid baik secara oral, intraartikular,
intramuskular, ataupun intravena lebih efektif diberikan pada gout monoartritis,
penderita yang tidak toleran terhadap NSAID dan penderita yang mengalami
refrakter terhadap pengobatan lainnya (Jordan et al, 2007).
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sebaiknya pengobatan serangan
artritis gout diobati dalam 24 jam pertama serangan, salah satu pertimbangan
pemilihan obat adalah berdasarkan tingkatan nyeri dan sendi yang terkena.Terapi
kombinasi dapat dilakukan pada kondisi akut yang berat dan serangan artritis gout
terjadi pada banyak sendi besar. Terapi kombinasi yang dilakukan adalah kolkisin
dengan NSAID, kolkisin dan kortikosteroid oral, steroid intraartikular dan obat
lainnya. Untuk kombinasi NSAID dengan kortikosteroid sistemik tidak disarankan
karena dikawatirkan menimbulkan toksik pada saluran cerna (Khanna
et al, 2012). Obat golongan NSAID yang direkomendasikan sebagai lini pertama
pada kondisi artritis gout akut adalah indometasin, naproxen, dan sulindak. Ketiga
obat tersebut dapat menimbulkan efek samping serius pada saluran cerna, ginjal,
dan perdarahan saluran cerna. Obat golongan cyclooxigenase 2 inhibitor (COX 2
inhibitor) seperti celecoxib merupakan pilihan pada penderita artritis gout dengan
masalah pada saluran cerna (Cronstein dan Terkeltaub, 2006).
11
Kolkisin oral merupakan salah satu obat pilihan utama ketika terjadi
serangan gout artritis akut, akan tetapi pemberian obat ini tidak dianjurkan pada
penderita yang onset serangannya telah lebih dari 36 jam. Pemberian kolkisin
dimulai dengan loading dosis sebesar 1,2 mg dan diikuti dengan 0,6 mg satu jam
kemudian sebagai profilaksis diberikan 12 jam kemudian dan dilanjutkan sampai
serangan artritis gout akut berhenti dan dosis maksimal kolkisin 2 mg per hari
(Khanna et al, 2012).
Pemilihan kortikosteroid sebagai terapi inisial serangan gout artritis akut
direkomendasikan untuk mempertimbangkan jumlah sendi yang terserang. Satu
atau dua sendi kecil yang terserang sebaiknya menggunakan kortikosteroid oral,
namun jika sendi yang terserang adalah sendi besar, disarankan pemberian
kortikosteroid intraartikular. Kortikosteroid oral dapat diberikan seperti prednison
0,5 mg/kg/hari dengan lama pemberian 5 sampai 10 hari atau2 sampai 5 hari dengan
dosis penuh kemudian ditappering off selama 7 sampai 10 hari (Khanna et al, 2012).
Didapatkannya peran NLRP3 inflamasom yang mana menghasilkan IL-1â
diasumsikan sitokin ini dapat menjadi target terapi untuk keadaan inflamasi artritis
gout. IL-1 inhibitor, rilonacept juga menunjukkan keefektifan dalam menekan
artritis gout akut dan kadar C reactive protein (Baker dan Schumacher, 2010).
Obat golongan xantin oksidase inhibitor seperti alopurinol dan febuxostat
direkomendasikan sebagai lini pertama untuk pengobatan atau urate lowering
therapy (ULT) pada penderita artritis gout (Terkeltaub, 2009). Dosis awal
alopurinol yang diberikan sebaiknya tidak lebih dari 100 mg perhari dan dosis ini
dikurangi apabila didapatkan CKD, namun dosis pemeliharaan dapat mencapai 300
12
mg perhari walaupun menderita CKD. Direkomendasikan untuk meningkatkan
dosis pemeliharaan alopurinol tiap 2 sampai 5 minggu untuk mendapatkan dosis
yang efektif bagi penderita artritis gout, untuk itu perlu dilakukan monitor kadar
asam urat tiap 2 sampai 5 minggu selama titrasi alopurinol (Khanna et al, 2012).
Febuxostat merupakan obat golongan xantin oksidase inhibitor yang
direkomendasikan sebagai terapi hiperurisemia pada penderita artritis gout yang
memiliki kontraindikasi ataupun intoleransi terhadap alopurinol (NICE, 2008).
Febuxostat memiliki struktur yang berbeda dengan alopurinol, bersifat lebih poten
terhadap xantin oksidase dan tidak memiliki efek terhadap enzim lain pada
metabolisme purin dan pirimidin. Dosis yang disarankan adalah 80 mg perhari, dan
dapat ditingkatkan 120 mg perhari bila target kadar asam urat tidak tercapai setelah
2 sampai 4 minggu (Edwards, 2009).
Obat lain yang diberikan pada artritis gout adalah probenesid, obat golongan
urikosurik ini diberikan sebagai alternatif lini pertama pengobatan apabila
didapatkan kontraindikasi terhadap obat golongan xantin oksidase inhibitor. Dosis
yang diberikan pada orang dewasa yakni 500 mg, diberikan 2 kali perhari dan dosis
maksimal 2 gram perhari. Namun obat ini tidak dapat diberikan pada penderita yang
mengalami penurunan fungsi ginjal dan riwayat batu saluran kemih (Khanna et al,
2012).
13
Skema Penatalaksanaan
14
15
1. Analgetik
NSAID
- Diklofenak
Indikasi
Mengurangi rasa nyeri
Dosis
Kalium diklofenak : 50 mg tiap 8-12 jam
Natrium diklofenak : 50 mg tiap 8 jam atau 75 mg tiap 12 jam
Extended release : 100 mg/hari atau dapat ditnigkatkan 100 mg tiap 12
jam
Mekanisme Kerja
Menghambat cyclooxygenase COX1 dan COX2 sehingga menghambat
sintesis prostaglandin
Efek Samping
Distensi abdominal dan flatulen
Konstipasi
Diare
Lemah
Dispepsia
Nyeri abdomen
Udem
Retensi cairan
Pusing
Mual dan muntah
Pruritus
16
Interaksi Obat
Captopril berinteraksi dengan diklofenak secara farmakodinamik
antagonis karena NSAID dapat mengurangi sintesis prostaglandin
vasodilatasi ginjal.
