Anda di halaman 1dari 45

PROPOSAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG


KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PELAKSANAAN ANTENATAL
CARE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS BATUA
RAYA KOTA MAKASSAR

MUHAMMAD RUSTAM
08 3145 105 100

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes MEGA REZKY
MAKASSAR
2012

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Proposal

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG


KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PELAKSANAAN ANTENATAL
CARE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS BATUA
RAYA KOTA MAKASSAR

TELAH DISETUJUI DI DEPAN PENGUJI

Pembimbing I Pembimbing II
Ns. Edison Siringiringo, S.Kep H. Alimuddin, SH, MH. M.Kn
NIDN: 09 2306 7502 NIDN: 09 0907 6701

Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Mega Resky Makassar

Ns. Haryanti Haris, S.Kep


NIDN: 09 1230679 003

DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
Daftar Tabel........................................................................................................... iii
Daftar Lampiran.................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 4
1. Tujuan Umum.................................................................................. 4
2. Tujuan Khusus................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 5
1. Bagi Peneliti..................................................................................... 5
2. Bagi Institusi.................................................................................... 5
3. Bagi Masyarakat.............................................................................. 5
4. Bagi Peneliti Lain............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan..................................................... 7
1. Defensi Pengetahuan....................................................................... 7
2. Tingkat Pengetahuan....................................................................... 8
3. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Pengetahuan.......................... 10
B. Tinjauan Umum Tentang Sikap............................................................... 12
C. Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan dan Antenatal Care...................... 14
1. Kepatuhan...................................................................................... 14
a. Pengertian Kepatuhan............................................................... 14
b. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan.................................. 14
2. Antenatal Care.............................................................................. 18
a. Pengertian Antenatal Care........................................................ 18
b. Tujuan Antenatal Care.............................................................. 19
c. Tenaga dan Lokasi Pelaksanaan Antenatal Care...................... 21
d. Kegiatan Pelaksanaan Antenatal Care...................................... 21
e. Frekuensi Kunjungan Antenatal Care....................................... 22
D. Kerangka Konsep................................................................................... 28
1. Kerangka Konsep........................................................................... 28
2. Hipotesis Penelitian........................................................................ 29
3. Defenisi Konseptual dan Defenisi Operasional............................. 30
a. Defenisi Konseptual.................................................................. 30
b. Defenisi Operasional................................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian.................................................................................... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................. 33
C. Populasi, Sampel dan Sampling.............................................................. 34
1. Populasi......................................................................................... 34
2. Sampel........................................................................................... 34
3. Sampling........................................................................................ 36
D. Variabel Penelitian.................................................................................. 36
E. Pengumpulan Data.................................................................................. 37
1. Instrumen Penelitian...................................................................... 37
2. Prosedur Pengumpulan Data......................................................... 38
a. Metode Pengumpulan Data.................................................. 38
b. Pengolahan Data.................................................................. 39
c. Analisa Data......................................................................... 39
J. Etika Penelitian (Ethical Clearence)........................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 62
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil terpenting

untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 1994). Tingginya angka kematian

ibu dan bayi antara lain disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu dan frekwensi

pemeriksaan ANC yang tidak teratur. Keteraturan ANC dapat ditunjukkan melalui frekwensi

kunjungan, ternyata hal ini menjadi masalah karena tidak semua ibu hamil memeriksakan

kehamilannya secara rutin terutama ibu hamil normal sehingga kelainan yang timbul dalam

kehamilan tidak dapat terdeteksi sedini mungkin. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab

mengapa ibu hamil kurang termotivasi dalam melakukan Antenatal care secara teratur dan

tepat waktu antara lain: kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal care, kesibukan,

tingkat sosial ekonomi yang rendah, dukungan suami yang kurang, kurangnya kemudahan untuk

pelayanan maternal, asuhan medik yang kurang baik, kurangnya tenaga terlatih dan obat-obat

penyelamat jiwa (Sarwono, 2005).

Penyebab kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan 30-

35%, infeksi 20-25%, gestosis 15-17%, penyebab utama kematian bayi baru lahir yaitu berat

bayi lahir rendah. Saat ini angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 228/100.000

kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB), 34/1000 kelahiran hidup salah satu sasaran

yang ditetapkan untuk tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi

102/100.000,- kelahiran hidup dan angka kematian neonatal menjadi 16/1000 kelahiran hidup.
Menurut MDGS, WHO, Kematian ibu meskipun menurun, tetap tinggi di Indonesia dan

perkiraan WHO adalah 227 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2012. Menurut hasil survei

kesehatan rumah tangga (SKRT), angka kematian ibu (AKI) pada Tahun 2012 sebesar

228/100.000 Kelahiran hidup. Tercatat bahwa kejadian yang tertinggi yang menyebabkan

kematian ibu di Indonesia adalah Perdarahan (24,8%), Infeksi (14,9%), Partus lama (6,9%),

Eklamsia (12,9%), penyebab lansung kematian ibu (7,9%), dan penyebab tidak lansung (19,8%).

(MDGS, 2012).

Data dari dinas kesehatan (DINKES) Provensi Sulawesi Selatan 2011 angka kematian Ibu

(AKI) 116/100.000 disebabkan oleh perdarahan 72 kejadian, eklamsia sebesar 19 kejadian,

infeksi sebesar 5 kejadian dan penyebab lain sebesar 20 kejadian dan angka kematian bayi

(AKB) 34/1000 kelahiran hidup.

Tidak memadainya akses pelayanan kesehatan terhadap wanita juga tercermin dari statistik

kematian. Meskipun angka kematian ibu dan bayi menurun secara bermakna selama 5 tahun

terakhir, tetapi belum bisa mencapai target yaitu kematian ibu menjadi 102/100.000 kelahiran

hidup dan kematian bayi menjadi 16/1000 kelahiran hidup. Pada sebagian besar kasus, hambatan

utama akses pelayanan kesehatan bagi wanita adalah masalah sosial budaya atau yang bersifat

informasional, termasuk kurangnya kesadaran tentang masalah-masalah kesehatan, rendahnya

status kesehatan dan legalitas wanita disebagian besar budaya masyarakat (Koblinsky et al,

2012).

Keberhasilan upaya ANC selain tergantung pada petugas kesehatan juga perlu partisipasi

ibu hamil itu sendiri. Oleh karena itu perlu adanya penyuluhan yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan ibu tentang perawatan kehamilannya, dengan demikian diharapkan


dengan memperbaiki pengetahuan ibu khususnya primigravida terhadap perawatan kehamilan

sehingga akan dapat merubah sikap serta kepatuhan melaksanakan antenatal care.

Puskesmas Batua Raya merupakan Puskesmas yang memiliki pelayanan rawat jalan dan

rawat inap untuk persalinan dan penyakit lainnya. Rawat jalan termasuk melayani kesehatan ibu

dan anak. Pada waktu peneliti mengambil data awal juamlah ibu primigravida yang berkunjung

pada bulan Januari-April 2012 sebanyak 201 orang. Menurut keterangan beberapa ibu hamil

yang berkunjung di puskesmas batua bahwa mereka memeriksakan kehamilan jika merasa mual

dan muntah yang sangat mengganggu, kemudian yang ibu lebih dari dua anak, kadang datang

sudah pada umur kehamilan lebih dari 14 minggu hal ini di sebabkan karena kurangnya

pengetahuan.

