Analisis Network DGN Metode PERT Dalam Proses PDF
Analisis Network DGN Metode PERT Dalam Proses PDF
Oleh :
Heny Nurhastuti
NIM : F3502029
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2005
ii
ABSTRAKSI
HENY NURHASTUTI
F3502029
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan di bawah ini telah menerima dan menyetujui Tugas
Akhir dengan judul:
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui oleh tim penguji Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan syarat untuk memperoleh gelar
Penguji
Pembimbing
HALAMAN PENGESAHAN
v
TTO HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
‘Janganlah bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-
orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang -orang yang beriman’.
(QS. Ali Imran: 139)
PERSEMBAHAN
Bapak & Ibu tercinta
Adikku tersayang
Mbah Kung & Uti
Om & Bulik serta sikecil shearly
Almamaterku
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, atas barokah dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Analisis
Network Dengan Metode PERT Dalam Proses Produksi Drop Faset Pada Unit Bina
Industri Batu Mulia “Sri Giri Sejati” Wonogiri.
Tugas akhir ini disusun dengan maksud untuk memenuhi persyaratan
kurikulum menempuh ujian dalam rangka mencapai gelar Ahli Madya pada Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih sangat jauh
dari sempurna, berhubung dengan keterbatasan-keterbatasan yang penulis miliki.
Walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar tugas akhir ini
dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Atas bimbingan, bantuan serta motivasi yang diberikan selama dalam
penyusunan Tugas Akhir ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Yang terhormat Ibu Dra. Salamah Wahyuni, SU, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
2. Ibu Dra. Endang Suhari, SE, MSi, selaku Ketua Program Studi Jurusan
Manajemen Industri.
3. Bapak Drs. M. Amien Gunadi, MP, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberi ilmunya kepada penulis.
5. Bapak Sugiyanto, HP, selaku pimpinan Unit Bina Industri Batu Mulia “Sri Giri
Sejati” Wonogiri yang telah memberi kesempatan penulis untuk penyusunan
Tugas Akhir.
6. Staf dan karyawan Unit Bina Industri Batu Mulia “Sri Giri Sejati” Wonogiri.
7. Bapak & Ibu atas kasih sayang, doa, & uang sakunya (besok aku pulang lho......), Hendra
(Belajar yang rajin, jangan nakal!!!!), Om & Bulik (Makasih atas pengertiannya....) Mbah
Kung & Uti (Makasih atas nasehatnya.....)
vii
8. LCS (Lima Cewek Seksi) “seperguruan” Ime (Makasih jasa antar
ngomong wae rasah isin2,mesakno peri ndak kuru mikirke kowe!!!), Nino
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
D. Bidang Tenaga Kerja .......................................................... 32
1. Tenaga kerja................................................................... 32
2. Jam Kerja ....................................................................... 32
3. Sistem Pengupahan ....................................................... 33
4. Kesejahteraan Karyawan................................................ 34
E. Hasil Produksi ..................................................................... 34
F. Bidang Pemasaran............................................................... 35
1. Saluran Distribusi........................................................... 35
2. Daerah Pemasaran.......................................................... 36
3. Penetapan Harga ............................................................ 36
4. Pengiriman Barang......................................................... 36
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 37
A. Laporan Magang Kerja ....................................................... 37
1. Pengertian Magang Kerja.............................................. 37
2. Tujuan Magang Kerja ................................................... 37
3. Pelaksanaan Magang Kerja ........................................... 38
B. Analisis Data ....................................................................... 39
1. Mengindentifikasi Jaringan Kerja Proyek...................... 39
2. Menyusun Analisis Network .......................................... 41
