Anda di halaman 1dari 15

1.

Metafora
1) Usaha ayah Andi bangkrut karena modal yang digunakannya berasal dari pinjaman
lintah darat.
2) Pukul 01.00 WIB, si jago merah berhasil melahap habis rumah dan perkampungan
warga di Jakarta Timur.
3) Karena selalu mendapat nilai sempurna setiap ujian, anak baru itu menjadi bintang
kelas. andi menjadi anak emas di sekolahnya.
4) Dian dijuluki si kutu buku kerena dia sering menghabiskan waktunya untuk membaca.
5) Raja siang secara perlahan mulai tenggelam dan hilang.
6) Sinar dewi malam begitu terang malam ini.
7) Sebagai tulang punggung keluarga, ayah bekerja keras siang dan malam. Untuk
mencukupi kebutuhan keluarga, ayah ku bekerja banting tulang, tak kenal siang
ataupun malam.
8) Seorang ibu pastilah sangat menyayangi semua buah hatinya.
9) Maya adalah seorang bunga desa. Semua lelaki takjub dibuatnya.
10) Banyak gadis terjerumus dalam pergaulan negatif dan terjelembab menjadi seorang
kupu-kupu malam.

2. Personifikasi
1) Ilalang di padang hijau itu tengah melambaikan tangannya padaku. Mereka menyapa
sahabat lamanya yang telah lama pergi merantau.
2) Sang surya pagi ini seolah tengah menyunggingkan senyum padaku. Tampak ia
sedang berusaha memberiku semangat untuk terus melaju.
3) Sang bulan tersipu malu kala melihat cantiknya parasmu.
4) Seluruh benda di ruangan ini seolah menertawakanku yang sedang dihukum karena
tidak mengerjakan PR.
5) Novel ini mampu menghibur dan memberikan aku semangat untuk terus berkarya dan
menghasilkan sesuatu yang lebih baik lagi.
6) Surat cerai yang ku terima sungguh begitu menusuk hatiku. Saat ku baca, ia sungguh
menyayat hati.
7) Ketajaman lidahnya sungguh menyayat hati, dia tega mengatakan hal yang tidak
sepantasnya kepadaku.
8) Kebaikan hatinya benar-benar telah menampar wajahku. Aku terbayang saat di mana
dulu aku sedang sukses, aku tak pernah sedikit pun bersikap adil padanya.
9) Dinding kelas seperti sedang mengawasiku. Mereka terasa hendak berkata padaku
agar aku tidak mencontek saat ujian sedang berlangsung.
10) Jam beker di kamarku menderu-deru padahal aku masih begitu ngantuk.

3. Asosiasi
1) Contoh 1. Semua orang padahal sudah memberikan pendapatnya masing-masing, tapi
ia masih tetap membatu. Pembahasan: dalam makna yang sebenarnya “membatu“
diartikan sebagai “menjadi batu”. Akan tetapi, dalam kalimat di atas, “membatu“
artinya diam saja tanpa melakukan apa-apa.
2) Contoh 2. Para elite politik hanya sibuk berebut kursi tanpa pernah memikirkan
kesejahteraan rakyat. Pembahasan: dalam makna yang sebenarnya “kursi” adalah
benda untuk tempat duduk. Akan tetapi dalam kalimat di atas, “kursi” diartikan
sebagai kekuasaan dan jabatan.
3) Contoh 3. Seluruh panitia mendapatkan amplop seusai acara. Pembahasan: dalam
makna yang sebenarnya “amplop” adalah benda untuk menyimpan uang atau benda
kertas. Akan tetapi dalam kalimat di atas, “amplop” diartikan sebagai penghasilan
atau gaji.
4) Contoh 4. Hati-hati saat berbicara. Ucapanmu kadang kali seperti pisau belati.
Pembahasan: dalam makna yang sebenarnya “pisau belati” adalah benda untuk
memotong atau benda tajam. Akan tetapi, dalam kalimat di atas, “pisau belati”
diartikan sebagai menyakiti.
5) Contoh 5. Mencari pekerjaan di masa sekarang ini seperti mencari jarum dalam
jerami. Pembahasan: Dalam makna yang sebenarnya, “mencari jarum dalam jerami”
dapat diartikan secara langsung. Akan tetapi, dalam kalimat di atas, “mencari jarum
dalam jerami” diartikan sebagai kesulitan mencari pekerjaan.
6) Contoh 6. Bisnis yang ia miliki sudah sangat menggurita. Pembahasan: dalam makna
yang sebenarnya “menggurita” artinya seolah-olah menjadi gurita. Akan tetapi, dalam
contoh kalimat majas asosiasi di atas, ‘menggurita’ diartikan sebagai luas dan tersebar
dimana – mana jangkauannya.
7) Contoh 7. Mereka bagaikan pinang dibelah dua. Pembahasan: dalam makna yang
sebenarnya “pinang dibelah dua” adalah pohon pinang yang dibelah menjadi dua
bagian. Akan tetapi, dalam kalimat di atas, “pinang dibelah dua” diartikan sebagai
sangat mirip.
8) Contoh 8. Orang yang mencatut nama pejabat itu bukan kerabatku. Pembahasan:
dalam makna yang sebenarnya “mencatut” adalah mencabut menggunakan tang. Akan
tetapi, dalam kalimat di atas, “mencatut” diartikan sebagai usaha mengambil hak
orang lain.
9) Contoh 9. Janganlah jadi orang yang kacang lupa kulitnya. Pembahasan:
dalam makna yang sebenarnya “kacang lupa kulit” adalah kacang yang
dilepaskan kulitnya. Akan tetapi, dalam kalimat di atas, “kacang lupa kulitnya”
diartikan sebagai suatu sikap tak menghargai orang yang pernah membantunya.
10) Contoh 10. Wajahnya muram bagai bulan kesiangan