Methotreksat berinteraksi dengan diklofenak karena dapat
meningkatkan level methotreksat dengan cara menurunkan klirens
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap diklofenak
Pasien riwayat pendarahan saluran pencernaan
Pengobatan perioperatif nyeri pada operasi CABG
Kategori Kehamilan
C, hindari penggunaan pada kehamilan terlambat (dapat menyebabkan
kelahiran prematur)
D, jika > 30 minggu setelah gestasi
17
- Indometasin
Indikasi
Mengurangi rasa nyeri
Dosis
50 mg tiap 8 jam selama 3-5 hari, dosis dapat dikurangi saat nyeri sudah
dibawah kontrol
Mekanisme Kerja
Menghambat sintesis prostaglandin pada jaringan tubuh dengan
menghambat COX1 dan COX2
Efek Samping
Gangguan ginjal
Jaundice
Gangguan hati
Pusing
Interaksi Obat
Captopril berinteraksi dengan indometasin secara farmakodinamik
antagonis karena NSAID dapat mengurangi sintesis prostaglandin
vasodilatasi ginjal.
Methotreksat berinteraksi dengan indometasin karena dapat
meningkatkan level methotreksat dengan cara menurunkan klirens
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap indometasin
Pasien riwayat pendarahan saluran pencernaan
Pengobatan perioperatif nyeri pada operasi CABG
18
Perhatian dan Peringatan
Pasien yang mengalami bronkospasma, penyakit jantung, hipertensi,
retensi cairan, gangguan ginjal berat dan merokok
Penurunan agregasi platelet dan adhesi sehingga memperpanjang waktu
pendarahan
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
hipovolemia, gagal jantung dan disfungsi hati
Terapi dapat meningkatkan resiko hiperkalemia
Dapat menyebabkan pandangan kabur
Kategori Kehamilan
C
- Celexocib
Indikasi
Mengurangi rasa nyeri
Dosis
100-200 mg tiap 12 jam
Mekanisme Kerja
Menghambat COX2 saja sehingga menghambat sintesis prostaglandin
Efek Samping
Pusing
Meningkatkan tekanan darah
Demam
Dispepsia
19
Interaksi Obat
Captopril berinteraksi dengan indometasin secara farmakodinamik
antagonis karena NSAID dapat mengurangi sintesis prostaglandin
vasodilatasi ginjal
Methotreksat berinteraksi dengan indometasin karena dapat
meningkatkan level methotreksat dengan cara menurunkan klirens
Kontraindikasi
Alergi pada aspirin
Hepatitis kronik
Perioperatif operasi bypass
Kategori Kehamilan
C
D saat gestasi ≥ 30 minggu
- Naproxen
Indikasi
Mengurangi rasa nyeri
Dosis
750 mg sebagai dosis awal kemudian diturunkan menjadi 250 mg tiap 8
jam
20
Extented release : 1000-1500 mg/hari, kemudian diturunkan menjadi
1000mg/hari
Mekanisme Kerja
Menghambat sintesis prostaglandin pada jaringan tubuh dengan
menghambat COX1 dan COX2
Efek Samping
Gangguan ginjal
Jaundice
Gangguan hati
Pusing
Interaksi Obat
Captopril berinteraksi dengan naproxen secara farmakodinamik
antagonis karena NSAID dapat mengurangi sintesis prostaglandin
vasodilatasi ginjal.
Methotreksat berinteraksi dengan naproxen karena dapat meningkatkan
level methotreksat dengan cara menurunkan klirens
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap naproxen
Pasien riwayat pendarahan saluran pencernaan
Pengobatan perioperatif nyeri pada operasi CABG
21
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
hipovolemia, gagal jantung dan disfungsi hati.
Terapi dapat meningkatkan resiko hiperkalemia
Dapat menyebabkan pandangan kabur
Kategori Kehamilan
Tidak ketahui, naproxen dapat terdistribusi ke air susu ibu
SAD
- Metil prednisolon
Indikasi
Mengurangi rasa nyeri
Dosis
4 mg tiap 8 jam
Mekanisme Kerja
Mengontrol dan mencegah inflamasi dengan mengontrol laju sintesis
protein, migrasi supresi PMNs dan fibroblast
Efek Samping
Supresi adrenal
Amenorea
Udem
Glukosa intolaransi
Pusing
22
Interaksi Obat
Claritomisin dapat meningkatkan lebel kolkisin dengan mempengaruhi
enzim CYP34A dalam metabolisme obat di hati
Kontraindikasi
Infeksi serius yang tidak diobati
Hipersensitif
Pemberian intratekal
Infeksi jamur sistemik
Kategori Kehamilan
C
Obat terdistribusi ke air susu ibu
2. Allopurinol
Zyloric®
Puricemia®
Indikasi
Mengurangi kadar asam urat di dalam darah
Dosis
Gout
Ringan
Dosis awal 100 mg/hari tingkatkan dalam seminggu menjadi 200-300
mg/hari
23
Sedang-berat
Dosis awal 100 mg/hari tingkatkan dalam seminggu menjadi 400-600
mg/hari
Dosis minimum 100-200 mg/hari dan dosis maksimum 800 mg/hari
Mekanisme Kerja
Inhibitor xantin oksidase sehingga dapat menghambat konversi
hipoxhantin xanthin asam urat
Menurunkan produksi asam urat tanpa menganggu sintesis purin vital
Efek Samping
Ruam kulit
Mual
Muntah
Gagal ginjal
Interaksi Obat
Allopurinol meningkatkan level azathioprin, teofilin dan warfarin
dengan cara menurunkan metabolismenya
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap allopurinol
24
Resiko hipersensitif meningkat pada pasien dalam pengobatan ACE
inhibitor dan tiazid
Menjaga kebutuhan asupan cairan untuk menghasilkan output urin
2L/hari
Penggunaan bersamaan amoksisilin atau ampisilin dapat meningkatkan
resiko kulit ruam.