Berdasarkan kenyataan ini, maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan antara

pengetahuan dan sikap tentang kehamilan dengan kepatuhan pelaksaan Antenatal care pada ibu

primigravida dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan ibu, deteksi dini, pengawasan ibu

hamil, dan mengurangi risiko pada kehamilannya.

B. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah ada

hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kehamilan dengan Kepatuhan pelaksanaan

Antenatal Care pada ibu Primigravida di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar tahun 2012 ?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kehamilan dengan Kepatuhan

pelaksanaan Antenatal Care pada ibu Primigravida di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan Ibu primigravida tentang kehamilan dengan kepatuhan

untuk melaksanakan antenatal care di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar tahun 2012.

b. Untuk mengidentifikasi sikap ibu primigravida tentang kehamilan dengan kepatuhan untuk

melaksanakan antenatal care di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar tahun 2012.

c. Untuk mengidentifikasi kepatuhan ibu primigravida tentang kehamilan dalam melaksanakan

antenatal care di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar Tahun 2012.

d. Menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap tentang kehamilan dengan kepatuhan

pelaksanaan antenatal care pada ibu primigravida di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui dengan jelas tentang pengetahuan dan sikap ibu primigravida tentang

kehamilan dengan kepatuhan untuk melaksanakan antenatal care (ANC), sehingga dapat

manambah pengetahuan dan wawasan tentang ilmu keperawatan maternitas, serta sebagai

penerapan ilmu yang sudah didapat selama ini.

2. Bagi Institusi

a. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan evaluasi terhadap teori tentang keperawatan maternitas yang telah diberikan

kepada mahasiswa didik selama mengikuti perkuliahan di S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Mega Rezky Makassar dan Sebagai sumber bahan bacaan dan referensi bagi

perpustakaan di institusi pendidikan.

b. Instasi Tempat Penelitian


Diharapkan bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan terhadap peningkatan

pelaksanaan program KIA khususnya Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Batua Kota

Makassar.

c. Masyarakat

Diharapkan pada masyarakat khususnyan ibu primigravida dapat secara rutin

memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan agar mendapatkan informasi tentang betapa

pentingnya pelaksanaan antenatal care (ANC).

d. Peneliti Lain

Dapat dijadikan bahan perbandingan dan pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian

ditempat lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari penginderaan

yang terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007).
Penelitian Rogers (1974), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku

baru dalam diri orang tersebut menjadi proses berurutan, yakni:

a. Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari pengetahuan terlebih dahulu terhadap

stimulus.

b. Interest (tertarik) dimana orang mulai tertarik dengan stimulus..

c. Evaluation (mengevaluasi), menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik.

d. Trial (mencoba), dimana subjek mulai mecoba melakukan sesuatu dengan apa yang dikehendaki

oleh stimulus.

e. Adoption (penerimaan), subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan

sikapnya terhadap stimulus.

2. Tingkat Pengetahuan

Notoatmodjo mengemukakan yang dicakup dalam domain kognitif yang mempunyai

enam tingkatan, pengetahuan mempunyai tingkatan sebagai berikut (Notoatmodjo, 2007) :

a. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu

yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu “tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang itu tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, mendefenisikan, menyatakan sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah

paham terhadap objek suatu materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan meramalkan

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

d. Analisis (Analilysis)

Analisis merupkaan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut yang masih ada

kaitannya antara satu dengan lainnya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-

bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyususn formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek.

Pengetahuan mengenai kehamilan dapat diperoleh melalui penyuluhan tentang kehamilan

seperti perubahan yang berkaitan dengan kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin

dalam rahim, perawatan diri selama kehamilan serta tanda bahaya yang perlu diwaspadai.

Dengan pengetahuan tersebut diharapkan ibu akan termotivasi kuat untuk menjaga dirinya dan
kehamilannya dengan mentaati nasehat yang diberikan oleh pelaksana pemeriksa kehamilan,

sehingga ibu dapat melewati masa kehamilannya dengan baik dan menghasilkan bayi yang sehat

(Kusmiyati, Wahyuningsi, & Sujiyatini, 2008).

Ibu hamil juga perlu mengetahui tentang jadwal kunjungan pemeriksaan kehamilannya.

Pada kunjungan pertama, wanita hamil akan senang bila diberitahu jadwal kunjungan berikutnya.

Untuk memenuhi kebutuhan ibu mungkin dibutuhkan kunjungan yang lebih sering. Kunjungan

pertama biasanya memakan waktu yang lama, selain itu ibu hamil juga harus mengetahui tentang

status nutrisi seorang wanita hamil yang memiliki efek langsung pada pertumbuhan dan

perkembangan janin dan ibu hamil sehingga ibu hamil memiliki motivasi yang tinggi untuk

mempelajari gizi yang baik (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005).

Tanda komplikasi potensial, Ibu hamil harus mengetahui tentang tanda dan gejala yang

berpotensi menimbulkan komplikasi pada kehamilan dan mengetahui cara melaporkan tanda-

tanda bahaya seperti itu. Penggunaan obat-obatan, upaya mengobati diri sendiri sebaiknya tidak

dilakukan dan pemberian imunisasi sebagai proteksi selama kehamilan (Bobak, Lowdermilk, &

Jensen, 2005). Pengukuran pengetahuan dapat juga dilakukan dengan wawancara atau angket

dengan menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau informan

(Notoatmodjo, 2007).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Umur

Umur adalah variabel yang sudah diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi, yaitu pada

angka kesulitan ataupun angka kematian (Notoatmodjo, 2003). Umur seseorang dapat

mengetahui perubahan selama kehamilan wanita hamil banyak membutuhkan dukungan dari

lingkungan keluarga, suami untuk meningkatkan dukungan kesehatan secara optiomal. Masing-
masing wanita hamil harus dikaji secara teliti, misalnya perkembangan fisik dan perhatian serta

kemampuan untuk memeriksakan kesehatan ibu hamil (Depkes RI, 2000).

b. Pendidikan

Pendidikan adalah Suatu proses pembentukan kecepatan seseorang secara intelektual dan

emosional ke arah alam dan sesama manusia (Notoatmodjo, 2003). Semakin tinggi pendidikan

seseorang maka diharapkan pengetahuan dan keterampilan akan semakin meningkat. Pendidikan

dianggap memiliki peran penting dalam menentukan kualitas manusianya, lewat pendidikan

manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan, implikasinya, semakin tinggi pendidikan

hidup manusia akan semakin berkualitas (Hurlock, 2002).

c. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh

penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (Notoatmodjo, 2003). Pekerjaan adalah

suatu kegiatan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari. Kehamilan menurut ibu untuk mengurangi semua kegiatan yang melelahkan,

keadaan ini tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan yang tidak

disukainya. Ibu hamil harus mempertimbangkan gaya hidup yang mendukung kesehatan sendiri

maupun bayinya (Helen, 2001).