4. Alegori
1) Menjalani kehidupan berumah tangga, sama seperti mengarungi samudera dengan
sebuah bahtera. Kadang kali, kita akan menyaksikan indahnya panorama lautan yang
begitu mempesona, tapi tak jarang pula hantaman ombak dan badai menerpa dan
membuat guncangan dahsyat ke tubuh kita.
2) Dunia ini laksana tumbuhan hijau yang mampu menyihir mata setiap orang yang
memandangnya. Sungguh menakjubkan dan begitu indah. Namun, lambat laun ia
akan menguning, kering, dan hingga akhirnya musnah.
3) Otak manusia bagai mata pisau. Semakin diasah, ia akan menjadi semakin tajam dan
membuatnya kian disegani orang. Tapi, ketika dibiarkan tergeletak begitu saja, lambat
laun ia akan tumpul, mengarat, dan tak lagi menyilaukan.
4) Perjalanan kehidupan anak adam seumpama sungai dengan air mengalir. Ia mengalir
dari hulu, melewati lembah, menyusuri tebing-tebing, anak sungai, hingga pada
akhirnya berhenti saat bertemu dengan lautnya.
5) Anak yang baru lahir seperti halnya kertas yang kosong. Ia begitu bersih dan tiada
bernoda. Oleh karenanya, jagalah ia dengan hati-hati. Torehkan tinta emas ke setiap
lembarannya. Warnailah ia dengan warna yang indah.
6) Al qur'an adalah rambu yang dapat memandu kita ke hadirat Ilahi Rabbi. Selama kita
patuh terhadap semua rambu tersebut, maka kita akan selamat hingga tujuan akhir.
7) Waktu laksana pedang yang tajam. Bila seseorang dapat memainkannya dengan teliti,
maka ia akan berguna. Namun, jika seseorang ceroboh memainkannya, ia akan
mendatangkan musibah.
8) Kita hidup di dunia layaknya seorang musafir yang tengah singgah di suatu desa
untuk mengisi bekal. Waktu dan kesempatan kita tidaklah lama, sedang perjalanan
masih begitu jauh dan melelahkan. Bila kita tidak bisa memanfaatkan waktu dan
kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya, maka kita akan menderita di perjalanan
selanjutnya.
9) Rosululloh bersabda, wanita bagaikan sebuah tulang rusuk bengkok yang tidak mudah
diluruskan. Bila kau paksa luruskan dengan ototmu, maka ia akan patah, hancur
berantakan. Tapi, bila kau biarkan saja, ia selamanya akan tetap bengkok (Contoh
majas alegori ini disadur dari Hadist).
10) Seseorang yang bersedekah di jalan Alloh itu laksana menanam sebuah biji pada
lahan subur. Biji tersebut bakal tumbuh menjadi pohon dengan 7 cabang kokoh. Dari
setiap cabang, orang tersebut akan memanen lebih dari 100 biji pada waktunya.

5. Simbolik
1) Semua peserta upacara hormat dengan khidmat ke Sang Merah Putih saat lagu
Indonesia Raya dinyanyikan. (bendera)
2) Dalam masalah korupsi, ada saja yang selalu dijadikan kambing hitam. (korban)
3) Silakan bawa persoalan ini ke meja hijau. (pengadilan)
4) Dasar hidung belang! Banyak sekali wanita yang kau makan! (penipu)
5) Sejak bapak meninggal 5 tahun lalu, kakak-lah yang menjadi tulang punggung
keluarga kami. (pencari nafkah)
6) Seperti kancil, kawanan pembobol ATM itu akhirnya lolos dari jeratan hukum.
7) Shalat adalah tiang agama. Jika shalat kita terjaga, akan tegaklah agama kita.
8) Akibat lilitan hutang lintah darat, dia akhirnya terpaksa menjual semua aset yang
dimilikinya.
9) Ia adalah seorang lintah darat
(lintah darat: pemeras, pemakan riba)
6. Tropen
1) Seharian sudah ia terbenam dalam renungannya.
2) Berhari-hari ia tenggelam dalam buku-buku pelajaran untuk menyiapkan ujian
nasional.
3) Pikiranku melayang-layang tak karuan, entah kemana.
4) Tiap malam Mbak Wika menjual suaranya dari panggung satu ke panggung lainnya.
5) Untuk membela bangsa dan negara, kurelakan walau bermandi darah.
6) Demi membiayai anak istriku, aku rela meski harus membenamkan tubuhku di
lumpur sawah.
7) Tak henti-hentinya, rangga menuntut ilmu. Dari SD sampai kini S3, dia tak pernah
cuti meski hanya sebulan.
8) Sebagai kuli tinta, kita harus menulis apa adanya. Tidak boleh membuat berita
berdasar opini belaka.
9) Tono menjadi kambing congek saat Asih dan Windra memadu kasih.
10) Pahlawan tanpa tanda jasa, pengorbananmu pasti tak akan sia-sia.