Kategori Kehamilan
C dan terdistribusi pada air susu ibu
3. Probenesid
Probenid®
Indikasi
Menurunkan kadar asam urat di dalam darah
Dosis
Gout
250 mg 2xsehari selama 1 minggu, tingkatkan dosis menjadi 500 mg 2x
sehari
Maksimum dosis 2 gram/hari
500 mg tiap 4 minggu
Jika serangan gout tidak terjadi dalam 4 bulan dan kadar asam urat
dalam rentang normal maka dosis diturunkan menjadi 500 mg tiap 6
bulan
Mekanisme Kerja
Menghambat reabsorpsi urat di tubular sehingga meningkatkan eksresi
asam urat
25
Efek Samping
Pusing
Mual
Muntah
Ruam
Nafsu makan menurun
Lesu
Interaksi Obat
Pemberian probenecid bersamaan dengan methotreksat dapat
meningkatkan konsentrasi obat methotreksat dalam serum
Pemberian probenecid bersamaan dengan asam salisilat dapat
mengurangi efek probenecid
Kontraindikasi
Anak dibawah 2 tahun
Batu ginjal asam urat
Gout atritis akut
Hipersensitif
Diskrasia darah
Terapi bersamaan dengan aspirin
26
Pemberian probenecid bersamaan dengan penisilin pada pasien gagal
ginjal tidak direkomendasikan
Kategori Kehamilan
B dan belum diketahui obat ini terdistribusi ke air susu ibu atau tidak
4. Kolkisin
Indikasi
Gout akut
Dosis
1,2 mg pada gejala pertama, 0,6 mg setelah 1 jam kemudian, tidak lebih
dari 1,8 mg dalam 1 jam
Profilaksis 0,6 mg tiap 12 jam tidak lebih dari 1,2 mg/hari
Mekanisme Kerja
Menganggu fungsi cytoskeletal sehingga menghambat polimerisasi β
tubulin menuju mikrotubula akibatnya tidak terjadi aktivasi, degranulasi
dan migrasi neutrofil sebagai media beberapa gejala gout.
Efek Samping
Gangguan pencernaan seperti diare, mual, muntah, dan nyeri abdomen
Interaksi Obat
Claritomisin dapat meningkatkan lebel kolkisin dengan mempengaruhi
enzim CYP34A dalam metabolisme obat di hati
Kontraindikasi
Obat yang dimetabolisme di hati dengan menghambat secara kuat enzim
CYP34A seperti claritomisin
27
Hipersensitif terhadap kolkisin
Kategori Kehamilan
C
Obat terdistribusi ke air susu ibu
28
BAB III
PEMBAHASAN
Resep 1
S 1dd I
Pro : Fachurozi
Umur : 55 tahun
Skrining Resep
1. Skrining Administrasi
PADA RESEP
No. URAIAN
ADA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1 Nama dokter
2 SIP dokter
3 Alamat dokter
4 Nomor telepon
5 Tempat dan tanggal penulisan
resep
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan
resep (R/)
Prescriptio/Ordonatio
7 Nama Obat
8 Kekuatan obat
29
9 Jumlah obat
Signatura
10 Nama pasien
11 Jenis kelamin
12 Umur pasien
13 Berat badan
14 Alamat pasien
15 Aturan pakai obat
16 Iter/tanda lain
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter
Kesimpulan:
Resep tidak lengkap karena tidak ada data berat badan, alamat pasien dan
tanda tangan dokter
Solusi
Data yang tidak lengkap ditanyakan langsung ke pasien
2. Pertimbangan Klinis
NAMA
NO KOMPOSISI INDIKASI
OBAT
1. Neumed Tiap 1 tablet mengandung Mengurangi rasa
50 mg natrium diklofenak, nyeri bagian
50 mg vitamin B1, 50 mg perifer
vitamin B6, dan 1 mg
vitamin B12
DOSIS OBAT
30
DOSIS MENURUT
NO NAMA OBAT DOSIS DI RESEP
LITERATUR
1 Neumed I kali pakai : 50 mg 50 mg tiap 8-12 jam tidak
1 hari : 2x50 mg = boleh lebih dr 3 tablet (150
100 mg mg/hari)----dosis sesuai
KESIMPULAN :
Dosis neumed, blopress dan zyloric sudah sesuai
ATURAN PAKAI
ATURAN PAKAI
ATURAN PAKAI DI
NO NAMA OBAT MENURUT
RESEP
LITERATUR
1. Neumed 2 kali sehari 1 tablet 2-3 kali sehari tidak lebih
dari 150 mg/harii -----
sesuai
31
Aturan pakai neumed, blopress dan zyloric sudah sesuai
PEMILIHAN OBAT:
Pada Resep
No Kategori
sesuai Tidak sesuai
1. Bentuk sediaan
2. Pemilihan Obat sesuai Umur
pasien
Solusi
Pemilihan obat sudah sesuai baik bentuk sediaannya maupun umur pasien
INTERAKSI OBAT
Jenis
NO Nama Obat 1 Nama Obat 2 Mekanisme Interaksi
Interaksi
SOLUSI :
32
3. Karakteristik Obat
1) Neumed®
Komposisi:
Natrium diklofenak 50 mg
Vitamin B1 50 mg
Vitamin B6 50 mg
Vitamin B12 1 mg
Indikasi:
Mengurangi rasa nyeri bagian perifer
Dosis:
50 mg tiap 8-12 jam tidak boleh lebih dr 3 tablet (150 mg/hari)
Pemberian Obat:
Setelah makan
Mekanisme Kerja:
Menghambat enzim cyclooxygenase COX1 dan COX2 sehingga menghambat
sistesis prostaglandin sebagai mediator nyeri
Kontra Indikasi:
- Hipersensitif terhadap diklofenak
- Pengobatan nyeri perioperatif yang berhubungan dengan CABG(operasi bypass)
- Pendarahan pada saluran pencernaan
Peringatan:
- Hati-hati penggunaannya pada pasien bronkospasma
- Hati-hati penggunaannya pada pasien jantung dan CHF, hipertensi, retensi
cairan, gangguan ginjal berat, pasien yang merokok dan SLE, Penggunaan
jangka panjang dapat menyebabkan nekrosis papilaris ginjal
- Dapat menyebabkan pandangan kabur dan reaksi kulit serius
Efek Samping:
- Nyeri abdomen
- Konstipasi
33
- Flatulen
- Diare
- Lemah
- Udem
- Dispepsia
- Mual
- Muntah
- Pusing
Interaksi Obat:
- Captopril berinteraksi dengan diklofenak secara farmakodinamik antagonis
karena NSAID dapat mengurangi sintesis prostaglandin vasodilatasi ginjal.
