Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

Oleh:

Nama : Verawati Samsudin

Prodi : Biologi

Semester : 11 (Sebelas)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE


1. Hubungan sistem saraf dan sistem indra:
Sangat berhubungan karena itu dapat menjadi sistem impuls atau kerja dari suatu
koordinasi pada tubuh. contoh pada saat kaki tersentuh duri maka akan terasa rangsangan,
kemudian rangsangan tersebut akan dibawa oleh saraf sensorik lanjut lagi ke sumsum
tulang belakang(karena gerak reflek) dan diterima saraf motorik dan otak yang
menyebabkan indra penglihatan dan mulut berkata "Aduh...!"
2. Susunana saraf pada kulit:
=> Paccini yaitu reseptor kulit yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap tekanan.
Biasanya, tekanan-tekanan dari dalam tubuh
=> Krause yaitu reseptor kulit yang peka terhadap dingin. Pada sata dingin, tangan kita
masih bisa dikontrol karena saraf ini merupakan saraf sadar. Itulah mengapa pada saat
menyentuh panas tangan langsung tiba-tiba bergerak sedangkan dingin masih bisa di
tahan walaupun terkadang saraf ini bekerja sendiri tanpa dikontrol.
=> Meisner yaitu saraf reseptor yang berfungsi menerima sentuhan. Jika kita tersentuh,
maka saraf ini langsung memberikan efek ke otak berupa perasaan tersentuh sehingga kita
menyadari bahwa kita sedang tersentuh
=> Ujung saraf terbuka yaitu reseptor yang peka menghadapi rasa nyeri. Pada saat nyeri
di tulang atau dimana saja maka terkadang kita juga merasakan pegal pada kulit dan nyeri
ini dikarenakan reseptor ini.
=> Lempeng merkel merupakan reseptor tekanan dan sentuhan ringan misalnya jika
semut jalan di kulit kita, maka kita otomatis akan sadar namun tidak tertawa karena saraf
ini juga terkadang bisa menimbulkan geli.
3. Reseptor pada kulit:
Ujung Rambut Folikel
Saraf ini terdapat di setiap disekitar dan membungkus rambut folikel, jenis serat saraf
pada ujung rambut folikel adalah A-beta yang berfungsi merespon perpindahan rambut.
Korpuskula Ruffini
Korpuskula Ruffini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi,
saraf ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi. Jenis serat
saraf pada korpuskula ruffini adalah A-beta yang berfungsi merespon tekanan pada kulit
atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.
Korpuskula Krause
Reseptor saraf ini di temukan pada bibir, lidah dan alat genital dengan diameter sekitar 50
mikron. Jenis serat saraf pada korpuskula krause adalah A-beta merupakan ujung saraf
perasa pada kulit yang peka terhadap rangsangan dingin.
Korpuskula Pacini
Korpuskula Pacini ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari,
puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna berdiameter
sekitar 0,5 – 1 mm. Jenis serat saraf pada korpuskula pacini adalah A-beta merupakan
ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan berupa tekanan atau saraf perasa
tekanan kuat (Paling sensitif di 150-300 Hz).
Korpuskula Meissner
Reseptor saraf ini terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir dan puting
berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Jenis serat saraf pada
korpuskula meissner adalah A-beta merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka
terhadap sentuhan (Paling sensitif di 20-40 Hz).
Sel Markel
Ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti
mekanoreseptor sel ini mendeteksi pergerakan antara keratinosit dan juga gerakan
epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di bawahnya. Jenis serat saraf pada
korpuskula meissner adalah A-beta merupakan ujung perasa sentuhan dan tekanan ringan,
terletak dekat permukaan kulit.
Saraf serat yang melekat pada setiap jenis reseptor kulit terus debit selama rangsangan
(“stimulus perlahan”) atau menanggapi hanya ketika rangsangan dimulai dan kadang-
kadang ketika rangsangan berakhir (“stimulus cepat”).
Dengan kata lain, perlahan-beradaptasi serat saraf mengirimkan informasi tentang
stimulasi berkelanjutan; stimulus cepat berarti serabut saraf mengirim informasi yang
berkaitan dengan perubahan rangsangan. Contohnya Korpuskula Pacinian adalah jenis
reseptor stimulus cepat. Korpuskula Ruffini adalah contoh jenis reseptor
4. Bagian-bagian Telinga
Telinga terdiri atas 3 bagian di setiap bagian-bagian telinga memiliki tugas dan fungsi
masing-masing, bagian-bagian telinga itu yakni Telinga luar, Telinga Tengah, dan
Telinga Dalam.
Untuk mengetahui Bagian-bagian telinga, pembahasannya seperti dibawah ini.

