Anda di halaman 1dari 10

Lampiran 3 Kartu Konsep

Kartu konsep Subjek Pertama

Kode Analisis Tema


W1S1, 6-20 Sejak Z usia dua tahun dua bulan ibu memeriksakan Z ke Tema A
dokter anak, selain itu Z juga gampang sakit sehingga ibu Kekhawatiran ibu terhadap tumbuh kembang anak.
sangat hati-hati dalam mengasuh dan di rumah sedia
obat-obatan. Ibu mengasuh anak seperti biasa, seneng
karena dia lucu, apa yang diinginkannya diturutin.

W1S1, 20-31 Namun semakin lama ibu memperhatikan, semakin


merasa kalau Z jarang ngomong, apa-apa dibanting,
sehingga ibu merasa khawatir barangkali terkena sesuatu.
Setelah ibu memeriksakan ke dokter anak dan
menceritakan kalau Z umur segini kosa katanya baru
sedikit tapi sering menjerit dan mengamuk, kemudian
dokter mengatakan kalau Z terlambat bicara karena
pengaruh dulunya dia sering kejang.

W1S1, 32-35 Sejak itu ibu merasa kepikiran karena takut barangkali
anaknya susah untuk sembuh, namun tetap berusaha
untuk mengikuti saran dokter untuk melakukan terapi
wicara.

W1S1, 55-58 Ibu merasa marah ketika anak mengamuk dan melakukan Tema B
hal-hal yang tak terduga. Ibu mengatasinya dengan Strategi yang dilakukan ibu untuk mengatasi emosi

130
131

mengalihkan perhatiannya dengan bermain bersama yang dirasakannya dalam mengasuh anak.
fandi.

W1S1, 60-71 Ibu merasa sedih karena anaknya belum bisa ngomong,
cerita, dan merangkai kalimat sendiri. Ibu mengatasinya
dengan berdoa agar Z cepat lancar ngomongnya.

W1S1, 72-78 Ibu merasa takut atau cemas karena menghambat


komunikasi anak dalam bersosialisasi dengan teman-
temannya.
Ibu mengatasinya dengan menerapikan wicara anak di
rumah sakit meskipun sekarang sudah berhenti.

W1S1, 86-90 Permasalahan yang dialami yaitu penerapan pola asuh Tema C
yang berbeda antara orang tua dan simbah dalam hal Pola asuh demokratis yang diterapkan kepada anak.
bahasa yang digunakan sehari-hari.
Ibu mengatasinya dengan mencoba menyatukan pola
asuh dengan simbahnya

W1S1, 180-187 Pengasuhan dilakukan secara demokratis, namun


seringkali terjadi perbedaan penerapan aturan antara ibu
dengan simbah.

W1S1, 198-199 Ibu memberikan reward dengan membelikan jajan,


dibilang top, hebat, maupun tepuk tangan.

W1S1,203- 207 Ibu memberikan hukuman dengan ditabok, dimarahin,


dan tidak dipinjami hp buat permainan. Z suka mainan
132

game di hp dan menonton youtube makanya hp harus ibu


umpetin.

W1S1, 212-214 Ibu menggunakan bahasa dan intonasi yang halus dalam
memberi penjelasan ke anak agar tidak melakukannya
lagi.
W1S1, 100 Ibu menerima kondisi anak sehingga harus telaten. Tema D
Penerimaan diri pada ibu atas kondisi anak.
W1S1, 133-138 Ibu tidak merasa seperti rendah diri dengan lingkungan
sekitar karena menurut dokter dan terapis kondisi Z
normal, hanya saja terlambat bicara karena dulu pernah
sering kejang dan anaknya males buat ngomong.
W1S1, 104-107 Ibu merasa bahwa kondisi anak sekarang disebabkan Tema E
karena semasa kecilnya pernah kejang sampai tiga kali. Keyakinan ibu atas kesembuhan anaknya.

W1S1, 126-128 Ibu yakin anaknya bisa lancar ngomong makanya dia
suka mengajari nyanyi, mengajak ngobrol, dan belajar
mengucapkan kata.
W1S1, 40-45 Ibu rutin mengantarkan anak terapi wicara sekitar selama Tema F
tujuh bulan dan setelah itu berhenti karena lahiran anak Usaha ibu agar anak dapat lancar berbicara.
ke dua.

W1S1, 233-236 Ibu tidak memiliki rancangan kegiatan untuk anak,


paling dibelikan buku mewarnai, buku membaca,
mendengarkan lagu anak, dan menonton film anak.
W1S1, 242-246 Ibu merasa kondisi keluarganya baik-baik saja namun Tema G
dalam mengasuh anak masih memerlukan bantuan orang Kondisi keluarga dan lingkungan yang harmonis.
tua.
133

W1S1, 249-254 Hubungan ibu dengan tetangga sekitar biasa saja,


terkadang kalau sore ikut kumpul-kumpul, mengobrol,
ada anak-anak juga. Selain itu juga seperti mengikuti
kaya arisan desa.
W1S1, 115-122 Ibu merasa dekat dengan Z, ibu menganggap kalau Tema H
bertengkar ataupun emosinya ibu keluar karena Z nakal Kelekatan dan peran ibu dalam mendidik anak di
itu adalah hal yang wajar. Selain itu Z juga sama rumah.
dekatnya dengan simbah karena dari kecil simbah ikut
mengasuh.