7. Metonimia
1) [Obat Anti Nyamuk] Hit Elektrik berhasil mengusir nyamuk nakal di kosan kami.
2) [Shampoo] Pantene membuat rambut berkilau sepanjang hari.
3) [Kungfu] Rudi sedang berlatih Shaolin di halaman belakang rumah.
4) [Angkutan Bis] Ayah ke Jakarta pagi ini dengan menumpangi Damri.
5) [Rokok] Baginya lebih baik tak makan daripada kehilangan Djarum Supernya.
6) [Sepeda Motor] Ken masih belum selesai mencuci Honda Beatnya.
7) [Sepatu] Adidas inilah yang selalu setia menemaniku saat pergi kemana pun.
8) [Reporter] Rani bekerja sebagai pemburu berita di TV swasta.
9) [Air Minum] Musdalifah membawakan 8 gelas Aqua untuk para tamunya.
10) [Beras] Rojo lele harganya semakin naik, padahal upah minimum buruh tak pernah
naik.

8. Litotes
1) Di hari yang istimewa ini, terimalah hadiah ulang tahun tak seberapa ini dariku.
2) Apalah arti orang yang hanya memiliki cinta dan kasih sayang seperti ku ini,
dibanding dia yang punya segalanya.
3) Silahkan menikmati jamuan kami yang seadanya ini!
4) Aku seorang lelaki kecil dengan impian, asa, dan harapan yang terlalu besar.
5) Kami dapat hidup seperti ini karena usaha kecil-kecilan yang kami jalani ini.
6) Akhirnya aku dapat membeli mobil rongsok ini setelah bekerja keras selama 15 tahun.
7) Tubuh renta ini nampaknya tidak pantas jika harus mendapatkan penghargaan dari
orang sekuat engkau.
8) Bila suatu saat Anda kembali lagi, jangan lupa singgahlah ke gubuk tua kami yang tak
seberapa ini.
9) Suara fals ku tidak pantas disanding dan dibandingkan dengan suara penyanyi sekelas
Beyonce.
10) Keluargaku tinggal di rumah sederhana yang terletak di pinggiran kota ini.

9. Sinekdoke
Sinekdoke Pars Pro Toto
1) Untuk dapat memasuki wahana itu, perkepala diwajibkan membayar tiket seharga Rp.
10.000.
2) Seekor kambing dibeli ayah untuk akikah adik perempuanku yang baru lahir kemarin.
3) Warga Sragi, Ketapang, dan Bakauheni terpaksa angkat kaki dari tanah pemerintah
yang sudah didiaminya selama puluhan tahun.
4) Ku kirim sepucuk surat cinta ini untuk mengobati rasa rindu yang semakin menggebu.
5) Dari pintu ke pintu, ku mencoba tawarkan dagangan. Semuanya demi untuk kau dan
anak-anak kita.
6) Sudah seminggu lebih tak ku lihat batang hidungnya. Jangan-jangan dia kabur setelah
hutangnya menumpuk di mana-mana.
7) Kecantikannya telah berhasil mencuri hatiku.
8) Pidato yang disampaikannya berhasil mencuri banyak mata pengunjung.
9) Tak akan lagi aku menginjakan kaki ku di rumahmu.
10) Gamelan yang dimainkan dalam acara itu berhasil memanjakan telinga pengunjung
yang datang.

Sinekdoke Totem Pro Toto

1) Indonesia berhasil menyabet 13 emas, 23 perak, dan 21 perunggu sementara ini.


2) Menjelang musim hujan, warga RT 01 sedang mengadakan kerja bakti membersihkan
selokan.
3) SMA N 1 Sragi, Lampung Selatan berhasil menyabet juara 1 di semua lomba dalam
acara peringatan 17 Agustus ini.
4) Universitas Gajah Mada kembali menorehkan prestasi. Penelitian-penelitian yang
dilakukannya menjadi masukan bagi perkembangan teknologi Indonesia masa kini.
5) Wisata Lampung sudah mulai dikenal dunia semenjak masuk dalam nominasi ajang
internasional itu.
6) Indosiar akan mengadakan lomba pencarian bakat stand up comedy beberapa hari ke
depan.
7) Lampung Post memberikan santunan kepada banyak anak yatim di sekitar Kalianda
menjelang Ramadhan ini.
8) Indonesia sudah dikenal luas sebagai negara dengan wisata pantai dan keramahan
masyarakatnya.
9) Omzet bisnis yang menjanjikan membuat para karyawan tergiur untuk mulai
menggeluti dunia bisnis
10) Indonesia menang telak dari Tiongkok dalam final Asian Games semalam.

10. Eponim
1) Rakyat sedang menunggu kedatangan Robin Hood untuk menumpas ketidakadilan ini.
2) Negeri ini butuh Gajah Mada agar bisa maju.

11. Hiperbola
1) Aku bekerja membanting tulang siang dan malam demi engkau dan si buah hati.
2) Malaikat sekalipun akan terhipnotis bila mendengar suara nyanyianmu.
3) Remuk redam hatiku setelah melihat kau bersamanya.
4) Gendang telingaku pecah setelah mendengar kau bernyanyi.
5) Hanya kau yang bisa mengerti aku, dari ujung kaki hingga ujung rambut.
6) Ia sudah menyelami dalamnya lautan untuk menemukan ayahnya yang hilang, tapi
hingga kini usahanya masih belum berhasil.
7) Tangisan gadis kecil itu telah membanjiri lantai.
8) Ia tetap terus berlari mengejar mimpinya meski banyak orang yang mencemooh.
9) Film dan kebudayaan Hollywood sudah berhasil meracuni pikirannya.
10) Anak kecil itu meraung-raung kesakitan setelah jatuh dari motor.