B. Tinjauan Umum Tentang Sikap

Sikap adalah adalah suatu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 1993). Newcomb, salah seorang ahli psikologi

sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak dan

bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

sikap adalah kesediaan atau respon seseorang terhadap suatu objek disuatu lingkungan tertentu.
Sikap terdiri dari 4 tingkatan (Notoatmodjo, 1993)yaitu:

1. Menerima (receiving)

Artinya bahwa orang (subjek) dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding)

Artinya memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang

diberikan suatu indikasi dari sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

tugas yang diberikan.

3. Menghargai (valuing)

Artinya mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Artinya bertanggung jawab dengan segala sesuatu yang dipilihnya.

Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau obyek

(dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah seseorang mengetahui

stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek

kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan

pengetahuan kesehatan seperti diatas, yakni:

1. Sikap terhadap sakit dan penyakit

Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap: gejala atau tanda-tanda penyakit,

penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit, dan sebagainya.

2. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara

berperilaku hidup sehat.

3. Sikap terhadap kesehatan lingkungan


Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungannya dan pengaruhnya

terhadap kesehatan.

4. Praktek atau Tindakan (practice)

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan

penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan

melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah

yang disebut praktek (practice) kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan (over

behaviour). Oleh sebab itu indikator praktek kesehatan ini juga mencakup hal-hal tersebut yaitu:

1. Tindakan (praktek) sehubungan dengan penyakit.

2. Tindakan (praktek) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

3. Tindakan (praktek) kesehatan lingkungan.

C. Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan dan Antenatal Care

A. Kepatuhan

1. Pengertian Kepatuhan

Kepatuhan menurut kamus bahasa Indonesia (Dep.Dik.Bud,1996) patuh adalah suka

menurut perintah, taat pada perintah atau aturan. Kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan

berdisiplin. Kepatuhan di definisikan sebagai tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan

perilaku yang disarankan dokter atau oleh yang lainnya.

Menurut Sackett (1976) yang di kutip oleh Niven, bahwa kepatuhan adalah sejauh mana

prilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang di berikan oleh profesional kesehatan.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

Patuh adalah sikap positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan secara berarti sesuai

tujuan pengobatan yang ditetapkan (Carpenito, 2000).


Kepatuhan dalam pengobatan meliputi:

a. Kontrol Teratur, apabila penderita datang berobat sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan,

tahu keadaan emergency yang memerlukan pengobatan diluar jadwal kontrol.

b. Berperilaku sesuai aturan, yaitu penderita mau melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan

dengan kesehatan sesuai aturan yang telah ditetapkan, misalnya aturan minum obat, makan

makanan yang boleh dimakan, mengurangi aktivitas, dan sebagainya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan, yaitu:

a. Faktor situasi, yaitu adanya dukungan yang diberikan kepada pasien dan kesulitan yang

didapatkan keluarganya merupakan kondisi yang relevan bagi pasien dan keluarga untuk

mematuhi anjuran dokter yang melibatkan faktor biaya dan keuntungan yang didapatkan dari

kondisi tersebut.

b. Metode perawatan, frekuensi dan jumlah obat yang diberikan memiliki pengaruh terhadap

kepatuhan pasien, demikian juga dengan pandangan pasien tentang perawatan, efek samping dan

kemanjuran perawatan yang diterima pasien.

c. Sumber penyakit, yaitu: adanya pandangan pasien tentang keparahan penyakit dan konsekuensi

ketidakpatuhan yang berakibat terhadap lamanya sakit dan perkembangan kesehatan.

d. Pengertian (Understanding), yaitu: pasien tidak dapat diharapkan mematuhi rekomendasi atau

anjuran dokter apabila mereka tidak mengerti, ketidakjelasan, sulitnya menerima informasi yang

diberikan, dan sikap pada pasien sering diremehkan.

e. Pengingatan (Remembering), yaitu: pasien tidak patuh karena mereka tidak dapat mengingat

instruksi dokter.

f. Hubungan dokter-pasien, yaitu: pasien yang puas dengan aspek interpersonal perawatan, akan

lebih mungkin mengikuti saran dokter.


Pertimbangan menentukan kepatuhan tergantung dari beberapa faktor, termasuk motivasi

orang, persepsi terhadap kerentanan dan keyakinan tentang pengendalian atau pencegahan

penyakit, variabel lingkungan, kualitas instruksi kesehatan dan kemampuan untuk mengakses

sumber-sumber biaya dan aksesibilitas.

Hussey dan Gelliland (1989), seperti dikutip Carpenito (2000) mengemukakan, bahwa

kepatuhan berarti perubahan tingkah laku yang dipengaruhi oleh:

a. Pola kepatuhan.

b. Stabilitas dan pengaruh keluarga.

c. Persepsi terhadap kerentanan diri sendiri terhadap penyakit.

d. Persepsi bahwa penyakit masalah serius.

e. Tindakan perawatan dan pengobatan yang manjur.

Perilaku klien yang berubah ke arah positif (patuh) seoptimal mungkin adalah akibat faktor

pesan perawat memakai dirinya secara terapiutik dan memakai berbagai teknik komunikasi yang

efektif (Keliat, 1992). Menurut Blevin dan Lubkin (1999), seperti dikutip oleh Carpenito (1999),

bahwa kepatuhan meliputi perubahan perilaku ke arah positif dipengaruhi oleh:

a. Inisial dan kepercayaan yang terus menerus pada pemberi kesehatan yang profesional.

b. Pujian oleh orang terdekat lainnya (reinforcement).

c. Persepsi diri terhadap sakit.

d. Persepsi tentang keseriusan sakit yang diderita.

e. Fakta-fakta bahwa kepatuhan dapat mengontrol gejala atau sakit.

f. Efek samping dan kemampuan toleransi.

g. Gejala yang minimal pada aktifitas sehari-hari atau orang terdekat lainnya.

h. Keuntungan yang lebih banyak didapatkan pada terapi dari pada kerugiannya.
i. Perasaan diri yang positif.

Kepatuhan yang kurang atau negatif dipengaruhi oleh:

a. Penjelasan yang tidak adekuat.

b. Tidak adanya kesepakatan antara pemberi pelayanan dengan klien.

c. Terapi yang memerlukan waktu yang lama.

d. Kompleksitas dan biaya yang tinggi untuk pengobatan

e. Efek samping yang berat.

Ketidakpatuhan atau kepatuhan negatif merupakan suatu kondisi pada individu atau

kelompok yang sebenarnya mau melakukan tetapi dicegah dari melakukannya oleh faktor-faktor

yang menghalangi ketaatan terhadap anjuran yang berhubungan dengan kesehatan yang

diberikan oleh profesional kesehatan (Carpenito, 2007).