3. Menghitung Probabilitas Penyelesaian .......................... 51
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 53
A. Kesimpulan .......................................................................... 53
B. Saran..................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Susunan Urutan Pekerjaan Proses Produksi Drop Faset Unit
Bina Industri Batu Mulia........................................................... 41
Tabel III.2 Jenis Dan Urutan Aktivitas Proyek Proses Produksi Drop Faset
Unit Bina Industri Batu Mulia................................................... 42
Tabel III.3 Waktu Normal Masing-Masing Pekerjaan Proses Produksi
Drop Faset Unit Bina Industri Batu Mulia ................................ 43
Tabel III.4 Waktu Penyelesaian Masing-Masing Pekerjaan Proses
Produksi Drop Faset .................................................................. 44
Tabel III.5 Waktu Kegiatan Proyek Unit Bina Industri Batu Mulia........... 46
Tabel III.6 Identifikasi Aktivitas Kritis/Bukan Kritis Dengan Waktu
Normal Unit Bina Industri Batu Mulia .................................... 49
Tabel III.7 Identifikasi Aktivitas Kritis/Bukan Kritis Dengan To (Waktu
Optimis) Unit Bina Industri Batu Mulia .................................. 56
xi
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
semakin kompleks. Hal ini bisa dilihat dari semakin meningkatnya jumlah dan
jenis barang maupun jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Untuk memenuhi
memuaskan bagi konsumen. Ini dilakukan agar konsumen tidak kecewa dan
melupakan produknya.
xii
manajemen secara tepat. Fungsi manajemen tersebut terdiri dari perencanaan,
ditempuh perusahaan di masa yang akan datang. Berkaitan dengan hal tersebut,
tersebut harus selesai dalam jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Agar dalam pelaksanan pekerjaan dapat selesai seperti waktu yang telah
kegiatan.
1
Ketidaktepatan dan keterlambatan waktu akan mengakibatkan penambahan
jaringan kerja atau urutan kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan
kesalahan yang muncul serta kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana dapat
dilihat sedini mungkin, sehingga dapat mengurangi resiko yang dapat merugikan
xiii
atau mendahului rencana yang telah ditentukan. Sehingga perusahaan dapat
Demikian halnya dengan Unit Bina Usaha Industri Batu Mulia “SRI GIRI
efisiensi waktu dan biaya, terbukti masih adanya penyelesaian pekerjaan dengan
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana jaringan kerja proyek diterapkan dengan urutan yang logis agar
C. TUJUAN PENELITIAN
xiv
1. Untuk mengetahui jaringan kerja proyek yang diterapkan dengan urutan kerja
waktu normal.
D. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Bagi perusahaan
2. Bagi penulis
produksi di perusahaan.
E. LANDASAN TEORI
1. Manajeman Proyek
kegiatan anggota serta sumber daya lain untuk mencapai sasaran organisasi
xv
(perusahaan) yang telah ditentukan. Sedangkan menurut (Santoso, 2003: 3)
yaitu:
organisasi agar mau bekerja untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
bila perlu mengadakan koreksi agar kegiatan sesuai dengan yang telah
ditentukan.
5). Staffing meliputi pengadaan SDM, jumlah serta kualitas yang diperlukan
xvi
daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu
2. Analisis Network
diusahakan untuk dapat selesai dengan cepat sesuai dengan yang diharapkan
perencanaan yang tepat, jalannya perusahaan tidak akan dapat sebaik yang
tersebut.
yang relatif lama pula, akan terasa betapa sulitnya untuk menyusun
xvii
perencanaan, koordinasi serta pengawasan untuk penyelesaian proyek
penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien. Di samping
itu network juga dapat dipergunakan sebagai alat pengawasan yang cukup
dapat diketahui pada waktu penyelesaian secara keseluruhan atau pun waktu
perencanaan yang baik, serta dapat pula diadakan kerja lembur, maka dengan
diagram network akan lebih mudah menentukan pekerjaan mana yang harus
lebih cepat selesai, akan tetapi mempunyai total biaya yang paling minimal
xviii
a. Mengorganisir data dan informasi secara sistematik.
keseluruhan.
