Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Berbicara tentang Al Qur’an, takkan pernah ada habisnya. Al Qur’an


mengandung berbagai kisah dari sejarah zaman lampau hingga masa yang akan
datang, termuat juga hukum-hukum islam, rahasia alam semesta, serta masih
banyak lagi.
Al-Qur’an menjadi salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW, sebab
turunnya Al Qur’an melalui perantara beliau, Al Qur’an mempunyai peranan yang
sangat penting untuk keberlangsungan umat manusia di Dunia. Betapa tidak,
semua persoalan manusia di dunia sebagian besar dapat ditemukan jawabannya
pada Al Qur’an. Oleh karenannya kemudian Al Qur’an di yakini sebagai firman
Allah yang menjadi sumber hukum Islam pertama sebelum Hadist serta menjadi
sumber ajaran bagi Agama Islam.
Kewajiban manusia untuk mengimani, membaca, menelaah, menghayati,
dan mengamalkan ajaran Al Quran secara keseluruhan, serta mendakwahkannya
(Q.S. Al-'Ashr:1-3). Jika kita memang benar-benar beriman kepada Allah SWT atau
mengaku Muslim. Membacanya saja sudah berpahala, bahkan kata Nabi Saw satu
huruf mengandung 10 pahala, apalagi jika mengamalkannya.
Dikalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran yang utama
adalah Al Qur’an dan As Sunnah. Sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai
alat untuk memahami Al Qur’an dan As Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan
Agama Islam itu sendiri sebagai wahyu dari allah SWT yang penjabarannya
dilakukan oleh nabi Muhammad SAW. Di dalam Al Qur’an (QS an nisa :156) kita
dianjurkan agar menaati Allah dan rosulNya, serta ulil amri(pemimpin). Ketaatan
kepada Allah dan rosulNya ini mengandung konsekuensi ketaatan kepada
ketentuanNya yang terdapat di dalam Al Qur’an, dan ketentuan nabi Muhammad
SAW yang terdapat di dalam HaditsNya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Al Qur’an
Al Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Qur’an adalah wahyu
Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an dijaga
dan dipelihara oleh Allah SWT, sesuai dengan firmannya sebagai berikut:
”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an dan sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya.” (QS 15:9)
”Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an. Kalau sekiranya Al-Qur’an
itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang
banyak di dalamnya.” (QS 4:82)
Al Qur’an menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat
mengagumkan bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang
kafir. Al Qur’an pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan (Nuzulul
Qur’an). Wahyu yang perta kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat 1-5. Al-
Qur’an memiliki beberapa nama lain, antara lain adalah Al-Qur’an:
Al Qur’an (QS. Al-Isra: 9), Al-Kitab (QS. Al-Baqoroh: 1-2), Al-Furqon (QS. Al-
Furqon: 1), At-Tanzil (QS As-Syu’ara: 192), Adz-Dzikir (Surat Al-Hijr: 1-9) dan lain-
lain.[1]
Kandungan Al-Qur’an, antara lain adalah:

1. Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan kepada


malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir, qodlo qodar, dan
sebagainya.
2. Prinsip-prinsip syari’ah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup
agar tidak salah jalan dan tetap dalam koridor yang benar
bagaimanamenjalin hubungan kepada Allah (hablun minallah,
ibadah) dan kepada manusia (hablun minannas, mu’amalah).
3. Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik (basyir) dan
ancaman siksa bagi yang berbuat dosa (nadzir).
4. Kisah-kisah sejarah, seperti kisah para nabi, para kaum masyarakat
terdahulu, baik yang berbuat benar maupun yang durhaka kepada
Tuhan.
5. Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan antara lain :
astronomi, fisika, kimia, ilmu hukum, ilmu bumi, ekonomi, pertanian,
kesehatan, teknologi, sastra, budaya, sosiologi, psikologi, dan
sebagainya