Menurut Carpenito (2007), yang dikutip dari Redland et al (1993), mengemukakan bahwa

beberapa hal yang dapat diamati pada kepatuhan adalah keberhasilan diri, kepercayaan klien,

kemampuan untuk mengambil keputusan, melakukan, dan memelihara perubahan tingkah laku

juga telah menunjukkan peran pada kepatuhan.

B. Tinjauan Umum Tentang Antenatal Care

1. Pengertian Antenatal Care

Antenatal care adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan umum ibu,

menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakan secara dini komplikasi

kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan (Manuaba, C., Manuaba, F., & Manuaba., G.

2009).

Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan

ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan pada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya (Depkes RI,

1995).

Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan

mendukungkesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil

sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya

hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal care (Prawirohardjo. S,2006 :52).

2. Tujuan Antenatal Care

Menurut Sondakh (2009) ada beberapa tujuan pemeriksaan ibu hamil secara keseluruhan yaitu:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk mamastikan kehamilan ibu dan tumbuh kembang janin.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, social ibu.

c. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi

selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma seminimal

mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat

memberikan air susu ibu (ASI) secara ekslusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat tumbuh

kembang secara normal.

g. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematiana neonatal, sedangkan.

h. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.

Tujuan dari antenatal care seperti dikutip dalam buku Manuaba (1998), adalah:

a. Mengenal sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas.

b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan nifas.
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas,

laktasi, dan aspek keluarga berencana.

d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian serta perinatal.

Menurut Mochtar Rustam (1998), tujuan antenatal care adalah menyiapkan seoptimal

mungkin fisik dan mental untuk menyelamatkan ibu dan anak selama dalam kehamilan,

persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.

Tujuan dan maksud dari perawatan Antenatal care adalah: 1) kelahiran bayi yang sehat,

baik fisik maupun mental, 2) Ibu dalam keadaan selamat tanpa mengalami ruda paksa, 3) ibu

sanggup untuk merawat dan meneteki bayi yang dilahirkannya, serta 4) Suami istri berniat dan

sanggup untuk melaksanakan keluarga berencana demi kesejahteraan keluarga.

3. Tenaga dan Lokasi Pelaksanaan Antenatal Care

Untuk melakukan antenatal care ibu hamil dapat dibantu oleh tenaga kesehatan seperti:

dokter spesialis ginekologi, dokter, perawat, bidan maupun tenaga terlatih seperti dukun bersalin

terlatih. Pelayanan antenatal care dapat diakses di Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas,

Rumah sakit maupun di klinik dokter praktek swasta (Depkes RI, 1994).

4. Kegiatan Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care

Kegiatan dalam pemeriksaan dan pengawasan kehamilan meliputi (Depkes RI, 1994):

a. Anamnesa

b. Pemeriksaan laboratorium

c. Intervensi dasar

d. Intervensi khusus sesuai kondisi

e. Memberikan konseling atau pengetahuan

f. Motivasi ibu hamil agar dapat merawat diri selama hamil.


Menurut Sarwono (2002), bahwa dalam penerapan praktek sering dipakai standart minimal

perawatan antenatal care yang disebut ”7T”, yaitu:

a. Timbang berat badan dan tinggi badan.

b. Ukur tekanan darah

c. Ukur tinggi fundus uteri

d. Pemberian imunisasi TT lengkap

e. Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama hamil

f. Tes terhadap penyakit seksual menular

g. Temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan.

5. Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan yang

memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan

tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan tetapi dapat

juga sebaliknya yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan di rumah.

Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu di pantau jika terjadi penyimpangan

dari keadaan normal dapat dideteksi secara dini dan diberikan penanganan yang tepat. Oleh

karena itu ibu hamil diharuskan memeriksakan diri secara berkala selama kehamilannya.

Menurut Manuaba (1999), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.

b. Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan

c. Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan

d. Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.


Dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar adanya minimal yaitu

dengan pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan distribusi sebagai berikut:

a. Minimal satu kali pada trimester I

b. Minimal satu kali pada trimester II

c. Minimal dua kali pada trimester III ( Dep Kes RI, 2002).

Menurut Jumiarni (1995), frekuensi ANC diharapkan paling kurang 8 kali (7-9) sehingga

pengawasan ibu dan janin dapat dilaksanakan dengan optimal. Pemeriksaan kehamilan tersebut

dilaksanakan dengan jadwal dan kegiatan sebagai berikut:

a. Kunjungan 1 (0-12 minggu) kunjungan II 12-24 minggu.

Pada kunjungan ini yang dilakukan:

1. Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstertric dan ginekologi.

2. Pemeriksaan fisik; tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, bunyi jantung, bunyi pernafasan,

reflek patella, edema dan lain-lain.

3. Pemeriksaan obstetric: usia kehamilan, tinggi fundus uteri, DJJ (kehamilan lebih dari 12

minggu), pengukuran panggul luar.

4. Pemeriksaan laboratorium: urine lengkap, darah (Haemoglobin, leukosit, Diff, Golongan darah,

Rhesus, dan gula darah).

5. Penilaian status gizi, dilihat dari keseimbangan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB).

6. Penilaian resiko kehamilan.

7. KIE pada ibu hamil tentang kebersihan diri dan gizi ibu hamil

8. Pemberian imunisasi TT 1.

b. Kunjungan III, 28-32 Minggu


Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, laju pertumbuhan janin, kelainan atau

cacat bawaan.

Kegiatan yang dilakukan adalah:

1. Anamnese meliputi keluhan dan perkembangan yang dirasakan oleh ibu.

2. Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pengukuran panggul luar tak perlu dilakukan lagi).

3. Pemeriksaan dengan USG. Biometri janin (besar dan usia kehamilan), aktifitas janin, kelainan,

cairan ketuban dan letak plasenta, serta keadaan plasenta.

4. Penilaian resiko kehamilan

5. KIE tentang perawatan payudara

6. Pemberian imunisasi TT 2 dan vitamin bila perlu.

c. Kunjungan IV kehamilan 34 minggu

Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan dan pemeriksaan laboratorium ulang.

Kegiatannya adalah:

1. Anamnese keluhan dan gerakan janin

2. Pengamatan gerak janin

3. Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pemeriksaan panggul dalam bagi kehamilan pertama)

4. Penilaian resiko kehamilan

5. Pemeriksaan laboratorium ulang: Hb, Ht, dan gula darah

6. Nasehat senam hamil, perawatan payudara dan gizi

d. Kunjungan V (36 minggu), Kunjungan VI (38 Minggu), Kunjungan VII (40 minggu) (2 minggu

1 kali). Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, aktifitas janin dan pertumbuhan

yang secara klinis:

1. Anamnese meliputi keluhan, gerakan janin dan keluhan.


2. Pemeriksaan laboratorium ulang (Hb dan gulan darah)

3. Pemeriksaan fisik dan obstetrik

4. Penilaian resiko kehamilan

5. USG ulang pada kunjungan 4

6. KIE tentang senam hamil, perawatan peayudara, dan persiapan persalinan

7. Pengawasan penyakit yang menyertai kehamilan dan komplikasi trimester

III.