12. Eufimisne
1) Banyak orang baru tahu jika Setiawan kini adalah seorang tunanetra. (tuna netra =
buta)
2) Kebanyakan makan obat, kakek kini menjadi seorang tuna rungu. (tuna rungu = tuli)
3) Bayu baru diketahui tuna wicara setelah usianya menginjak 5 tahun. (tuna wicara =
bisu)
4) Karena ibunya sering makan nanas saat hamil, Mela akhirnya menjadi tuna daksa.
(tuna daksa = cacat fisik)
5) Banyak anak-anak tunagrahita yang disekolahkan pemeritah di Sekolah Luar Biasa.
(tuna grahita = keterbelakangan mental)
6) Banyak tunawisma berkeliaran di sekitar kampungku. (tunawisma = gelandangan)
7) Sam ternyata seorang tuna ganda. (tuna ganda = cacat kombinasi)
8) Pak, saya izin ke belakang! (ke belakang = ke WC)
9) Ketika buang air kecil, Saryono ditangkap tanpa perlawanan. (buang air kecil =
kencing)
10) Bapak sudah berpulang sejak 2 tahun lalu akibat serangan jantung. (berpulang =
meninggal dunia)
13. Alusio
1) Jangan sampai gempa yang siang ini terjadi mengulang kisah 26 Desember di Aceh.
2) Banyak orang memprediksi Marquez akan menjadi The Next Valentino Rossi.
3) Nilai Rupiah turun terus, tapi saja semoga kejadian 1998 tidak terulang dalam waktu
dekat ini.
4) Semangat sekolah anak-anak Laskar Pelangi tak sengaja aku temui di daerah
perbatasan Kalimantan Timur.
5) Kisah hidup Weni mengingatkan aku pada cerita hidup Bawang Merah Bawang Putih.
6) Perjalanan cinta Erik dan Wika terinspirasi dari kisah cinta Habibie Ainun.
7) Apakah Abraham Samad akan bernasib sama seperti nasib Antasari Azhar?
8) Pasar industri batu akik diprediksi akan sama nasibnya dengan tanaman gelombang
cinta.
9) Kasihan nenek Sukiyem. Setelah sukses berwirausaha di luar negeri, anaknya
membuang dia begitu saja. Sungguh sama seperti Malin Kundang.
10) Pembukaan hutan di Jambi diprediksi akan memiliki dampak yang sama dengan
dampak pembukaan hutan di Kalimantan.

14. Antonomasia
1) Nita berjalan dengan sangat lambat. Lelah sekali jika harus satu tim dengan Si Gemuk
itu.
2) Rino memang wajar jika akhirnya menjadi pimpinan kelompoknya. Si Lincah itu
sangat cekatan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan atasan.
3) Siapa lagi kalau bukan Si Pintar itu yang mewakili sekolah kita dalam perlombaan
cerdas cermat ini?
4) Untaran adalah nama kucingku. Aku sangat menyayangi Si Putih itu sehingga aku
membawanya kemana pun pergi.
5) Si Cantik yang dulu kita kenal sekarang wajahnya telah berubah.
6) Si Keriting akhirnya merebounding rambutnya juga.
7) Akhirnya Si Manjung menang juga. Tak salah aku menjagokannya.
8) Si Hitam, motorku yang paling setia. Kemana pergi, dialah yang setia menemani.
9) Muak benar aku. Si Dungu itu memang tak bisa diajak bekerja sama.
10) Si Gigi Kuning itu memang tak punya malu. Berani-beraninya dia mengutarakan cinta
pada Jessika.

15. Perifrasis
1) Ketika matahari hilang dibalik gunung barulah ia pulang.
2) jangan terlalu matrealistis
menjadi: jangan terlalu mempertaruhkan harta benda

16. Ironi
1) Suaramu sungguh sangatlah merdu, persis seperti suara kaleng rombeng.
2) Badanmu sungguh gemuk sekali, persis cuma terpaut 5 kg saja dari berat badan balita.
3) Bagus sekali nilai di buku rapormu, hampir warnanya merah semua.
4) Wah bagus sekali tulisanmu, sampai tidak bisa terbca olehku.
5) Makanannya sungguh lezat sekali, aku sampai ingin muntah.
6) Kopi ini manis sekali, pasti harga gula sedang mahal ya?
7) Kamu sungguh murid yang sopan, setiap kali masuk kelas pasti tidak pernah
mengucap salam.
8) Sungguh indah lukisanmu, seperti lukisan adikku waktu pertama masuk TK.
9) Dia murid kesayangan guru, teman-temannya sudah lulus, dia masih saja duduk di
kelas 5 SD.
10) Suaramu halus sekali, seperti suara mesin mobil jadul.