KEDUDUKAN AL QUR’AN DALAM ISLAM


Al Qur’an sebagai dasar hukum yang pertama tidak di sangsikan lagi oleh umat
islam bahwa al qur’an adalah sumber yang asasi bagi syariat islam. Dari al qur’an
inilah dasar-dasar hukum islam beserta cabang-cabangnya digali.
Agama islam, agama yang dianut oleh umat muslim di seluruh dunia,
merupakan way of life yang menjamin kebahagian hidup pemeluknya di dunia
dan di akherat kelak.
agama islam datang dengan al qur’annya membuka lebar-lebar mata manusia
agar mereka menyadari jati diri dan hakekat keberadaan manusia di atas bumi ini.
Juga, agar manusia tidak terlena dengan kehidupan ini, sehingga manusia tidak
menduga bahwa hidup mereka hanya di mulai denga kelahiran dan kematian saja.
Al qur’qn mengajak manusia berpikir tentang kekuasaan Allah SWT. Dan dengan
berbagai dalil, al qur’an juga mengajarkan kepada manusia untuk membuktikan
keharusan adanya hari kebangkitan, dan bahwa kebahagiaan manusia pada hari
itu akan di tentukan oleh sikap persesuaian hidup mereka dengan apa yang
dikehendaki oleh Sang Pencipta, Allah Yang Maha Kuasa.

Untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia dan di akherat kelak manusia
membutuhkan peraturan-peraturan, gambarannya adalah seperti halnya
seseorang yang yang akan menuju suatu negeri atau kota yang amat jauh. Ia haus
berkendaraaan yang layak, dan harus mengikuti rambu-rambu lalu lintas di
sepanjang perjalanannya bila ia ingin selamat sampai tujuan. Nah di sisi inilah
sebagai manusia yang di lengkapi dengan akal pikiran yang sehat dapat
merenungkannya ketika manusia mau menuju perjalanan yang sangat jauh
(akherat) itu, siapakah yang patut dan seharusnya membuat peretuan-peraturan
itu ?.

Apakah manusia patut dengan yang demikian itu ?. Manusia memiliki kelemahan-
kelemahan, disamping itu pengetahuan manusia sangat terbatas. Lantaran itu jika
manusia yang diserahi menyusun peratuan-peratuan lalu lintas menuju kehidupan
sesudah mati maka akan sangat keliru, karena manusia tidak mengetahui apa
yang akan terjadi setelah kematian.
Jika demikian yang patut menyusunnya adalah Allah Tuhan Yang Maha Kuasa
yang sedikitpun tidak mempunyai kepentingan. Dan peraturan yang dibuatNya itu
disebut “AGAMA”. Namun manusia tidak bisa behubungan langsung secara jelas
dengan Tuhan, guna memperoleh informasi-NYA, Tuhan memilih orang-orang
tertentu yang memiliki kesucian jiwa dan kecerdasan pikiran untuk
menyampaikan informasi-NYA kepada manusia.Mereka yeng terpilih itu dinamai
Nabi dan Rasul.

Dan para Nabi atau Rasul yang menerima informasi dari Tuhan untuk disampaikan
kepada manusia itu, harus diberi bukti-bukti agar manusia mampu menerimanya.
Bukti-bukti itu dalam islam disebut mukjizat. Dan mukjizat yang diberikan kepada
Nabi akhir zaman, penutup para Nabi dan Rasul adala Al Qur’a Al Karim.
Hikmah Diturunkanya Al-Quran secara berangsur-angsur

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa Al-Qur’an diturunkan secara


