Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR PRAKITIKUM KIMIA DASAR 2

MODUL 3

A.JUDUL : Titrasi Asam Basa

B.TUJUAN : Melakukan titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi


suatu larutan

C. DASAR TEORI:

Asam adalah partikel yang dapat menrima pasangan electron dari


partikel lain untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi. Basa adalah suatu
partikel yang dapat memberikan pasangna electron kepada partikel lain yang
membentuk ikatan kovalen koordinasi.

Telah diketahui bahwa air adalah elektrolit yang sangat lemah dengan
Pkw = 14. Itulah sebabnya asam dan basa selalu bereaksi menjadi garam
dalam air, sebagai contoh adalah HCl dan NaOH,

H  Cl   Na  OH   Na  Cl   H 2 O

Pada hakekatnya reaksi ini adalah reaksi pembentukan air, yang


disebut dengan netralisasi :

H   OH   H 2 O

Karena Na dan Cl tidak mengalami perubahan dan tetap dalam larutan


sebagai ion. Reaksi Netralisasi dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi
larutan asam atau basa. Caranya dengan menambahkan setetes demi setetes
larutan basa kepada larutan asam. Setiap basa yang diteteskan bereaksi dengan
asam, dan penetesan dihentikan pada saat jumlah mol H setara dengan jumlah
mol OH. Pada saat larutan bersifat netraldisebut titik ekivalen. Cara ini
disebut dengan titrasi, yaitu analisis dengan mengukur jumlah larutan yang
diperlukan untuk bereaksi tepat sama dengan larutan lain. Analisis ini juga
disebut dengan analisis volumetric, karena yang diukur adalah volume
tertentu dari larutan asam.

Larutan basa yang akan diteteskan (titran) dimasukkan kedalam buret


(pipa panjang berskala) dan jumlah yang terpakai dapat diketahui dari tinggi
sebelum dan sesudah. Larutan asam yang akan dititrasi dimasukkan kedalam
Erlenmeyer, dengan mengukur volumenya terlebih dahulu dengan memakai
pipetgondok. Untuk mengamati titik ekivalen dpakai indicator yang
perubahan warnanya disekitar titik ekivalen.

**(Syukri S . 1999. Kimia dasar 2. ITB)

Titrasi merupakansalah satu cara untuk menentukan konsentrassi


larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan larutan lain
yang diketahui konsentrasinya secara tepat. Prinsip titrasi asam basa
didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa.

Titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah
asam tepat dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi
perubahan pH. PH pada saat titik ekivalen ditentukan oleh sejumlah garam
yang dihasilkan pada reaksi netralisasi asam basa.

Indicator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memilkik
rentang pH dimana titik ekivalen berada. Pada titrasi asam kuat dan basa kuat,
asam kuat dan basa kuat akan terurai dengan sempurna dalam air. Oleh karena
itu ion hydrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung
dari jumlah asam atau basa kyang ditambahkan. Pada titik ekivalen dari titrasi
asam basa,pH larutan pada temperature 25 C sama dengan pH air yaitu sama
dengan 7.

**(Modul Praktikum Kimia Dasar 2)

Titrasi asam basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa ,sehingga akan
terjadi perubahan pH larutan yang di titrasi. Secara percobaan perubahan pH dapat
diikuti dengan mengukur pH larutan yang di titrasi dengan elektroda pada pH meter
.reaksi antara asam dan basa dapat berubah asam kuat atau asam lemah atau basa kuat
atau basa lemah .
Dari pH titik ekivalen tersebut dapat dipilh indicator untuk titrasi asam basa
yang mempunyai harga kisaran pH tertentu.
Kurva titrasi asam basa menurut adam wiryawan Pada titrasi asam basa
dengan basa maka kurva titrasinya merupakan hubungan antara volume asam sebagai
penitrasi (sumbu x) dengan p H (sumbu Y).
Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa organik lemah
yang mempunyai dua warna.

***(http://www.chem-is-try.org/author/adam_w) diakses 26 mei 2012


D.ALAT DAN BAHAN

 ALAT
1. Buret : Sebagai alat untuk meneteskan larutan dalam melakukan titrasi
2. Corong : Sebagai alat untuk menuangkan larutan agar larutan tidak
tumpah
3. Gelas Kimia 250 ml : Sebagai wadah untuk menampung larutan yang
akan digunakan
4. Gelas Erlenmeyer : Sebagai wadah atau tempat berlangsungnya
reaksi/titrasi
5. Pipet : Untuk meneteskan larutan sedikt demi sedikit

1. 2. 3.

