MUHAMMAD RUSTAM
08 3145 105 100
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Proposal
Pembimbing I Pembimbing II
Ns. Edison Siringiringo, S.Kep H. Alimuddin, SH, MH. M.Kn
NIDN: 09 2306 7502 NIDN: 09 0907 6701
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Mega Resky Makassar
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
Daftar Tabel........................................................................................................... iii
Daftar Lampiran.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 4
1. Tujuan Umum.................................................................................. 4
2. Tujuan Khusus................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 5
1. Bagi Peneliti..................................................................................... 5
2. Bagi Institusi.................................................................................... 5
3. Bagi Masyarakat.............................................................................. 5
4. Bagi Peneliti Lain............................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil terpenting
untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 1994). Tingginya angka kematian
ibu dan bayi antara lain disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu dan frekwensi
pemeriksaan ANC yang tidak teratur. Keteraturan ANC dapat ditunjukkan melalui frekwensi
kunjungan, ternyata hal ini menjadi masalah karena tidak semua ibu hamil memeriksakan
kehamilannya secara rutin terutama ibu hamil normal sehingga kelainan yang timbul dalam
kehamilan tidak dapat terdeteksi sedini mungkin. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab
mengapa ibu hamil kurang termotivasi dalam melakukan Antenatal care secara teratur dan
tepat waktu antara lain: kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal care, kesibukan,
tingkat sosial ekonomi yang rendah, dukungan suami yang kurang, kurangnya kemudahan untuk
pelayanan maternal, asuhan medik yang kurang baik, kurangnya tenaga terlatih dan obat-obat
Penyebab kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan 30-
35%, infeksi 20-25%, gestosis 15-17%, penyebab utama kematian bayi baru lahir yaitu berat
bayi lahir rendah. Saat ini angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 228/100.000
kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB), 34/1000 kelahiran hidup salah satu sasaran
yang ditetapkan untuk tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi
102/100.000,- kelahiran hidup dan angka kematian neonatal menjadi 16/1000 kelahiran hidup.
Menurut MDGS, WHO, Kematian ibu meskipun menurun, tetap tinggi di Indonesia dan
perkiraan WHO adalah 227 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2012. Menurut hasil survei
kesehatan rumah tangga (SKRT), angka kematian ibu (AKI) pada Tahun 2012 sebesar
228/100.000 Kelahiran hidup. Tercatat bahwa kejadian yang tertinggi yang menyebabkan
kematian ibu di Indonesia adalah Perdarahan (24,8%), Infeksi (14,9%), Partus lama (6,9%),
Eklamsia (12,9%), penyebab lansung kematian ibu (7,9%), dan penyebab tidak lansung (19,8%).
(MDGS, 2012).
Data dari dinas kesehatan (DINKES) Provensi Sulawesi Selatan 2011 angka kematian Ibu
infeksi sebesar 5 kejadian dan penyebab lain sebesar 20 kejadian dan angka kematian bayi
Tidak memadainya akses pelayanan kesehatan terhadap wanita juga tercermin dari statistik
kematian. Meskipun angka kematian ibu dan bayi menurun secara bermakna selama 5 tahun
terakhir, tetapi belum bisa mencapai target yaitu kematian ibu menjadi 102/100.000 kelahiran
hidup dan kematian bayi menjadi 16/1000 kelahiran hidup. Pada sebagian besar kasus, hambatan
utama akses pelayanan kesehatan bagi wanita adalah masalah sosial budaya atau yang bersifat
status kesehatan dan legalitas wanita disebagian besar budaya masyarakat (Koblinsky et al,
2012).
Keberhasilan upaya ANC selain tergantung pada petugas kesehatan juga perlu partisipasi
ibu hamil itu sendiri. Oleh karena itu perlu adanya penyuluhan yang bertujuan untuk
sehingga akan dapat merubah sikap serta kepatuhan melaksanakan antenatal care.
Puskesmas Batua Raya merupakan Puskesmas yang memiliki pelayanan rawat jalan dan
rawat inap untuk persalinan dan penyakit lainnya. Rawat jalan termasuk melayani kesehatan ibu
dan anak. Pada waktu peneliti mengambil data awal juamlah ibu primigravida yang berkunjung
pada bulan Januari-April 2012 sebanyak 201 orang. Menurut keterangan beberapa ibu hamil
yang berkunjung di puskesmas batua bahwa mereka memeriksakan kehamilan jika merasa mual
dan muntah yang sangat mengganggu, kemudian yang ibu lebih dari dua anak, kadang datang
sudah pada umur kehamilan lebih dari 14 minggu hal ini di sebabkan karena kurangnya
pengetahuan.