8. Penyuluhan diet sehat 5 sempurna.

e. Kunjungan VIII 41 minggu, kunjungan IX 42 minggu (1 minggu sekali). Pemeriksaan terutama

ditujukan kepada penilaian, kesejahteraan janin dan fungsi plasenta serta persiapan persalinan.

Kegiatan yang dilakukan adalah:

1. Anamnese meliputi keluhan dan lain-lain

2. Pengamatan gerak janin

3. Pemeriksaan fisik dan obstetric

4. Pemeriksaan USG yaitu pemeriksaan yang memantau keadaan jantung janin sehubungan

dengan timbulnya kontraksi.

5. Memberi nasehat tentang tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan rencana untuk

melahirkan.

6. Sesuai standar kunjungan ibu hamil diatas maka semakin tua umur kehamilan harus semakin

sering memeriksakan kehamilannya, resiko kehamilan semakin tinggi, semakin tinggi pula

kebutuhan untuk memeriksakan kehamilannya

Berdasarkan uraian diatas berikut ini akan digambarkan jadwal/ frekuensi antenatal care

sebagai berikut:
Tabel 2.1. Frekuensi / Jadwal Pemeriksaan Kehamilan .

Minimal Frek Optimal Frek Ideal Frek


Triwulan I 1 - Kehamilan 1-12 1 - Sejak haid terlambat 1 1
mgg bulan
- kehamilan 12-28 2 - kehamilan 28 mgg (1 5
mgg bln 1x)
Triwulan II 1 - kehamilan 28-32 2 - kehamilan 28-36 mgg (2 4
mgg mgg 1 x)
Triwulan 2 - kehamilan 32-40 3 - kehamilan > 37 1 mgg 1 5
III mgg kali
- kehamilan 41-42 2
mgg

Total 4 9 15
Sumber : Dep. Kes RI, 2008 : 24, Jumiarni, 1995 : 34.

Dari tabel diatas dapat disampaikan hal – hal sebagai berikut :

1. Frekuensi pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali (Dep.Kes.RI, 1994) Ferekuensi pemeriksaan

kehamilan dilakukan 4 kali yang terbagi dalam triwulan I, II, III. Frekuensi ini dapat terjadi bila

segalanya normal tanpa adanya resiko dan frekuensi lebih sering dilakukan pada triwulan III

untuk deteksi dini terhadap kelainan.

2. Frekuensi pemeriksaan kehamilan optimal 9 kali (Jumiarni, 1995).

Pemeriksaan kehamilan dilakukan sejak haid terlambat sampai dengan usia kehamilan 12

minggu 1 kali. Pemeriksaan tiap 1 bulan sekali dilakukan sampai dengan usia kehamilan 36

minggu, sedangkan pemeriksaan kehamilan 36 – 40 minggu dilakukan 2 minggu sekali dan

sampai dengan melahirkan pemeriksaan dilakukan 1minggu sekali. Dengan frekuensi demikian

adanya penyulit kehamilan dapat dideteksi dan diatasi sedini mungkin.

3. Frekuensi pemeriksaan kehamilan ideal (Manuaba, 2012)


Pemeriksaan kehamilan dilakukan sejak terlambat haid satu bulan sampai dengan usia

kehamilan 28 minggu dilakukan satu bulan satu kali. Pada usia kehamilan 28 - 36 minggu

sampai dengan melahirkan pemeriksaan dilakukan 1 minggu sekali. Pemeriksaan kehamilan ini

yang paling ideal sehingga diharapkan dengan frekuensi seperti ini penyulit kehamilan dapat

terdeteksi dan diatasi sedini mungkin. Menurut manuaba (1998), jadwal melakukan ANC

sebaiknya 4 kali sudah cukup (tercatat).

D. Kerangka Konseptual Dan Hipotesis Penelitian

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-

konsep yang ingin diamati atau diukur melalui melalui penelitian-penelitian yang akan di

lakukan. ( Notoatmodjo, 2005)

Variabel Independen : Pengetahuan dan Sikap


Variabel Dependen : Kepatuhan melaksanakan ANC

Keterangan

: Diteliti
: Hubungan antara variabel

Penjelasan :

Kehamilan adalah proses pembuahan sel telur yang terjadi di dalam maupun diluar rahim.

Ibu hamil terdiri dari beberapa kategori sesuai dengan status kehamilan dan jumlah bayi yang

telah dilahirkannya. Pada kehamilan Primigravida (ibu yang belum pernah mengalami

kehamilan atau melahirkan seorang anak) Observasi dan wawancara akan dilakukan terhadap

pengetahuan dan sikap dari ibu primigravida terhadap perubahan prilaku dalam kepatuhan

pelaksanaan Antenatal care.

2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kehamilan dengan

kepatuhan pelaksanaan Antenatal Care pada ibu primigravida di Puskesmas Batua Raya Kota

Makassar adalah sebagai berikut:

a. Ada Hubungan antara pengetahuan ibu primigravida tentang kehamilan dengan kepatuhan

pelaksanaan Antenatal care.

b. Ada Hubungan antara sikap ibu primigravida tentang kehamilan dengan kepatuhan pelaksanaan

Antenatal Care.

3. Defenisi Konseptual dan Defenisi Operasional

a. Definisi Konseptual

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari penginderaan

yang terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007).

2. Sikap

Sikap adalah kesediaan atau respon seseorang terhadap suatu objek disuatu lingkungan tertentu

(Notoatmodjo, 1993).

3. Kepatuhan

Kepatuhan di definisikan sejauh mana prilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang di berikan

oleh professional kesehatan (Sackett, 1976).

b. Defenisi Operasional

1. Variabel Independent
a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah pemahaman atau yang diketahui ibu primigravida di wilayah kerja

puskesmas batua raya kota Makassar tentang antenatal care (ANC). Pengetahuan dapat diukur

dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot dengan skor jawabannya

adalah Benar : 1 dan Salah : 0

Kriteria Objektif:

Baik : Jika nilai skor yang dicapai > 19

Kurang : Jika nilai skor yang dicapai ≤ 19

b. Sikap

Sikap adalah kesedian atau respon ibu primigravida di wilayah kerja puskesmas batua raya kota

Makassar tentang antenatal care (ANC). Sikap dapat diukur dengan memberikan jawaban dari

kuesioner yang telah diberi bobot dengan skor jawabannya adalah sangat setuju: 5, setuju: 4,

tidak tahu: 3, tidak setuju: 2, dan sangat tidak setuju: 1.

Kriteria Objektif:

Baik : Skor < 80 %

Kurang : Skor ≤ 80 %

2. Variabel Dependent

Kepatuhan adalah kesadaran ibu primigravida atau responden di wilayah kerja puskesmas

batua raya kota Makassar untuk melaksanakan pemeriksaan antenatal care (ANC) sesuai

program yang ditentukan. Kepatuhan dapat diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner

yang telah diberi bobot dengan skor jawabannya adalah Ya : 1 dan Tidak : 0.