17. Sinisme
1) Kalian berasal dari keluarga baik-baik, tentu tidak sepantasnya perbuatan serendah itu
kalian lakukan.
2) Kau pelit sekali, padahal terus yang kau selalu meminjam uang padaku selama ini.
3) Kau ini memang sangat bodoh. Sudah ku bilang jangan bergaul dengannya, tapi masih
saja. Sekarang rasakan sendiri semua akibat perbuatanmu.
4) Wajahmu menyeramkan Postur tubuhmu juga tinggi dan besar. Tapi mengapa kau
begitu pengecut?
5) Bisakah kau kembalikan uang ku? Apakah kau tak punya malu? Kau sudah
meminjam uangku lama sekali. [Contoh Majas Sinisme ini diambil dali cuplikan film
Si Doel Anak Betawi]
6) Selain kaya, tampan, dan pintar, dia juga berasal dari keluarga dengan latar belakang
baik-baik, tapi sayang sekarang dia terjerumus dalam pergaulan bebas.
7) Sudah ku bilang berhentilah merokok. Sekarang, lihatlah kesehatanmu! Penyakitmu
sudah sangat parah karena kau tak mendengar kata-kataku!
8) Apakah dia tak punya hati? Teganya meninggalkan anak dan istrinya sebegitu lama.
9) Bau sekali badanmu! Tapi kenapa kau begitu susah jika disuruh mandi?
10) Bagaimana kau bisa lulus UN, kalau kau hanya sibuk bermain game saja?

18. Sarkasme
1) Dasar otak udang, disuruh melakukan pekerjaan yang sangat mudah seperti ini saja
kau tidak bisa. Lalu apa yang kau bisa?
2) Cepat kesini, dari tadi kupanggil masih saja kau asyik bermain disitu. Apa kau tak
punya telinga? Apa perlu ku seret kau kesini?
3) Biarkan saja dia bermimpi, karena hanya itu saja yang ia bisa. Harta dan keahlian saja
ia tak punya, bagaimana ia akan mewujudkan mimpinya.
4) Untuk apa kau letakkan tangga ini disini. Bukannya membantu pekerjaan kita, justru
tangga ini membuat tempat ini semakin sempit. Campakkan saja tangga ini kesana!
5) Aku tak peduli dengan airmatanya bahkan jika dia menangis darah sekalipun. Aku tak
akan tertipu lagi dengan airmata buayanya.
6) Dasar anak tak tau diri! Dari kecil kau kami rawat dan kami kasih makan, sekarang
setelah dewasa dan sukses di rantau malah tak kau anggap lagi kami ini sebagai orang
tuamu. Apa ini balasanmu pada orang tua yang telah melahirkan dan
membesarkanmu?
7) Untuk apa kau datang kemari? Kami sudah tak membutuhkan orang tak bisa apa-apa
dan tak berguna sepertimu.
8) Kalau kau sudah tak sanggup untuk berjalan, tak usah kau paksakan. Sudahlah, terima
saja kenyataan hidupmu itu bahwa kini kau sudah cacat.
9) Jangan pernah kau undang dia kerumahmu ketika ada aku. Aku tak sudi bertemu dan
kenal dengan temanmu yang gembel dan kampungan itu.
10) Kenapa masih saja kau melewati jalan ini, apa kau tak bisa melihat pemberitahuan di
ujung gang sana yang mengatakan jalan ini sedang diperbaiki. Dimana letaknya
matamu?

19. Pleonasme
1) Pak sopir menepikan mobil ke pinggir karena bannya bocor.
2) Mereka mendongakkan kepala ke atas melihat betapa indahnya gerhana bulan.
3) Jojo tak menyadari keberadaanku yang berdiri di sebelahnya sampai-sampai menoleh
ke samping.
4) Dengan hanya menadahkan tangannya ke atas, pengemis itu mendapat ratusan ribu
setiap harinya dari semua pejalan kaki yang lewat.
5) Saat kartika mulai pingsan, kami membaringkannya ke bawah supaya dia tidak jatuh.
6) Agus turun ke bawah seketika ayah memanggilnya.
7) Balon terbangnya lepas dari tangan dan kini semakin naik ke atas.
8) Para pelajar mundur ke belakang ketika polisi datang membubarkan tawuran.
9) Sejak dari SMA Taufik telah berlatih renang dengan ayahnya.
10) Menara itu adalah menara tertinggi di dunia.Ia menjulang tinggi ke langit.

20. Repetisi
1) Selamat tinggal kekasihku, selamat tinggal pujaan hatiku
2) Marilah kita sambut guru kita, marilah kita sambut ayahanda kita, marilah kita
sambut pahlawan tanpa tanda jasa
3) Aku membutuhkanmu, Aku merindukanmu, Aku mencintaimu
4) Cinta adalah pengorbanan, cinta adalah kesetiaan, cinta adalah misteri
5) Rindu itu angan-angan, Rindu itu penantian, Rindu itu menyakitkan
6) Berusaha, berusaha, dan terus berusaha adalah cara terbaik meraih keberhasilan
7) Bermimpilah, bermimpilah, dan teruslah pupuk mimpi itu dengan doa dan usaha
8) Kamu masih saja membicarakan, membicarakan, dan selalu saja membicarakan
keburukan orang lain
9) Hidup ini hanya sekedar tempat singgah, hidup ini hanyalah sekedar tempat tinggal
sementara, hidup ini hanya sekedar tempat berteduh saja.
10) Dokter melarang kamu untuk mengonsumsi minuman keras, tapi kamu masih saja
terus meminum, meminum, dan meminumnya lagi.
21. Pararelisme
1) Kita harus senantiasa bersyukur baik dalam kesusahan dan kesenangan.
2) Orang miskin ataupun orang kaya, keduanya memiliki kedudukan yang sama di mata
hukum.
3) Dalam mendapat kesempatan bekerja, baik kaum wanita maupun kaum pria,
keduanya memiliki kedudukan sama.
4) Karena cantik bukanlah dilihat dari warna kulit, maka baik kau berkulit putih ataupun
berkulit hitam, harusnya tetap kau syukuri.
5) Baik produsen, konsumen, ataupun pengurai, semuanya memiliki peranan dan
fungsinya masing-masing dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
6) Siang dan malam tak ada beda baginya. Ia tetap bekerja demi menghidupi keluarga.
7) Dengan atau tanpa make up, Ia tetaplah cantik.
8) Baik gagal maupun sukses, semuanya harus tetap disyukuri. Nikmati saja proses
keduanya.
9) Baik saat ia miskin hingga kini sudah menjadi kaya, sikap Teguh tak berubah. Ia
tetap saja ramah kepada semua orang.
10) Dalam sehat maupun sakit, ibu senantiasa berusaha dan bekerja untuk bisa menafkahi
keluarga kami.