Berdasarkan kenyataan ini, maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan antara
pengetahuan dan sikap tentang kehamilan dengan kepatuhan pelaksaan Antenatal care pada ibu
primigravida dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan ibu, deteksi dini, pengawasan ibu
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah ada
hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kehamilan dengan Kepatuhan pelaksanaan
Antenatal Care pada ibu Primigravida di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar tahun 2012 ?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kehamilan dengan Kepatuhan
pelaksanaan Antenatal Care pada ibu Primigravida di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan Ibu primigravida tentang kehamilan dengan kepatuhan
untuk melaksanakan antenatal care di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar tahun 2012.
b. Untuk mengidentifikasi sikap ibu primigravida tentang kehamilan dengan kepatuhan untuk
melaksanakan antenatal care di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar tahun 2012.
pelaksanaan antenatal care pada ibu primigravida di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui dengan jelas tentang pengetahuan dan sikap ibu primigravida tentang
kehamilan dengan kepatuhan untuk melaksanakan antenatal care (ANC), sehingga dapat
manambah pengetahuan dan wawasan tentang ilmu keperawatan maternitas, serta sebagai
2. Bagi Institusi
a. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan evaluasi terhadap teori tentang keperawatan maternitas yang telah diberikan
kepada mahasiswa didik selama mengikuti perkuliahan di S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Mega Rezky Makassar dan Sebagai sumber bahan bacaan dan referensi bagi
pelaksanaan program KIA khususnya Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Batua Kota
Makassar.
c. Masyarakat
d. Peneliti Lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari penginderaan
yang terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2007).
Penelitian Rogers (1974), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
a. Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari pengetahuan terlebih dahulu terhadap
stimulus.
d. Trial (mencoba), dimana subjek mulai mecoba melakukan sesuatu dengan apa yang dikehendaki
oleh stimulus.
e. Adoption (penerimaan), subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu “tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang itu tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
b. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah
paham terhadap objek suatu materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan meramalkan
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.
d. Analisis (Analilysis)
komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut yang masih ada
e. Sintesis (Synthesis)
bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
seperti perubahan yang berkaitan dengan kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim, perawatan diri selama kehamilan serta tanda bahaya yang perlu diwaspadai.
Dengan pengetahuan tersebut diharapkan ibu akan termotivasi kuat untuk menjaga dirinya dan
kehamilannya dengan mentaati nasehat yang diberikan oleh pelaksana pemeriksa kehamilan,
sehingga ibu dapat melewati masa kehamilannya dengan baik dan menghasilkan bayi yang sehat
Ibu hamil juga perlu mengetahui tentang jadwal kunjungan pemeriksaan kehamilannya.
Pada kunjungan pertama, wanita hamil akan senang bila diberitahu jadwal kunjungan berikutnya.
Untuk memenuhi kebutuhan ibu mungkin dibutuhkan kunjungan yang lebih sering. Kunjungan
pertama biasanya memakan waktu yang lama, selain itu ibu hamil juga harus mengetahui tentang
status nutrisi seorang wanita hamil yang memiliki efek langsung pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dan ibu hamil sehingga ibu hamil memiliki motivasi yang tinggi untuk
Tanda komplikasi potensial, Ibu hamil harus mengetahui tentang tanda dan gejala yang
berpotensi menimbulkan komplikasi pada kehamilan dan mengetahui cara melaporkan tanda-
tanda bahaya seperti itu. Penggunaan obat-obatan, upaya mengobati diri sendiri sebaiknya tidak
dilakukan dan pemberian imunisasi sebagai proteksi selama kehamilan (Bobak, Lowdermilk, &
Jensen, 2005). Pengukuran pengetahuan dapat juga dilakukan dengan wawancara atau angket
dengan menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau informan
(Notoatmodjo, 2007).
a. Umur
Umur adalah variabel yang sudah diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi, yaitu pada
angka kesulitan ataupun angka kematian (Notoatmodjo, 2003). Umur seseorang dapat
mengetahui perubahan selama kehamilan wanita hamil banyak membutuhkan dukungan dari
lingkungan keluarga, suami untuk meningkatkan dukungan kesehatan secara optiomal. Masing-
masing wanita hamil harus dikaji secara teliti, misalnya perkembangan fisik dan perhatian serta
b. Pendidikan
Pendidikan adalah Suatu proses pembentukan kecepatan seseorang secara intelektual dan
emosional ke arah alam dan sesama manusia (Notoatmodjo, 2003). Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka diharapkan pengetahuan dan keterampilan akan semakin meningkat. Pendidikan
dianggap memiliki peran penting dalam menentukan kualitas manusianya, lewat pendidikan
c. Pekerjaan
penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (Notoatmodjo, 2003). Pekerjaan adalah
suatu kegiatan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Kehamilan menurut ibu untuk mengurangi semua kegiatan yang melelahkan,
keadaan ini tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan yang tidak
disukainya. Ibu hamil harus mempertimbangkan gaya hidup yang mendukung kesehatan sendiri
Sikap adalah adalah suatu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 1993). Newcomb, salah seorang ahli psikologi
sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak dan
bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
sikap adalah kesediaan atau respon seseorang terhadap suatu objek disuatu lingkungan tertentu.