- Methotreksat berinteraksi dengan diklofenak karena dapat meningkatkan level
methotreksat dengan cara menurunkan klirens.
- NSAID menurunkan sintesis prostaglandin vasodilatasi ginjal sehingga
mempengaruhi homeostatis cairan dan mengurangi efek antihipertensi
candesartan
Kategori kehamilan:
C
D, Jika lebih dari ≥30 minggu gestasi
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari langsung
2) Blopress
Komposisi:
Candesartan 8 mg
Indikasi:
Menurunkan tekanan darah
Dosis:
8-32 mg/hari
34
Pemberian Obat:
Sebelum makan
Mekanisme Kerja:
Memblok reseptor angiotensin II dimana obat ini mencegah angiotensin II berikatan
dengan reseptornya sehingga tidak terjadi vasokontriksi dan efek aldosteron
Kontra Indikasi:
- Hipersensitif terhadap candesartan
- Gangguan hati berat
Peringatan:
- Hati-hati penggunaannya pada pasien riwayat angioedema
- Hati-hati penggunaannya pada pasien riwayat hipovolemia
- Resiko hipotensi
- Pasien riwayat CHF perlu dilakukan penyesuaian dosis
Efek Samping:
- Edema perifer
- Lemah
- Hipertrigliserida
- Hiperurisemia
- Nyeri abdomen
- Diare
- Mual
- Nyeri dada
- Angina
Interaksi Obat:
- NSAID menurunkan sintesis prostaglandin vasodilatasi ginjal sehingga
mempengaruhi homeostatis cairan dan mengurangi efek antihipertensi
candesartan
Kategori kehamilan:
D, hentikan penggunaan saat kehamilan sudah diketahui pada trimester 2 dan 3 obat
bekerja langsung terhadap angiotensin-renin yang berhubungan dengan luka pada
fetus termasuk hipotensi, hipoplasia, anuria, gangguan ginjal dan kematian
35
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari langsung
3) Zyloric
Komposisi:
Allopurinol 300 mg
Indikasi:
Menurunkan kadar asam urat di dalam darah
Dosis:
100-800 mg/hari
Pemberian Obat:
Sebelum atau sesudah makan
Mekanisme Kerja:
- Menghambat enzim xanthin oksidase sehingga menghambat hipoxantin
xanthin asam urat
- Menurunkan produksi asam urat tanpa mengganggu sintesis utama purin
Kontra Indikasi:
- Hipersensitif terhadap allopurinol
Efek Samping :
- Ruam kulit
- Mual
- Muntah
- Gagal ginjal
Interaksi Obat :
- Allopurinol meningkatkan level azathioprin, teofilin dan warfarin dengan
cara menurunkan metabolismenya
36
Kontraindikasi :
- Hipersensitif terhadap allopurinol
Kategori Kehamilan :
- C dan terdistribusi pada air susu ibu
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari langsung
37
4. Identifikasi Masalah yang Berkaitan dengan Obat (DRP)
Keterangan dan
Jenis DRP Keterangan
rekomendasi
5. Informasi Obat
- Pasien dianjurkan minum cukup (8-10 gelas atau 2,5 Liter/hari) agar
membantu eksresi asam urat dan melarutkan kristal yang terbentuk dalam
sendi
38
- Menjaga berat badan sesuai BMI normal (< 25)
- Mengurangi konsumsi alkohol (jika pasien meminum alkohol)
- Rajin berolahraga
- Mengatur pola diet
Resep 2
R/ Atofar 20 No. XV
Ganti hari (malam)
malam
R/ Recolfar No. X
Skrining Resep
1. Administrasi
PADA RESEP
No. URAIAN
ADA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1 Nama dokter
2 SIP dokter
3 Alamat dokter
4 Nomor telepon
39
5 Tempat dan tanggal penulisan
resep
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan
resep (R/)
Prescriptio/Ordonatio
7 Nama Obat
8 Kekuatan obat
9 Jumlah obat
Signatura
10 Nama pasien
11 Jenis kelamin
12 Umur pasien
13 Berat badan
14 Alamat pasien
15 Aturan pakai obat
16 Iter/tanda lain
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter
Kesimpulan:
Resep tidak lengkap karena tidak ada data umur, berat badan, tanggal
penulisan resep dan tanda tangan dokter
Solusi
Data yang tidak lengkap ditanyakan langsung ke pasien
2. Pertimbangan Klinis
NAMA
NO KOMPOSISI INDIKASI
OBAT
1. Atofar Tiap 1 tablet mengandung Mengurangi kadar
20 mg Artovastatin kolesterol di dalam
Kalsium darah
4. Recolfar
40
Tiap 1 tablet mengandung Mengurangi
0,5 mg kolkisin inflamasi akibat
serangan gout
athiritis akut
DOSIS OBAT
DOSIS MENURUT
NO NAMA OBAT DOSIS DI RESEP
LITERATUR
1. Atofar I kali pakai : 20 mg 10 – 80 mg/hari)----dosis
Atorvastatin sesuai
=
KESIMPULAN :
Dosis atofar, alluric dan recolfar sudah sesuai, namun dosis profibrat melebihi
dari dosis lazim sehingga perlu konfirmaai ke dokter dan berikan rokemdasi
pengguaan dosis 40-160 mg/hari.
41
ATURAN PAKAI
ATURAN PAKAI
ATURAN PAKAI DI
NO NAMA OBAT MENURUT
RESEP
LITERATUR
1. Atofar malam 1 kali sehari ----- sesuai
Atorvastatin ganti hari
PEMILIHAN OBAT:
Pada Resep
No Kategori
sesuai Tidak sesuai
1. Bentuk sediaan
2. Pemilihan Obat sesuai Umur
pasien
42
INTERAKSI OBAT
Jenis
NO Nama Obat 1 Nama Obat 2 Mekanisme Interaksi
Interaksi
SOLUSI :
Penggunaan obat harus di atur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi penggunaan
obat yang beinteraksi secara bersamaan. Penggunaan harus dibawah pengawasan
dokter dan apoteker karena berresiko menyebkan rhadbomiolisis.
