PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Al Qur’an
Al Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Qur’an adalah wahyu
Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an dijaga
dan dipelihara oleh Allah SWT, sesuai dengan firmannya sebagai berikut:
”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an dan sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya.” (QS 15:9)
”Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an. Kalau sekiranya Al-Qur’an
itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang
banyak di dalamnya.” (QS 4:82)
Al Qur’an menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat
mengagumkan bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang
kafir. Al Qur’an pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan (Nuzulul
Qur’an). Wahyu yang perta kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat 1-5. Al-
Qur’an memiliki beberapa nama lain, antara lain adalah Al-Qur’an:
Al Qur’an (QS. Al-Isra: 9), Al-Kitab (QS. Al-Baqoroh: 1-2), Al-Furqon (QS. Al-
Furqon: 1), At-Tanzil (QS As-Syu’ara: 192), Adz-Dzikir (Surat Al-Hijr: 1-9) dan lain-
lain.[1]
Kandungan Al-Qur’an, antara lain adalah:
Untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia dan di akherat kelak manusia
membutuhkan peraturan-peraturan, gambarannya adalah seperti halnya
seseorang yang yang akan menuju suatu negeri atau kota yang amat jauh. Ia haus
berkendaraaan yang layak, dan harus mengikuti rambu-rambu lalu lintas di
sepanjang perjalanannya bila ia ingin selamat sampai tujuan. Nah di sisi inilah
sebagai manusia yang di lengkapi dengan akal pikiran yang sehat dapat
merenungkannya ketika manusia mau menuju perjalanan yang sangat jauh
(akherat) itu, siapakah yang patut dan seharusnya membuat peretuan-peraturan
itu ?.
Apakah manusia patut dengan yang demikian itu ?. Manusia memiliki kelemahan-
kelemahan, disamping itu pengetahuan manusia sangat terbatas. Lantaran itu jika
manusia yang diserahi menyusun peratuan-peratuan lalu lintas menuju kehidupan
sesudah mati maka akan sangat keliru, karena manusia tidak mengetahui apa
yang akan terjadi setelah kematian.
Jika demikian yang patut menyusunnya adalah Allah Tuhan Yang Maha Kuasa
yang sedikitpun tidak mempunyai kepentingan. Dan peraturan yang dibuatNya itu
disebut “AGAMA”. Namun manusia tidak bisa behubungan langsung secara jelas
dengan Tuhan, guna memperoleh informasi-NYA, Tuhan memilih orang-orang
tertentu yang memiliki kesucian jiwa dan kecerdasan pikiran untuk
menyampaikan informasi-NYA kepada manusia.Mereka yeng terpilih itu dinamai
Nabi dan Rasul.
Dan para Nabi atau Rasul yang menerima informasi dari Tuhan untuk disampaikan
kepada manusia itu, harus diberi bukti-bukti agar manusia mampu menerimanya.
Bukti-bukti itu dalam islam disebut mukjizat. Dan mukjizat yang diberikan kepada
Nabi akhir zaman, penutup para Nabi dan Rasul adala Al Qur’a Al Karim.
Hikmah Diturunkanya Al-Quran secara berangsur-angsur
Nama-nama Al-Quran
Allah juga memberi beberapa nama lain selain dengan sebutan Al-Qur’an,
diantaranya:
1. Al-Kitab ( )ألكتابatau Kitabullah, adalah padanan dari kata Al-Qur’an,
sepertitersebut dalam surat Al-Baqarah ayat 2:
َاب الريْبَ فِّ ْي َِّه ُهدًى ِّل ْل ُمت َّ ِّقيْن
َُ ذا ِّلكَ ْال ِّكت
Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertakwa”.
2. Al-Furqan ()ألفرقان, artinya Pembeda, ialah yang membedakan antara yang benar
dan yang salah, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Furqan ayat 1:
تباركَ الَّذِّى ن َّزلَ اْلفُ ْرقانَ علىَ ع ْب ِّد َِّه ِّلي ُك ْونَ ِّل ْلعال ِّميْنَ ن ِّذي ًْرا
Artinya: “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada
hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”.
3. Adz-Dzikru, artinya Peringatan, sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Al-
Hijr ayat
َ ظ ْو
ن ِّ ن ن َّز ْلن
ُ ِّاالذ ْكرو ِّإنَّاله لحاف َُ ِّْإنَّانح
Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.
Huruf-huruf hijaiyah yang terdapat pada permlaan tiap-tiap surat tersebut di atas,
dinamakan "Fawatihushshuwar" artinya pembukaan surat-surat.