dikerjakan dengan lembur, atau pekerjaan yang mana yang harus di-sub-
xix
diuraikan/dipermudah, sehingga penyusun perencanaan akan berhasil dengan
baik.
suatu metode analitik yang dirancang untuk membantu dalam scheduling dan
memerlukan waktu tahunan dan ribuan pekerja, tetapi juga dapat membantu
402):
dua peristiwa.
xx
Waktu kegiatan (activity time). PERT menggunakan tiga estimasi
a. Waktu optimistik (a): waktu kegiatan bila semuanya berjalan baik tanpa
b. Waktu realistik (m): waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan
pekerjaan, kegiatan mana saja yang harus diselesaikan lebih dahulu sebelum
menunjukkan urutan pekerjaan yang lebih tepat bila suatu kegiatan tidak
kerja PERT dimulai atau diakhiri oleh lebih dari satu peristiwa, dan
4. Proses Produksi
xxi
Proses produksi adalah bagian terpenting dari suatu aktivitas-aktivitas
perusahaan dalam penciptaan suatu barang atau jasa. Ini berarti proses
Arti dari proses produksi itu sendiri menurut (Assauri, 1999: 67) adalah
suatu cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan
mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada. Sedangkan menurut (Ahyari, 1994:
12) proses produksi adalah merupakan suatu cara metode maupun teknik
dalam perusahaan.
F. KERANGKA PEMIKIRAN
sebagai berikut:
Rencana produksi
Scheduling
xxii
Gambar 1. 1
Kerangka Pemikiran
Keterangan:
sesuai dengan schedul yang telah ditetapkan. Untuk membantu proses scheduling
analisisnya. Dari analisa network akan diperoleh scheduling yang baru yang
G. METODE PENELITIAN
1. Obyek Penelitian
xxiii
Sebagai obyek dalam penelitian ini adalah Unit Bina Usaha Industri Batu
2. Sumber Data
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti
b. Data Sekunder
studi kepustakaan.
a. Observasi
b. Wawancara (interview)
xxiv
Adalah metode pengumpulan data dengan cara mengajukan tanya jawab
1. Diagram Network
penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien. Network
juga dapat digunakan sebagai alat pengawasan yang cukup baik untuk
penyelesaian pekerjaan/proyek.
xxv
c. Urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Urutan pekerjaan ini harus
tersebut selesai.
tambahan biaya untuk kerja lembur, kenaikan biaya karena pekerjaan di-
bersangkutan.
dengan simbol pekerjaan tersebut ditulis dalam lingkaran, berikut waktu yang
anak panah.
xxvi
Penggambaran pekerjaan ke dalam lingkaran tersebut adalah
merupakan salah satu metode saja. Metode yang lain untuk menggambarkan
kegiatan/aktivitas.
semu.
yang lebih cepat, terutama di dalam hal menentukan jalur kritis tidak perlu
a. Earliest start time (ES). Adalah waktu yang paling awal (tercepat) suatu
b. Latest start time (LS). Adalah waktu yang paling lambat untuk dapat
xxvii
c. Earliest finish time (EF). Adalah waktu yang paling awal suatu kegiatan
diharapkan.
d. Latest finish time (LF). Adalah waktu yang paling lambat untuk dapat
ada. Jalur kritis adalah jalur terpanjang pada network dan waktunya menjadi
dalam satu proyek, maka paling sedikit terdapat satu jalur yang
kritis.
diharapkan atau expected time dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
a + 4m + b
Te =
6
Di mana:
xxviii
Te : waktu penyelesaian yang diharapkan dari suatu pekerjaan
a : waktu optimistik
b : waktu pesimistik
m : waktu realistik
4. Estimasi Probabilitas
Td - Te
Z=
sTe
Di mana:
Z : estimasi probabilitas
BAB II
DI WONOGIRI
xxix
Bermula dari ide Bapak Sukoco Cokro Suwarno yang beralamatkan di
Wonogiri terutama di bagian selatan Wonogiri. Dari hasil survei itu kemudian
Batu Mulia.