Kriteria Objektif:

Baik : Jika nilai skor yang dicapai > 6


Kurang : Jika nilai skor yang dicapai ≤ 5

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi penelitian

sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan digunakan untuk mendefinisikan struktur

dimana penelitian dilaksanakan (Nursalam, 2012). Dalam penelitian ini desain yang digunakan

adalah cross sectional dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel sesaat

artinya subyek diobservasi satu kali saja dan pengukuran pengetahuan, sikap dan kepatuhan

untuk melaksanakan antenatal care dilakukan saat pemeriksaan atau pengkajian data.

(Sastroasmoro & Ismail, 2012)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di bagian KIA Puskesmas Batua Raya Kota Makassar.

2. Waktu

Penelitian ini di lakukan mulai bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2012. Jadwal Kegiatan

Penelitian (Planing Of Action) Di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar.

Mei Juni Juli Agustus


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Pengajua Judul
2 Penerbitan SK
pembimbing
3 Konsul Proposal
Pendaftaran Ujian
4
Proposal
Pelaksanaan Ujian
5
Proposal
6 Penelitian
7 Pendaftaran Ujian Hasil
8 Pelaksanaan Ujian Hasil
9 Perbaikan Skripsi
10 Pemasukan Skripsi
Tabel 3.1: Jadwal penelitian

C. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua ibu Primigravida diwilayah kerja Puskemas Batua Kota Makassar

berjumlah 50 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu primigravida yang datang berkunjung ke

Puskesmas Batua Raya Kota Makassar, subyek yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini

harus memenuhi kriteria sampel yang telah di tetapkan. Adapun kriteria sampel penelitian adalah

Kriteria Inklusi yang merupakan karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan

populasi terjangkau (Sastroasmoro dkk, 1995). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Kriteria Inklusi:

(1) Ibu hamil bersedia menjadi informan

(2) Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Batua kota Makassar

(3) Ibu primigravida Trimester I, II dan III

b. Kriteria Eksklusi
(1) Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden

(2) Tidak berada di tempat saat penelitian berlangsung

(3) Ibu Multigravida

Besar sampel di hitung berdasarkan rumus besar sampel untuk populasi menurut Zainuddin

M (2007) yang dikutip oleh Nursalam (2007), besar sampel dalam penelitian dapat di hitung

sebagai berikut:

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Tingkat signifikan (p)

n = 50 x 0.0025

n = 0.125

n = 0.125 + 1

n = 50 / 1.125

n = 44 orang.

Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 44 orang.

3. Sampling

Sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari

populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruan populasi yang ada. (A.

Aziz Alimul Hidayat, 2012). Penelitian ini menggunakan Nonprobability Sampling yaitu suatu

teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang

dikehendaki oleh peneliti yang di sesuaikan dengan kriteria inklusi yang telah di rancang oleh
peneliti, sehingga pemilihan sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah di

kenal sebelumnya (Nursalam, 2011)

D. Variabel Penelitian

Menurut Soeparto, Taat Putra, dan Huryanto (2012) seperti di kutip Nursalam (2011),

Bahwa variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu.

Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level dari abstrak yang didefenisikan sebagai

suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2011).

Variabel sebagai atribut dari kelompok orang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu

dengan yang lainnya dalam kelompok tersebut.

Klasifikasi Variabel Penelitian.

Jenis variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi yaitu:

1. Variabel bebas (Indevenden variabel) adalah variabel yang nilainya menentukan varibel lain

(Nursalam, 2011). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap ibu

primigravida.

2. Variabel terikat (Dependen variabel) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain

(Nursalam, 2011). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan Antenatal care.

E. Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang di gunakan dalam penelitian adalah lembar kuesioner untuk kedua variabel

penelitian. Untuk mengukur pegetahuan responden tentang kepatuhan melaksanakan antenatal

care, digunakan sekala Guttman dengan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yaitu jika

Ya =1 dan Tidak = 0. Pengetahuan responden baik atau kurang ditentukan berdasarkan nilai

median. Nilai diatas median, pengetahuan baik atau kurang dari atau sama dengan nilai median
dianggap kurang. Peryatanaan tentang pengetahuan sebanyak 28 butir pertanyaan. Sebagai nilai

mediannya dapat ditentukan sebaagai berikut: Baik Bila responden menjawab dengan total

skor 14-28. Kurang Bila responden menjawab dengan total skor 0 -13.

0-28 merupakan rentang nilai responden. Nilai ini diurutkan dari nilai terkecil sampe

dengan nilai terbesar, sehingga didapatkan nilai median untuk pengetahuan adalah 14.

Sedangkan untuk mengukur sikap baik atau kurang responden digunakan skala Likert dengan

pemberian skor pada setiap alternatif jawaban, yaitu sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, tidak

tahu 3, setuju 4 dan sangat setuju 5. Dikatakan baik jika total skor kurang dari sama dengan nilai

median. Jumlah butir pertanyaan tentang sikap sebanyak 10 butir pertanyaan sehingga nilai

median ditentukan seperti berikut: Baik Bila responden menjawab dengan total skor > 80 %,

dan Kurang Bila responden menjawab dengan total skor ≤ 80 % dan untuk mengukur kepatuhan

menggunakan skala guttman yaitu jika Ya skor =1 dan Tidak Skornya = 0.

2. Prosedur Pengumpulan Data

a. Metode Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dirancang oleh peneliti sesuai dengan kerengka konsep yang telah

dibuat. Instrument yang digunakan adalah lembar kuesioner, pada jenis pengukuran ini peneliti

mengumpulkan data primer secara formal kepada responden untuk menjawab pertanyaan secara

tertulis atau wawancara langsung. Dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder

berdasarkan data medical recor di wilaya kerja puskesmas batua raya kota Makassar. Dan

pengukurannya menggunakan skala guttman dimana: (pengetahuan) Ya (skor 1), Tidak (skor 0),

dan sekala likert (perilaku deteksi diri) dimana: sangat stuju (5), setuju (4), tidak tahu (3), tidak

setuju (2) dan sangat tidak setuju (1).

b. Pengolahan Data
Pengolahan data dimulai pada saat pengumpulan data telah selesai, meliputi :

1. Editing

Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan

data, memeriksa kesinambungan data, dan keseragaman data.

2. Coding

Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data perlu

disederhanakan yaitu dengan symbol-simbol tertentu, untuk setiap jawaban (pengkodean).

Pengkodean dilakukan dengan memberi nomor halaman, daftar pertanyaan, nomor variabel,

nama variabel dan kode.

3. Processing

Yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara mengentri data dari kuesioner.

4. Cleaning

Yaitu membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientri

apakah ada kesalahan atau tidak.

c. Analisa Data

Data akan dikumpulkan terlebih dahulu diedit baik pada waktu dilapangan maupun pada saat

memasukkan data kedalam komputer. Hal ini dimaksudkan untuk menilai kebenaran data setelah

itu akan dilakukan koding kemudian data dimasukkan kedalam tabel dan diolah secara elektronik

dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 16,0.