43
4. Karakteristik Obat
1) Atofar®
Komposisi:
Atorvastatin 20 mg
Indikasi:
Mengurangi kadar kolesterol di dalam darah
Dosis:
10 - 80 mg/ hari
Pemberian Obat:
Sebelum makan pada malam hari
Mekanisme Kerja:
Menghambat enzim HMG-CoA reduktase sehingga menghambat rate limiting step
biosintesis kolesterol secara kompetitif menghambat HMG-CoA reduktase
Kontra Indikasi:
- Hipersensitif terhadap atorvastatin
- Ibu hamil dan menyusui
- Gangguan fungsi hati
Peringatan:
- Obat ini dapat meningkatkan kadar gula dan HbA1c
- Hati-hati penggunaannya pada pasien lansia karena beresiko terjadi miopati
- Resiko rhabdomiolisis
Efek Samping:
- Diare
44
- Nasofaringitis
- Arthalgia
- Insomnia
- Mual
- Dispepsia
Interaksi Obat:
- Atovarstatin dengan fenofibrat, kedua obat ini memiliki indikasi yang sama
sehingga dapat meningkatkan resiko terjadi rhabdomiolisis
Kategori kehamilan:
X, tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan menyusui
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari langsung
2) Profibrat®
Komposisi:
Fenofibrat 300 mg
Indikasi:
Mengurangi kadar kolesterol di dalam darah
Dosis:
40 - 160 mg/ hari
Pemberian Obat:
Bersamaan dengan makanan pada malam hari
Mekanisme Kerja:
Meningkatkan katabolisme VLDL, oksidasi asam lemak dan
mengeliminasi partikel trigliserida dengan meningkatkan sintesis
lipoprotein lipase akibatnya 30-60% dapat menurunkan trigliserida total
plasma, HDL meningkat pada beberapa pasien.
Kontra Indikasi:
- Hipersensitif terhadap fenofibrat
- Penyakit batu empedu
45
- Gangguan fungsi hati dan ginjal berat
Peringatan:
- Hentikan penggunaan jika telah diketahui pasien didiagnosa memiliki
penyakit batu empedu
- Hati-hati penggunaannya pada pasien lansia karena beresiko terjadi
miopati
- Resiko rhabdomiolisis
- Fenofibrat meningkatkan eksresi kolesterol ke kantong empedu
Efek Samping:
- Meningkatkan LFT’s
- Gangguan pernapasan
- Nyeri abdomen
- Nyeri punggung
- Pusing
- Mual
- Konstipasi
Interaksi Obat:
Fenofibrat dengan kolkisin dapat meningkatkan resiko terjadi
rhabdomiolisis karena fenofibrat meningkatkan efek kolkisin melalui
sekresi transpoter P-glikoprotein (MDR1).
Kategori kehamilan:
C , tidak boleh direkomendasikan pada ibu menyusui
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari langsung
3) Alluric®
Komposisi:
Allopurinol 300 mg
Indikasi:
Menurunkan kadar asam urat di dalam darah
46
Dosis:
100-800 mg/hari
Pemberian Obat:
Sebelum atau sesudah makan
Mekanisme Kerja:
- Menghambat enzim xanthin oksidase sehingga menghambat hipoxantin
xanthin asam urat
- Menurunkan produksi asam urat tanpa mengganggu sintesis utama
purin
Kontra Indikasi:
- Hipersensitif terhadap allopurinol
Efek Samping :
- Ruam kulit
- Mual
- Muntah
- Gagal ginjal
Interaksi Obat :
- Allopurinol meningkatkan level azathioprin, teofilin dan warfarin
dengan cara menurunkan metabolismenya
47
- Menjaga kebutuhan asupan cairan untuk menghasilkan output urin
2L/hari
- Penggunaan bersamaan amoksisilin atau ampisilin dapat meningkatkan
resiko kulit ruam.
Kategori Kehamilan :
- C dan terdistribusi pada air susu ibu
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari langsung
4) Recolfar®
Komposisi:
Kolkisin 0,5 mg
Indikasi:
Mengurangi inflamsi saat serangan akut gout athritis < 36 jam
Dosis:
0,5 – 1,2 mg/hari tidak lebih dari 1,8 mg/hari
Pemberian Obat:
Setelah makan
Mekanisme Kerja:
- Menganggu fungsi cytoskeletal sehingga menghambat polimerisasi β
tubulin menuju mikrotubula akibatnya tidak terjadi aktivasi, degranulasi
dan migrasi neutrofil sebagai media beberapa gejala gout.