Telinga Luar
Telinga luar berfungsi sebagai penangkap getaran bunyi dari luar. Bagian-bagian
telinga luar terdiri dari:
 Daun telinga (pinna), tersusun atas tulang rawan dan memiliki bentuk yang khas
disesuaikan dengan fungsinya. Fungsi daun telinga sebagai penangkap dan
pengumpul getaran suara.
 Liang telinga atau saluran telinga, terdapat rambut-rambut halus yang berfungsi
untuk menjaga agar benda asing tidak masuk kedalam. Pada dinding saluran
telinga luar menghasilkan minyak serumen.
Telinga Tengah
Telinga tengah, terletak di antara telinga luar dan telinga bagian dalam, telinga tengah
merasakan gelombang suara dari telinga luar dalam bentuk gelombang tekanan.
Telinga tengah adalah rongga berisi udara dan terdiri dari bagian-bagian berikut:
 Gendang telinga (membran timpani) Gendang telinga adalah selaput tipis yang
bertindak sebagai menghubungkan antara telinga luar dan telinga tengah. Gendang
telinga bergetar dengan cepat dalam menerima gelombang suara, dan mengubah
energi suara menjadi energi mekanik.
 Malleus adalah tulang kecil, yang terletak di sebelah gendang telinga. Karena
terletak berdekatan dengan gendang telinga, getaran dari gendang telinga
menyebabkan Malleus bergetar.
 Anvil (Inkus) adalah tulang kecil lain di samping malleus, anvil bergetar dalam
menanggapi getaran malleus.
 Stapes, serupa dengan malleus dan anvil, stirrup adalah tulang kecil di telinga
tengah. Berfungsi menyalurkan getaran dari gendang telinga ke telinga bagian
dalam.
Telinga tengah juga memiliki dua otot yang kecil-kecil.
 Otot tensor timpani, melekat pada malleus dan menjaga gendang telinga tetap
menempel
 Otot stapedius, melekat pada stapes dan menstabilkan hubungan antar stapedius
dengan tingkap oval.
Telinga Dalam
Telinga Dalam terdiri atas bagian tulang dan bagian membran. Telinga dalam disebut
juga sebagai labirin karena bentuknya. Labirin tulang (Labirin Osea) merupakan
rongga yang terbentuk pada tonjolan tulang pelipis yang berisikan cairan perilimfe.
Labirin Membran terletak pada bagian yang sama dengan bagian labirin tulang,
namun tempatnya lebih dalam dan dilapisi oleh sel epitel serta berisi cairan
endolimfe.
Labirin Tulang telinga dalam terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
Koklea
Koklea (rumah siput), merupakan sebuah tabung berbentuk spiral yang menyerupai
rumah siput. Didalam koklea terdapat organ korti yang merupakan organ
pendengaran. Organ korti yang berisi ribuan sel-sel rambut sensori yang merupakan
reseptor getaran. Pada bagian koklea yang berhubungan dengan telinga tengah
terdapat dua lubang berselaput, yaitu tingkap oval dan tingkap bulat. Tingkap oval
menerima getaran masuk ke koklea, sedangkan tingkap bundar meneruskan getaran
keluar.
Vestibuli
Vestibuli adalah bagian yang terdiri dari sakula dan utrikula. Sakula dan Utrikula ini
disusun oleh sel rambut yang memiliki struktur khusus, sel rambut ini disebut macula
acustika. Sel rambut pada sakula tersusun secara vertikal, sedangkan pada utrikula
tersusun secara horizontal. Pada sel rambut macula austica ini tersebar partikel serbuk
protein kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolith.
Kanalis Semisirkularis
Kanalis Semisirkularis adalah saluran setengah lingkarang yang terdiri dari 3 saluran
semisirkularis yang tersusun menjadi satu kesatuan dengan posisi yang berbeda. 3
Saluran tersebut adalah :
 Kanalis Semisirkularis Horizontal
 Kanalis Semisirkularis Vertikal Superior (Vertikal Atas)
 Kanalis Semirikularis Vertikal Posterior (Vertikal Belakang)
5. Proses Mendengar:
Pada prosesnya, gelombang suara ditangkap oleh daun telinga, lalu suara tersebut
disalurkan melalui saluran pendengaran luar (eksternal) kepada membran timpani.
Membran timpani pun bergetar sebagai tanda organ tersebut menerima gelombang suara.
Setelah itu, getaran mengalir menuju tulang maleus, incus, dan stapes untuk disalurkan
lagi ke membran oval dan masuk ke organ rumah siput.