Kabupaten Wonogiri. Lokasi ini sangat menunjang dan mendukung sekali untuk
meningkat.
19
Karena bekerja sendirian Bapak Sukoco mencari pendamping untuk
Tingkat II Wonogiri untuk mencari partner yang tepat, kemudian salah satu
xxx
BUMN PT. PUSRI mau menyediakan tempat, antara lain gedung yang terdiri
dari ruang workshop dan show room dan diputuskan berlokasi di desa Sejati
produksi, maka pekerja itu dilatih dan dididik di CV. TIASKYEMM terletak di
jalan raya puncak 72, 6 km Cibogo Bogor Jawa Barat. Dengan melatih kurang
November 1988 para pekerja siap ditempatkan dan pada tanggal 28 Maret 1989
telah resmi menjadi Unit Bina Industri Batu Mulia yang pada waktu itu
Adapun tujuan industri Batu Mulia ini adalah menunjang terciptanya suatu
migas.
xxxi
Tersedianya bahan batu alam berupa batu mulia yang dapat dimanfaatkan
B. Struktur Organisasi
sebagai berikut:
b. Adanya kerjasama
d. Adanya pemimpin
dapat saling mengadakan komunikasi satu sama lain sehingga diperoleh efisiensi
kerja yang tinggi. Untuk itu pemimpin perlu mengadakan koordinasi yaitu
kontak dan keselarasan antara pekerja dan kegiatannya, sehingga semua akan
berlangsung dengan tertin dan selaras untuk menuju ke arah terciptanya tujuan
xxxii
Pembagian tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan di
Untuk lebih jelasnya skema dari struktur oraganisasi Unit Industri Batu
Manager
Gambar II. 1
xxxiii
Adapun tugas masing-masing jabatan adalah sebagai berikut:
1. Manager
perusahaan.
berikut:
xxxiv
4. Pemasaran
5. Administrasi stock
biaya lainnya.
6. Litbang
b. Merancang produk.
7. Maintenance
xxxv
C. Proses Produksi
Unit Bina Industri Batu Mulia berproduksi berdasarkan pada pesanan baik
jumlah, jenis, maupun bentuknya. Proses produksi pada Unit Bina Industri Batu
1. Bahan Baku
berikut:
1. Batu permata
a. Intan
c. Giok (chrissopras)
d. Opal (kalimaya)
e. Topas
a. Amiesthist (kecubung)
b. Tumalin
c. Kalsedon
xxxvi
d. Agale Akik
e. Jasper, Zircan
a. Serpentinit
b. Obsidian
c. Borsoit
d. Granit
e. Onik
Proses produksi mulai tahap awal sampai dengan menjadi barang jadi yang
1. Memotong batuan
2. Menggurinda
Gurinda yang paling banyak digunakan pada saat ini adalah dari jenis
xxxvii
dan diameter antara 408 (inchi). Gurinda halus mempunyai grit tinggi,
Umumnya tingkat kekerasan gurinda adalah 60, 80, 100, 120, dan 200.
3. Ampelas
yang lebih halus dari gurinda yang dipakai. Hal-hal lain yang harus
a. Alas dari piring ampelas dilapisi karet busa, sehingga lekukan batuan
dapat diikuti.
xxxviii
4. Memoles batuan
kualitas batu mulia. Pemolesan dilakukan dengan bahan yang halus (kain
kulit atau kayu) dibantu serbuk pemoles yang dicampuri air dan
a. Oksidasi cerium, warna merah jambu, agak merah dan jenis ini sering
untuk dipakai.
b. Oksidasi timah, (tin oxide), warna putih, lebih murah dari oksidasi
cerium, baik untuk batuan yang mudah terpotong dan batuan dalam
umbler.
memoles batuan yang hijau serta agak lunak. Oksidasi ini menempel
a. Kain haken
oksidasi cerium.