berangsur-angsur dalam masa 22 tahun 2 bulan 22 hari, tentunya mengandung
hikmah. Adapun hikmah Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur itu ialah :
A. Agar lebih mudah dimengerti dan dilaksanakan. Orang akan enggan
melaksanakan suruhan dan larangan sekiranya suruhan dan larangan itu
diturunkan sekaligus banyak. Hal ini disebutkan oleh Bukhari dari riwayat ‘Aisyah
ra.
B. Diantara ayat-ayat itu ada yang nasikh dan ada yang mansukh, sesuai dengan
kemaslahatan. Ini tidak dapat dilakukan sekiranya Al-Qur’an diturunkan sekaligus.
(Ini menurut pendapat yang mengatakan adanya nasikh dan mansukh).
C. Turunnya sesuatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan lebih
mengesankan dan lebih berpengaruh di hati.
D. Memudahkan penghafalan. Orang-orang musyrik yang telah menanyakan
mengapa Al-Qur’an tidak diturunkan sekaligus, sebagaimana tersebut dalam Al-
Qur’an surah Al-Furqaan: 32 :
“. . . . mengapakah Al-Qur'an tidak diturunkan kepadanya sekaligus . . . . ?”
Kemudian dijawab di dalam ayat itu sendiri :
“ . . . . Demikianlah, dengan (cara) begitu Kami hendak menetapkan hatimu . . . . “
Di antara ayat-ayat yang ada merupakan jawaban daripada pertanyaan atau
penolakan suatu pendapat atau perbuatan, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu
‘Abbas ra. Hal ini tidak dapat terlaksana kalau Al-Qur’an diturunkan sekaligus.
Ayat Makkiyyah dan Ayat Madaniyya
Dilihat dari segi turunnya, maka ayat-ayat Al-Qur’an itu dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:
1. Ayat-ayat Makkiyyah, ialah ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah atau sebelum
Nabi Muhammad SAW. berhijrah ke Madinah.
2. Ayat-ayat Madaniyyah, ialah ayat-ayat yang diturunkan di Madinah atau
Saturday, March 10, 2012
sesudah Nabi Muhammad SAW. hijrah ke Madinah.Ayat-ayat Makkiyyah meliputi
19/30 dari isi Al-Qur’an seluruhnya yang terdiri dari 86 surat. Sedangkan ayat-ayat
Madaniyyah mencakup 11/30 isi Al-Qur’an yang terdiri atas 28 surat.
Adapun perbedaan antara suran makiyyah dan madaniah yaitu:
1. Kebanyakan ayat-ayat Makiyyah memakai konteks kalimat tegas dan lugas
karena kebanyakan obyek yang didakwahi menolak dan berpaling, maka hanya
cocok mempergunakan konteks kalimat yang tegas. Baca surat Al-Muddatstsir
dan surat Al-Qamar.
2. Sedangkan ayat-ayat Madaniyah kebanyakan mempergunakan konteks kalimat
yang lunak karena kebanyakan obyek yang didakwahi menerima dan taat. Baca
surat Al-Maa’idah.
3. Kebanyakan ayat-ayat Makkiyah adalah ayat-ayat pendek dan argumentatif,
karena kebanyakan obyek yang didakwahi mengingkari, sehingga konteks ayatpun
mengikuti kondisi yang berlaku. Baca surat Ath-Thuur.
4. Sedangkan ayat-ayat Madaniyah kebanyakan adalah ayat-ayat pendek,
penjelasan tentang hukum-hukum dan tidak argumentatif, karena disesuaikan
dengan kondisi obyek yang didakwahi. Baca ayat tentang hutang-piutang dalam
surat Al-Baqarah.

Nama-nama Al-Quran
Allah juga memberi beberapa nama lain selain dengan sebutan Al-Qur’an,
diantaranya:
1. Al-Kitab (‫ )ألكتاب‬atau Kitabullah, adalah padanan dari kata Al-Qur’an,
sepertitersebut dalam surat Al-Baqarah ayat 2:
َ‫اب الريْبَ فِّ ْي َِّه ُهدًى ِّل ْل ُمت َّ ِّقيْن‬
َُ ‫ذا ِّلكَ ْال ِّكت‬
Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertakwa”.
2. Al-Furqan (‫)ألفرقان‬, artinya Pembeda, ialah yang membedakan antara yang benar
dan yang salah, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Furqan ayat 1:

‫تباركَ الَّذِّى ن َّزلَ اْلفُ ْرقانَ علىَ ع ْب ِّد َِّه ِّلي ُك ْونَ ِّل ْلعال ِّميْنَ ن ِّذي ًْرا‬
Artinya: “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada
hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”.

