Anda di halaman 1dari 3

 Kandungan Buah Delima dalam perspektif sains

Delima adalah buah surga yang Allah sebutkan secara khusus sebagai
karunia kepada orang-orang yang beriman. Delima termasuk tumbuhan purbakala
yang dikenal sejak lama oleh umat terdahulu, dan mereka sangat mengenal
keistimewaan serta manfaatnya. Bahkan para Firaun Mesir kuno telah
memanfaakan delima sebagai obat. Delima adalah tumbuhan berbuah dari
golongan jambu-jambuan (Myrtaceae) dan buahnya dikenal istimewa karena
berwarna merah cerah seperti mutiara. Bunganya pun berwarna merah tua indah
yang dikenal dalam bahasa Arab dengan Jullanar. Buah delima dikenal tiga
macam yaitu delima putih, delima merah dan delima ungu. Namun yang paling
dikenal sebagi pangan dan obat adalah delima merah. Sejak dulu, delima memang
sudah dimanfaatkan sebagai panganan yang terkadang diolah menjadi minuman
segar. Tidak jarang pula diolah menjadi obat penyembuh berbagai penyakit
(Savitri, 2008).

Buah delima sangat kaya dengan antioksidan dan potassium juga dari
mineral-mineral lain seperti fosfor, kalsium, besi, dan sodium serta vitamin A, B1,
B2, B3 dan vitamin C. Bereaksi bersama sodium, potassium mengatur ekuilibrium
air tubuh dan menjaga detak jantung agar tetap normal. Sari buah delima
mengandung 8,2-19,7 % kadar gula yang diantaranya 4,8-10,9 glukosa. Biasanya,
100 gr biji delima mengandung lebih dari 81,3 % air, 0,8 gr protein, 0,7 gr lemak,
0,5 gr abu, 2% serat, 8,2-19,7 % kadar gula, 10 mg kalsium, 24 mg fosforus, 0,6
mg zat besi, 0,07 mg tiamin, 0,02 mg riboflavin, 0,9 mg niasin, dan 8 mg vitamin
C. Sari buah delima juga mengandung asam sitrat sebanyak 0,46-3,6 %. Jika
penggunaaan teknik kromatografi dilakukan secara sempurna, maka sari buah
delima diketahui mengandung unsur-unsur esterogen. Adapun kandungan klorida
dalam kulit buah, batang dan akar delima, masing-masing adalah 5,2%
pelletierine, 17,9% pseudo pelletierine, 15% isopelletierine, dan 0,15% lebih
methylisopelletierine.
Perlu diketahui bahwa semua tumbuhan pasti mengandung tanin, sebagian
dari galotanin. Kulit, batang, dan akar dari pohon delima mengandung tidak
kurang dari 20% tanin. Dari tanin yang ada terdapat empat klorida terpisah,
pertama klorida pelletierine yang disebut juga punicine, kedua klorida
isopelletierine, ketiga klorida ethyl pelletierine, dan keempat klorida pseudo
pelletierine yang juga disebut methylgrantanine. Jus delima adalah minuman yang
menyegarkan dan bergizi, karena mengandung karbohidrat yang cukup tinggi,
garam dan kaya akan vitamin terutama vitamin C. Selain itu, jus buah delima juga
dapat membunuh kuman-kuman dengan perbandingan 1:60 bakteri (Eksiklopedia
mukjizat al-quran).

Buah delima mempunyai tiga rasa yaitu manis, asam dan perpaduan antara
manis dan asam. Masing-masing rasa ini merupakan keunikan yang berbeda.
Masing-masing rasa ini memiliki keunikan yang berbeda. Buah delima yang
rasanya manis memiliki kandungan gula sebanyak 7-10%, air 81% , protein 0,6%
dan lemak 0,3 %. Selain itu, delima rasa manis juga mengandung serat sebanyak
2% serta beberapa tannin, inulin, dan asam sitrat (citric acid) sebanyak 1%.
Delima ini juga mengandung mineral, terutama zat besi, fosfor, belerang,
potassium, kapur, mangan, dan vitamin C. Pada buah delima yang rasanya asam,
kandungan gulanya lebih sedikit, sedangkan asam sitrat mencapai 2%. Asam ini
bahkan lebih tinggi daripada asam sitrat pada buah jeruk. Sementara itu, bijinya
mengandung protein sebanyak 9% dan lemak sebanyak 7%. Kulit luar buah
delima mengandung tannic acid yakni materi yang dapat menahan pendarahan
(Ensiklopedia mukjizat ilmiah dalam al quran).

Zat pewarna kuning pada kulit buah delima adalah asam galotanat.
Kandungan tannin tertinggi ada pada kulit akar (28%), tetapi kulit buahnya yang
kering juga mengandung banyak tannin (sampai 26 %). Alkaloid di dalam kulit
batangnya termasuk ke dalam kelompok piridina (Savitri, 167). Akar, buah,
bunga, kulit batang dan kulit buah delima mengandung saponin dan flavonoid
disamping itu akarnya juga mengandung polifenol, sedangkan kulit batang, bunga
dan buah juga mengandung tanin (Savitri, 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Ad-Dimasyqi,Al-iman Abul Fida Isma’il Ibnu Katsir. 2001. Tafsir Ibnu Katsir.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Muhammad,Mahir Hasan Mahmud. 2007. Mukjizat Kedaokteran Nabi. Jakarta:
Qultummedia.
Savitri,evika sandi. 2008. Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam.
Malang: Uin Press.
Shihab,M Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.

Anda mungkin juga menyukai