Pembagian Al-Qur’an
Sejak zaman sahabat sudah ada pengelompokkan Al-Qur’an menjadi: 1/2,
1/3, 1/5, dan sebagainya. Pembagian tersebut sekedar untuk hafalan dan amalan
keseharian atau dalam sembahyang, namun tidak tercatat dalam lembar Al-
Qur’an atau dipinggirnya.Salah satu cara pembagian Al-Qur’an yang digunakan
dewasa ini (termasuk di Indonesia) adalah : 114 surat, dibagi menjadi 30 juz dan
554 ruku’. Surat-surat panjang berisi beberap ruku’ sedangkan surat-surat pendek
berisi satu ruku’. Tiap satu ruku’ diberi tanda di sebelah pinggirnya dengan huruf
: ع. Adapun pertengahan Al Qur’an terdapat pada surat
Al-Kahfi ayat 19 pada lafazh : ف َّ و ْليتل
َْ ط
Tajwid
Al-Qur'an adalah sebuah kalam yang diturunkan dalam bahasa Arab.
Dengan demikian wajib mengikuti kaidah yang ada pada bahasa Arab, sehingga
makna yang dimaksudkan al-Qur'an tidaklah berubah. Kaidah bahasa dalam hal ini
adalah nahwu untuk urusan susunan katanya, dan tajwid untuk urusan cara
membacanya. Sedangkan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah kaidah
yang berkaitan dengan cara membacanya.
Dahulu, ketika al-Qur'an diturunkan, belum diperlukan ilmu semacam ini, karena
orang Arab dengan tabiatnya telah terbiasa membaca dengan benar bahasa Arab
yang mana merupakan bahasa komunikasi mereka sehari-hari. Namun ketika
Islam telah berkembang, diperlukanlah aturan ini, karena banyaknya muslim yang
selain Arab yang tidak lagi mempunyai tabiat bahasa seperti orang Arab. Orang-
orang ini sering salah dalam mebaca al-Qur'an baik secara ’rob ataupun ahkam al-
hurufnya.Sadar dengan keadaan ini, para ulama kemudian merumuskan kaidah
yang mengatur tentang i’rob dan bagaimana membaca al-Qur'an dengan sebaik-
baik bacaan. Karena itu muncullah dua ilmu, Tajwid dan Nahwu.
Ilmu Tajwid
Tajwid menurut bahasa adalah mashdar dari lafadz جود,ّ يجود
ّ berarti memperbaiki
atau membuat baik (Abdu al-Qayyum bin ‘Abd al-Ghafur al-Sind: 2001:
159). Isimdari kata tersebut adalah kata جودةyaitu lawan kata ( الرداءةkeburukan,
kejelekan). Dalam Nihayah al-Qaul al-Mufid dijelaskan bahwa makna tajwid itu
adalah puncak maksimal dalam penyempurnaan, serta sampainya batas akhir
dalam berbuat baik (Hasaniy Syaikh Utsman: 1994).
1. Al-Huda (Petunjuk)
Di dalam Al-quran ada tiga posisi Al-quran yang fungsinya sebagai petunjuk. Al-
quran menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang-orang
yang bertakwa, dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Jadi Al-quran tidak
hanya menjadi petunjuk bagi umat Islam saja tapi bagi manusia secara umum.
Kandungan Al-quran memang ada yang bersifat universal seperti yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan dan itu bisa menjadi petunjuk bagi semua orang tidak
hanya orang yang beriman Islam dan bertakwa saja.
Petunjuk bagi orang yang beriman berarti bagi orang yang memiliki iman Islam
dalam dirinya yaitu yang mengakui bahwa Nabi Muhammad utusan Allah dan
Allah merupakan satu-satunya Tuhan Semesta Alam. Sedangkan untuk orang yang
bertakwa berarti bagi orang-orang yang benar-benar menjalankan perintah Allah
dan menjauhi larangan-Nya. Beberapa kali di Al-quran dituliskan tentang kepada
siapa ayat atau sebuah perintah ditujukan, apakah bagi orang yang beriman atau
bagi orang-orang yang bertakwaAl-Furqon (Pemisah)
Nama lain Al-quran adalah Al-Furqon atau pemisah. Ini berkaitan dengan fungsi
Al-quran sebagai Keajaiban Al-Qur’an di Dunia lainnya yang dapat menjadi
pemisah antara yang hak dan yang batil, atau antara yang benar dan yang salah.
Di dalam Al-quran dijelaskan berbagai macam hal yang termasuk kategori salah
dan benar atau hak dan yang batil.Jadi jika sudah belajar Al-Quran dengan benar
maka seseorang seharusnya dapat membedakan antara yang benar dan yang
salah. Misalnya saja saat mencari keuntungan dengan berdagang, dijelaskan
bahwa tidak benar jika melakukan penipuan dengan mengurangi berat sebuah
barang dagangan. Begitu juga dengan berbagai permasalahan lainnya yang bisa
diambil contohnya dari ayat-ayat Al-Quran.