3. Adz-Dzikru, artinya Peringatan, sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Al-
Hijr ayat
َ ‫ظ ْو‬
‫ن‬ ِّ ‫ن ن َّز ْلن‬
ُ ِّ‫االذ ْكرو ِّإنَّاله لحاف‬ َُ ْ‫ِّإنَّانح‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.

Surat-surat Dalam Al-Qur’an


Al-Qur’an terdiri dari 114 surat. Ketentuan mengenai nama dan batas tiap-
tiap surat serta susunan ayat-ayatnya sudah ditetapkan dan diajarkan oleh
Rasulullah SAW. (secara taufiqi). Bila ditinjau dari dari panjang dan pendeknya
surat, surat-surat Al-Qur’an dikelompokkan
menjadi beberapa bagian:
1. Assabi’uththiwal (‫)ألسابع الطوال‬, maksudnya 7 surat yang panjang, yaitu:
Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa’, Al-A’raf, Al-An’am, Al-Maidah dan Yunus.
2. Al-Miun (‫)ألمئون‬, maksudnya surat-surat yang berisi 100 ayat lebih, seperti
Hud,Yusuf, Mu’min, dan seterusnya.
3. Al-Matsani (‫)ألمثان‬, maksudnya surat-surat yang berisi kurang sedikit dari 100
ayat, misalnya surat Al-Anfal, Al-Hijr, dan sebagainya.
4. Al-Mufashshal (‫)ألمفصل‬, maksudnya kelompok surat-surat pendek, seperti Adh-
Dhuha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan sebagainya.

Hurup-hurup hijaiyah yang ada pada permulaan surat


Di dalam Al Qur'an ada 29 surat yang dimulai dengan huruf-huruf hijaiyah
yaitu pada surat-surat:
(1) Al Baqarah, (2) Ali Imran, (3) AL A'raf, (4) Yunus, (5) Yusuf, (7) Ar Ra'ad (8)
Ibrahim, (9) Al Hijr, (10) Maryam, (11) Thahaa, (12) Asy Syuraa, (13) An Naml, (14)
Al Qashas, (15) Al 'Ankabut, (16) Ar Ruum, (17) Lukman, (18) As Sajdah, (19) Yasin,
(20) Shaad, (21) Al Mu'min, (22) Fushshilat, (23) Asy Syuura, (24) Az Zukhruf, (25)
Ad Duukhan, (26) Al Jaatsiyah, (27) al Ahqaaf, (28) Qaaf, (29) Al Qalaam (Nuun).

Huruf-huruf hijaiyah yang terdapat pada permlaan tiap-tiap surat tersebut di atas,
dinamakan "Fawatihushshuwar" artinya pembukaan surat-surat.

Pembagian Al-Qur’an
Sejak zaman sahabat sudah ada pengelompokkan Al-Qur’an menjadi: 1/2,
1/3, 1/5, dan sebagainya. Pembagian tersebut sekedar untuk hafalan dan amalan
keseharian atau dalam sembahyang, namun tidak tercatat dalam lembar Al-
Qur’an atau dipinggirnya.Salah satu cara pembagian Al-Qur’an yang digunakan
dewasa ini (termasuk di Indonesia) adalah : 114 surat, dibagi menjadi 30 juz dan
554 ruku’. Surat-surat panjang berisi beberap ruku’ sedangkan surat-surat pendek
berisi satu ruku’. Tiap satu ruku’ diberi tanda di sebelah pinggirnya dengan huruf
: ‫ع‬. Adapun pertengahan Al Qur’an terdapat pada surat
Al-Kahfi ayat 19 pada lafazh : ‫ف‬ َّ ‫و ْليتل‬
َْ ‫ط‬