22. Tautologi
1) Mengapa kamu cemas dan gelisah begitu.
2) Hancur–luluh hatiku, seketika engkau putuskan semua jalinan cinta kita.
3) Di dalam suka di dalam duka. Waktu bahagia waktu merana. Masa tertawa masa
kecewa.
4) Betapa sepi malam ini. Betapa sunyi pengharapan ini.
5) Sungguh cantik jelita wajahmu duhai kekasihku. Tak sabar aku ingin segera bertemu.
6) Kau memang kuat. Kau memang kekar. Kau memang kuasa.
7) Selama ini aku menunggu. Selama ini aku menanti. Selamai ini aku mengerti. Kau
pasti akan kembali.
8) Bukan aku tak suka. Bukan aku tak cinta.
9) Gelap gulita malam ini. Gelap gulita hati ini.
10) Kau begitu sempurna. Kau begitu indah.

23. Klimaks
1) Ajang pencarian bakat dangdut D-Academy boleh diikuti semua kalangan, mulai dari
anak-anak, muda, dewasa, sampai yang tua.
2) Baik kalangan ekonomi kelas bawah, menengah, maupun kalangan ekonomi kelas
atas semua sama-sama mengeluhkan kenaikan tarif dasar listrik.
3) Rakyat harus pandai pemimpin. Mulai dari kepala desa, camat, bupati, gubernur,
semuanya harus benar-benar orang yang berkompeten.
4) Harga di toko kami sangat bervariatif, mulai dari yang ribuan, puluhan ribu, ratusan
ribu, hingga jutaan rupiah.
5) Semoga bayi ini kelak menjadi berguna bagi keluarga, agama, nusa, dan bangsa.
6) Para ketua RT, ketua RW, dan KAUR dikumpulkan kepala desa di rumahnya untuk
membahas masalah keamanan kampung yang semakin memburuk akhir-akhir ini.
7) Organisme tingkat tinggi tersusun atas molekul, sel, jaringan, organ, dan sistem organ.
8) Bayi, balita, remaja, hingga orang dewasa semuanya berkumpul dalam acara hiburan
rakyat yang digelar di lapangan desa.
9) Ukuran baju batik yang kami jual sangat lengkap mulai dari ukuran S, M, L, XL,
hingga 4L. Semuanya tersedia dalam beragam varian warna.
10) Semua tingkat satuan pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA, hingga perguruan
tinggi harusnya tidak dibebani dengan pajak dan retribusi lainnya.

24. Antiklimaks
1) Jangankan seribu seratus pun aku tak punya
2) Ajang pencarian bakat stand-up Comedy Indosiar bisa diikuti semua kalangan, mulai
dari orang tua, orang dewasa, anak muda, hingga anak-anak usia SD.
3) Baik kalangan ekonomi atas, kelas menengah, maupun kalangan ekonomi kelas
bawah, semua sama-sama gusar karena kenaikan harga bahan pangan.
4) Rakyat harus pandai pemimpin. Mulai dari gubernur, bupati, camat, hingga kepala
desa, semuanya harus diduduki oleh orang-orang yang berkompeten.
5) Harga di toko kami sangat bervariatif, mulai dari yang ribuan, puluhan ribu, ratusan
ribu, hingga jutaan rupiah.
6) Semoga dia kelak menjadi berguna bagi bangsa, agama, keluarga, dan khususnya
orang tua.
7) Mulai dari orang dewasa, remaja, balita, bahkan bayi sekalipun, semuanya berkumpul
di acara sedekah bumi yang diadakan di balai desa.
8) Ukuran celana yang toko saya jual sangat lengkap mulai dari yang terbesar yakni 4L,
XL, L, M sampai yang S, semuanya tersedia dalam jumlah banyak.
9) Setiap tingkat satuan pendidikan, mulai dari perguruan tinggi, SMA, SMP, hingga
SD, sudah seharusnya tidak terbebani dengan penerapan kurikulum yang baru ini.
10) Mulai dari wirausahawan, karyawan swasta, petani, hingga para buruh, semuanya
adalah penggerak roda ekonomi bangsa.