Efek Samping
- Gangguan pencernaan seperti diare, mual, muntah, dan nyeri abdomen
Interaksi Obat
48
- Claritomisin dapat meningkatkan lebel kolkisin dengan mempengaruhi
enzim CYP34A dalam metabolisme obat di hati
Kontraindikasi
- Obat yang dimetabolisme di hati dengan menghambat secara kuat enzim
CYP34A seperti claritomisin
- Hipersensitif terhadap kolkisin
Kategori Kehamilan
- C
- Obat terdistribusi ke air susu ibu
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari langsung
49
Penggunaan
atovarstatin, fenofibrat
dan kolkisin secara
Potensi ESO Ada
bersamaan dapat
meningkatkan resiko
rhabdomiolisis
Penggunaan
atovarstatin dengan
fenofibrat memiliki
Interaksi obat Ada
efek sinergis sehingga
penggunaan diberikan
bergantian hari
Duplikasi terapi Tidak ada
2. Informasi Obat
- Atofar dengan profibrat diminum bergantian hari satu kali sehari pada
malam hari
- Alluric diminum satu kali sehari pada malam hari
- Recolfar diminum satu kali sehari setelah makan pada siang hari
- Pasien dianjurkan minum cukup (8-10 gelas atau 2,5 Liter/hari) agar
membantu eksresi asam urat dan melarutkan kristal yang terbentuk
dalam sendi
- Menjaga berat badan sesuai BMI normal (< 25)
- Mengurangi konsumsi alkohol (jika pasien meminum alkohol)
- Rajin berolahraga
- Mengatur pola diet terutama mengurangi konsumsi lemak yang
berlebih dan purin yang tinggi
50
Resep 3
Pro : Yulianto
Umur : -
Skrining Resep
1. Administrasi
PADA RESEP
No. URAIAN
ADA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1 Nama dokter
2 SIP dokter
3 Alamat dokter
4 Nomor telepon
5 Tempat dan tanggal penulisan
resep
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan
resep (R/)
Prescriptio/Ordonatio
7 Nama Obat
8 Kekuatan obat
9 Jumlah obat
Signatura
10 Nama pasien
11 Jenis kelamin
12 Umur pasien
13 Berat badan
14 Alamat pasien
15 Aturan pakai obat
16 Iter/tanda lain
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter
51
Kesimpulan:
Resep tidak lengkap karena tidak ada data umur, berat badan, alamat
pasien dan tanda tangan dokter
Solusi
Data yang tidak lengkap ditanyakan langsung ke pasien
2. Pertimbangan Klinis
NAMA
NO KOMPOSISI INDIKASI
OBAT
1. Recolfar Tiap 1 tablet mengandung Gout arthritis akut,
0,5mg colchicine pencegahan gout
(prophylaxis gout)
DOSIS OBAT
52
DOSIS MENURUT
NO NAMA OBAT DOSIS DI RESEP
LITERATUR
1 Recolfar 1 kali pakai : 0,5 mg 0,5mg sampai 1mg,
1 hari : 2 x 0,5 mg = maksimal dosis 4mg/24 jam
1 mg ----dosis sesuai
KESIMPULAN :
Dosis Recolfar dan Celebrex sudah sesuai
ATURAN PAKAI
ATURAN PAKAI
ATURAN PAKAI DI
NO NAMA OBAT MENURUT
RESEP
LITERATUR
1 Recolfar 2 kali sehari 1 tablet 1-2 kali sehari tidak lebih
dari 4mg/hari
-----dosis sesuai
PEMILIHAN OBAT:
Pada Resep
No Kategori
sesuai Tidak sesuai
1. Bentuk sediaan
2. Pemilihan Obat sesuai Umur
pasien
53
INTERAKSI OBAT
Jenis
NO Nama Obat 1 Nama Obat 2 Mekanisme Interaksi
Interaksi
1. Recolfar Celebrex - -
(colchicine) (Celecoxib)
SOLUSI :
Pemberian secara bersamaan dapat diberikan namun harus dibawah pengawasan
dokter dan apoteker ini digunakan.
3. Karakteristik Obat
1) Recolfar®
Komposisi:
Colchicine 0,5mg
Indikasi:
Gout arthritis akut, pencegahan gout (prophylaxis gout)
Dosis:
0,5mg sampai 1mg, maksimal dosis 4mg/24 jam
Pemberian Obat:
Setelah makan
Mekanisme Kerja:
Colchicine meningkatkan kondisi pasien dengan menggangu aktivasi
interleukin 1 beta dengan mencegah aktivasi, degranulasi dan menghambat
migrasi granulosit ke daerah yang terkena radang sehingga terjadi
penghambatan produksi atau pelepasan glikoprotein.
Kontra Indikasi:
54
1. Colchicine dikontraindikasikan pada pasien-pasien dengan penyakit
saluran pencernaan, saluran kemih dan jantung yang berat.
Pemberian harus dilakukan dengan hati-hati pada psien yang
memperlihatkan tanda-tanda awal adanya penyakit.
2. Riwayat hipersensitifitas terhadap colchicine sekaligus merupakan
kontraindikasi penggunaan obat.
3. Karena ada potensi penekanan sum-sum tulang, maka pasien dengan
dyscrasias darah harus menghindari pemakaian colchicine.
4. Wanita Hamil.
Peringatan:
Colchicine harus diberikan dengan sangat hati-hati terhadap pasien usia
lanjut dan pasien uzur yang mungkin akan sangat rentan terhadap toksisitas.
Obat ini juga harus digunakan dengan hati-hati padapasien hyang menderita
penyakit jantung, hati, ginjal, saluran pencernaan, dan wanita hamil karena
colchicine bersifat teratogenis pada hewan dan telah ada pula tanda-tanda
bahwa teratogenis atau resiko kerusakan kromosom janin pada manusia.
Colchicine tidak dianjurkan untuk diberikan secara injeksi sub kutan
atau intramuscular karena menyebabkan iritasi local yang berat.
Efek Samping:
1. Kelemahan otot
2. Mual, muntah, nyeri perut, diare
3. Peptic ulcer
4. Anemia aplastic
5. Dermatitis
6. Pada dosis tocix dapat menyebabkan diare berat, kerusakan
pembuluh darah, dan kerusakan ginjal.
Interaksi Obat:
55
1. Interaksi antara colchicine dengan atorvastatin, simvastatin, paravastatin,
fluvastatin, simvastatin, gemfibrozil, fenofibrat, siklosporin, digoksin.
Keduanya akan meningkatkan toksisitas satu sama lain, dapat
meningkatkan resiko rhabdomiolisis
2. Cholchicine dapat merusak atau menghambat penyerapan vitamin B12
Kategori kehamilan:
Termasuk dalam kategori C
Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu dibawah 300 C, terlindung dari cahaya
2. Celebrex
Komposisi:
Celecoxib 100mg
Indikasi:
Pengobatan nyeri, peradangan dan meredakan dari gejala rematik (RA),
osteoarthritis (OA)
Dosis:
100mg sampai 200mg/hari. Maksimal dosis 400mg
Pemberian Obat:
Sebelum makan
Mekanisme Kerja:
Mekanisme kerja celecoxib adalah dengan menghambat sintesis
prostaglandin, celecoxib menghambat enzim COX-2 enzim ini bertugas sebagai
katalis yang mengonversikan asam arakidonat menjadi prostaglandin.