Sikap terdiri dari 4 tingkatan (Notoatmodjo, 1993)yaitu:
1. Menerima (receiving)
Artinya bahwa orang (subjek) dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (responding)
Artinya memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan suatu indikasi dari sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
3. Menghargai (valuing)
Artinya mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau obyek
(dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah seseorang mengetahui
stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek
kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan
Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap: gejala atau tanda-tanda penyakit,
penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit, dan sebagainya.
Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara
terhadap kesehatan.
penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan
melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah
yang disebut praktek (practice) kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan (over
behaviour). Oleh sebab itu indikator praktek kesehatan ini juga mencakup hal-hal tersebut yaitu:
A. Kepatuhan
1. Pengertian Kepatuhan
menurut perintah, taat pada perintah atau aturan. Kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan
berdisiplin. Kepatuhan di definisikan sebagai tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan
Menurut Sackett (1976) yang di kutip oleh Niven, bahwa kepatuhan adalah sejauh mana
prilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang di berikan oleh profesional kesehatan.
Patuh adalah sikap positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan secara berarti sesuai
a. Kontrol Teratur, apabila penderita datang berobat sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan,
b. Berperilaku sesuai aturan, yaitu penderita mau melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kesehatan sesuai aturan yang telah ditetapkan, misalnya aturan minum obat, makan
a. Faktor situasi, yaitu adanya dukungan yang diberikan kepada pasien dan kesulitan yang
didapatkan keluarganya merupakan kondisi yang relevan bagi pasien dan keluarga untuk
mematuhi anjuran dokter yang melibatkan faktor biaya dan keuntungan yang didapatkan dari
kondisi tersebut.
b. Metode perawatan, frekuensi dan jumlah obat yang diberikan memiliki pengaruh terhadap
kepatuhan pasien, demikian juga dengan pandangan pasien tentang perawatan, efek samping dan
c. Sumber penyakit, yaitu: adanya pandangan pasien tentang keparahan penyakit dan konsekuensi
d. Pengertian (Understanding), yaitu: pasien tidak dapat diharapkan mematuhi rekomendasi atau
anjuran dokter apabila mereka tidak mengerti, ketidakjelasan, sulitnya menerima informasi yang
e. Pengingatan (Remembering), yaitu: pasien tidak patuh karena mereka tidak dapat mengingat
instruksi dokter.
f. Hubungan dokter-pasien, yaitu: pasien yang puas dengan aspek interpersonal perawatan, akan
orang, persepsi terhadap kerentanan dan keyakinan tentang pengendalian atau pencegahan
penyakit, variabel lingkungan, kualitas instruksi kesehatan dan kemampuan untuk mengakses
Hussey dan Gelliland (1989), seperti dikutip Carpenito (2000) mengemukakan, bahwa
a. Pola kepatuhan.
Perilaku klien yang berubah ke arah positif (patuh) seoptimal mungkin adalah akibat faktor
pesan perawat memakai dirinya secara terapiutik dan memakai berbagai teknik komunikasi yang
efektif (Keliat, 1992). Menurut Blevin dan Lubkin (1999), seperti dikutip oleh Carpenito (1999),
a. Inisial dan kepercayaan yang terus menerus pada pemberi kesehatan yang profesional.
g. Gejala yang minimal pada aktifitas sehari-hari atau orang terdekat lainnya.
h. Keuntungan yang lebih banyak didapatkan pada terapi dari pada kerugiannya.
i. Perasaan diri yang positif.
Ketidakpatuhan atau kepatuhan negatif merupakan suatu kondisi pada individu atau
kelompok yang sebenarnya mau melakukan tetapi dicegah dari melakukannya oleh faktor-faktor
yang menghalangi ketaatan terhadap anjuran yang berhubungan dengan kesehatan yang
Menurut Carpenito (2007), yang dikutip dari Redland et al (1993), mengemukakan bahwa
beberapa hal yang dapat diamati pada kepatuhan adalah keberhasilan diri, kepercayaan klien,
kemampuan untuk mengambil keputusan, melakukan, dan memelihara perubahan tingkah laku
Antenatal care adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan umum ibu,
menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakan secara dini komplikasi
kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan (Manuaba, C., Manuaba, F., & Manuaba., G.
2009).
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan
ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan pada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya (Depkes RI,
1995).
Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan
mendukungkesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil
sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya
hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal care (Prawirohardjo. S,2006 :52).
Menurut Sondakh (2009) ada beberapa tujuan pemeriksaan ibu hamil secara keseluruhan yaitu:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk mamastikan kehamilan ibu dan tumbuh kembang janin.
c. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma seminimal
mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat tumbuh
g. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematiana neonatal, sedangkan.
Tujuan dari antenatal care seperti dikutip dalam buku Manuaba (1998), adalah:
a. Mengenal sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan nifas.