Melihat prosesnya yang sambung-menyambung antara organ satu dengan lainnya, tidak
aneh jika suara dari luar diubah oleh organ-organ tersebut menjadi 20 kali lebih kuat
dibandingkan suara aslinya.
Proses mendengar ini berakhir pada koklea. Koklea adalah organ terakhir pada sistem
pendengaran yang berbentuk menyerupai cangkang siput. ruangan berisi cairan yang akan
ikut bergetar dan merangsang saraf pendengaran ke otak. Saraf-saraf inilah yang
menghubungkan frekuensi suara ke otak.
6. Proses mekanisme pengantaran suara ke susunan sistem saraf:
Pada sebagian besar manusia area bahasa terletak pada hemisfer serebri kiri. Terdapat
empat area bahasa secara konvensional yaitu dua area bahasa reseptif dan dua lainnya
adalah eksekutif yang menghasilkan bahasa. Dua area reseptif berhubungan erat dengan
zona bahasa sentral. Area reseptif berfungsi mengatur persepsi bahasa yang diucapkan,
yaitu area 22 posterior yang disebut area Wernicke dan girus Heschls (area 41 dan 42).
Area yang mengatur persepsi bahasa tulisan menempati girus angulus (area 39) pada
lobus parietal inferior anterior terhadap area reseptif visual. Girus supra marginal yang
terletak di antara pusat bahasa auditori dan visual dan area temporal inferior yang terletak
di anterior korteks asosiasi visual kemungkinan adalah bagian dari zona bahasa sentral
juga. Area-area ini terletak pada pusat integrasi untuk fungsi bahasa visual dan auditori.
Area Broadman 44 dan 45 disebut area Broca dan merupakan bagian eksekutif utama
yang bertanggung jawab terhadap aspek motorik bicara. Secara visual kata-kata yang
diterima diekspresikan dalam bentuk tulisan melalui area tulisan Exner.27 Area sensori
dan motori terhubungkan satu dengan yang lain melalui fasikulus arkuatum yang
melewati ismus lobus temporal kemudian memutari ujung posterior fisura silvii,
sambungan lainnya melalui kapsula eksterna nukleus lentikular.
Area penerimaan visual dan somatosensori terintegrasi pada lobus parietal, sedangkan
penerimaan auditori terletak di lobus temporal. Serat pendek, menghubungkan area
Broca dengan korteks rolandi bawah yang menginervasi organ bicara, otot bibir, lidah,
farings dan larings. Area menulis Exner juga terintegrasi dengan organ motor untuk otot
tangan . Area bahasa perisylvian juga terhubungkan dengan striata dan thalamus dan area
korespondensi pada hemisfer non dominan melalui korpus kalosum dan komisura
anterior.
Tiga fungsi dasar otak adalah fungsi pengaturan, proses dan formulasi. Fungsi pengaturan
bertanggungjawab untuk tingkat energi dan tonus korteks secara keseluruhan. Fungsi
proses berlokasi di belakang korteks, mengontrol analisa informasi, pengkodean dan
penyimpanan. Korteks yang lebih tinggi bertanggung jawab untuk memproses rangsangan
sensori seperti rangsangan optik, akustik dan olfaktori. Data dari tiap sumber
digabungkan dengan sumber sensori lainnya untuk dianalisa dan diformulasikan. Proses
formulasi berlokasi pada lobus frontal, bertanggung jawab untuk formasi intensi dan
perilaku. Fungsi utamanya adalah untuk mengaktifkan otak untuk pengaturan atensi dan
konsentrasi.
Meskipun hemisfer kiri dan kanan simetris untuk proses motorik dan sensoris, namun
terdapat juga ketidaksimetrisan untuk fungsi khusus tertentu seperti bahasa. Dengan
demikian, meskipun fungsinya berbeda, kedua hemisfer tersebut saling berintegrasi dan
memberi informasi melalui korpus kalosum dan subkortikal lainnya. Fungsi yang
menonjol dari hemisfer serebri kiri adalah sebagai fungsi dasar untuk bahasa. Teori yang
paling umum mengatakan traktus kortikospinal berasal dari hemisfer kiri yang berisi lebih
banyak serat dan menyilang lebih tinggi dibanding hemifer kanan. Belajar juga
merupakan suatu faktor, terjadi banyak pergeseran dari kiri ke kanan (shifted sinistral).
Pada sebagian anak terjadi pergeseran ke kanan hemisfer di usia muda, dan menjadi
bertangan kidal.
7. Bagian-bagian penglihatan:

a) Kornea
Kornea (korneos) adalah bagian mata yang terletak di lapisan paling luar. Bagian ini
berupa selaput bening yang bersifat tembus pandang (transparan). Sifat kornea ini
membuat cahaya dapat masuk ke dalam sel-sel penerima cahaya di bagian dalam bola
mata. Selain berfungsi melindungi mata dari benda-benda asing dari luar, kornea juga
berfungsi dalam melakukan refraksi di lensa mata.
b) Iris
Iris adalah bagian mata yang berfungsi mengatur besar kecilnya pupil. Bagian ini
jugalah yang memberi warna pada mata. Sebagai contoh, orang Asia memiliki mata
dengan warna hitam hingga coklat, orang Eropa memiliki mata berwarna biru hingga
hijau, dan lain sebagainya.
c) Pupil
Pupil adalah bagian mata yang berupa sebuah lubang kecil yang berfungsi mengatur
jumlah cahaya yang masuk ke bola mata. Besar kecilnya pupil diatur oleh iris. Ketika
cahaya yang datang terlalu terang, pupil akan mengecil. Sedangkan saat cahaya yang
datang terlalu redup, pupil akan membesar. Mekanisme kerja pupil ini membentu
mata agar dapat menerima cahaya dalam jumlah tepat.
d) Retina
Retina adalah bagian mata berupa lapisan tipis sel yang terletak di bagian belakang
bola mata. Bagian ini berfungsi menangkap bayangan yang dibentuk lensa mata
kemudian mengubahnya menyadi sinyal syaraf. Retina merupakan bagian mata yang
sangat sensitif cahaya karena ia memiliki 2 sel fotoreseptor, yaitu rods dan cones.
e) Lensa mata
Lensa mata adalah bagian mata yang berfungsi membentuk sebuah gambar. Gambar
yang dibentuk lensa mata kemudian diteruskan untuk kemudian diterima retina. Lensa
mata dapat menipis atau menebal sesuai dengan jarak mata dengan benda yang
dilihatnya. Saat jarak benda terlalu dekat, lensa mata akan menipis, sedangkan saat
jarak benda terlalu jauh, lensa mata akan menebal.
f) Akomodasi otot
Mekanisme menebal dan menipisnya lensa mata dapat terjadi akibat adanya fungsi
akomodasi otot lensa. Otot ini bekerja mendorong dan menarik lensa mata sehingga
dapat menebal dan menipis.
g) Bintik kuning
Bintik kuning adalah bagian mata yang paling sensitif terhadap cahaya. Saat bayangan
benda jatuh pada bagian mata ini, benda tersebut akan sangat terlihat jelas, sementara
jika bayangan benda jatuh sebelum atau sesudah bintik kuning, maka benda tersebut
tidak terlihat jelas (lamur).
h) Bintik buta
Bintik buta atau blind spot adalah bagian mata yang tidak sensitif terhadap cahaya.
Jika bayangan benda jatuh tepat pada bagian ini, maka benda tidak dapat terlihat oleh
mata.
i) Syaraf optik
Syaraf optik adalah bagian mata yang berfungsi meneruskan informasi bayangan
benda yang diterima retina menuji otak. Melalui saraf inilah sebetulnya kita dapat
menentukan bagaimana bentuk suatu benda yang kita lihat. Jika syaraf optik ini rusak,
itu berarti kita tidak dapat melihat alias buta.
j) Aqueous humor
Aqueus humor adalah cairan yang menyerupai plasma berlendir transparandengan
konsentrasi protein yang rendah. Aqueous humor diproduksi oleh silia tubuh dan
berfungsi sebagai struktur pendukung lensa.
k) Vitreous humor
Vitreous humor atau juga disebut badan vitreous adalah semacam gel yang berfungsi
mengisi ruang antara retina dan lensa.
l) Sklera
Sklera adalah bagian dinding putih mata. Bagian ini memiliki ketebalan rata-rata
sekitar 1 mm, akan tetapi ia juga dapat menebal hingga 3 mm karena adanya otot
irensi.
Selain ke 13 bagian-bagian mata dan fungsinya di atas, bagian luar mata juga
dilindungi beberapa organ, di antaranya:

m) Bulu mata
Bulu mata berfungsi untuk menjaga mata dari masuknya benda-benda asing
berukuran kecil seperti debu atau pasir.
n) Alis
Alis berfungsi menahan air keringat atau air yang jatuh dari kening (dahi) agar tidak
masuk ke dalam mata. Beberapa orang mencukur alisnya, padahal secara logika
mencukur alis sebetulnya tidak baik.
o) Kelopak mata
Kelopak mata berfungsi untuk menjaga bola mata dari masuknya benda asing dari
luar mata seperti debu, goresan, pasir, atau asap. Selain itu, bagian mata ini juga
berfungsi untuk menyapu bola mata dengan cairan dan mengatur jumlah cahaya yang
masuk menuju mata. Fungsi-fungsi dari kelopak mata ini ditunjang oleh mekanisme
buka tutup (berkedip) oleh otot kelopak.
p) Kelenjar lakrima
Kelenjar lakrima atau kelenjar air mata adalah bagian mata yang berfungsi
menghasilkan air mata. Air mata bermanfaat untuk melembabkan mata,
membersihkan mata dari debu, serta mematikan kuman yang masuk ke mata.
8. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut:
 Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan
diteruskan melalui pupil.
 Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.
 Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik
kuning.
 Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian
disampaikan ke otak.
 Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa
mengetahui apa yang kita lihat.
Mata normal (emetrop) merupakan mata yang dapat memfokuskan cahaya yang masuk
tepat pada bintik kuning. Mata normal dapat melihat benda yang jauh maupun yang
dekat. Jarak benda terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata disebut titik
jauh. Jarak benda terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata disebut titik
dekat. Titik dekat pada anak-anak umumnya masih dekat. Makin tua titik dekatnya
umumnya makin jauh.
9. Reaksi kimia sel batang dan sel kerucut:
Baik sel batang ataupun kerucut mengandung bahan kimia rodopsin dan pigmen kerucut
yang akan terurai bila terpapar cahaya. Bila rodopsin sudah mengabsorbsi energi cahaya,
rodopsin akan segera terurai akibat fotoaktivasi elektron pada bagian retinal yang
mengubah bentuk cis dari retinal menjadi bentuk all-trans. Bentuk all-trans memiliki
struktur kimiawi yang sama dengan bentuk cis namun struktur fisiknya berbeda, yaitu
lebih merupakan molekul lurus daripada bentuk molekul yang melengkung. Oleh karena
orientasi tiga dimensi dari tempat reaksi retinal all-trans tidak lagi cocok dengan tempat
reaksi protein skotopsin, maka terjadi pelepasan dengan skotoopsin. Produk yang segera
terbentuk adalah batorodopsin, yang merupakan kombinasi terpisah sebagian dari retianal
all-trans dan opsin. Batorodopsin sendiri merupakan senyawa yang sangat tidak stabil dan
dalam waktu singkat akan rusak menjadi lumirodopsinyang lalu berubah lagi
menjadi metarodopsin I. Metarodopsin I ini selanjutnya akan menjadi produk pecahan
akhir yaitu metarodopsin II yang disebut juga rodopsin teraktivasi, yang menstimulasi
perubahan elektrik dalam sel batang yang selanjutnya diteruskan sebagai sinyal ke otak.
Rodopsin selanjutnya akan dibentuk kembali dengan mengubah all-trans retinal menjadi
11-cisretinal. Hal ini didapat dengan mula-mula mengubah all-trans retinal menjadi
menjadi all-trans retinol yang merupakan salah satu bentuk vitamin A. Selanjutnya, di
bawah pengaruh enzim isomerase, all-trans retinol diubah menjadi 11-cis retinol lalu
diubah lagi menjadi 11-cis retinal yang lalu bergabung dengan skotopsin membentuk
rodopsin.

Anda mungkin juga menyukai