3. Al-Asyifa (Obat)
4. Al-Mau’izah (Nasihat)
Hidup Bahagia Menurut Islam adalah jalan yang lurus. Jalan yang lurus menurut
yang mengajarkan umatnya untuk berakhlak mulia sekaligus menjalankan ibadah
dengan baik. Banyak umat manusia yang kadang kebingungan harus berbuat apa
lagi di dunia ini, dan tak sedikit yang kemudian terperosok ke jalan yang salah.
Misalnya orang-orang yang melakukan perbuatan kriminal atau menggunakan
narkoba.
Al-quran memberikan petunjuk agar umat manusia dapat terus berjalan di jalan
yang lurus. Di dalam Al-quran sudah dijelaskan mana yang salah dan yang benar,
serta peringatan-peringatan agar terus bertakwa kepada Allah SWT.
Jika nabi-nabi lainnya mendapatkan mukjizat yang terlihat jelas seperti dapat
berbicara dengan binatang, menyembuhkan orang sakit, dan lainnya maka Nabi
Muhammad SAW diberikan mukjizat yang sedikit berbeda yaitu Al-Quran yang
merupakan kitab suci umat Islam. Al-Quran merupakan sumber dari segala
sumber hukum dan penyempurna dari kitab-kitab yang terdahulu. Meskipun Nabi
Muhammad SAW tidak dapat membaca dan menulis namun Allah menjaga Al-
Quran yang diwahyukan kepada beliau.Menjelaskan kepribadian manusia dan
yang membedakannya dari makhluk lainnya
Di dalam Al-Quran disebutkan tentang manusia yang memiliki berbagai sifat baik
itu sifat yang baik dan buruk. Selain itu manusia juga dikaruniai akal yang
membuatnya berbeda dari binatang. Allah SWT menjadikan manusia sebagai
pemimpin di dunia ini. Sebagai pemimpin manusia seharusnya dapat memiliki
akhlak-akhlak yang baik bukannya malah berperilaku seperti binatang. Manfaat
Baca Al-quran dan mengamalkannya akan membuat kita menjadi manusia yang
bertakwa dan berakhlak mulia sertaCara Meningkatkan Iman dan Taqwa Kepada
Allah SWT.Merupakan penyempurna bagi kitab-kitab Allah yang telah turun
sebelumnya
Umat Islam percaya dengan adanya kitab-kitab Allah yang telah turun sebelum Al-
Quran, yaitu Taurat, Injil, dan Zabur. Namun tetap Al-Quran yang wajib dipelajari
karena merupakan penyempurna dan digunakan sampai akhir zaman. Kitab-kitab
Allah sebelumnya ditujukan hanya pada umat pada zaman tersebut saja, berbeda
dengan Al-Quran. Allah akan menjaga keaslian Al-Quran melalui para umat yang
hafal Al-Quran dan mengamalkannya.(Baca : Fungsi Iman Kepada Kitab Allah)
Al-Quran turun pada saat zaman Nabi Muhammad SAW masih hidup. Firman yang
turun tersebut akan berkaitan dengan kejadian pada saat itu. Misalnya saja
perselisihan suatu kaum, atau cerita tentang kaum sebelumnya yang
mendapatkan teguran dari Allah SWT.(Baca : Fungsi Iman Kepada Allah SWT)
Berdasarkan kisah umat terdahulu kita bisa belajar agar tidak mengulangi
kesalahan yang mereka perbuat misalnya serakah dan berbuat buruk terhadap
orang lain. Ini juga bisa berkaitan dengan kebiasaan buruk umat sebelumnya yang
harus dihindari pada masa sekarang.
Manfaat Baca Al-quran Setiap Hari dan memahami artinya dapat membuat kita
lebih mantap lagi memegang teguh ajaran Islam. Sebagai umat Islam kita kadang
sering merasa iman kita menurun karena kesibukan duniawi, namun jika kita rutin
dalam membaca Al-Quran serta mencoba belajar tentang isi dari Al-Quran maka
kita bisa mempertebal iman kita.(Baca : Fungsi Hadits Sebagai Sumber Hukum
Islam)
Isi Al-Quran akan membuat kita semakin yakin bahwa agama Islam adalah agama
yang memang harus kita anut. Jadi belajarlah Al-Quran jika ingin lebih
memantapkan iman Islam atau jika tiba-tiba merasa ada keraguan dalam hati.
D O W N L O AD