Anda di halaman 1dari 4

Fermentasi Minyak Kekapa

I. Tujuan Percobaan : Untuk mempelajari cara memisahkan minyak kelapa dengan proses
fermentasi.
II. Tinjauan Pustaka
Kelapa merupakan tanaman tropis yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia. Hal
ini terlihat dari penyebaran tanaman kelapa di hampir seluruh wilayah Nusantara. Manfaat
tanaman kelapa tidak saja terletak pada daging buahnya yang dapat diolah menjadi santan,
kopra, dan minyak kelapa, tetapi seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang
besar. Alasan utama yang membuat kelapa menjadi komoditi komersial adalah karena semua
bagian kelapa dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan (ILO – PCdP2 UNDP, 2013).
Minyak kelapa merupakan salah satu dari minyak goreng yang banyak dipakai
masyarakat sebagai kebutuhan sehari-hari. Minyak ini berasal dari tumbuhan (nabati)
sebagaimana halnya dengan minyak sawit, minyak jagung, minyak kedelai, minyak zaitun,
minyak biji kapas, dan minyak kacang tanah. Selain berfungsi sebagai penghantar panas,
minyak ini juga dimanfaatkan dalam industri sebagai bahan dalam pembuatan sabun,
mentega, dan kosmetik. Minyak nabati memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan
dengan minyak yang berasal dari hewan. Minyak nabati tidak mengandung kolesterol karena
mengandung lebih banyak asam lemak tidak jenuh, sehingga relatif stabil jika dipanaskan
(Yurnaliza, 2007).
Virgin Coconut Oil (VCO) mempunyai banyak manfaat, selain berfungsi untuk
menggoreng makanan, Virgin Coconut Oil (VCO) juga berperan membantu mencegah
penyakit jantung, kanker, diabetes, memperbaiki pencernaan, meningkatkan sistem kekebalan
tubuh, mencegah infeksi virus HIV, dan SARS. Dari hasil penelitian di Papua Nugini yang
tingkat konsumsi masyarakatnya terhadap kelapa cukup tinggi, menunjukkan bahwa
masyarakat yang sering mengkonsumsi minyak kelapa lebih kurus dan amat jarang terkena
penyakit jantung koroner dan stroke. Pembuatan VCO dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain dengan pemanasan suhu rendah, cara pancingan, dan centrifuge. Cara pemanasan
menyebabkan bau tengik karena proses oksidasi dan menguapkan asam kaprat dan asam
kaproat, sedangkan cara pancingan sering tidak memuaskan karena hasilnya sedikit. Cara
yang lebih baik untuk membuat VCO adalah dengan cara pengadukan (sentrifugal), karena
prosesnya cepat, murah, sederhana, dan minyak yang dihasilkan tidak berbau tengik karena
proses oksidasi (Hariyani, 2006).
III. Metodologi Percobaan :
3.1 Peralatan Percobaan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Beaker glass
Fungsi: sebagai wadah bahan-bahan yang digunakan.
2. Centrifuge
Fungsi: Sebagai pemisah padatan dan cairan.
3. Corong pisah
Fungsi: sebagai pemisah suspensi yang memiliki massa jenis yang berbeda.
4. Erlenmeyer
Fungsi: sebagai wadah penampungan bahan-bahan yang digunakan.
5. Gelas ukur
Fungsi: untuk mengukur volume cairan yang dipakai.
6. Pipet Tetes
Fungsi: untuk mengambil cairan dalam jumlah sedikit.
7. pH indikator
Fungsi: untuk mengukur pH minyak kelapa.
8. Piknometer
Fungsi: untuk mengukur densitas minyak.
9. Statif dan Klem
Fungsi: sebagai penyanggah berdirinya corong pisah.
10. Tabung Reaksi
Fungsi: sebagai wadah minyak, blondo/endapan, dan air yang tersisa untuk
dimasukkan ke dalam centrifuge.
11. Termometer
Fungsi: Untuk mengukur suhu air.
12. Timbangan
Fungsi: Untuk mengukur berat sampel.
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Pembuatan Krim Santan
Adapun prosedur pembuatan krim santan adalah sebagai berikut :
1. Tiga setengah kelapa yang telah diparut disiram dengan air 80oC sebanyak 300 ml.
2. Diperas hingga diperoleh santan kental. Untuk memperoleh hasil yang maksimal,
hanya dilakukan satu kali perasan.
3. Santan yang diperoleh dimasukkan ke dalam corong pisah.
4. Ditutup dengan rapat corong pisah yang telah berisi santan agar tidak banyak
terkontaminasi, kemudian simpan selama 1 jam agar terjadi pemisahan antara air
dan krim santan.
5. Setelah air dan krim santan terpisah, buanglah airnya melalui keran. Setelah
tertinggal hanya krim santan di dalam corong pisah, pindahkan ke dalam
erlenmeyer.

3.2.2 Fermentasi dan Inkubasi


Adapun prosedur percobaan fermentasi adalah sebagai berikut :
1. Siapkan dua corong pemisah. Dimasukkan krim santan ke dalam corong pisah.
2. Ditambahkan asam cuka beras (25%) dan yogurt (15%) pada erlenmeyer dan
corong pisah.
3. Tutup corong pisah dengan rapat agar tidak terjadi kontaminasi, kemudian simpan
selama 48 jam.
4. Setelah masa penyimpanan selama 48 jam, minyak yang terbentuk akan tampak
berada di permukaan. Karena dibawah minyak dan blondo terdapat air, pisahkan
minyak beserta blondo dengan air dengan cara air dibuang melalui kran.
5. Ambil campuran blondo dan minyak, masukkan ke dalam tabung reaksi.
6. Pisahkan minyak dan blondo yang sudah dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dengan menggunakan centrifuge. Setelah terjadi pemisahan antara minyak dan
blondo, timbang massa minyak dan blondo.
7. Ambil minyak yang sudah terbebas dari blondo, kemudian lakukan analisa karakter
minyak tersebut.

3.2.3 Prosedur Pengukuran pH Sebelum dan Setelah Fermentasi


1. Siapkan kertas pH indikator yang sudah dibagi dua bagian.
2. Celupkan pH indikator ke dalam krim santan untuk mengetahui pH sebelum
Fermentasi.
3. Setelah fermentasi, celupkan pH indikator pada minyak kelapa murni yang sudah
dihasilkan dari percobaan lalu di catat pH nya untuk mengetahui pH setelah
fermentasi.

Anda mungkin juga menyukai