b. Kulit
c. Kayu
xxxix
Dalam pemrosesan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu antara
lain:
mengkilapkan batuan
6. Tumbling
diputar dan diberi bahan dengan diameter 0, 5-10 cm3 dan kecepatan
tersebut tenggelam.
xl
d. Jika sudah cukup halus dan terjadi gumpalan lumpur, batuan
3. Peralatan Produksi
a. Mesin Potong
lempengan. Mesin ini terdiri dari 3 ukuran mesin potong 32”, 24”, dan
b. Gerinda
Gerinda yang paling banyak digunakan adalah dari jenis silikon kosbid.
c. Ampelas
gerinda.
d. Mesin Faset
sudut/mata faset, yaitu misalnya untuk liontin dan mata cincin. Indek
gear yang dibuat secara presisi akan sangat berguna dalam menciptakan
sudut yang seragam dan teratur. Dengan menggunakan faceting disk dari
xli
menggunakan piringan poles serta piring ampelas sempurnalah suatu
kotak-kotak persegi.
hingga mengkilau.
i. Mesin Plaque
xlii
Mesin ini sangat berguna untuk membuat lubang, mengukir, memotong
dengan tepat dan teliti dari barang-barang keras, seperti: batu mulia,
keramik, kaca, dan lain-lain. Mesin ini dapat melobangi ukuran 1-1, 5
1. Tenaga Kerja
a. 1 orang manajer
f. 1 orang maintenance
2. Jam Kerja
Unit Bina Industri Batu Mulia Wonogiri mempunyai jam kerja selama 7 jam
xliii
Istirahat : jam 12. 00-13. 00
b. Hari Sabtu
pesanan yang tidak mungkin terselesaikan dengan jam kerja biasa. Jam kerja
lembur ini dilakukan perusahaan pada hari Minggu/libur hari besar dan di
3. Sistem Pengupahan
upah bulanan yang didasarkan pada upah harian. Besarnya upah yang
dikali upah harian. Perusahaan memberikan upah harian sebesar Rp 16. 500,
2 kali upah masuk (apabila dilakukan pada hari Minggu atau hari-hari libur).
Sedangkan apabila dilakukan setelah jam kerja, upah yang diterima sebesar
4. Kesejahteraan Karyawan
xliv
Fasilitas yang diberikan oleh Unit Bina Industri Batu Mulia kepada
dan lain-lain
E. Hasil Produksi
a. Perhiasan
b. Kerajinan
c. Asesories
Terdiri dari jam, catur, palu, piala, keris, logo-logo instansi, dan gantungan
kunci.
F. Bidang Pemasaran
xlv
Keberhasilan suatu perusahaan di dalam menembus pasar dan persaingan
yang ketat, ditentukan oleh beberapa aspek. Salah satu aspek tersebut adalah
1. Saluran Distribusi
Saluran distribusi ini sangatlah penting bagi perusahaan, karena hasil industri
a. Langsung
b. Tidak langsung
Pemasaran tidak langsung pada Unit Bina Industri Batu Mulia yaitu
xlvi
2. Daerah Pemasaran
Pemasaran hasil dari Unit Bina Industri Batu Mulia sudah meliputi beberapa
Bali.
3. Penetapan Harga
Dalam menetapkan harga Unit Bina Industri Batu Mulia dipengaruhi oleh
Harga batu mulia cenderung naik setiap tahunnya, terutama apabila batu
Tenaga kerja Unit Bina Industri Batu Mulia pada umumnya berasal dari
c. Biaya lain-lain
4. Pengiriman Barang
Untuk mengirim barang kepada pelanggan dan pembeli, Unit Bina Industri
Batu Mulia menggunakan jasa paket (untuk Surabaya, Bali dan Jakarta) dan
xlvii
BAB III
xlviii
Magang kerja adalah kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh
masyarakat.
adalah:
xlix
Kegiatan magang kerja dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2005
07.00 sampai dengan 15.00 WIB. Waktu magang kerja tersebut sama
dengan jam kerja para karyawan. Dalam kegiatan magang kerja tersebut,
Sebagai objek penulisan tugas akhir, data yang diambil penulis adalah
data tentang urut-urutan proses produksi dan waktu setiap kegiatan proses
jaringan kerja).