4. 5.
 BAHAN
1. NaOH
Sifat fisik :
 rumus molekul :NaOH
 massa molekul : 39,99 gr/mol
 penampilan : putih
 titk lebur : 318℃,591 K,604℉
 titik didih : 1380℃,106 K,253℉

Sifat kimia :

 berwarna putih
 bila diudara akan menyerap CO2
 sangat basa
 mudah larut dalam air

2. HCl
Sifat fisik : berwarna putih
Sifat kimia : bersifat asam
E. PROSEDUR KERJA
A. CARA KERJA

NaOH

- Membersihkan buret dan membilas dengan NaOH


yang akan dipakai sebanyak 3 kali (5 ml)
- Memasukkan larutan NaOH kedalam buret
menggunakan corong sampai volumenya melebihi
skala nol buret
- Menurunkan volume larutan NaOH pada buret
sampai skala nol

Larutan Asam

- Pipet 10 ml larutan asam yang akan ditentukan


konsentrasinya dengan menggunakan pipet gondok
- Memasukkan kedalam labu Erlenmeyer dengan
teknik yang benar

Aquadest

- Menambahkan ke labu Erlenmeyer 5 ml untuk


membilas larutan yang menempel pada dinding labu
Erlenmeyer
- Menambahkan 3 tetes indicator phenoftalein
- Melakukan titrasi dengan cara meneteskan larutan
NaOH dari buret secara perlahan lahan tetes demi
tetes sampai larutan berubah warna
- Mencatat keadaan akhir buret yang menunjukan
volum larutan NaOH yang dipakai, yakni selisih
volum semula dengan volum akhir
- Mengulangi percobaan sebanyak 2 kali (lakukan
duplo)
- Menghitung konsentrasi larutan yang telah dititrasi

Menentukan konsentrasi
larutan asam
F. HASIL PENGAMATAN

KEGIATAN HASIL

1. Dimasukkan NaOh kedalam buret

2. Membuat laruta yang terir dari 10 Larutan tercampur sempurna


mL HCl ,ditambahkan 5 mL
aquades dengan 3 tetes phenoftalen

3. Melkukan titrasi dengan cara Terjadi perubahan warna (ungu) dan


meneteskan larutan NaOh volume 8 mL

Percobaan Duplo

1. Dimasukkan NaOH kedalam buret

2. Membuat laruatn 10 mL HCl yang Larutan tercampur sempurna


ditambahkan 5 mL aquades dan 3
tetes phenoftalen

3. Melkukan titrasi dengan cara Terjadi perubahan warna (ungu) dan


menesteskan larutan NaOH volume 8,5 mL.
G.PEMBAHASAN

A. ANALISIS HASIL
1. Dik : V1 = 0,01 L

V2 = 0,008 L

N2 = 0,05 M

Dit : N1 = ……………..?

Peny : V1 N1 = V2 N2

(0,01 L) (N1) = (0,008 L) (0,05 M)

0,01 N1 = 0,0004

N1 = 0,0004 / 0,01

N1 = 0,04 M
2. Dik : V1 = 0,01 L

V2 = 0,0085 L

N2 = 0,05 M

Dit : N1 = ……………..?

Peny : V1 N1 = V2 N2

(0,01 L) (N1) = (0,0085 L) (0,05 M)

0,01 N1 = 0,000425

N1 = 0,000425 / 0,01

N1 = 0,0425 M
B. PEMBAHASAN

Indicator yang digunakan pada percobaan ini adalah indicator


phenoftalein. Tujuan dari penambahan indicator ini adalah agar kita dapat
mengetahui kapan kita harus menghentikan titrasi. Titrasi harus kita hentikan
pada saat terjadi perubahan warna pada larutan asam, hal ini dinamakan titik
ekivalen, yaitu pada saat dimana sejumlah asam tepat dinetralkan oleh
sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada saat
titik ekivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari reaksi
netralisasi asam basa.

Pada percobaan ini ditentukan konsentrasi lerutan dengan


menggunakan titrasi asam basa, dengan metode analisis volumetric karena
yang dijadikan patokan adalah volume awal dan volume akhir titran.

Langkah langkah yangkami lakukan dalam mentitrasi asam basa pada


peercobaan ini adalah :

1. Membersihkan buret dengan NaOH yang akan dipakai sebanyak 3 kali


(5 ml), kemudian memasukkan larutan NaOh kedalam buret
menggunakan corong sampai volumenya melebihi skala nol buret,
kemudian menurunkan larutan NaOH pada buret sampai tepat pada
skala nol.
2. Pipet 10 ml larutan asam yang akan ditentukan konsentrasinya dengan
menggunakann pipet gondok dan memasukkannya kedalam labu
Erlenmeyer dengan teknik yang benar
3. Menambahkan aquadest kedalam labu Erlenmeyer 5 ml, untuk
membilas larutan yang menempel pada dinding labu Erlenmeyer,
kemudian menambahkan 3 tetes induikator phenoftalein.
4. Melakukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret
secara perlahan lahan tetes demi tetes sampai larutan berubah warna
5. Mencatat keadaa akhir buret yang menunjukan volum larutan NaOH
yang dipakai, yakni selisiih volum awal dan volum akhir.
6. Mengulangi percobaan .sebanyak 2yang akan ditentukan
konsentrasinya dengan menggunakann pipet gondok dan
memasukkannya kedalam labu Erlenmeyer dengan teknik yang benar
7. Menambahkan aquadest kedalam labu Erlenmeyer 5 ml, untuk
membilas larutan yang menempel pada dinding labu Erlenmeyer,
kemudian menambahkan 3 tetes induikator phenoftalein.
8. Melakukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret
secara perlahan lahan tetes demi tetes sampai larutan berubah
warna
9. Mencatat keadaa akhir buret yang menunjukan volum larutan NaOH
yang dipakai, yakni selisiih volum awal dan volum akhir.
10. Mengulangi percobaan .sebanyak 2 kali (lakukan duplo)
11. Menghitung konsentrasi larutan yang telah dititrasi