Kontra Indikasi:
1. Hipersensitif atau alergi
2. Penderita asma, urtikaria
3. Pendarahan pada saluran pencernaan
4. Ibu hamil pada trisemester ketiga kehamilannya
56
Peringatan:
1. Hindari penggunaan jika pernah mengalami reaksi alergi.
2. Gunakan dosis ringan terlebih dahulu untuk meminimalisir efek samping.
3. Hindari penggunaan obat jenis NSAID lain bersamaan dengan obat ini
4. Hindari penggunaan obat ini jika terjadi pendarahan pada saluran cerna
5. Memiliki riwayat penyakit ginjal dan jantung
Efek Samping:
1. Pendarahan, luka dan perforasi saluran pencernaan.
2. Kardiovaskular trombotik
3. Hepatoksisitas
4. Hipertensi
5. Gagal jantung dan edema
6. Gagal ginjal dan hiperkalemia
7. Reaksi anfilaksis
8. Reaksi kulit serius
Interaksi Obat:
1. Dapat meningkatkan risiko efek samping jika digunakan dengan obat
NSAID lainnya.
2. Interaksi dengan antikoagulan dapat memperparah kondisi jika terjadi
pendarahan
3. Penggunaan bersamaan dengan diuretic dapat memperburuk kondisi ginjal
4. Digoksin dan lithium
5. Penggunaan bersamaan dengan obat kortikosteroid meningkatkan resiko
pendarahan
Kategori kehamilan:
Kategori C untuk kehamilan trisemester 1 dan 2 pada ibu hamil, namun
menjadi kategori D untuk kehamilan trisemester ke 3, hal ini berarti obat ini
terbukti menimbulkan resiko terhadap janin manusia.
57
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat yang kering pada suhu dibawah 300 C dan terhindar dari sinar
matahari langsung.
3. Informasi Obat
1. Recolfar diminum 2 kali sehari 1 tablet
2. Celebrex diminum 1 kali sehari 1 tablet sesudah makan
Resep 4
58
R/ Puricemia 300mg No. X
S 1dd tab I
Pro : Jusnam
Umur : -
Skrining Resep
1. Administrasi
PADA RESEP
No. URAIAN
ADA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1 Nama dokter
2 SIP dokter
3 Alamat dokter
4 Nomor telepon
5 Tempat dan tanggal penulisan
resep
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan
resep (R/)
Prescriptio/Ordonatio
7 Nama Obat
8 Kekuatan obat
9 Jumlah obat
Signatura
10 Nama pasien
11 Jenis kelamin
12 Umur pasien
13 Berat badan
14 Alamat pasien
15 Aturan pakai obat
16 Iter/tanda lain
Subscriptio
59
17 Tanda tangan/paraf dokter
Kesimpulan:
Resep tidak lengkap karena tidak ada data umur, berat badan, alamat
pasien dan tanda tangan dokter
Solusi
Data yang tidak lengkap ditanyakan langsung ke pasien
2. Pertimbangan Klinis
NAMA
NO KOMPOSISI INDIKASI
OBAT
1. Puricemia Tiap 1 tabet mengandung Mengurangi kadar
asam urat di dalam
allopurinol 300 mg
darah
DOSIS OBAT
60
NAMA DOSIS MENURUT
NO DOSIS DI RESEP
OBAT LITERATUR
1 Puricemia 1 tabet 300 mg
1 kali pakai : 300 mg 100 – 800 mg/hari ----dosis
1 hari : 300 mg sesuai
2 Glucovan
1 tablet 5mg 5mg/500mg atau
glibenclamide/500mg 2,5mg/500mg
metformin 2 x/hari. Dosis maksimal
1 kali pakai : harian 20mg
3 Noros 5mg/500mg glibenclamide/2000mg
1 hari pakai : metformin ---------dosis
5mg/500mg sesuai
1 x sehari 1 capsul/hari
Tidak ada dosis ---- sesuai
KESIMPULAN :
Dosis Puricemia, Glucovan dan Noros sudah sesuai
ATURAN PAKAI
61
ATURAN PAKAI
ATURAN PAKAI DI
NO NAMA OBAT MENURUT
RESEP
LITERATUR
1. Puricemia 1 kali sehari 1 tablet 1 kali sehari ----dosis
sesuai
PEMILIHAN OBAT:
Pada Resep
No Kategori
sesuai Tidak sesuai
1. Bentuk sediaan
2. Pemilihan Obat sesuai Umur
pasien
INTERAKSI OBAT
62
Jenis
NO Nama Obat 1 Nama Obat 2 Mekanisme Interaksi
Interaksi
SOLUSI :
Pemberian Puricemia dengan glucovan tidak boleh dalam waktu yang
bersamaan karena efek obat antidiabetik akan meingkat sehingga kadar gula darah
turun terlalu rendah, interval penggunaan glucovan diminum 1 kali sehari pada pagi
hari dan Puricemia diminum 1 kali sehari pada siang hari. Obat anti diabetic ini
harus diminum sebelum makan
3. Karakteristik Obat
1) Puricemia
Komposisi:
Allopurinol 300 mg
Indikasi:
Menurunkan kadar asam urat di dalam darah
Dosis:
100-800 mg/hari
Pemberian Obat:
63
Sebelum atau sesudah makan
Mekanisme Kerja:
1. Menghambat enzim xanthin oksidase sehingga menghambat hipoxantin
xanthin asam urat
2. Menurunkan produksi asam urat tanpa mengganggu sintesis utama purin
Kontra Indikasi:
1. Hipersensitif terhadap allopurinol
2. Penyakit hati dan depresi sumsum tulang
Efek Samping :
- Ruam kulit
- Mual
- Muntah
- Gagal ginjal
- Diare
- Sakit kepala
Interaksi Obat :
1. Allopurinol meningkatkan level azathioprin, teofilin dan warfarin dengan
cara menurunkan metabolismenya
2. Resiko hipersensirtifitas meningkat jika puricemia (allopurinol) digunakan
bersamaan dengan tiazid dan diuretic lainnya terutama bagi pasien yang
fungsi ginjal yang buruk.
3. Resiko toksisitas captopril meningkat jika digunakan bersamaan dengan
puricemia
4. Peningkatan frekuensi ruam kulit bisa terjadi saat digunakan bersamaan
dengan ampicillin atau amoxicillin.