Data dianalisa melalui presentase dan perhitungan dengan cara sebagai berikut:

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini akan

menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel yang diteliti.


b. Analisis Bivariat

Ananlisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen dengan dependen

dalam bentuk tabulasi silang antara kedua variebal tersebut. Menggunakan uji statistik dengan

tingkat kebermaknaan 0,05 dengan ketentuan hubungan dikatakan bermakna bila P value < 0,05

dan hubungan dikatakan tidak bermakna bila P value > 0,05 dengan menggunakan rumus Chi-

Square.

Keterangan :

X2 = Chi-square

O = Nilai observasi

E = Nilai yang diharapkan

 = Jumlah data

F. Etika Penelitian (Ethical Clearance)

Masalah etika dalam penelitian yang menggunakan subyek manusia menjadi issue

sentral yang berkembang saat ini. Pada penelitian ilmu keperawatan hampir 90% subyek yang

digunakan adalah manusia, maka penelitian harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian

(Nursalam, 2007).

Persetujuan dan kerahasiaan responden adalah hal utama yang perlu diperhatikan. Oleh

karena itu peneliti sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu mengajukan ethical clearance

kepada pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penelitian, agar tidak terjadi

pelanggaran terhadap hak-hak (otonomi) manusia yang kebetulan menjadi subyek penelitian.

Setelah mendapat persetujuan dari pihak terkait, maka peneliti akan memulai penelitian

dengan menekankan prinsip-prinsip etika penelitian yang berlaku. Adapun prinsip-prinsip dalam

etika penelitian adalah sebagai berikut:


1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)

Lembar persetujuan ini akan diberikan kepada subyek yang akan menjadi sampel dalam

penelitian. Subyek yang menjadi sampel penelitian akan mendapatkan penjelasan secara detail

tentang maksud penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian diadakan. Selain hal

tersebut subyek yang menjadi sampel juga diberikan informasi lain seperti: penjelasan bahwa

responden bebas dari eksploitasi dan informasi yang didapatkan tidak digunakan untuk hal-hal

yang merugikan responden dalam bentuk apapun, hak-hak selama dalam penelitian, hak untuk

menolak menjadi responden dalam penelitian, kewajiban apabila bersedia menjadi responden,

dan kerahasiaan identitas responden yang menjadi subyek penelitian.

2. Tanpa Nama (Anonymity)

Kerahasiaan responden harus terjaga dengan tidak mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data maupun pada lembar kuisioner, tetapi hanya dengan memberikan kode-kode

tertentu sebagai identifikasi responden.

3. Rahasia (Confidentiality)

Informasi yang diberikan responden akan terjamin kerahasiaannya karena peneliti dalam

pemanfaatan informasi yang diberikan responden hanya menggunakan kelompok-kelompok data

sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian.

4. Keterbatasan

Ada beberapa keterbatasan yang mungkin akan ditemukan peneliti dalam penelitian ini, yaitu:

a. Alat Ukur (Instrument)

Kepatuhan merupakan masalah yang abstrak yang dan sulit untuk dilakukan pengukuran.

Untuk mensiasati hal tersebut, maka upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan sikap dan tindakan responden yang kemudian
dari jawaban tersebut dilakukan analisis. Disadari bahwa alat ukur baku yang memiliki validitas

dan reabilitas belum tersedia. Hal ini merupakan keterbatasan dalam penyediaan instrument yang

benar-benar sahih.

b. Faktor Feasibility

Sebuah penelitian yang benar-benar akurat, tentunya membutuhkan waktu yang cukup

lama untuk melakukan observasi atau pengamatan terhadap responden yang akan diteliti.

Mengingat penelitian ini hanya dilaksanakan selama satu bulan, maka sangat mungkin banyak

hal-hal penting yang menyangkut kepatuhan responden yang luput dari pengamatan peneliti.

Kurangnya biaya serta keterbatasan pengalaman peneliti dalam penelitian merupakan masalah

kesehatan masyarakat, sangat mungkin akan menyebabkan kurangnya informasi yang dapat

disampaikan dari hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta, hal:245.

Azwar S. (2002). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka pelajar offset, hal:109.

Azwar S. (2002). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka pelajar offset,
hal:11.

Carpenito LJ. (1999). Rencana Asuhan dan Rekomendasi Keperawatan. Edisi Kedua, Diterjemahkan oleh
Monika Ester. Jakarta: EGC.

Carpenito LJ. (2000). Diagnosa Keperawatan. Edisi Keenam. Jakarta: EGC, hal:633.

Depdikbud (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka, Hal:737.
Depkes RI (1994). Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar Puskesmas. Jakarta:
Pusdiknakes, hal:24.

Depkes RI. (2001). Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar Puskesmas. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Standart Pelayanan Kebidanan. Jakarta, hal:4.

Depkes RI:UNICEF. (2000). Paket KIE Untuk Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Ibu dan
Anak. Jakarta: Kerjasama Pemerintah RI dengan UNICEF, hal:68.

Hamilton PM. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi Keenam, Diterjemahkan oleh Ni Luh
Gede Yasmin Asih. Jakarta: EGC, hal:73.

Jumiarni (1995). Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta: EGC, hal:34.

Koblinsky M., Timyan J, Gay Jill (1997). Sebuah Perspektif Global Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, hal:331.

Martaaddisoebrata D. (1982). Obstetri Sosial. Bandung: Elstar Offset.

Manuaba IBG. (1999). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC, hal:128.

Manuaba IBG, (2009), Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan, hal:73.

Mochtar Rustam (2005). Sinopsis Obstetri 1. Jakarta: EGC.

Nawawi (1991). Metode Penelitian Survey. Edisi II. Jakarta : PT. Pustaka.

Niven N. (2002). Psikologi Kesehatan. Jakarta: EGC, hal:192.

Notoatmodjo Soekidjo (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta, hal:121.

Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis
dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika, hal:56.
Nursalam & Siti pariani, (2001), Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung seto,
hal:68.

Pratiknya W.A. (2001) Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Raja
grafindo persada, hal:164.

Saifuddin Abdul Bani, Andriaansz G., Wiknjasostro GH., Waspodo Djoko, 2002. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal:90.

Sastroasmoro S., Ismail Sofyan (1995). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa
Aksara.

Sarwono, (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal:22.

Stenchever Morton A., Sorensen T. (1995). Penatalaksanaan Dalam Persalinan. Jakarta: Hipokrates, hal:6.

Sugiyono (1999). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, hal:57.

Suriasumantri, J.S. (1998). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Tjokronegoro (1999). Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran. Jakarta: FKUI

Wheeler L. (2004). Buku Saku Perawatan Pranatal dan Pascapartum. Jakarta: EGC, hal:34.

Winkel WA. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo.