Dan hasil pyang kami dapatkan adalah :

10 mL HCl, 8 mL NaOH = 0,04 M untuk percobaan pertama

10 mL HCL, 8,5 mL NaOH = 0,0425 M


JAWABAN TUGAS

 PENDAHULUAN :
1. Jelaskan perbedaan dari : a.titrasi & titrat ?
b.titik akhir titrasi ?
c.larutan asam dan larutan basa?
2. Jelsakan dari sifat fisik dan sifat kimia dari larutan NaOh dan HCl/
3. Untuk menetralkan 80 mL larutan asam klorida. Diperlukan 50 mL larutan
larutan 0,2 Natrium Hidroksida ?
4. Didalam 750 mL larutan 0,8 NaOH dialirkan gas hydrogen bromide jika
molaritas larutan NaOH . sekarang menjadi 0,2 M.berpa liter gas HB rang
telah dialirkan pada suhu 0℃ 1 atm!
5. Tuliskan rumus umum dari suatu pengnceran?
Jawaban
1. a . titrat dalah zat yang dititrasi, titran adalah zat yang menitrasi
b.titik akhir titrasi adlah suatu keadaan terjadi perubahan warna
c. adaa unsur H+ untuk lautan asam . ada unsure OH- untuk larutan basa
2. NaOH
Sifat fisik :
 rumus molekul :NaOH
 massa molekul : 39,99 gr/mol
 penampilan : putih
 titk lebur : 318℃,591 K,604℉
 titik didih : 1380℃,106 K,253℉

Sifat kimia :

 berwarna putih
 bila diudara akan menyerap CO2
 sangat basa
 mudah larut dalam air

HCl

Sifat fisik : berwarna putih


Sifat kimia : bersifat asam

3. 𝑣1. 𝑀1 = 𝑣2. 𝑀2
50.0,2 = 80.M2
M2 = 0,0125 gr
4. 𝑣1. 𝑀1 = 𝑣2. 𝑀2
750 . 0,2 = 𝑣2 . 0,2
V2 =750 L
5. 𝑣1. 𝑀1 = 𝑣2. 𝑀2

 Pasca Praktikum
1. Dapatkah suatu indicator tertentu (mis : Bom timol biru) digunakan untuk
menetukan pH semua jenis larutan ? jelaskan !!
2. Hitung konsentrasi larutan HCl dan larutan NaOH dalam satuan :
a) Normalitas (N)
b) Molaritas (M)
c) Gram/Liter
Jawaban
1. Tidak, karena Brom timol biru memiliki rentang pH 6,0 – 7,6 sehingga
indicator ini hanya dapat digunakan untuk asam kuat dan basa kuat.
2. Dik : V NaOH = 0,0089 L
V HCl = 0,01 L
M NaOH = 0,05 M
M HCl = 0,0445 M

Dit : a. N = …??

b. M = …??

c. gr/L = …??

Peny : a) N HCl = M HCl . ekuivalen

= 0,0445 . 1

= 0,0445

N NaOH = M NaOH . ekuivalen

= 0,05 . 1

= 0,05

b) M NaOH = 0,05 M

M HCl = 0,0445 M

c)dik : Mr HCl = 36,5


Mr NaOH = 40
M HCl = mol/ L
Mol = M.L
= 0,0445 . 0,01
= 0,000445 mol
= 0,000445 . mr
= 0,000445 . 36,5
= 0,0162 gr/L

M NaOH = mol/L
Mol = M.L
= 0,05 . 0,0089
= 0,000445 mol
= 0,000445 . Mr
= 0,000445 . 40
= 0,0178 gr/L
H. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan¸kami dapat menyimpulkan
beberapa hal, sebagai berikut :
1. Konsentrasi suatu larutan dapat ditentukan dengan menggunakan larutan
lain yang telah diketahui konsentrasinya secara tepat.
2. Konsentrasi larutan HCl yang kami dapatkan dalam percobaan ini
adalah 0,0445 M

I.KEMUNGKINAN KESALAHAN

Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam percobaan ini :


Kesalahan dalam mengukur jumlah
DAFTAR PUSTAKA

Anonim . 2012 . Prinsip Titrasi Asam Basa. ( http://www.chem-is-


try.org/author/adam _w) diakses 26 mei 2012

Syukrie . 1999 . Kimia Dasar 2. Bandung : ITB

Team teaching . 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar 2. Gorontalo : UNG

Anda mungkin juga menyukai