64
1. Pemakaian dihentikan apabila terdapat gejala alergi seperti ruam,
vaskulitis atau sindrom steven johnson
2. Pasien gangguan hati dan ginjal
3. Tidak digunakan pada pasien gout asimptomatik
4. Tidak digunakan bersamaan dengan obat yang menyebabkan
myleosupresi
5. Resiko hipersensitif meningkat pada pasien dalam pengobatan ACE
inhibitor dan tiazid
6. Menjaga kebutuhan asupan cairan untuk menghasilkan output urin
2L/hari
7. Penggunaan bersamaan amoksisilin atau ampisilin dapat meningkatkan
resiko kulit ruam.
Kategori Kehamilan :
- C dan terdistribusi pada air susu ibu
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari langsung
2) Glucovan
Komposisi:
Glibenclamide 5mg/metformin 500mg
Indikasi:
Untuk memperbaiki kontrol gula darah pada pasien diabetes tipe 2
Dosis:
5mg/500mg atau 2,5mg/500mg 2 x/hari. Dosis maksimal harian 20mg
glibenclamide/2000mg metformin.
Pemberian Obat:
Setelah makan atau dengan makanan
Mekanisme Kerja:
65
Bekerja dengan merangsang produksi insulin pada sel ß pankreas untuk
mempertinggi sekresi insulinnya.
Obat ini hanya efektif pada penderita diabetes melitus tipe II yang sel-sel ß
pulau Langerhansnya masih dapat berfungsi
Kontra Indikasi:
1. Penyakit ginjal atau ganguan fungsi ginjal
2. Gagal jantung kongestif
3. Penyakit paru-paru, hati
4. Hipersensitif terhadap glibenclaminde dan metformin.
5. Penderita infark miokardial
6. Ganguan hati, hipoksia
Efek Samping :
1. Iritasi pada saluran pencernaan
2. Mual
3. Muntah
4. Perut kembung
5. Diare
6. Asidosis laktat
7. Pada penggunaan jangka panjang waspadai terjadinya malabsorpsi vitamin
B12
Interaksi Obat :
1. Cimetidine, antibiotic mengurangi clearance metformin oleh ginjal sehingga
menyebabkan peningkatan konsentrasinya di dalam plasma.
2. Obat kationik misalnya amilorid,digoksin, morfin, ranitidine secara teoritik
juga dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi plasma metformin.
3. Alkohol,siklosfosfamid, amtikoagulan kumarin, inhibitor MAO,
fenilbutazon, dapat meningkatkan efek hipoglikemia glibenclamide
4. Obat kortikosteroid, diuretic, tiazid, dan adrenalin dapat menurunkan efek
hipoglikemia glibenclamide.
66
Perhatian dan Peringatan:
1. Tidak digunakan sebagai obat antidiabetes tipe 1 atau ketoasidosis
diabetic
2. Orang yang memiliki ganguan pada ginjal, hati, kelenjar adrenal atau
kelenjar pituitary.
3. Pada ibu menyusiu sebaiknya tidak menggunakan obat ini karena
meningat efek hipoglikemik yang mungkin terjadi pada bayi.
4. Karena resiko terjadinya hipoglikemik yang ditandai dengan tubuh
lemah dan pusing sebaiknya tidak dalam keadaan berkendara.
Kategori Kehamilan :
B dan terdistribusi pada air susu ibu
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari
langsung
3) Noros
Komposisi:
Tiap tablet mengandung grape seed extract 50mg, lycopene 10% 5mg,
vitamin E 30IU, vitamin C 100mg, vitamin B115mg, vitamin B2 15mg,
vitamin B6 25mg, vitamin B12 15mcg, folic acid 0,4mg, niacinamide
100mg, zinc 25mg, biotin 150mcg, pantothenic acid 20mg, selenium
60mcg.
Indikasi:
Sebagai antioksidan dan membantu memenuhi kebutuhan vitamin serta
mineral
Dosis:
1 x 1 capsul/hari
Pemberian Obat:
Setelah makan atau dengan makanan
67
Efek Samping :
Dosis tinggi : hiperkarotenemia, mual, muntah, kelemahan, malaise, sakit
kepala, diare.
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari langsung
3. Informasi Obat
1. Puricemia diminum 1kali sehari 1 tablet
2. Glucovan diminum 1 kali sehari 1 tablet
3. Noros diminum 1 kali sehari 1 capsul
68
BAB IV
A. Kesimpulan
- Hiperurisemia merupakan suatu kondisi ditandai dengan kadar asam
urat di dalam darah melebihi batas normalnya yaitu 6 mg/dL untuk
wanita dan 7 mg/dL untuk laki-laki.
- Tujuan terapi hiperurisemia untuk mengurangi rasa nyeri,
mempertahankan fungsi sendi, mencegah terjadinya kelumpuhan dan
mengurangi kadar asam urat < 6 mg/dL
- Penatalaksanaan hiperurisemia terdiri dari terapi non farmakologi
seperti mengantur lifestyle dan asupan diet, sedangkan terapi
farmakologi seperti obat-obatan mengurangi rasa nyeri golongan
NSAID atau SAD, obat-obatan untuk menurunkan kadar kolesterol
yaitu allopurinol dan probenecid.
- Kondisi hiperurisemia dapat memicu reaksi inflamasi yang dapat
menyebakan penyakit lain seperti athritis gout dimana pengobatannya
sudah tepat namun perlu perhatian jika penggunaan jangka panjang akan
menimbulkan efek samping.
B. Saran
- Apoteker dituntut untuk mengikuti setiap perkembangan penyakit
pasien
- Apoteker sebaiknya lebih memperhatikan penggunaan obat terhadap
pasien hiperurisemia terutama untuk penggunaan jangka panjang untuk
menghindari efek samping yang fatal
69
DAFTAR PUSTAKA
Khanna et al. 2012. Guidelines for Management of Gout. Part 2: Therapy and
Antiinflammatory Prophylaxis of Acute Gouty Arthritis, American College of
Rheumatology, Vol. 64, No. 10, pp. 1447-1461
Neogi, T 2011, Clinical Practice of Gout, The New England Journal of Medicine,
pp. 443-447
70