B. ANALISIS DATA
Pada bab ini akan dibahas pokok permasalahan yang diambil yaitu
poduksi 1 piece drop faset pada unit Bina Industri Batu Mulia dikerjakan selama
l
60 menit (1 jam), dan belum menggunakan analisis network, sehingga sering
berhubungan. Proses produksi faset terdiri dari banyak kegiatan yang harus
jalur terpanjang dari rangkaian kegiatan yang merupakan kegiatan kritis dan
yang lain.
gudang dan menentukan seberapa banyak bahan baku yang dibutuhkan pada
b. Pemotongan
yang sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki. Pemotongan ini
c. Pembentukan
li
Setelah dipotong kemudian batu dibentuk sesuai dengan permintaan.
Pekerjaan ini meliputi pengeleman batu yang sudah dibentuk pada stik
dengan menggunakan lem lak faset. Stik tersebut terbuat dari kayu/besi yang
e. Pemasetan
i. Pemolesan
lii
Dalam penyusunan diagram network tersebut, deskripsi pekerjaan
Adapun urutan kegiatan pada proses produksi drop faset dapat dilihat
Tabel III.1
Susunan Urutan Pekerjaan Proses Produksi Drop Faset
Unit Bina Industri Batu Mulia
No Simbol kegiatan Kegiatan
1 A Penyiapan bahan baku
2 B Pemotongan
3 C Pembentukan
4 D Pengeleman pada stik
5 E Pemasetan
6 F Penghalusan grit 320
7 G Penghalusan grit 600
8 H Penghalusan grit 1000
9 I Pemolesan (finishing)
liii
ketergantungan yang logis antar kegiatan. Adapun hubungan ketergantungaan
Tabel III.2
Jenis Dan Urutan Aktivitas Proyek Proses Produksi
Drop Faset Unit Bina Industri Batu Mulia
Kegiatan yang
No Simbol kegiatan Kegiatan
mendahului
1 A Penyiapan bahan baku -
2 B Pemotongan A
3 C Pembentukan B
4 D Pengeleman pada stik C
5 E Pemasetan D
6 F Penghalusan grit 320 E,F
7 G Penghalusan grit 600 G
8 H Penghalusan grit 1000 H
9 I Pemolesan (finishing) I
sebagai berikut:
Tabel III.3
Waktu Normal Masing-Masing Pekerjaan Proses Produksi Faset
Unit Bina Industri Batu Mulia
liv
Kegiatan Waktu
Simbol
No Kegiatan yang Normal
kegiatan
mendahului
1 A Penyiapan bahan - 4.5
baku
2 B Pemotongan A 15
3 C Pembentukan B 10
4 D Pengeleman pada C 3
stik
5 E Pemasetan D 14
6 F Penghalusan grit E,F 3
320
7 G Penghalusan grit G 5
600
8 H Penghalusan grit H 2.5
1000
9 I Pemolesan I 3
(finishing)
digunakan metode PERT yang didasarkan atas tiga macam perkiraan waktu,
lv
tertentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu, dan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
Tabel III.4
Waktu Penyelesaian Masing-Masing Pekerjaan
Proses Produksi Drop Faset
Waktu Waktu Waktu
Simbol
No Kegiatan optimistik realistik pesimistik
kegiatan
(a) (M) (b)
1 A Penyiapan 3 4.5 6.2
bahan baku
2 B Pemotongan 11 15 22
3 C Pembentukan 8.5 10 20
4 D Pengeleman 2.5 3 5
pada stik
5 E Pemasetan 10 14 25
6 F Penghalusan 2.8 3 4
grit 320
7 G Penghalusan 4 5 11
grit 600
8 H Penghalusan 2 2.5 5
grit 1000
9 I Pemolesan 2.4 3 9
(finishing)
lvi
a + 4m + b
Te =
6
Dimana :
diterima.