W1S1, 164-168 Ibu memfokuskan perhatian Z dengan mengajaknya


ngobrol terus dengan diberi media, serta diiming-imingi
naik kereta atau pergi ke mall.

W1S1, 171-177 Ibu merubah suasana tegang di rumah dengan cara Z


diberikan ke simbahnya terlebih dahulu untuk digendong
sampai ngambeknya hilang atau akan digendong oleh ibu
sendiri dan nanti diambilkan jajanan kesukaannya.

W1S1, 153-160 Ibu tidak bisa menghitung sehari berapa kali Z Tema I
melakukan tantrum, bergantung pada kondisi emosinya Intensitas dan penyebab terjadinya perilaku tantrum
Z. Semakin kesini ibu merasa kalau Z semakin sering pada anak.
membanting barang dan menjerit, tapi giliran diminta
mengikuti mengucap kata tidak mau. Padahal dulu Z
suka mengamuk dan menjerit tapi tidak sering.

W1S1, 142-146 Teman berpengaruh terhadap perilakunya Z, jika bertemu


134

dengan teman yang suka lari-larian maka dia akan ikut


lari-larian. Namun Z lebih suka bermain dengan teman
yang usianya diatasnya daripada dengan teman sebaya
dia malah nakal.

W1S1, 224-230 Dalam mengasuh anak ibu merasa kesehatan fisiknya Tema J
terganggu seperti darah rendah, migrain, sakit gigi, lelah. Pengaruh terhadap kesehatan psikis dan fisik ibu.
Serta kondisi psikisnya juga merasa stress dan pusing.

W1S1, 110-112 Ibu mengatasinya dengan mendengarkan musik maupun


bermain dengan fandi.

W1S1, 79-82 Ibu merasa senang karena semakin ada perkembangan Tema K
bicara meskipun baru bisa ngomong setiap belakang Harapan dan langkah ibu kedepan untuk kebaikan
kata. Ibu berharap anaknya bisa lancar ngomong dan anak.
tidak suka membanting barang.

W1S1, 257-269 Untuk mengatasi rasa takutnya karena barangkali anak


semakin tidak lancar ngomong maka ibu sedang mencari
tempat terapi wicara lain yang penanganannya lebih
bagus. Ibu menganggap kalo di tempat terapi sebelumnya
hanya ada perubahan ketika diawal saja dan semakin
lama terapinya tetap seperti tidak ada tahapan.
135

Kartu konsep Subjek Kedua

Kode Analisis Tema


W1S2, 8-22 Awalnya ibu menganggap kondisi U sama kaya kondisi Tema A
masnya. Usia satu sampai dua tahun anak masih Kebingungan yang dirasakan ibu terhadap kondisi
normal suka ngoceh, namun sejak usia tiga sampai anak.
empat tahun ibu merasa bingung karena sudah
melakukan hal-hal yang disarankan orang lain agar
anaknya bisa cepat ngomong namun tidak ada hasil.
Kemudian ibu memeriksakan U ke dokter tht dan dites
pendengaran hasilnya normal.

W1S2, 22-31 Setelah menunggu setahun setengah tidak ada


perubahan, ibu berinisiatif untuk mencari tempat terapi
wicara dan setelah menemukan ibu memeriksakan ke
dokter anak terlebih dahulu baru U dinyatakan
terlambat bicara dan diminta melakukan terapi wicara.
Kemudian ibu memutuskan untuk melakukan terapi
wicara karena menurut terapisnya U bisa disembuhkan
asalkan telaten.

W1S2, 35-48 Ibu merasa marah karena kadang kalo dibilangin tidak Tema B
mau, justru ngambek dan lari. Ibu mengatasinya Strategi yang dilakukan ibu untuk mengatasi emosi
dengan sabar, terkadang menyesal telah memarahi. yang dirasakannya dalam mengasuh anak.

W1S2, 49-58 Ibu merasa jarang cemas, lebih sering sedih karena U
bagi orang perilakunya nakal sehingga kadang dicibir
tetangga yang tidak tahu. Ibu mengatasinya dengan
136

berusaha diam tidak menanggapi cibiran tetangga,


meskipun terkadang sampai membuat matanya sampai
berkaca-kaca, ibu menyadari keadaan anak, serta rutin
mengantarkan dan menemani U terapi wicara di rumah
sakit meskipun sudah merasa lelah.

W1S2, 70-78 Ibu merasa tidak ada yang bisa mengantarkan ke rumah Tema C
sakit, gantian untuk mengasuh anak karena suami Permasalahan pengasuhan mandiri yang dialami ibu.
bekerja di Jakarta. Ibu mengatasinya dengan tetap
semangat karena akan ada hasilnya.