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas,
Menurut Mochtar Rustam (1998), tujuan antenatal care adalah menyiapkan seoptimal
mungkin fisik dan mental untuk menyelamatkan ibu dan anak selama dalam kehamilan,
persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
Tujuan dan maksud dari perawatan Antenatal care adalah: 1) kelahiran bayi yang sehat,
baik fisik maupun mental, 2) Ibu dalam keadaan selamat tanpa mengalami ruda paksa, 3) ibu
sanggup untuk merawat dan meneteki bayi yang dilahirkannya, serta 4) Suami istri berniat dan
Untuk melakukan antenatal care ibu hamil dapat dibantu oleh tenaga kesehatan seperti:
dokter spesialis ginekologi, dokter, perawat, bidan maupun tenaga terlatih seperti dukun bersalin
terlatih. Pelayanan antenatal care dapat diakses di Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas,
Rumah sakit maupun di klinik dokter praktek swasta (Depkes RI, 1994).
Kegiatan dalam pemeriksaan dan pengawasan kehamilan meliputi (Depkes RI, 1994):
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Intervensi dasar
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan yang
tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan tetapi dapat
juga sebaliknya yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan di rumah.
Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu di pantau jika terjadi penyimpangan
dari keadaan normal dapat dideteksi secara dini dan diberikan penanganan yang tepat. Oleh
karena itu ibu hamil diharuskan memeriksakan diri secara berkala selama kehamilannya.
c. Minimal dua kali pada trimester III ( Dep Kes RI, 2002).
Menurut Jumiarni (1995), frekuensi ANC diharapkan paling kurang 8 kali (7-9) sehingga
pengawasan ibu dan janin dapat dilaksanakan dengan optimal. Pemeriksaan kehamilan tersebut
2. Pemeriksaan fisik; tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, bunyi jantung, bunyi pernafasan,
3. Pemeriksaan obstetric: usia kehamilan, tinggi fundus uteri, DJJ (kehamilan lebih dari 12
4. Pemeriksaan laboratorium: urine lengkap, darah (Haemoglobin, leukosit, Diff, Golongan darah,
5. Penilaian status gizi, dilihat dari keseimbangan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB).
7. KIE pada ibu hamil tentang kebersihan diri dan gizi ibu hamil
8. Pemberian imunisasi TT 1.
cacat bawaan.
2. Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pengukuran panggul luar tak perlu dilakukan lagi).
3. Pemeriksaan dengan USG. Biometri janin (besar dan usia kehamilan), aktifitas janin, kelainan,
Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan dan pemeriksaan laboratorium ulang.
Kegiatannya adalah:
3. Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pemeriksaan panggul dalam bagi kehamilan pertama)
d. Kunjungan V (36 minggu), Kunjungan VI (38 Minggu), Kunjungan VII (40 minggu) (2 minggu
1 kali). Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, aktifitas janin dan pertumbuhan
III.
ditujukan kepada penilaian, kesejahteraan janin dan fungsi plasenta serta persiapan persalinan.
4. Pemeriksaan USG yaitu pemeriksaan yang memantau keadaan jantung janin sehubungan
5. Memberi nasehat tentang tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan rencana untuk
melahirkan.
6. Sesuai standar kunjungan ibu hamil diatas maka semakin tua umur kehamilan harus semakin
sering memeriksakan kehamilannya, resiko kehamilan semakin tinggi, semakin tinggi pula
Berdasarkan uraian diatas berikut ini akan digambarkan jadwal/ frekuensi antenatal care
sebagai berikut:
Tabel 2.1. Frekuensi / Jadwal Pemeriksaan Kehamilan .
Total 4 9 15
Sumber : Dep. Kes RI, 2008 : 24, Jumiarni, 1995 : 34.
kehamilan dilakukan 4 kali yang terbagi dalam triwulan I, II, III. Frekuensi ini dapat terjadi bila
segalanya normal tanpa adanya resiko dan frekuensi lebih sering dilakukan pada triwulan III
Pemeriksaan kehamilan dilakukan sejak haid terlambat sampai dengan usia kehamilan 12
minggu 1 kali. Pemeriksaan tiap 1 bulan sekali dilakukan sampai dengan usia kehamilan 36
sampai dengan melahirkan pemeriksaan dilakukan 1minggu sekali. Dengan frekuensi demikian
kehamilan 28 minggu dilakukan satu bulan satu kali. Pada usia kehamilan 28 - 36 minggu
sampai dengan melahirkan pemeriksaan dilakukan 1 minggu sekali. Pemeriksaan kehamilan ini
yang paling ideal sehingga diharapkan dengan frekuensi seperti ini penyulit kehamilan dapat
terdeteksi dan diatasi sedini mungkin. Menurut manuaba (1998), jadwal melakukan ANC
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui melalui penelitian-penelitian yang akan di
Keterangan
: Diteliti
: Hubungan antara variabel
Penjelasan :
Kehamilan adalah proses pembuahan sel telur yang terjadi di dalam maupun diluar rahim.