masing-masing kegiatan :
3 + 4(4,5) + 6,2
A= = 4,533
6
11 + 4(15) + 22
B= =15,5
6
8,5 + 4(10) + 5
C= =11,4167
6
2,5 + 4(3) + 5
D= =3,25
6
10 + 4(14) + 25
E= =15,1667
6
2,8 + 4(3) + 4
F= =3,133
6
lvii
4 + 4(5) + 11
G= =5,833
6
2 + 4(2,5) + 5
H= =2,833
6
2,4 + 4(3) + 9
I= =3,9
6
Tabel III.5
Waktu Kegiatan Proyek
Unit Bina Industri Batu Mulia Wonogiri (dalam menit)
No Kode Kegiatan (a) (m) (b) Te
1 A Penyiapan bahan 3 4,5 6,2 4,5333
baku
2 B Pemotongan 11 15 22 15,5
3 C Pembentukan 8,5 10 20 11,4167
4 D Pengeleman pada 2,5 3 5 3,25
stik
5 E Pemasetan 10 14 25 15,1667
6 F Penghalusan grit 2,8 3 4 3,1333
320
7 G Penghalusan grit 4 5 11 5,833
600
8 H Penghalusan grit 2 2,5 5 2,833
1000
9 I Pemolesan 2,4 3 9 3,9
(finishing)
Keterangan:
lviii
Te : Waktu penyelesaian yang diharapkan dari suatu pekerjaan
diterima.
waktu kegiatan dalam proses produksi, maka dapat dibuat diagram network
Diagram network dari proses produksi drop faset pada unit Bina Produksi
6
15,1667 3,1333
E F
A B C D G
1 2 3 4 5 7
4,533
15,5 11,4167 3,25 5,833
lix 2,833
8
H
longgar nol atau dimana Ef=Lf, untuk mengetahui waktu paling akhir dalam
memulai dan mengakhiri (Ls dan Lf). Yang dimaksud jalur kritis adalah jalur
lx
EF : Waktu yang paling awal suatu kegiatan dapat diselesaikan, atau
lxi
Tabel III. 6
Identifiksasi Aktivasi Kritis/Bukan Kritis Unit Bina Industri Batu Mulia
(dalam menit)
LS EF LF Slack Keterangan
Kode Waktu ES
LS-ES
A (1-2) 4,5333 0 0 4,5333 4,5333 0 Kritis
B (2-3) 15,5 4,5333 4,5333 20,033 20,033 0 Kritis
C (3-4) 11,4167 20,033 20,033 31,45 31,45 0 Kritis
D (4-5) 3,25 31,45 31,45 34,7 34,7 0 Kritis
E (5-6) 15,1667 34,7 34,7 49,8667 49,8667 0 Kritis
F (6-7) 3,1333 49,8667 49,8667 53 53 0 Kritis
G (5-7) 5,833 34,7 34,7 40,5333 53 12,4667 Waktu luang
H (7-8) 2,833 53 53 55,833 55,833 0 Kritis
I (8-9) 3,9 55,833 55,833 59,7333 59,7333 0 Kritis
Sumber : Unit Bina Industri Batu Mulia, Wonogiri
Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel III.6 dan gambar III.1 di atas
menit. Adapun diagram networknya dapat dilihat dalam gambar III.2 sebagai
berikut :
lxii
6
15,1667 3,1333
E F
A B C D G
1 2 3 4 5 7
4,533
15,5 11,4167 3,25 5,833
H 2,833
I 3,9
Keterangan :
= jalur kritis 9
Gambar III.2
terpanjang.
lxiii
3. Menghitung Probabilitas Penyelesaian
penyelesaian pada proses produksi faset di Unit Bina Industri Batu Mulia.