W1S2, 119-120 Sehari-hari U hanya diasuh oleh ibu karena bapaknya


bekerja di Jakarta dan saudara-saudaranya pada sibuk
dan tinggalnya jauh.

W1S2, 170-174 Dalam mengasuh U ibu tidak mengekang karena Tema D


memahami kondisi U, ibu berusaha menjaga mood U Penerapan pola asuh yang humanis. Dg D
agar tetap baik dan mengasuh dengan tidak
membedakan dengan kakaknya hanya saja ibu lebih
sabar.

W1S2, 178-180 Ibu memberikan hadiah berupa mengacungkan dua


jempol ketika anak mau nurut.

W1S2, 187-188 Ibu akan menegur atau membiarkannya terlebih dahulu


ketika anak berbuat salah.

W1S2, 192-197 Ibu memberikan penjelasan sekaligus telaten


137

mencontohkan langsung dalam mengajari anak


misalnya sehabis pulang sekolah ibu mengajari
sekaligus mengajari cara melepas baju seragam
kemudian memakai baju lagi. Ibu lebih menekankan
untuk mengajari U melakukan kegiatan sehari-hari.

W1S2, 81-82 Ibu merasa harus semangat, telaten, percaya kalo akan Tema E
ada perkembangan baik pada anak. Penerimaan diri dan keyakinan ibu untuk
kesembuhan anak.
W1S2, 109-116 Ibu menilai dari pengalaman buruk orang lain sehingga
dengan cara apapun ibu membuat dirinya tetap happy
meskipun merasa lelah.
W1S2, 139-144 Ibu rutin mengantarkan dan menemani anak melakukan Tema F
terapi wicara seminggu dua kali meskipun dulunya Usaha yang dilakukan ibu untuk perkembangan anak.
kalau disuruh menjenguk orang sakit di rumah sakit dia
tidak mau.

W1S2, 215-223 Kegiatan yang dilakukan anak berlangsung otodidak


karena ibu berusaha untuk menjaga moodnya U agar
tetap baik, karena kalau moodnya ilang nanti di sekolah
dia berantem dan usil dengan temannya, serta nakal
dengan ibunya.

W1S2, 227-229 Hubungan dalam keluarga baik-baik saja karena Tema G


meskipun jauh dengan suami komunikasinya tetap Hubungan buruk dengan lingkungan sekitar.
lancar.

W1S2, 233-237 Hubungan ibu dengan tetangganya biasa saja, namun


138

ada tetangga yang tidak suka dan sering mencibir


kondisi anaknya.
W1S2, 103-106 U selalu meminta ditemani ibunya dalam hal apapun, Tema H
ketika akan bermain dengan kakaknya juga minta Kelekatan dan peran ibu dalam mendidik anak di
ditemani. rumah.

W1S2, 152-164 Ibu merasa belum bisa mengkondisikan anak, sehingga


perlu melihat penyebab masalahnya terlebih dahulu.
Kalo dulu ibu akan menggendong maupun membelikan
jajan, namun sekarang U dibiarin dulu nanti dia
marahnya ilang sendiri, misalkan diajak sholawatan
atau menyanyi tapi moodnya U belum baik itu percuma
soalnya setelah besar kalau marah dia lebih
menggunakan perasaan.

W1S2, 147-149 Ibu akan menyuruh U untuk duduk dan saling


berhadapan, kemudian baru diajak komunikasi.

W1S2, 126-132 Menurut ibu perilaku tantrum pada anak sering dan Tema I
susah ditebak, ibu merasa U belum bisa meluapkan Penyebab perilaku tantrum serta kesabaran ibu dalam
rasa senang dan sedihnya dengan benar. Ia justru mengatasinya.
meluapkannya dengan melempar barang maupun
menjerit-jerit.

W1S2, 203-206 Ibu sabar mengatasi anak ketika berperilaku tantrum di


tempat umum yaitu seringnya dengan mengajak anak
jalan-jalan.
139

W1S2, 209-212 Ibu merasa makan banyakpun tidak bisa gendut dan ibu Tema J
berusaha meskipun merasa lelah tapi tidak dibuat stres. Masalah kesehatan fisik dan psikis ibu dalam
mengasuh anak.
W1S2, 95-100 Kalau sempat dan diijinkan oleh U maka ibu akan
mengisi waktunya dengan menjahit bahan di rumah.

W1S2, 237-249 Namun sekarang sudah ada perubahan, tetangga yang Tema K
awalnya mencemooh sekarang sudah mulai mengerti, Kepercayaan diri dan motivasi ibu untuk kesembuhan
dan ibu menganggap meskipun dia banyak kekurangan anak.
tetapi ada kelebihan dari anak-anak normal makanya
harus telaten dalam mengurus anak.

W1S2, 252-259 Untuk kedepannya, ibu merasa harus percaya diri


bahwa anaknya bisa melebihi anak-anak yang normal.
Kalo ibu sabar, telaten, bisa mengontrol emosi dalam
mengasuh, serta jangan lupa berdoa dan berihtiyar. Ibu
juga merasa harus mempunyai motivasi agar terus
semangat pergi terapi.

Anda mungkin juga menyukai