Ibu hamil terdiri dari beberapa kategori sesuai dengan status kehamilan dan jumlah bayi yang
telah dilahirkannya. Pada kehamilan Primigravida (ibu yang belum pernah mengalami
kehamilan atau melahirkan seorang anak) Observasi dan wawancara akan dilakukan terhadap
pengetahuan dan sikap dari ibu primigravida terhadap perubahan prilaku dalam kepatuhan
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kehamilan dengan
kepatuhan pelaksanaan Antenatal Care pada ibu primigravida di Puskesmas Batua Raya Kota
a. Ada Hubungan antara pengetahuan ibu primigravida tentang kehamilan dengan kepatuhan
b. Ada Hubungan antara sikap ibu primigravida tentang kehamilan dengan kepatuhan pelaksanaan
Antenatal Care.
a. Definisi Konseptual
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari penginderaan
yang terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2007).
2. Sikap
Sikap adalah kesediaan atau respon seseorang terhadap suatu objek disuatu lingkungan tertentu
(Notoatmodjo, 1993).
3. Kepatuhan
Kepatuhan di definisikan sejauh mana prilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang di berikan
b. Defenisi Operasional
1. Variabel Independent
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah pemahaman atau yang diketahui ibu primigravida di wilayah kerja
puskesmas batua raya kota Makassar tentang antenatal care (ANC). Pengetahuan dapat diukur
dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot dengan skor jawabannya
Kriteria Objektif:
b. Sikap
Sikap adalah kesedian atau respon ibu primigravida di wilayah kerja puskesmas batua raya kota
Makassar tentang antenatal care (ANC). Sikap dapat diukur dengan memberikan jawaban dari
kuesioner yang telah diberi bobot dengan skor jawabannya adalah sangat setuju: 5, setuju: 4,
Kriteria Objektif:
Kurang : Skor ≤ 80 %
2. Variabel Dependent
Kepatuhan adalah kesadaran ibu primigravida atau responden di wilayah kerja puskesmas
batua raya kota Makassar untuk melaksanakan pemeriksaan antenatal care (ANC) sesuai
program yang ditentukan. Kepatuhan dapat diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner
yang telah diberi bobot dengan skor jawabannya adalah Ya : 1 dan Tidak : 0.
Kriteria Objektif:
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan digunakan untuk mendefinisikan struktur
dimana penelitian dilaksanakan (Nursalam, 2012). Dalam penelitian ini desain yang digunakan
adalah cross sectional dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel sesaat
artinya subyek diobservasi satu kali saja dan pengukuran pengetahuan, sikap dan kepatuhan
untuk melaksanakan antenatal care dilakukan saat pemeriksaan atau pengkajian data.
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di bagian KIA Puskesmas Batua Raya Kota Makassar.
2. Waktu
Penelitian ini di lakukan mulai bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2012. Jadwal Kegiatan
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua ibu Primigravida diwilayah kerja Puskemas Batua Kota Makassar
berjumlah 50 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu primigravida yang datang berkunjung ke
Puskesmas Batua Raya Kota Makassar, subyek yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini
harus memenuhi kriteria sampel yang telah di tetapkan. Adapun kriteria sampel penelitian adalah
Kriteria Inklusi yang merupakan karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan
populasi terjangkau (Sastroasmoro dkk, 1995). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Kriteria Inklusi:
b. Kriteria Eksklusi
(1) Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden
Besar sampel di hitung berdasarkan rumus besar sampel untuk populasi menurut Zainuddin
M (2007) yang dikutip oleh Nursalam (2007), besar sampel dalam penelitian dapat di hitung
sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
n = 50 x 0.0025
n = 0.125
n = 0.125 + 1
n = 50 / 1.125
n = 44 orang.
3. Sampling
Sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari
populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruan populasi yang ada. (A.
Aziz Alimul Hidayat, 2012). Penelitian ini menggunakan Nonprobability Sampling yaitu suatu
teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki oleh peneliti yang di sesuaikan dengan kriteria inklusi yang telah di rancang oleh
peneliti, sehingga pemilihan sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah di
D. Variabel Penelitian
Menurut Soeparto, Taat Putra, dan Huryanto (2012) seperti di kutip Nursalam (2011),
Bahwa variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu.
Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level dari abstrak yang didefenisikan sebagai
suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2011).
Variabel sebagai atribut dari kelompok orang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu
Jenis variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi yaitu:
1. Variabel bebas (Indevenden variabel) adalah variabel yang nilainya menentukan varibel lain
(Nursalam, 2011). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap ibu
primigravida.
2. Variabel terikat (Dependen variabel) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain
(Nursalam, 2011). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan Antenatal care.
E. Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian adalah lembar kuesioner untuk kedua variabel
care, digunakan sekala Guttman dengan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yaitu jika
Ya =1 dan Tidak = 0. Pengetahuan responden baik atau kurang ditentukan berdasarkan nilai
median. Nilai diatas median, pengetahuan baik atau kurang dari atau sama dengan nilai median
dianggap kurang. Peryatanaan tentang pengetahuan sebanyak 28 butir pertanyaan. Sebagai nilai
mediannya dapat ditentukan sebaagai berikut: Baik Bila responden menjawab dengan total
skor 14-28. Kurang Bila responden menjawab dengan total skor 0 -13.
0-28 merupakan rentang nilai responden. Nilai ini diurutkan dari nilai terkecil sampe
dengan nilai terbesar, sehingga didapatkan nilai median untuk pengetahuan adalah 14.
Sedangkan untuk mengukur sikap baik atau kurang responden digunakan skala Likert dengan
pemberian skor pada setiap alternatif jawaban, yaitu sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, tidak
tahu 3, setuju 4 dan sangat setuju 5. Dikatakan baik jika total skor kurang dari sama dengan nilai
median. Jumlah butir pertanyaan tentang sikap sebanyak 10 butir pertanyaan sehingga nilai
median ditentukan seperti berikut: Baik Bila responden menjawab dengan total skor > 80 %,
dan Kurang Bila responden menjawab dengan total skor ≤ 80 % dan untuk mengukur kepatuhan
Alat pengumpulan data dirancang oleh peneliti sesuai dengan kerengka konsep yang telah
dibuat. Instrument yang digunakan adalah lembar kuesioner, pada jenis pengukuran ini peneliti
mengumpulkan data primer secara formal kepada responden untuk menjawab pertanyaan secara
tertulis atau wawancara langsung. Dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder
berdasarkan data medical recor di wilaya kerja puskesmas batua raya kota Makassar. Dan
pengukurannya menggunakan skala guttman dimana: (pengetahuan) Ya (skor 1), Tidak (skor 0),
dan sekala likert (perilaku deteksi diri) dimana: sangat stuju (5), setuju (4), tidak tahu (3), tidak
b. Pengolahan Data
Pengolahan data dimulai pada saat pengumpulan data telah selesai, meliputi :
1. Editing
Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan
2. Coding
Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data perlu
Pengkodean dilakukan dengan memberi nomor halaman, daftar pertanyaan, nomor variabel,
3. Processing
Yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara mengentri data dari kuesioner.
4. Cleaning
Yaitu membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientri
c. Analisa Data
Data akan dikumpulkan terlebih dahulu diedit baik pada waktu dilapangan maupun pada saat
memasukkan data kedalam komputer. Hal ini dimaksudkan untuk menilai kebenaran data setelah
itu akan dilakukan koding kemudian data dimasukkan kedalam tabel dan diolah secara elektronik
Data dianalisa melalui presentase dan perhitungan dengan cara sebagai berikut:
a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini akan
Ananlisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen dengan dependen
dalam bentuk tabulasi silang antara kedua variebal tersebut. Menggunakan uji statistik dengan
tingkat kebermaknaan 0,05 dengan ketentuan hubungan dikatakan bermakna bila P value < 0,05
dan hubungan dikatakan tidak bermakna bila P value > 0,05 dengan menggunakan rumus Chi-
Square.
Keterangan :
X2 = Chi-square
O = Nilai observasi
= Jumlah data
Masalah etika dalam penelitian yang menggunakan subyek manusia menjadi issue
sentral yang berkembang saat ini. Pada penelitian ilmu keperawatan hampir 90% subyek yang
digunakan adalah manusia, maka penelitian harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian
(Nursalam, 2007).
Persetujuan dan kerahasiaan responden adalah hal utama yang perlu diperhatikan. Oleh
karena itu peneliti sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu mengajukan ethical clearance
kepada pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penelitian, agar tidak terjadi
pelanggaran terhadap hak-hak (otonomi) manusia yang kebetulan menjadi subyek penelitian.
Setelah mendapat persetujuan dari pihak terkait, maka peneliti akan memulai penelitian
dengan menekankan prinsip-prinsip etika penelitian yang berlaku. Adapun prinsip-prinsip dalam
Lembar persetujuan ini akan diberikan kepada subyek yang akan menjadi sampel dalam
penelitian. Subyek yang menjadi sampel penelitian akan mendapatkan penjelasan secara detail
tentang maksud penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian diadakan. Selain hal
tersebut subyek yang menjadi sampel juga diberikan informasi lain seperti: penjelasan bahwa
responden bebas dari eksploitasi dan informasi yang didapatkan tidak digunakan untuk hal-hal
yang merugikan responden dalam bentuk apapun, hak-hak selama dalam penelitian, hak untuk
menolak menjadi responden dalam penelitian, kewajiban apabila bersedia menjadi responden,
Kerahasiaan responden harus terjaga dengan tidak mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data maupun pada lembar kuisioner, tetapi hanya dengan memberikan kode-kode
3. Rahasia (Confidentiality)
Informasi yang diberikan responden akan terjamin kerahasiaannya karena peneliti dalam
4. Keterbatasan
Ada beberapa keterbatasan yang mungkin akan ditemukan peneliti dalam penelitian ini, yaitu:
Kepatuhan merupakan masalah yang abstrak yang dan sulit untuk dilakukan pengukuran.