Tajwid
Al-Qur'an adalah sebuah kalam yang diturunkan dalam bahasa Arab.
Dengan demikian wajib mengikuti kaidah yang ada pada bahasa Arab, sehingga
makna yang dimaksudkan al-Qur'an tidaklah berubah. Kaidah bahasa dalam hal ini
adalah nahwu untuk urusan susunan katanya, dan tajwid untuk urusan cara
membacanya. Sedangkan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah kaidah
yang berkaitan dengan cara membacanya.
Dahulu, ketika al-Qur'an diturunkan, belum diperlukan ilmu semacam ini, karena
orang Arab dengan tabiatnya telah terbiasa membaca dengan benar bahasa Arab
yang mana merupakan bahasa komunikasi mereka sehari-hari. Namun ketika
Islam telah berkembang, diperlukanlah aturan ini, karena banyaknya muslim yang
selain Arab yang tidak lagi mempunyai tabiat bahasa seperti orang Arab. Orang-
orang ini sering salah dalam mebaca al-Qur'an baik secara ’rob ataupun ahkam al-
hurufnya.Sadar dengan keadaan ini, para ulama kemudian merumuskan kaidah
yang mengatur tentang i’rob dan bagaimana membaca al-Qur'an dengan sebaik-
baik bacaan. Karena itu muncullah dua ilmu, Tajwid dan Nahwu.

Ilmu Tajwid
Tajwid menurut bahasa adalah mashdar dari lafadz ‫جود‬,ّ ‫يجود‬
ّ berarti memperbaiki
atau membuat baik (Abdu al-Qayyum bin ‘Abd al-Ghafur al-Sind: 2001:
159). Isimdari kata tersebut adalah kata‫ جودة‬yaitu lawan kata ‫( الرداءة‬keburukan,
kejelekan). Dalam Nihayah al-Qaul al-Mufid dijelaskan bahwa makna tajwid itu
adalah puncak maksimal dalam penyempurnaan, serta sampainya batas akhir
dalam berbuat baik (Hasaniy Syaikh Utsman: 1994).

Sementara menurut istilah ulama,ada beberapa variasi definisi yang dikemukakan


para ulama. Menurut Abdu al-Qayyum dalam kitab Shafahatnya, ilmu tajwid
adalah ilmu tentang tata cara membaca kata-kata dalam al-Qur'an al-Karim dari
segi pengucapan huruf dari makhrajnya serta memberikan haknya huruf sesuai
dengan huruf yang berhak. Sementara itu menurut Hasaniy Syaikh Utsman, ilmu
tajwid adalah ilmu yang dengannya bisa diketahui cara-cara mengucapkan kata-
kata dari al-Qur'an. Adapun tajwidnya huruf adalah mendatangi huruf dengan
sebaik-baik lafadz sesuai dengan cara pengucapan huruf yang terbaik, yaiatu cara
pengucapan Rasulullah SAW. Sedangkan menurut ulama Qurra`, seperti yang
terekam dalamnazham syairJazariyyahadalah membaca al-Qur'an dengan
memenuhi hak-hak (makhraj-makhraj) huruf dengan semestinya, dengan
memperhatikan semua sifat al-huruf. Selain itu juga membaca secara seimbang
bacaan yang mempunyai hukum sama.
Fungsi Al-Quran dalam Agama Islam
Fungsi Al-Quran dalam Kehidupan tersurat dari nama-namanya di dalam Al-quran
itu sendiri. Nama lain Al-quran yang menunjukkan fungsinya sendiri antara lain:

1. Al-Huda (Petunjuk)

Di dalam Al-quran ada tiga posisi Al-quran yang fungsinya sebagai petunjuk. Al-
quran menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang-orang
yang bertakwa, dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Jadi Al-quran tidak
hanya menjadi petunjuk bagi umat Islam saja tapi bagi manusia secara umum.
Kandungan Al-quran memang ada yang bersifat universal seperti yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan dan itu bisa menjadi petunjuk bagi semua orang tidak
hanya orang yang beriman Islam dan bertakwa saja.