2
é b-a ù
s 2 Te = ê 6 ú
ë û
s 12- 2 = [ ] = 0,28
6,2 - 3 2
6
s 3- 4 = [ 6 ] = 3,67
2 20 -8 , 5 2
= 15,23
= 3,90
lxiv
c. Menghitung probabilitas penyelesaian proyek
Td - Te
Z=
sTe
60 - 59,73
=
3,90
= 0,069 » 0,07
proyek dalam jangka waktu proyek adalah 0,52790 yang artinya perusahaan
Z=0,07
Te=59,7333 Td =60
Diagram network dari proses produksi drop faset pada unit Bina
6
10 2,8
E F
A B C D G
1 2 3 4 5 7
3
11 8,5 lxv 2,5 4
2
H
longgar nol atau dimana Ef=Lf, untuk mengetahui waktu paling akhir dalam
memulai dan mengakhiri (Ls dan Lf). Yang dimaksud jalur kritis adalah jalur
lxvi
EF : Waktu yang paling awal suatu kegiatan dapat diselesaikan, atau
Tabel III. 7
Identifiksasi Aktivasi Kritis/Bukan Kritis Unit Bina Industri Batu Mulia
(dalam menit)
LS EF LF Slack Keterangan
Kode Waktu ES
LS-ES
A (1-2) 3 0 0 3 3 0 Kritis
B (2-3) 11 3 3 14 14 0 Kritis
C (3-4) 8,5 14 14 22,5 22,5 0 Kritis
D (4-5) 2,5 22,5 22,5 25 25 0 Kritis
E (5-6) 10 25 25 35 35 0 Kritis
F (6-7) 2,8 35 35 37,8 37,8 0 Kritis
G (5-7) 4 25 33,5 29 37,8 8,8 Waktu luang
H (7-8) 2 37,8 37,5 39,8 39,8 0 Kritis
I (8-9) 2,4 39,8 39,8 42,2 42,2 0 Kritis
Sumber : Unit Bina Industri Batu Mulia, Wonogiri
Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel III.7 dan gambar III.3 di atas
lxvii
Adapun diagram networknya dapat dilihat dalam gambar III.4 sebagai berikut
6
10 2,8
E F
A B C D G
1 2 3 4 5 7
3
11 8,5 2,5 4
H 2
I 2,4
Keterangan :
= jalur kritis 9
Gambar III.4
42,2.
terpanjang.
lxviii
Setelah menghitung waktu penyelesaian yang diharapkan dan selisih
penyelesaian pada proses produksi faset di Unit Bina Industri Batu Mulia.
2
é b-a ù
s 2 Te = ê 6 ú
ë û
s 12- 2 = [ ] = 0,28
6,2 - 3 2
6
s 3- 4 = [ 6 ] = 3,67
2 20 -8 , 5 2
= 15,23
= 3,90
lxix
Td - To
Z =
sTe
60 - 42,2
=
3,90
= 4,5641 » 4,56
Z = 4,56
To = 42,2 Td =60
lxx
BAB IV
A. Kesimpulan
1. Jaringan kerja proses produksi sudah ditetapkan dengan urutan kerja yang
keseluruhan.
diharapkan) adalah 59,7333 menit. Ini berarti selisih waktu 0,3 menit dari
waktu normal yang ditetapkan perusahaan yaitu selama 60 menit (1 jam). Hal
dijadwalkan.
60
lxxi
4. Apabila tidak terdapat hambatan dan gangguan dalam proses produksi maka
B. Saran
dalam pelaksanaan proses produksi Unit Bina Industri Batu Mulia harus
DAFTAR PUSTAKA
lxxii
Ahyari, Agus. 1987. Manajemen Produksi Buku I. Yogyakarta: BPFE.
Assauri, Sofyan. 1999. Manajemen Operasi II. FE: Universitas Gajah Mada
lxxiii