25. Elipsis
1) Sutradara menyanyikan sebuah kenangan.
(unsur yang tidak terdapat dalam kalimat tersebut adalah keterangan).
2) Menyuarakan isi hati karena rindu.
(unsur yang tidak terdapat dalam kalimat tersebut adalah subjek).
3) Robert menagisinya untuk kesekian kali.
(unsur yang tidak terdapat dalam kalimat tersebut adalah objek).
4) Penyanyi itu melantunkan kemarahan.
(unsur yang tidak terdapat dalam kalimat tersebut adalah keterangan).
5) Saya tidak bisa bermain seperti biasanya.
(unsur yang tidak terdapat dalam kalimat tersebut adalah objek).
6) Menghapus rasa sesal dihati.
(unsur yang tidak terdapat dalam kalimat tersebut adalah subjek).
7) Memeluk erat ayah ketika ia kesepian.
(unsur yang tidak terdapat dalam kalimat tersebut adalah subjek).
8) Aku melindungimu dari hujan dan badai.
(unsur yang tidak terdapat dalam kalimat tersebut adalah keterangan).
9) Ibu menangis karena malam selalu mengingatkannya tentang masa lalu.
(unsur yang tidak terdapat dalam kalimat tersebut adalah objek).
10) Malam telah memuntahkan dinginnya.
(unsur yang tidak terdapat dalam kalimat tersebut adalah keterangan).

26. Retoris
1) Apakah kita tega membiarkan mereka kelaparan?
2) Apakah nasib kita akan berubah tanpa ada usaha?
3) Mana mungkin Allah menurunkan rezeki bagi orang-orang malas?
4) Di mana kita saat mereka memohon pertolongan?
5) Mana ada pejabat yang jujur di zaman edan seperti ini?
6) Sudahkah kita mencoba memulai dari diri kita sendiri?
7) Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap moral bangsa kalau
bukan kita?
8) Mana mungkin orang mati hidup kembali?

27. Koreksio
1) Ini sudah yang ke tiga kalinya saya kesini, ah maaf, ini kali ke empat saya kesini.
2) Pak Hermawan selaku ketua penyelenggara adalah pembicara terakhir di acara ini.
Setelah itu kita bisa pulang, sebentar, panitia mempersilahkan kita untuk ikut makan
bersama terlebih dahulu.
3) Sekian lama tidak bertemu mungkin usia anak itu kini sudah tujuh belas tahun, atau
mungkin delapan belas tahun.
4) Sepertinya bulan depan kita akan berlibur ke Bali, eh, sepertinya kita akan berlibur ke
Lombok saja.
5) Sudah hampir tiga jam saya menunggu disini, atau mungkin sudah empat jam lebih.
6) Menurut undangan yang kita terima acara akan dimulai jam delapan malam, eh maaf
acara akan dimulai jam 9 malam.
7) Jika diperhatikan kamu lebih baik memakai baju berwarna biru, eh maaf, sepertinya
baju berwarna hitam akan lebih cocok dengan mu.
8) Bagaimana kalau kita pergi ke Bandung menggunakan bis saja, eh sepertinya naik
kereta akan lebih cepat sampai ke Bandung.
9) Jika melihat prestasinya semalam, Aldi akan menjadi ranking satu semester ini, eh
sepertinya Ani yang akan menjadi ranking satu.
10) Bagaimana jika besok kita pergi mendaki gunung, eh sepertinya pergi ke pantai akan
lebih banyak yang ikut.
28. Asindeton
1) kemeja, sepatu, kaos kaki semua dibeli di toko itu

29. Polisindeton
1) dia tak tau, tapi tetap saja ditanyai, akibatnya dia marah-marah

30. Interupsi
1) Kecelakaan di jalan raya itu terjadi kemarin jam dua siang.
2) Pak Imran kepala sekolah baru itu membuat peraturan bahwa semua siswa dilarang
membwa kendaraan bermotor ke sekolah.
3) Dia yang duduk paling pojok, yang memakai topi hitam adalah guru matematika
sewaktu aku SMP.
4) Sepatu Andi, yang berwarana hitam tertukar dengan sepatu Kamil yang memiliki
warna sama.
5) Warga mencurigai bahwa orang yang memakai topi dan berjaket kulit itu adalah
pelaku kejahatan semalam.
6) Rumah yang besar di ujung jalan, yang bercat putih dan berpagar tinggiitu adalah
rumah milik Bupati.
7) Aldi sedang membandingkan sepatu merk X yang berwarna merahdengan sepatu
merk Y yang berwarna putih.
8) Untuk memperluas usahanya, Ayah mencari ruko yang akan disewakan, yang
letaknya strategis, berada di pusat keramaian dan memiliki lahan parkir yang luas.
9) Ani, perempuan yang memakai tas berwana hitam dan memakai kacamata adalah
juara kelas.
10) Ciri – ciri pelaku kejahatan itu adalah memakai jaket hitam, memakai sepatu hitam,
memakai kacamata dan menggunakan masker untuk menutupi wajahnya.

31. Eksklamasio
1) Wah, biar kupeluk ah dengan tangan menggigil.
2) Wow, tidak kusangka, engkau dapat juga menjadi juara kelas.
3) Mengagumkan, buatan Indonesia
4) Waw, sunguh cantik.

32. Enumerasio
1) Laut tenang. Di atas permadani biru itu tampak satu-satunya perahu nelayan meluncur
perlahan-lahan. Angin berhembus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya.
Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan
yang harmonis. Itulah keindahan sejati.