. (2004). Buku Panduan Penyusunan Proposal dan Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya

Prawirohardjo. S, (2006) Pelayanan Antenatal Care (ANC). Jakarta: Yayasan Bina, Pustaka,
hal:52

Lampiran 1
PERNYATAAN PERSETUJUAN
(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


ponden :
:
Setelah membaca dengan seksama, mengerti dan memahami penjelasan dan informasi yang
diberikan, saya bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang lakukan oleh
Sdra. Muhammad Rustam, sampai dengan berakhirnya masa penelitian dimaksud.
Bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian sesuai dengan kondisi
yang sesungguhnya.
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak sedang dan
dalam paksaan siapapun dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Peneliti, Responden,

Muhammad Rustam ( )
NIM: 08 3145 105 100

Lampiran 2

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG


KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PELAKSANAAN ANTENATAL
CARE PADA IBU PRIMIGRAVIDA
1. K U I S I O N E R

Petunjuk
pengisian:
1. Bacalah dengan cermat semua pertanyaan yang ada dalam kuisioner ini.
2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat dan keadaan yang
sebenarnya.
3. Mohon kesediaan ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang tersedia.

A. DATA DEMOGRAFI

1. Berapa umur ibu?

a. < 20 tahun
b. 20 – 35 tahun
c. > 35 tahun

2. Pendidikan terakhir yang ibu tempuh?

a. SD
b. SLTP
c. SMU
d. Akademi/ Perguruan Tinggi

3. Apakah pekerjaan ibu?

a. Ibu rumah tangga


b. Wiraswasta/ swasta
c. PNS/ ABRI

4. Berapa penghasilan keluarga ibu per bulan

a. < 500.000
b. 500.000 – 1.000.000
c. > 1.000.000

5. Darimanakah ibu mendapatkan informasi tentang kehamilan?

a. Televisi
b. Radio
c. Koran/ majalah
d. Penyuluhan oleh tenaga kesehatan

B. PENGETAHUAN
No PERNYATAAN BENAR SALAH
Pengertian Kehamilan
1 Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam
rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara
alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam
rahim ibu
TANDA-TANDA KEHAMILAN
2 Tidak datang haid
3 Pusing dan muntah pada pagi hari
4 Mengidam
5 Buah dada membesar dan mulai memproduksi ASI
6 Daerah disekitar puting susu menjadi gelap
7 Perut ibu mulai membesar
8 Merasakan gerakan bayi
9 Sering kencing
10 Sulit buang air besar
CARA MEMELIHARA KEHAMILAN
11 Memeriksakan diri ke petugas kesehatan minimal 4x
selama hamil
12 Minum tablet tambah darah untuk mencegah kurang
darah, minimal 90 tablet selama kehamilan
13 Mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) 2 kali
sebelum umur kehamilan 8 bulan
14 Menggosok gigi 2 kali sehari, sesudah sarapan pagi
dan sebelum tidur malam dengan menggunakan pasta
gigi
15 Merawat dan memelihara payudara setelah umur
kehamilan 7 bulan, agar ASI yang diproduksi jadi
banyak
16 Cukup istirahat dan tidak boleh bekerja terlalu berat
17 Untuk ibu hamil di daerah endemik gondok, ibu
hamil perlu minum 1 kaplet minyak beryodium
menurut petugas kesehatan
18 Makan 1 – 2 porsi tambahan setiap harinya
19 Makanan terdiri dari sayur, lauk pauk, buah buahan
dan makan garam beryodium.
20 Ibu hamil yang sehat bertambah berat badannya 8 kg
selama kehamilan pada saat usia kehamilan di atas 7
bulan, pertumbuhan berat badan paling minim 3 kg
TANDA – TANDA BAHAYA KEHAMILAIN
21
Muntah terus menerus dan tidak bisa makan
22 Perdarahan dari jalan lahir
23 Keluar banyak cairan dari jalan lahir sebelum waktu
melahirkan tiba
24 Tidak ada gerakan bayi di dalam perut
25 Tekanan darah meningkat
26 Rasa nyeri hebat diperut
27 Pembengkakan di bagian tubuh terutama di kaki,
pandangan kabur, dan sering sakit kepala
28 Demam
C. SIKAP
Petunjuk pengisian:
SS, bila anda sangat setuju
S , bila anda setuju
TT, bila anda tidak dapat menentukan pendapat (tidak tahu)
TS, bila anda tidak setuju
STS, bila anda sangat tidak setuju.

No PERNYATAAN SS S TT TS STS
1 Jika ibu ingin sehat sebaiknya ibu
memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali
selama hamil kepetugas kesehatan
2 Kurang darah selama hamil dapat dicegah
dengan minum tablet tambah darah minimal 90
tablet selama kehamilan
3 Untuk mencegah penyakit tetanus sebaiknya
ibu mendapat imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali
sebelum umur kehamilan 8 bulan.
4 Menggosok gigi 2 kali sehari sesudah sarapan
pagi dan sebelum tidur dengan menggunakan
pasta gigi dapat mencegah gigi berlubang pada
ibu hamil.
5 Untuk memperlancar produksi Air Susu Ibu
pada ibu hamil sebaiknya dilakukan perawatan
payudara sejak umur kehamilan 7 bulan
6 Sela hamil ibu sebaiknya cukup istirahat dan
tidak boleh kerja terlalu berat
7 Ibu hamil didaerah yang banyak menderita
penyakit gondok perlu minum satu tablet
minyak beryodium menurut petugas kesehatan
8 Untuk memenuhi kebutuhan gizi selama
kehamilan, ibu memerlukan tambahan
makanan 1 sampai 2 porsi tambahan setiap
harinya.
9 Pemeliharaan kesehatan selama kehamilan
salah satunya dapat dilakukan dengan makan
makanan yang terdiri dari sayur, lauk pauk,
buah buahan dan makan garam beryodium
10 Penambahan berat badan pada ibu hamil yang
normal adalah minimal 3 kg saat usia
kehamilan diatas 7 bulan.
D. KEPATUHAN

No KEGIATAN Ya Tidak
1 KUNJUNGAN ANC
Apakah ibu melakukan kunjungan ANC
2 Apakah ibu melakukan kunjungan ANC sesuai
dengan waktu yang ditetapkan
3 Apakah frekwensi (banyaknya) ibu melakukan
kunjungan ANC sudah sesuai dengan umur
kehamilan (jumlah kunjungan yang dianjurkan)
4 PERILAKU KUNJUNGAN
Apakah ibu melakukan pengukuran tinggi badan
dan berat badan
5 Apakah ibu melakukan pemeriksaan terhadap
tekanan darah
6 Apakah ibu melakukan pemeriksaan tinggi fundus
uteri
7 Apakah ibu telah menerima suntikan TT secara
lengkap
8 Apakah ibu telah mendapatkan tablet Fe dan Calk
9 Apakah ibu memeriksakan diri terhadap
kemungkinan adanya penyakit menular seksual
10 Apakah ibu telah melakukan konseling kehamilan
dengan petugas kesehatan

Diposkan 26th June 2012 oleh Rustam blog


0

Add a comment

Anda mungkin juga menyukai