Untuk mensiasati hal tersebut, maka upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan sikap dan tindakan responden yang kemudian
dari jawaban tersebut dilakukan analisis. Disadari bahwa alat ukur baku yang memiliki validitas
dan reabilitas belum tersedia. Hal ini merupakan keterbatasan dalam penyediaan instrument yang
benar-benar sahih.
b. Faktor Feasibility
Sebuah penelitian yang benar-benar akurat, tentunya membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk melakukan observasi atau pengamatan terhadap responden yang akan diteliti.
Mengingat penelitian ini hanya dilaksanakan selama satu bulan, maka sangat mungkin banyak
hal-hal penting yang menyangkut kepatuhan responden yang luput dari pengamatan peneliti.
Kurangnya biaya serta keterbatasan pengalaman peneliti dalam penelitian merupakan masalah
kesehatan masyarakat, sangat mungkin akan menyebabkan kurangnya informasi yang dapat
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta, hal:245.
Azwar S. (2002). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka pelajar offset, hal:109.
Azwar S. (2002). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka pelajar offset,
hal:11.
Carpenito LJ. (1999). Rencana Asuhan dan Rekomendasi Keperawatan. Edisi Kedua, Diterjemahkan oleh
Monika Ester. Jakarta: EGC.
Carpenito LJ. (2000). Diagnosa Keperawatan. Edisi Keenam. Jakarta: EGC, hal:633.
Depdikbud (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka, Hal:737.
Depkes RI (1994). Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar Puskesmas. Jakarta:
Pusdiknakes, hal:24.
Depkes RI. (2001). Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar Puskesmas. Jakarta.
Depkes RI:UNICEF. (2000). Paket KIE Untuk Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Ibu dan
Anak. Jakarta: Kerjasama Pemerintah RI dengan UNICEF, hal:68.
Hamilton PM. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi Keenam, Diterjemahkan oleh Ni Luh
Gede Yasmin Asih. Jakarta: EGC, hal:73.
Koblinsky M., Timyan J, Gay Jill (1997). Sebuah Perspektif Global Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, hal:331.
Manuaba IBG. (1999). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC, hal:128.
Manuaba IBG, (2009), Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan, hal:73.
Nawawi (1991). Metode Penelitian Survey. Edisi II. Jakarta : PT. Pustaka.
Notoatmodjo Soekidjo (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta, hal:121.
Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis
dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika, hal:56.
Nursalam & Siti pariani, (2001), Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung seto,
hal:68.
Pratiknya W.A. (2001) Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Raja
grafindo persada, hal:164.
Saifuddin Abdul Bani, Andriaansz G., Wiknjasostro GH., Waspodo Djoko, 2002. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal:90.
Sastroasmoro S., Ismail Sofyan (1995). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Stenchever Morton A., Sorensen T. (1995). Penatalaksanaan Dalam Persalinan. Jakarta: Hipokrates, hal:6.
Suriasumantri, J.S. (1998). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Wheeler L. (2004). Buku Saku Perawatan Pranatal dan Pascapartum. Jakarta: EGC, hal:34.
. (2004). Buku Panduan Penyusunan Proposal dan Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya
Prawirohardjo. S, (2006) Pelayanan Antenatal Care (ANC). Jakarta: Yayasan Bina, Pustaka,
hal:52
Lampiran 1
PERNYATAAN PERSETUJUAN
(Informed Consent)
Peneliti, Responden,
Muhammad Rustam ( )
NIM: 08 3145 105 100
Lampiran 2
Petunjuk
pengisian:
1. Bacalah dengan cermat semua pertanyaan yang ada dalam kuisioner ini.
2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat dan keadaan yang
sebenarnya.