Petunjuk bagi orang yang beriman berarti bagi orang yang memiliki iman Islam
dalam dirinya yaitu yang mengakui bahwa Nabi Muhammad utusan Allah dan
Allah merupakan satu-satunya Tuhan Semesta Alam. Sedangkan untuk orang yang
bertakwa berarti bagi orang-orang yang benar-benar menjalankan perintah Allah
dan menjauhi larangan-Nya. Beberapa kali di Al-quran dituliskan tentang kepada
siapa ayat atau sebuah perintah ditujukan, apakah bagi orang yang beriman atau
bagi orang-orang yang bertakwaAl-Furqon (Pemisah)

Nama lain Al-quran adalah Al-Furqon atau pemisah. Ini berkaitan dengan fungsi
Al-quran sebagai Keajaiban Al-Qur’an di Dunia lainnya yang dapat menjadi
pemisah antara yang hak dan yang batil, atau antara yang benar dan yang salah.
Di dalam Al-quran dijelaskan berbagai macam hal yang termasuk kategori salah
dan benar atau hak dan yang batil.Jadi jika sudah belajar Al-Quran dengan benar
maka seseorang seharusnya dapat membedakan antara yang benar dan yang
salah. Misalnya saja saat mencari keuntungan dengan berdagang, dijelaskan
bahwa tidak benar jika melakukan penipuan dengan mengurangi berat sebuah
barang dagangan. Begitu juga dengan berbagai permasalahan lainnya yang bisa
diambil contohnya dari ayat-ayat Al-Quran.

3. Al-Asyifa (Obat)

Di dalam Al-quran Keajaiban Al-Qur’an di Dunia Nyata disebutkan bahwa Al-quran


merupakan obat bagi penyakit yang ada di dalam dada manusia. Penyakit dalam
tubuh manusia memang tak hanya berupa penyakit fisik saja tapi bisa juga
penyakit mental atau psikologis, contohnya saja cara mengatasi depresi menurut
islam. Perasaan manusia tidak selalu tenang, kadang merasa marah, iri, dengki,
cemas, dan lain-lain.

Manfaat Membaca Al- Qur’an dan mengamalkannya dapat terhindar dari


berbagai penyakit hati tersebut. Al-quran memang hanya berupa tulisan saja
tapi Keutamaan Membaca Al Quran dapat memberikan pencerahan bagi setiap
orang yang beriman. Saat hati seseorang terbuka dengan Al-quran maka ia dapat
mengobati dirinya sendiri sehingga perasaannya menjadi lebih tenang dan
bahagia dengan berada di jalan Allah.

4. Al-Mau’izah (Nasihat)

Al-Quran juga berfungsi sebagai pembawa nasihat bagi orang-orang yang


bertakwa dan juga sebagai Sumber Pokok Ajaran Islam. Di dalam Al-Quran
terdapat banyak pengajaran, nasihat-nasihat, peringatan tentang kehidupan bagi
orang-orang yang bertakwa, yang berjalan di jalan Allah. Nasihat yang terdapat di
dalam Al-Quran biasanya berkaitan dengan sebuah peristiwa atau kejadian, yang
bisa dijadikan pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang atau masa
setelahnya.Nasihat dan peringatan tersebut penting karena sebagai manusia kita
sering menghadapi berbagai masalah dan cara penyelesaiannya sebaiknya diambil
dari ajaran agama. Bagaimana cara kita menghadapi tetangga, suami, orang tua,
dan bahkan musuh kita telah diajarkan dalam Al-Quran.(baca : Dasar Ekonomi
Islam)
Fungsi Al-Quran Bagi Kehidupan Manusia
1. Sebagai petunjuk jalan yang lurus

Hidup Bahagia Menurut Islam adalah jalan yang lurus. Jalan yang lurus menurut
yang mengajarkan umatnya untuk berakhlak mulia sekaligus menjalankan ibadah
dengan baik. Banyak umat manusia yang kadang kebingungan harus berbuat apa
lagi di dunia ini, dan tak sedikit yang kemudian terperosok ke jalan yang salah.
Misalnya orang-orang yang melakukan perbuatan kriminal atau menggunakan
narkoba.
Al-quran memberikan petunjuk agar umat manusia dapat terus berjalan di jalan
yang lurus. Di dalam Al-quran sudah dijelaskan mana yang salah dan yang benar,
serta peringatan-peringatan agar terus bertakwa kepada Allah SWT.

2. Merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW

Jika nabi-nabi lainnya mendapatkan mukjizat yang terlihat jelas seperti dapat
berbicara dengan binatang, menyembuhkan orang sakit, dan lainnya maka Nabi
Muhammad SAW diberikan mukjizat yang sedikit berbeda yaitu Al-Quran yang
merupakan kitab suci umat Islam. Al-Quran merupakan sumber dari segala
sumber hukum dan penyempurna dari kitab-kitab yang terdahulu. Meskipun Nabi
Muhammad SAW tidak dapat membaca dan menulis namun Allah menjaga Al-
Quran yang diwahyukan kepada beliau.Menjelaskan kepribadian manusia dan
yang membedakannya dari makhluk lainnya

Di dalam Al-Quran disebutkan tentang manusia yang memiliki berbagai sifat baik
itu sifat yang baik dan buruk. Selain itu manusia juga dikaruniai akal yang
membuatnya berbeda dari binatang. Allah SWT menjadikan manusia sebagai
pemimpin di dunia ini. Sebagai pemimpin manusia seharusnya dapat memiliki
akhlak-akhlak yang baik bukannya malah berperilaku seperti binatang. Manfaat
Baca Al-quran dan mengamalkannya akan membuat kita menjadi manusia yang
bertakwa dan berakhlak mulia sertaCara Meningkatkan Iman dan Taqwa Kepada
Allah SWT.Merupakan penyempurna bagi kitab-kitab Allah yang telah turun
sebelumnya

Umat Islam percaya dengan adanya kitab-kitab Allah yang telah turun sebelum Al-
Quran, yaitu Taurat, Injil, dan Zabur. Namun tetap Al-Quran yang wajib dipelajari
karena merupakan penyempurna dan digunakan sampai akhir zaman. Kitab-kitab
Allah sebelumnya ditujukan hanya pada umat pada zaman tersebut saja, berbeda
dengan Al-Quran. Allah akan menjaga keaslian Al-Quran melalui para umat yang
hafal Al-Quran dan mengamalkannya.(Baca : Fungsi Iman Kepada Kitab Allah)

5. Menjelaskan masalah yang pernah diperselisihkan umat sebelumnya

Al-Quran turun pada saat zaman Nabi Muhammad SAW masih hidup. Firman yang
turun tersebut akan berkaitan dengan kejadian pada saat itu. Misalnya saja
perselisihan suatu kaum, atau cerita tentang kaum sebelumnya yang
mendapatkan teguran dari Allah SWT.(Baca : Fungsi Iman Kepada Allah SWT)

Berdasarkan kisah umat terdahulu kita bisa belajar agar tidak mengulangi
kesalahan yang mereka perbuat misalnya serakah dan berbuat buruk terhadap
orang lain. Ini juga bisa berkaitan dengan kebiasaan buruk umat sebelumnya yang
harus dihindari pada masa sekarang.

6. Al-Quran dapat memantapkan iman Islam

Manfaat Baca Al-quran Setiap Hari dan memahami artinya dapat membuat kita
lebih mantap lagi memegang teguh ajaran Islam. Sebagai umat Islam kita kadang
sering merasa iman kita menurun karena kesibukan duniawi, namun jika kita rutin
dalam membaca Al-Quran serta mencoba belajar tentang isi dari Al-Quran maka
kita bisa mempertebal iman kita.(Baca : Fungsi Hadits Sebagai Sumber Hukum
Islam)

Isi Al-Quran akan membuat kita semakin yakin bahwa agama Islam adalah agama
yang memang harus kita anut. Jadi belajarlah Al-Quran jika ingin lebih
memantapkan iman Islam atau jika tiba-tiba merasa ada keraguan dalam hati.
D O W N L O AD

Anda mungkin juga menyukai