33. Preterito
1) Tolong jangan beritahu dia, bahwa aku sudah tidak mencintainya lagi.
2) Jangan bilang siapa-siapa, kalau aku kabur dari rumah.
3) Aku akan menyembunyikan identitas asliku di hadapan orang banyak.
4) Aku tidak akan membongkar rahasiamu ke orang banyak.
5) Jaga rahasia ini baik-baik.
6) Jangan beritahu mereka siapa saya sebenarnya.
7) Jangan kau beritahu pada Ranti soal pembicaraan ini.
8) Rahasiakan pertemuan ini, jangan sampai ada yang tahu selain kita berdua.
9) Tak usah kau ungkit lagi masalah itu, aku tidak ingin membahasnya.
10) Ini urusanku, tak usah kau tahu apalagi ikut campur.

34. Paradoks
1) Di tengah terpaan badai lautan samudera, sang kapten tetap tenang memberikan
komando.
2) Kita harus tetap dingin meski suasana rapat sangat panas,.
3) Jiwa harus tetap muda meski usia boleh sudah tua.
4) Penjualannya Andi masih sangat sepi, meski pengunjung toko onlinenya sudah
sangat ramai.
5) Telinga Bupati kita mungkin sudah tuli meski jeritan rakyat jelata sudah di mana-
mana.
6) Umar memiliki hati yang lembut meski penampilannya sangat sangar.
7) Kesetiaan cinta Anita akhirnya dibalas pengkhianatan Parman.
8) Di balik kerasnya sikap sang ayah, ada rasa kasih sayang yang besar bagi anak-
anaknya.
9) Meski kemelaratan menyelimuti kehidupannya, Roy masih tetap berbagi kepada
sesama.
10) Pemerintah malah menaikkan harga BBM dikala harga minyak dunia turun.

35. Antitesis
1) Kemakmuran suatu bangsa ditentukan oleh disiplin atau tidaknya warga negara yang
mendiaminya
2) Tinggi rendahnya derajat seseorang di mata Alloh hanya ditentukan oleh tingkat
ketakwaannya.
3) Cantik jelek bagi saya bukan lagi masalah, asalkan dia baik dan mau menerima saya
apa adanya.
4) Hidup matiku telah ku pasrahkan sepenuhnya pada sang Khalik.
5) Jangan terpengaruh pada kaya miskinnya teman Anda jika ingin menjalin tali
persahabatan yang baik.
6) Besar kecilnya pendapatan perkapita akan sangat mempengaruhi kemajuan dari suatu
bangsa.
7) Bersih kotornya sebuah rumah hanya akan dipengaruhi oleh rajin tidaknya para
penghuninya.
8) Tebal tipisnya buku harusnya tidak menjadi acuan seberapa besar kualitas isinya.
9) Mahal murahnya harga sangat dipengaruhi banyak hal, termasuk faktor permintaan
dan ketersediaan barang.
10) Hitam putihnya kehidupan, kita lah yang pada akhirnya menentukan.

36. Kontradiksio
1) Di sekolah diterapkan hukum absensi yang ketat. Siapapun tidak boleh izin tidak
masuk sekolah kecuali yang sakit dan mendapatkan surat dari dokter.
2) Seluruh saudaranya berprofesi sebagai guru. Hanya dia saja yang bekerja sebagai
pengusaha.
3) Lowongan kerja itu diperuntukkan bagi siapa saja termasuk bagi yang baru lulus,
kecuali yang sudah menikah.
4) Dia selalu sibuk setiap hari kecuali di akhir pekan.
5) Setiap hari jalanan ibukota dipadati oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum
kecuali di hari libur dan hari besar.
6) Setiap harinya pasokan air bersih selalu melimpah. Namun, karena musim kemarau
beberapa bulan ini, jumlah air bersih semakin berkurang dan sangat sulit untuk di
dapat.
7) Dia selalu saja bersikap acuh terhadap semua orang kecuali aku.
8) Dia sudah merasa tidak sanggup lagi bekerja di perusahaan itu karena tuntutan kerja
yang besar dan gaji yang tak sebanding, akan tetapi untuk tetap menghidupi
keluarganya ia tetap bertahan di sana.
9) Kemanapun kau pergi, kelak kau akan rindu dengan kampung halamanmu, kecuali
kau sudah sukses dan beristrikan orang kota.
10) Diskon ini berlaku untuk pembelian produk apa saja, kecuali barang-barang
elektronik.

37. Anakronisme
1) Bala tentara kerajaan Sriwijaya memacu kuda besinya menuju pertempuran. (pada
saat itu itu belum ada kuda besi/motor)
2) Para musafir dari Madinah mengandalkan kompas untuk menunjukan arah sholat.
3) Kemenangan tentara kerajaan Majapahit disambut dengan orkestra musik dangdut.
4) Penari-penari balet itu ditampilkan oleh Raja Romawi untuk meramaikan
pertandingan.
5) Bethoven sering mendapat telepon untuk tampil di depan publik memainkan
pianonya.
6) Jengis Khan menggunakan nuklir untuk menakuti pasukan musuhnya. (pada saat itu
belum ada nuklir)
7) Pithecanthropus Erectus menggunakan satelit untuk berkomunikasi dengan
kawanannya. (pada zaman manusia purba belum ada telepon)
8) Ken Arok memikat Ken Dedes dengan mendatangkan mobil mewah. (mobil belum
ada saat zaman Ken Arok)

Anda mungkin juga menyukai