3. Mohon kesediaan ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang tersedia.
A. DATA DEMOGRAFI
a. < 20 tahun
b. 20 – 35 tahun
c. > 35 tahun
a. SD
b. SLTP
c. SMU
d. Akademi/ Perguruan Tinggi
a. < 500.000
b. 500.000 – 1.000.000
c. > 1.000.000
a. Televisi
b. Radio
c. Koran/ majalah
d. Penyuluhan oleh tenaga kesehatan
B. PENGETAHUAN
No PERNYATAAN BENAR SALAH
Pengertian Kehamilan
1 Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam
rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara
alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam
rahim ibu
TANDA-TANDA KEHAMILAN
2 Tidak datang haid
3 Pusing dan muntah pada pagi hari
4 Mengidam
5 Buah dada membesar dan mulai memproduksi ASI
6 Daerah disekitar puting susu menjadi gelap
7 Perut ibu mulai membesar
8 Merasakan gerakan bayi
9 Sering kencing
10 Sulit buang air besar
CARA MEMELIHARA KEHAMILAN
11 Memeriksakan diri ke petugas kesehatan minimal 4x
selama hamil
12 Minum tablet tambah darah untuk mencegah kurang
darah, minimal 90 tablet selama kehamilan
13 Mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) 2 kali
sebelum umur kehamilan 8 bulan
14 Menggosok gigi 2 kali sehari, sesudah sarapan pagi
dan sebelum tidur malam dengan menggunakan pasta
gigi
15 Merawat dan memelihara payudara setelah umur
kehamilan 7 bulan, agar ASI yang diproduksi jadi
banyak
16 Cukup istirahat dan tidak boleh bekerja terlalu berat
17 Untuk ibu hamil di daerah endemik gondok, ibu
hamil perlu minum 1 kaplet minyak beryodium
menurut petugas kesehatan
18 Makan 1 – 2 porsi tambahan setiap harinya
19 Makanan terdiri dari sayur, lauk pauk, buah buahan
dan makan garam beryodium.
20 Ibu hamil yang sehat bertambah berat badannya 8 kg
selama kehamilan pada saat usia kehamilan di atas 7
bulan, pertumbuhan berat badan paling minim 3 kg
TANDA – TANDA BAHAYA KEHAMILAIN
21
Muntah terus menerus dan tidak bisa makan
22 Perdarahan dari jalan lahir
23 Keluar banyak cairan dari jalan lahir sebelum waktu
melahirkan tiba
24 Tidak ada gerakan bayi di dalam perut
25 Tekanan darah meningkat
26 Rasa nyeri hebat diperut
27 Pembengkakan di bagian tubuh terutama di kaki,
pandangan kabur, dan sering sakit kepala
28 Demam
C. SIKAP
Petunjuk pengisian:
SS, bila anda sangat setuju
S , bila anda setuju
TT, bila anda tidak dapat menentukan pendapat (tidak tahu)
TS, bila anda tidak setuju
STS, bila anda sangat tidak setuju.
No PERNYATAAN SS S TT TS STS
1 Jika ibu ingin sehat sebaiknya ibu
memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali
selama hamil kepetugas kesehatan
2 Kurang darah selama hamil dapat dicegah
dengan minum tablet tambah darah minimal 90
tablet selama kehamilan
3 Untuk mencegah penyakit tetanus sebaiknya
ibu mendapat imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali
sebelum umur kehamilan 8 bulan.
4 Menggosok gigi 2 kali sehari sesudah sarapan
pagi dan sebelum tidur dengan menggunakan
pasta gigi dapat mencegah gigi berlubang pada
ibu hamil.
5 Untuk memperlancar produksi Air Susu Ibu
pada ibu hamil sebaiknya dilakukan perawatan
payudara sejak umur kehamilan 7 bulan
6 Sela hamil ibu sebaiknya cukup istirahat dan
tidak boleh kerja terlalu berat
7 Ibu hamil didaerah yang banyak menderita
penyakit gondok perlu minum satu tablet
minyak beryodium menurut petugas kesehatan
8 Untuk memenuhi kebutuhan gizi selama
kehamilan, ibu memerlukan tambahan
makanan 1 sampai 2 porsi tambahan setiap
harinya.
9 Pemeliharaan kesehatan selama kehamilan
salah satunya dapat dilakukan dengan makan
makanan yang terdiri dari sayur, lauk pauk,
buah buahan dan makan garam beryodium
10 Penambahan berat badan pada ibu hamil yang
normal adalah minimal 3 kg saat usia
kehamilan diatas 7 bulan.
D. KEPATUHAN
No KEGIATAN Ya Tidak
1 KUNJUNGAN ANC
Apakah ibu melakukan kunjungan ANC
2 Apakah ibu melakukan kunjungan ANC sesuai
dengan waktu yang ditetapkan
3 Apakah frekwensi (banyaknya) ibu melakukan
kunjungan ANC sudah sesuai dengan umur
kehamilan (jumlah kunjungan yang dianjurkan)
4 PERILAKU KUNJUNGAN
Apakah ibu melakukan pengukuran tinggi badan
dan berat badan
5 Apakah ibu melakukan pemeriksaan terhadap
tekanan darah
6 Apakah ibu melakukan pemeriksaan tinggi fundus
uteri
7 Apakah ibu telah menerima suntikan TT secara
lengkap
8 Apakah ibu telah mendapatkan tablet Fe dan Calk
9 Apakah ibu memeriksakan diri terhadap
kemungkinan adanya penyakit menular seksual
10 Apakah ibu telah melakukan konseling kehamilan
dengan petugas kesehatan
Add a comment